1

loading...
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Juni 2019

MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN ( Problem-Problem Kepemimpinan )


MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

( Problem-Problem Kepemimpinan )

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya. Sebagai suatu organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang manajer untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, tetapi juga memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan semua komponen individu yang terkait dengan lembaga pendidikan. Pemimpin maupun manajer diperlukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Berbeda dengan organisasi lain, lembaga pendidikan merupakan bentuk organisasi moral yang berbeda dengan bentuk organisasi lainnya. Sebagai suatu organisasi, kesuksesan lembaga pendidikan,tidak hanya di tentukan oleh kepemimpinan pendidikan, tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses lembaga pendidikan itu sendiri.
Kepemimpinan pendidikan berkewajiban untuk mengkoordinasikan ketenagaan pendidikan di lembaga pendidikan untuk menjamin teraplikasinya peraturan pada lembaga pendidikan. Kehidupan organisasi selalu dihubungkan dengan siapa pemimpinnya dan bagaimana memimpinnya. Sebuah negara itu maju atau tidak selalu dihubungkan dengan presidennya, baik sebagai kepala negara maupun sebagai kepala pemerintahan. demikian juga sekolah itu maju atau tidak, selalu dikaitkan dengan kepala sekolahnya. oleh karena itu, semua orang menyadari bahwa seorang pemimpin memiliki posisi yang sangat strategis dan peran yang sangat vital dalam memajukan atau mengembangkan sebuah organisasi.
                                                                                                BAB II
PEMBAHASAN
A. Problem-problem dalam kepemimpinan
1.) Kurang  rendah hati.  Seseorang memiliki egonya masing-masing terlebih jika ia memegang posisi atau jabatan tertentu. Jangan biarkan kekuatan anda menciptakan rasa aman yang salah. Pastikan bahwa setiap karyawan tahu bahwa jabatan dan kekuasaan anda tidak akan mempengaruhi sikap profesional anda sebagai pemimpin yang bijaksana. seorang pemimpin tidak perlu takut mengakui kelemahannya sendiri karena secara manusiawi semua orang punya kelemahan masing-masing. belajar dari kesalahan dan kelemahan Anda untuk menjadikan anda seorang pemimpin yang lebih kuat. Pimpin bawahan Anda dengan memberikan contoh yang baik termasuk sikap transparansi dengan tim.
2). Berpikir Secara Emosional. memutuskan sesuatu berdasarkan perasaan  adalah hal yang wajar, namun tidak tepat jika dilakukan pada hal yang terkait dengan bisnis dan pekerjaan. tim atau bawahan Anda harus melihat sesuatu berdasarkan fakta dan logika jika anda ingin mendapat kepercayaan mereka. ketika anda memutuskan sesuatu berdasarkan perasaan, maka tim tidak akan mengerti alasan rasional di balik keputusan anda tersebut. hal itu akan membuat mereka bingung, tidak yakin akan rencana dan keputusan anda di masa depan dan bahkan meragukan anda. jangan membuat keputusan hanya karena anda merasa itu harus dilakukan, melainkan diskusikan dulu dengan semua pihak terkait yang memang berpengalaman.
3).Menghindari konflik. Salah satu tugas terberat menjadi seorang pemimpin adalah untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam tim. sayangnya sering kali seorang pemimpin malah lari dari masalah yang terjadi karena ingin menghindari konflik berkelanjutan. konflik yang dibiarkan akan semakin membesar sehingga mempengaruhi kinerja atau produktivitas tim. Sebaiknya segera menyelesaikan masalah sebelum situasinya bertambah buruk. tidak sedikit manajer yang berasumsi bahwa sebuah masalah adalah akibat ketidakmampuan atau kinerja karyawan yang buruk. namun sebenarnya ada banyak sumber permasalahan lainnya seperti kesalah pahaman mengenai sesuatu.  pemimpin yang baik tidak seharusnya menghindari konflik atau tidak peduli terhadap apa yang dialami tim dan bawahannya. seorang pemimpin yang baik harus bisa peduli dan bersikap adil dalam mengatasi semua konflik.

4.). Mengerjakan hal yang  tidak penting. para pemimpin umumnya dipilih karena dipercaya dan dianggap tahu bagaimana cara menyelesaikan sesuatu dengan baik, namun tak jarang ada pemimpin yang perfeksionis. memimpin tim dengan memaksakan mereka agar bekerja sesuai dengan cara anda bukanlah hal yang baik. Tidak hanya membuat lelah diri sendiri dan bawahan, namun sikap ini juga menghalangi anggota tim untuk mencapai potensi mereka yang sesungguhnya. pemimpin yang pada akhirnya mengerjakan tugas sendiri karena tidak percaya atau puas dengan hasil kerja tim, bisa merugikan tim itu sendiri. Menurut penelitian, kebiasaan ini hanya akan menghasilkan 75% tugas yang dikerjakan oleh tim dan sisanya oleh si pemimpin. Seorang pemimpin yang baik harus percaya dan mendorong anggota timnya untuk bekerja dengan menyenangkan, profesional dan dapat mencapai tujuan bersama. tantang tim anda untuk bekerja secara maksimal, serta ikut bekerja sama dengan memfasilitasi prosesnya. beri mereka arahan dan parameter yang jelas untuk menyelesaikan pekerjaan.

5). Tidak percaya diri dengan kemampuan sendiri. tidak percaya akan diri sendiri dan kemampuan yang Anda miliki bisa menyebabkan orang lain ikut percaya hal itu dan meragukan kemampuan Anda sebagai pemimpin. Jika tak mau hal ini terjadi, maka jangan takut untuk menunjukkan apa yang Anda bisa jika anda yakin.

B. Teori, Dalil,  dan Bahan Kajian

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan telah ia laksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas lembaga secara keseluruhan. Bila ditelaah dari perkembangan teori, ada banyak teori kepemimpinan yang bisa ditelaah untuk mengkaji masalah kepemimpinan. Berikut ini beberapa teori tentang kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :

1.Great Man Theory
Teori ini dilandasi keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa. Dia memiliki pembawaan sebagai pemimpin dengan sejumlah kualitas tertentu. Dia selalu sukses dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya, di mata pengikutnya dia dianggap sebagai orang besar. Kepemimpinan Sifat (Trait Theory) Pendekatan sifat didasari asumsi bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah penting bagi kesuksesan pemimpin. Hal tersebut akan menjadi faktor penentu yang membedakan antara seseorang pemimpin dengan bukan pemimpin.
Sifat – sifat pokok itu biasanya meliputi :                     
·         Kondisi fisik                           : energik, tegap, kuat
·         Latar belakang sosial               : berpendidikan dan berwawasan luas, serta berasal dari lingkungan sosial yang dinamis
·         Kepribadian                                        : adaptif, agresif, emosi stabil, populer dan kooperatif
Pendekatan ini terpusatkan pada pengidentifikasian intelektual, emosi, fisik, dan sifat pribadi lainnya dari pemimpin tersebut.
2.Teori Kepemimpinan Perilaku
Teori ini mengusulkan bahwa keefektifan kepemimpinan tergantung pada kesesuaian antara kepribadian, tugas, kekuatan, sikap, dan persepsi. Sejumlah pendekatan kepemimpinan yang berorientasi pada situasi telah dipublikasikan dan diteliti. Dua dari yang paling awal adalah model kontingengsi Fiedler dan teori jalur – tujuan. hanya setelah adanya hasil – hasil yang tidak meyakinkan dan kontradiktif dari banyak penelitian awal penelitian awal mengenai sifat dan pribadi-perilaku, barulah pentingnya situasi dipelajari lebih dekat oleh mereka yang berminat terhadap kepemimpinan. akhirnya, peneliti menyadari bahwa perilaku kepemimpinan yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi, sebagian besar tergantung pada situasi.
Pemikiran dasarnya adalah bahwa seorang pemimpin yang efektif haruslah cukup fleksibel untuk menyesuaikan atas perbedaan-perbedaan antara bawahan dan situasi. Memutuskan bagaimana mengarahkan individu lainnya adalah sulit dan membutuhkan suatu analisa mengenai pemimpin, kelompok, dan situasinya.
3.Teori Situasional
Teori kepemimpinan situasional dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blanchard. Teori ini mencoba menyiapkan pemimpin dengan beberapa pengertian mengenai hubungan di antara gaya kepemimpinan yang efektif dan taraf kematangan pengikutnya. Teori ini juga berusaha menerapkan gaya kepemimpinan dengan situasi di mana kepemimpinan dilakukan. teori ini berasumsi bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada taraf kematangan pengikut dan kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya, baik orientasi tugas ataupun hubungan antar manusia. Makin matang si pengikut, pemimpin harus mengurangi tingkat struktur tugas dan menambah orientasi hubungannya.
 Pada saat seseorang atau kelompok/pengikut bergerak dan mencapai tingkat rata-rata kematangan, pemimpin harus mengurangi baik hubungannya ataupun orientasi tugasnya. Keadaan ini berlangsung sampai pengikut mencapai kematangan penuh, dimana mereka sudah dapat mandiri baik dilihat dari kematangan kerjanya ataupun kematangan psikologinya. Jadi, teori situasional ini menekankan pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan dengan tingkat kematangan pengikut. 
4.Kepemimpinan Charismatik            
Kepemimpinan di mana para pengikut beranggapan bahwa pemimpin mereka diakui memiliki kemampuan luar biasa. Kemampuan tersebut dimiliki sebagai anugerah atau takdir Tuhan. Pemimpin mereka memiliki kemampuan transendental. Hal ini dimaksudkan bahwa pengikutnya mempercayai bahwa pemimpin mereka mampu melindungi dirinya dari bahaya yang mengancam, pemimpin mereka mampu menghadapi krisis yang dihadapi kelompoknya. Pengikutnya juga percaya bahwa di bawah kepemimpinannya mereka akan keluar sebagai pemenang.
Beberapa ciri kepemimpinan charismatik antara lain :
• memiliki sifat-sifat radikal.
• memiliki visioner, tidak konvensional.
• memiliki keberanian mengambil resiko.
• selalu melakukan perubahan.
• memiliki kepercayaan diri yang kuat.
• pengikut mengagumi kemampuannya.
Dengan adanya berbagai teori kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa teori kepemimpinan akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang. Seseorang akan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda satu sama lainnya. Sehingga mereka dapat menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik, efektif dan inovatif, karena maju tidaknya suatu lembaga pendidikan tergantung pada pemimpinnya. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, maka bawahannya pun tidak mau mengikuti. Oleh karena itu, kualitas bawahan tergantung dari kualitas pemimpin. makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Dalil yang menjelaskan tentang kepemimpinan yaitu :
1.QS. [An-Nisâ’/4:58-59]
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا﴿٥٨﴾يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya : Sesungguhnya Allâh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allâh memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allâh adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allâh dan ta’atilah Rasûl(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allâh (al-Qur’an) dan Rasûl (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allâh dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisâ’/4:58-59]
2.QS.al-Baqarah: 247:

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا قَالُوا أَنَّى يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٢٤٧)
Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah Kami, Padahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.
C.  Analisis                                                                                                                
·        Pemimpin adalah individu yang berusaha mempengaruhi orang lain tanpa menggunakan bentuk paksaan untuk menstruktur aktivitas-aktvitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
·        Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah di tetapkan.
·        Fungsi utama pemimpin adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
1.      Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan
2.      Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan
3.      Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam mengalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif
·        Teori-teori kepemimpinan adalah teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengkaji sejauh mana kepemimpinan telah ia laksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas lembaga secara keseluruhan. Teori ini juga digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana pemimpin itu terjadi.

BAB III
PENUTUP

     A.    Kesimpulan
Kepemimpinan berdiri di atas dasar kepercayaan. Saat kepercayaan rapuh, maka pemimpinnya akan segera runtuh. Sama halnya dengan sebuah kepemimpinan dalam pendidikan yang berdiri atas dasar kepercayaan. maka dari itu, hal yang paling mendasar dan terpenting ketika menjadi seorang  pemimpin adalah memberikan kepada anggota atau bawahannya. Karena dengan cara seperti itulah seorang pemimpin akan disegani dan dihormati dalam sebuah organisasi. biasanya tipe kepemimpinan seseorang tergantung pada gaya orang tersebut.
Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan lembaga tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimpinan seseorang melaksanakan suatu kepemimpinan. berbagai gaya atau tipe kepemimpinan banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari–hari, termasuk di sekolah. walaupun pemimpin pendidikan khususnya sekolah atau madrasah formal adalah pemimpin yang diangkat secara langsung baik oleh pemerintah maupun yayasan, atau melalui pemilihan.           

    B.     Saran
Kami dari penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan isi makalah masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata bahasa dan kalimat, untuk itu kritik dan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. ( 1988 ). Management of Organization Behaviour: Utilizing Human Resources. New Jersey : Englewood Clifs Prentice Hall
Sondang P. Siagian. ( 2003 ). Teori dan Praktik Kepemimpinan ( cetakan kelima ). Jakarta : Rineka Cipta

Selasa, 28 Mei 2019

MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN


MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

( Tipe dan Daya Kepemimpinan Pendidikan )



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
 Kepemimpinan berdiri di atas dasar kepercayaan. Saat kepercayaan rapuh, maka pemimpinnya akan segera runtuh. Sama halnya dengan sebuah kepemimpinan dalam pendidikan yang berdiri atas dasar kepercayaan. Maka dari itu, hal yang paling mendasar dan terpenting ketika menjadi seorang pemimpin adalah memberikan kepada anggota atau bawahannya. Karena dengan cara seperti itulah seorang pemimpin akan disegani dan dihormati dalam sebuah organisasi. Biasanya tipe kepemimpinan seseorang tergantung pada gaya orang tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa untuk menjadi seorang pemimpin dalam dunia pendidikan harus memiliki karakteristik atau gaya memimpin yang pada akhirnya adalah memberikan kepercayaan kepada anggotanya demi terciptanya tujuan organisasi tersebut. kepemimpinan telah digambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok dan kinerja manajer akan tergantung pada kemampuannya sebagai manajer. hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama.

B.      Rumusan Masalah
        Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang berkaitan dengan kepemimpinan pendidikan antara lain :
1.Apa pengertian dari kepemimpinan pendidikan ?
2. Apa fungsi kepemimpinan pendidikan ?
3. Apa saja tipe-tipe kepemimpinan pendidikan ?

C.Tujuan Masalah
1.untuk mengetahui pengertian kepemimpinan pendidikan.
2.untuk mengetahui fungsi kepemimpinan pendidikan.
3.untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

      A.    Pengertian Kepemimpinan
Sebelum kita menjelaskan secara komprehensif mengenai macam-macam tipe atau gaya kepemimpinan dalam pendidikan, sudah seharusnya kita mengetahui pengertian dari kepemimpinan itu sendiri. Agar nantinya memudahkan kita dalam memahami berbagai tipe kepemimpinan, maka dari itu pada bagian awal kita jelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian dan hakikat kepemimpinan.
Davis (1977) mengartikan, kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mengajak orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetukan dengan penuh semangat. Selanjutnya kepemimpinan menurut E. Mulyasa (2003) adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan untuk pencapaian tujuan bersama atau organisasi. Menurut Mardjin Syam (1966), kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang mudah (fasilitas) dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Carter V. Good memberikan pengertian yang lebih luas tentang apa sebenarnya hakikat kepemimpinan itu dalam dua batasan yang menurutnya, kepemimpinan tidak lain daripada kesiapan mental yang terwujudkan dalam bentuk kemampuan seseorang untuk memberikan bimbingan, mengarahkan dan mengatur serta menguasai orang lain agar mereka berbuat sesuatu, kesiapan dan kemampuan kepada pemimpin tersebut untuk memainkan peranan sebagai juru tafsir atau pembagi penjelasan tentang kepentingan, minat, kemauan cita-cita atau tujuan-tujuan yang diinginkan untuk dicapai oleh sekelompok individu.
Dengan demikian, hakekat kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. di sini nampak bahwa unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam kepemimpinan pendidikan adalah
(1) Pengikut, (2) Tujuan, dan (3) Kegiatan mempengaruhi. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, papan, tempat tinggal, maupun kebutuhan lainnya yang pantas didapatkannya.
Peran pemimpin dalam lembaga pendidikan sebagai figur sangat diperlukan dalam mengambil kebijakan dan keputusan sehingga berbagai persoalan dapat diatasi dalam keadaan yang paling rumit pun. Hal-hal penting yang perlu dicatat mengenai komponen kepemimpinan pendidikan adalah :
(1). Proses rangkaian tindakan dalam sistem pendidikan.
(2). Mempengaruhi dan memberi teladan.
(3). Memberi perintah dengan cara persuasif dan manusiawi, tetapi tetap menjunjung tinggi disiplin dan aturan yang dipedomani.
(4). Pengikut mematuhi perintah sesuai kewenangan dan tanggung jawab masing-masing.
(5). Menggunakan authority dan power dalam batas yang dibenarkan.
(6). Menggerakkan atau mengerahkan semua personel dalam institusi guna menyelesaikan tugas sehingga tercapai tujuan, meningkatkan hubungan kerja diantara personel, membina kerja sama, menggerakkan sumber daya organisasi dan memberi motivasi kerja.
B.    Fungsi Utama Kepemimpinan
Kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi selalu dihubungkan dengan kepemimpinan. Secara umum, fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan organisasi. Fungsi yang sangat singkatnamun padat dikemukakan oleh bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, bahwa pemimpin yang baik haruslah menjalankan fungsi seperti berikut :
a.       Ing Ngarso Sung Tulodo (berarti didepan memberi teladan)
b.      Ing Madyo Mangun Karso (berarti ditengah menciptakan peluang berkarya)
c.       Tut Wuri Handayani (berarti dari belakang memberikan dorongan dan arahan)
Lebih detail Tahalele dan Soekarto (1975), menyebutkan fungsi kepemimpinan pendidikan dapat dibagi atas dua macam, yaitu :
1.    Fungsi yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai, yang terdiri dari :
a.    Memikirkan, dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskannya supaya anggota dapat bekerja sama mencapai tujuan itu.
b.    Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik.
c.    Pemimpin berfungsi membantu membantu anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat.
d.   Pemimpin berfungsi menggunakan kesanggupan dan minat khusus anggota kelompok.
e.    Memberi dorongan kepada setiap anggota kelompok untuk melahirkan perasaan dan pikirannya dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok.
f.     Pemimpin berfungsi memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggungjawab kepada anggota dalam melaksanakan tugas, sesuai dengan kemampuan masing-masing demi kepentingan bersama.

2.    Fungsi pemimpin yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan, antara lain :
a.    Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok, agar mempermudah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
b.    Mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas.
c.    Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok.
d.   Pemimpin dapat mempergunakan kelebihan yang terdapat pada pemimpin, bukan untuk berkuasa atau mendominasi untuk memberi sumbangan kepada kelompok menuju pencapaian tujuan bersama. Dalam suasana tersebut pemimpin dapat juga mengembangkan kesanggupan anggotanya. Ia juga harus mengakui anggotanya secara wajar.

 C. Tipe Kepemimpinan dalam Pendidikan
     Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan lembaga tersebut. tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimpinan seseorang melaksanakan suatu kepemimpinan. berbagai gaya atau tipe kepemimpinan banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari–hari, termasuk di sekolah. walaupun pemimpin pendidikan khususnya sekolah atau madrasah formal adalah pemimpin yang diangkat secara langsung baik oleh pemerintah maupun yayasan, atau melalui pemilihan.
Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal dan diakui keberadaanya adalah :

1. Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negative. Dengan istilah lain pemimpin tipe otokratik adalah seorang yang egois. Dengan egoismenya pemimpin otokratik melihat perananya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional. Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorng pemimpin :
(a). menganggap organisasi sebagai milik peribadi;
(b). mengindentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
(c). menganggap bawahan sebagai alat semata-mata;
(d). tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;
(e). tergantung pada kekuasaan formilnya;
(f). dalam tindakan pengerakannya sering mempergunakan approachmengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum;
Pemimpin bertindak sebagai diktator, pemimpin adalah pengerak dan penguasa kelompok. kewajiban bawahan atau anggota - anggotanya hanyalah mengikuti dan menjalankan, tidak boleh membatah ataupun mengajukan saran.

2. Kepemimpinan yang Laissez Faire (masa bodoh).
Laissez faire (kendali bebas) merupakan kebalikan dari pemimpin otokrtatik. Jika pemimpin otokkratik selalu mendominasi organisasi maka pemimpin laissez faire ini memberi kekuasaan sepenuhnya kepada anggota atau bawahan. bawahan dapat mengembangkan sarannya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri dan pengarahan tidak ada atau hanya sedikit.
adapun sifat kepemimpinan laissez faire seolah-olah tidak tampak, sebab pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya. Disini seorang pemimpin mempunyai kenyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya bterhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil.
 Pemimpin yang seperti ini menafsirkan demokrasi dalam arti keliru, karena demokrasi seolah–olah diartikan sebagai kebebasan bagi setiap anggota untuk mengemukakan dan mempertahankan pendapat dan kebijakannya masing-masing.
Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan Gaya Laissez Faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan karena pengaruh dari pemimpinnya.

3. Kepemimpinan Demokratis
Tipe demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktifitas dalam organisasi akan dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila berbagai masalah yang timbul diputuskan bersama antara pejabat yang memimpin maupun para pejabat yang dipimpin.
Seorang pemimpin yang demokratis menyadari bahwa organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga mengambarkan secara jelas beragam tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi.
 Kepemimpinan demokrasi selalu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya. Berhasil tidaknya suatu pekerjaan bersama terletak pada kelompok dan pimpinan.

4. Kepemimpinan tipe karismatik
            Seorang pemimpin yang karismatik memiliki krakteristik khususnya yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara kongkrit mengapa orang tertentu itu dikagumi. Hingga sekarang para sarjana belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Karna kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib.
5. kepemimpinan tipe militeristik
            Tipe kepemimpinan yang biasa memakai cara yang lazim digunakan dalam kemiliteran. Pemimpin yang bertipe militeristis ialah seoarng pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
 a. dalam mengerakan bawahan lebih sering mempergunakan system perintah.
 b. dalam mengerakan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya.
 c. senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan.
 d.  menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
e. sukar menerima kritikan dari bawahannya.
 f. menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Apabila disimpulkan berkaitan dengan tipe-tipe kepemimpinan di atas, dalam pendidikan, tipe-tipe pemimpin yang baik adalah :
1.      Pemimpin yang demokratis yang diperankan oleh semua pimpinan di sekolah dan pendidikan tinggi. kepala sekolah harus berjiwa demokratis sehingga kreativitas dan aspirasi para guru dan karyawan sekolah tiak tertekan.
2.      Pemimpin yang kharismatik, bahwa kepala sekolah, guru dan semua pemimpin akademik harus memiliki kewibawaan dalam menjalankan tugasnya.
3.      Pemimpin yang memberi teladan bagi semua bawahannya.
4.      Pemimpin yang cerdas dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
5.      Pemimpin yang sabar dan tegas.
6.      Pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab terhadap semua tugas dan kedudukannya.
7.      Pemimpin yang sederhana, tidak mengada-ngada dan pandai memanfaatkan segala yang ada dengan sebaik-baiknya.
                                                                       BAB III      
PENUTUP

        A.    Kesimpulan
Kepemimpinan berdiri di atas dasar kepercayaan. Saat kepercayaan rapuh, maka pemimpinnya akan segera runtuh. Sama halnya dengan sebuah kepemimpinan dalam pendidikan yang berdiri atas dasar kepercayaan. maka dari itu, hal yang paling mendasar dan terpenting ketika menjadi seorang  pemimpin adalah memberikan kepada anggota atau bawahannya. Karena dengan cara seperti itulah seorang pemimpin akan disegani dan dihormati dalam sebuah organisasi. biasanya tipe kepemimpinan seseorang tergantung pada gaya orang tersebut.
Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan lembaga tersebut. tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimpinan seseorang melaksanakan suatu kepemimpinan. berbagai gaya atau tipe kepemimpinan banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari–hari, termasuk di sekolah. walaupun pemimpin pendidikan khususnya sekolah atau madrasah formal adalah pemimpin yang diangkat secara langsung baik oleh pemerintah maupun yayasan, atau melalui pemilihan.           

B.     Saran
Kami dari penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan isi makalah masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata bahasa dan kalimat, untuk itu kritik dan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan makalah selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin, H. (2005). Administrasi Pendidikan. Bandung : Insan Mandiri.
Mulyasa, E. (2006). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sutikno, Sobri. (2009. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Prospect.