1

loading...
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH ILMU PENGETAHUAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH ILMU PENGETAHUAN. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Juli 2019

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN "PEMBIASAN CAHAYA"


MAKALAH ILMU PENGETAHUAN 

"PEMBIASAN CAHAYA"

BAB I
PENDAHULUAN
      A.    LATAR BELAKANG
Lensa merupakan benda tembus cahaya (bening) dengan dua bidang permukaan, salah satu atau keduanya merupakan bidang lengkung. Dari bentuk kelengkungannya, lensa dibedakan menjadi dua macam yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Sesuai dengan sifat cahaya yang mengenai benda tembus cahaya, maka cahaya akan diteruskanbukan dipantulkan.lensa tidaak harus terbuat dari kaca yang penting ia merupakan benda bening tembus cahaya sehingga memungkinkan terjadinya pembiasan cahaya.
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengah lebih tebal dibandingkan sisi tepinya. Prinsip lensa tidak berbeda dengan cermin. Lensa juga membentuk bayangan seperti cermin. Bayangan itu tampak sebagai pembiasan bukan pemantulan. Keberadaan lensa cembung hampir sama dengan cermin cekung. Sedangkan lensa cekung hampir sama dengan cermin cembung. Lensa cekung berbentuk tipis di bagian tengah dan tebal di bagian tepi. Lensa cekung ataukonkaf disebut juga lensa divergen karena sinar-sinar yang melaluinya akan dibiaskan menyebar. Hal-hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan percobaan mengenai pembiasan cahaya pada lensa, lensa yang digunakan ialah lensa cembung.
    B.     RUMUSAN MASALAH
a)      Apa yang dimaksud dengan pembiasan cahaya
b)      Apa yang dimaksud dengan indeks bias cahaya
c)      Bagaimana hukum pembiasan cahaya
d)     Bagaimana pembiasan cahaya pada lensa cembung dan lensa cekung
e)      apa saja kegunaan lensa cembung dan lensa cekung dalam kehidupan sehari-hari
      C.    TUJUAN PENULISAN
a)      Untuk mengetahui apa yg dimaksud dengan pembiasan cahaya
b)      Untuk mengetahui  Apa yang dimaksud dengan indeks bias cahaya
c)      Untuk mengetahui  Bagaimana hukum pembiasan cahaya
d)     Untuk mengetahui  Bagaimana pembiasan cahaya pada lensa cembung dan lensa cekung
e)      Untuk mengetahui apa saja kegunaan lensa cembung dan lensa cekung dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

ISI

A.    Pengertian Pembiasan Cahaya

Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi ketika cahaya melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan terjadi apabila  sinar datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambat lurus ke segala arah dengan kecepatan 3 x 108 m/s dan mempunyai panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a.       Mendekati garis normal
Cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.
b.       Menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya  merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya  cahaya merambat dari dalam air ke udara atau dari kaca ke udara. Pembiasan cahayanya tampak seperti gambar di bawah ini
               
      B.     Indeks Bias Cahaya
Pembiasan cahaya dapat terjadi  dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens (1629-1695) : Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.
Secara matematis dapat dirumuskan :
                         
dimana :
·         n = indeks bias
·         c = laju cahaya dalam ruang hampa
                                                ( 3 x 108 m/s)
·         v = laju cahaya dalam zat
·         Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n ³1), dan nilainya untuk beberapa zat ditampilkan pada tabel dibawah.
      
     C.    Hukum Pembiasan Cahaya
Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi :
·         Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
·         Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap (disebut indeks bias).
Secara matematis, hasil bagi sudut datang dan sudut bias dinyatakan sebagai :
           
Keterangan;
i = sudut datang ; r = sudut bias


      D.    Pembiasan Cahaya Pada Lensa
Lensa adalah benda bening yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat membiaskan atau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya. Ada dua jenis lensa yaitu lensa cembung atau lensa positif dan lensa cekung atau lensa negatif.
1.      Lensa Cembung
Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau lensa positif merupakan lensa yang memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian ujungnya.  Agar lebih mudah memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan bagian-bagian lensa cembung di bawah ini:
                  
Keterangan;
SU                           : Sumbu Utama
O                             : Titik Pusat Optik Lensa
f1 dan f2                   : Titik Api (Fokus) Lensa.
O – f1 dan O – f2     : f = Jarak Titik Api Lensa.
R1 dan R2                : Jari-Jari Kelengkungan Lensa.
I, II, III                    : Nomor Ruang Untuk Meletakkan Benda
(I), (II), (III), (IV)   : Nomor Ruang Untuk Bayangan Benda
Ada 3 buah sinar istimewa pada lensa cembung, yaitu :
a.       Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan melalui titi api (fokus/f);
b.      Sinar datang melalui titik api (f) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU)
c.       Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Lensa cembung mempunyai sifat seperti cermin cekung. Oleh karena itu bayangan yang dibentukpun hampir sama, yaitu :
·         Bayangan nyata, terjadi dari perpotongan sinar-sinar bias yang mengumpul. Bayangan nyata pada lensa cembung terjadi jika benda terletak di ruang II dan III.
·         Bayangan maya, terjadi dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias yang divergen (menyebar). Bayangan maya pada lensa cembung terjadi jika benda terletak di ruang I.
2.      Lensa Cekung
Lensa cekung (disebut juga lensa divergen atau lensa negatif) adalah lensa yang memiliki bagian tengan lebih tipis daripada bagian ujungnya.  Agar lebih memahami pembentukan bayangan perhatikan gambar berikut:
                        
Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan cahaya. Pembentukan bayangan pada Lensa cekung mempunyai titik api (fokus) yang dinyatakan dengan negatif. Agar lebih mudah memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan bagian-bagian lensa cekung di bawah ini:

                        KETERANGAN;
SU                       : Sumbu Utama
O                          : Titik Pusat Optik Lensa
f1 dan f2               : Titik Api (Fokus) Lensa.
O – f1 dan O – f2   : f = Jarak Titik Api Lensa.
R1 dan R2            : Jari-Jari Kelengkungan Lensa.

Tiga berkas cahaya/sinar istimewa pada lensa cembung
a.        Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan seolah-olah dari titik api (f1);
                    
b.      Sinar datang seolah-olah menuju titik api (f2) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU)
                  
c.       Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
                 
Lensa cekung hanya dapat membentuk satu macam bayangan, yaitu bayangan maya dari benda yang terletak di depan lensa dengan sembarang penempatan.
                          
Sifat bayangan yang terjadi :
·         Maya (di depan lensa)
·         Tegak
·         Diperkecil
3.      Hubungan antara Jarak Benda, Jarak Bayangan, dan Jarak Titik Fokus
                           
Keterangan :
SO = jarak benda ke lensa
Si  = jarak bayangan ke lensa (bernilai negatif bila bayangan yang dihasilkan    bersifat maya)
f   = jarak titik api lensa (berharga positif)
M = perbesaran bayangan
h= tinggi benda
hi  = tinggi bayangan


Hubungan antara jarak benda (So), jarak bayangan (Si), dan jarak fokus (f) Sama halnya pada cermin lengkung, pada lensa juga berlaku persamaan 
Keterangan :
·         So = Jarak benda
·         Si = Jarak bayangan
·         f = Jarak focus
·         R = Jari-jari kelengkungan lensa
·         M = Perbesaran bayangan
·         ho = Tinggi benda
·         hi = Tinggi bayangan
Untuk lensa cembung, penggunaan persamaan tersebut dengan memperhatikan tanda sebagai berikut :
·         f bernilai positif (+) menunjukkan jarak fokus lensa cembung.
·         So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
·         Si bernilai positif (+) menunjukkan bayangannya nyata (berada dibelakang lensa)
·         Si bernilai negatif (-) menunjukkan bayangannya maya (berada di depan lensa)
Sedangkan untuk lensa cekung :
·         f bernilai negatif (-) menunjukkan jarak fokus lensa cekung.
·         So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
·         Si bernilai negatif (-) menunjukkan bayangannya maya (berada di depan lensa).
4.      Kekuatan (Daya) Lensa
Kekuatan lensa atau daya lensa adalah kemampuan suatu lensa untuk memusatkan/mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar yang diterimanya. Besarnya daya (P) lensa berkebalikan dengan jarak titik apinya (fokus). Semakin kecil fokus semakin besar daya lensanya.
                        
Keterangan :
P = daya lensa, satuannya dioptri
f = jarak titik api, satuannya meter (m)
Perhatikan ketentuan berikut:
                     
       E.     Penerapan Pembiasan Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam hal ini peristiwa pembiasan cahaya terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1.      Sedotan Yang Tercelup Air Sebagian Tampak Membengkok
Sedotan yang sebagian batangnya tercelup di dalam air akan tampak bengkok jika dilihat dari luar. Hal ini disebabkan cahaya datang dari udara “kurang rapat” menuju air “lebih rapat” akan dibiaskan menjauhi garis normal. Proses pembiasan cahaya berlangsung di dalam gelas, yang sehingga jika dilihat dari luar gelas batang sedotan tampak bengkok karena tidak berada di titik sebenarnya “garis normal”, selain sedotan batang pensil, pulpen, spidol yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air juga kan terlihat bengkok jika dilihat dari luar gelas.
2.      Dasar Kolam Tampak Dangkal
Dasar kolam akan terlihat dangkal bila dilihat dari darat, hal ini disebabkan cahaya datang dari udara “kurang rapat” menuju air “lebih rapat” akan dibiaskan menjauhi garis normal. Proses pembiasan cahaya berlangsung di dalam kolam. Sehingga yang terlihat sebagai dasar kolam merupakan bayangan dasar kolam bukan dasar kolam yang sesungguhnya.
3.      Berlian Dan Intan Tampak Berkilauan
Cahaya yang masuk ke dalam intan maupun berlian mengalami beberapa kali pembiasan oleh permukaan intan maupun permukaan berlian tersebut. Hal ini disebabkan indeks bias intan yang besar yakni 2.417 dan sudut kritis intan kecil hanya 24 derajat.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi ketika cahaya melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan terjadi apabila  sinar datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas. Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air atau ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal.

B.     SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan mengenai materi ‘’pembiasan pada lensa’’ kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan Kesalahan dalam pembuatan  makalah ini. Karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan dalam sumber pembuatan Makalah. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna membangun pembuatan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAkA

Foster, Bob M.M, Dr.,Ir.  2013.  Akselerasi  fisika. Jakarta:  Duta.
Kamajaya, K., M.Sc.,Drs. 2013.  fisika. Bandung:  Grafindo Media Pratama


Kamis, 16 Mei 2019

MAKALAH SENTRA ALAM


MAKALAH ILMU PENGETAHUAN SENTRA  ALAM / SAINS

BAB I
PENDAHULUAN

       A.    Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memilikikelompok sasaran anak usia 0–6 tahun yang sering disebut masa emas perkembangan. PAUD adalah investasi yang sangat besar bagi keluarga dan bangsa. Pendidikan yang diberikan pada usia dini sebaiknya disesuaikan dengan usia perkembangannya, termasuk salah satunya Taman Kanak-Kanak atau disingkat dengan sebutan TK.Masa kanak-kanak merupakan fase yang fundamental dalam mempengaruhi perkembangan individu. Para ahli mengungkapkan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa belajar aktif, anak melakukan penjelajahan terhadap objek di lingkungannya untuk memperoleh pengalaman danmengkonstruksi pengetahuannya. Masa kanak-kanak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan otak, dimana akan menentukan kepribadian anak selanjutnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan perubahan dan tuntutan-tuntutan baru seperti sumber daya manusia yang potensial dalam menghadapi tantangan di abad mendatang. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan di Taman Kanak-kanak sebenarnya tidak terlepas dari pendekatan dalam belajar mengajar.
Salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran anak TK adalah perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif anak merupakan kemampuan otak anak dalam memperoleh informasi.Salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak adalah pembelajaran sains.Pembelajaran sains memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan logis.

      B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Sentra Alam/Sains ?
2.      Apa Tujuan Alam Bagi Perkembangan Anak
3.      Apa Manfaat  Alam Bagi Perkembangan Anak ?
4.      Bagaiman Mengatur Lingkungan Belajar Sentra Alam ?

     C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk Mengetahui Apa itu Sentra Alam/Sains
2.      Untuk  Mengetahui Apa Tujuan Alam Bagi Perkembangan Anak
3.      Untuk  Mengetahui Apa Manfaat Alam Bagi Perkembangan Anak
4.      Untuk Mengetahui Bagaiman Mengatur Lingkungan Belajar Sentra Alam
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sentra Sains
Sains pada anak-anak usia dini dapat diartikan sebagai hal-hal yang menstimulus mereka untuk meningkatkan rasa ingin tahu, minat dan pemecahan masalah, sehingga memunculkan pemikiran dan perbuatan seperti mengobservasi, berpikir, dan mengaitkan antar konsep atau peristiwa. Sains adalah Aktifitas pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia yang dimotivasikan oleh rasa ingin tahu tentang dunia sekitar mereka dan keinginan. Untuk memahami alam tersebut, serta keingian memanipulasi alam dalam rangka meluaskan keinginan atau kebutuhannya.
Sebutan “Sentra Bahan Alam” dalam Metode Sentra bisa dikatakan sebagai peng-Indonesia-an dari Sensory Center, yang di dalamnya tersedia kesempatan bagi anak untuk “main berantakan” (messy play). Bahan-bahan dan alat-alat main yang digunakan di Sentra Bahan Alam memungkinkan organ-organ sensorimotor anak bekerja untuk mengenal, mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan atau konsep yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya.
Anak berkesempatan mengenal sifat-sifat benda, mengamati, menyentuh, memegang, merasakan teksturnya, juga menemukan pengalaman-pengalaman konkret tentang kejadian dan hubungan sebab-akibat melalui interaksi dengan bahan-bahan dan alat-alat. Sentra Bahan Alam memang disediakan untuk memfasilitasi dorongan ingin tahu (curiosity) anak pada benda-benda. Anak usia dini sejak masa paling awal kehidupannya adalah peneliti. Meskipun ia bayi yang baru berusia seminggu, ajaklah berbicara dengan nada suara yang nyaman dan menyenangkan. Terangkan banyak informasi tentang apa yang dia pegang. Seiring dengan proses penyempurnaan fungsi-fungsi panca indera, bagian-bagian tubuh dan organ-organ tubuhnya, kemampuan anak untuk menyerap informasi dan belajar itu terus meningkat kualitasnya. Modal naluri untuk meneliti dan belajar itu oleh pemikir Swiss, Jean Piaget, dinamakan schema, yang meningkat melalui proses asimilasi dan adaptasi.
Anak usia dini selalu ingin tahu, terus meneliti dan membutuhkan pengalaman-pengalaman konkret. Sentra Bahan Alam memfasilitasinya melalui bermacam-macam kegiatan main. Anak bisa bermain isi-tuang air ke dan dari jerigen, baik dengan gelas dan corong maupun dengan hand-pump, menghasilkan gelembung busa sabun dengan alat pengocok, atau memindahkan air dengan spons. Anak juga bisa bermain finger painting dengan bahan dari tepung maizena, main ublek, bereksperimen bentuk-bentuk geometri atau bentuk apa pun dalam imajinasinya dengan playdough, melukis dengan kuas, bermain pasir dengan eksperimen alat-alat ukur dan lain-lain.

Di dalam Sentra Bahan Alam ada harmoni pembangunan otot-otot dasar kehidupan anak usia dini, yang tidak boleh dilewatkan selama periode usia emas (golden age). Sebab, pembangunan otot-otot dasar kehidupan itu pada hakikatnya adalah pembangunan struktur otak, yang 80 persennya selesai pada periode usia dini. Kegiatan-kegiatan bermain seperti di atas bisa saja diulang pada usia berapa saja, tapi tidak pernah ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak.

B.     Tujuan Sains Untuk Anak Usia Dini
tujuan pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah sebagai berikut :
1.      Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2.      Agar anak memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya : tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
3.      Agar anak-anak mendapatkan  penngetahuan dan  informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.
4.      Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.

C.     Manfaat Sains Untuk Anak Usia Dini
1.    Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek serta fenomena alam.
2.    Mengembangkan ketrampilan proses sains dasar, seperti melakukan pengamatan, mengukur, mengkomunikasikan hasil pengamatan, dan sebagainya.
3.    Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan kegiatan inkuiri atau penemuan.
4.    Memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur maupun fungsinya.
5.    Lebih mudah diterima oleh anak
6.     Lebih bermakna oleh anak
7.    Lebih untuk diterima oleh anak
8.    Lebih melekat pada perilaku anak
9.    Mengurangi verbalisme (menghindari untuk banyak menjelaskan secara lisan)
10.  Lebih mudah diterapkan oleh anak
11.   Anak lebih menghargai kemampuan yang diperolehnya
12.   Anak lebih percaya diri
13. Anak lebih bangga dalam kemampuan yang diperolehnya
14      Kemampuan yang diperoleh lebih permanen dan secara khusus

D.    Mengatur Belajar Di Sentra Sains
1.      Susunan meja dan kursi anak dapat diubah-ubah;
2.      Pada waktu mengikuti kegiatan, anak-anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di tikar/karpet;
3.      Penyediaan alat peraga harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan;
4.      Pengelompokan meja disesuaikan kebutuhan sehingga cukup ruang gerak bagi anak didik;
5.      Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sesuai dengan fungsinya;
6.      Berilah batasan-batasan terhadap area-area yang terpisah;
7.      Identifikasi area-area yang relatif memerlukan ketenangan;
8.      Perhatikan ruangan-ruangan yang memerlukan meja karena anak TK lebih sering menggunakan lantai atau ruangan-ruangan terbuka;
9.      Tempatkan area-area kegiatan di dekat sumber-sumber yang diperlukan;
10.  Lengkapi area-area kegiatan dengan cahaya yang cukup terutama untuk tempat membaca, menulis, dan menggambar, serta merawat tanama; dan
11.  Ruangan diatur sedemikian rupa sehingga guru dapat memantau secara maksimal dari setiap lokasi untuk memastikan keamanan yang berarti memastikan setiap anak selalu dalam pengawasan.

BAB III
A.    Kesimpulan
Sains pada anak-anak usia dini dapat diartikan sebagai hal-hal yang menstimulus mereka untuk meningkatkan rasa ingin tahu, minat dan pemecahan masalah, sehingga memunculkan pemikiran dan perbuatan seperti mengobservasi, berpikir, dan mengaitkan antar konsep atau peristiwa. Sains adalah Aktifitas pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia yang dimotivasikan oleh rasa ingin tahu tentang dunia sekitar mereka dan keinginan. Untuk memahami alam tersebut, serta keingian memanipulasi alam dalam rangka meluaskan keinginan atau kebutuhannya.

B.     Saran
Dari kesimpulan yang ada bahwa sudah seharusnya sentra sains ini diadakan di setiap lembaga-lembaga pendidikan, untuk melatih anak mencintai alam juga mampu memahami alam sekitarnya dan lainnya sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2005. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Anggani, Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat permainan. Jakarta : Grasindo
Montolalu, dkk. 2008. Materi Pokok Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Yuke, Indrati. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini.      Jakarta : Pusat Kurikulum Depdiknas