1

loading...
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 Juli 2019

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR "KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN"


MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

"KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN"

BAB I
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang Masalah
 Sumber daya alam ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber yang penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Sumber daya alam menyediakan sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sedangkan lingkungan merupakan tempat dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya. Bumi sampai saat ini telah menunjukkan kemampuannya untuk memberikan kehidupannya bagi makhluk penghuninya.Hal ini disebabkan terdapat sumber daya alam yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya.Dari sekian banyak sumber daya alam yang tersedia  dapat dikelompokkan menjadi " golongan yaitu sumber daya alam berupa makhluk hidup sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam berupa benda tak hidup sumber daya alam abiotik sumber daya alamyang tidak dapat diperbarui.
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja klasifikasi sumber daya alam dan lingkungan?
b. Apa saja konsep konsep pengelolaan sumber daya alam?
c. Bagaimana pengelolaan sumber daya alam?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui klasifikasi sumber daya alam dan lingkungan
b. Untuk mengetahui konsep- konsep pengelolaan sumber daya alam
c. Untuk mengetahui pengelolaan sumber daya alam

BAB II
PEMBAHASAN
A.Klasifikasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan serta Konsep- Konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam
Klasifikasi sumber daya alam dan lingkungan, sumber daya alam dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan sifat, jenis, dan potensinya.
1.Berdasarkan sifat- sifat sumber daya alam, di kelompokkan menjadi tiga:
a.Sumber daya alam  yang dapat di perbarui ( renewable resources)
Sumber daya alam yang dapat di perbarui adalah sumber daya yang setelah kita manfaatkan dapat pulih kembali secara alami atau secara dibudidayakan. Contoh : sumber daya alam nabati ( padi, tebu, kelapa sawit, jagung, kedelai, ubi kayu, karet, the, durian, mangga, dan lainnya). Dan sumber daya hewani  ( sapi, kerbau, babi, kambing, kuda, itik, ayam, dan lainnya).
b.Sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui  ( unrenewable resources )
`           Sumber daya alam yang tidak dapat di perbarui adalah kebalikan sumber daya alam yang dapat di perbarui, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat pulih kembali, secara budi daya. Sumber daya ini meliputi mineral, sumber energy ( minyak, gas alam, dan batu bara).
c.Sumber daya alam tidak akan habis
Sumber daya alam ( SDA) yang tidak akan habis, yaitu udara, angin, matahari, energi  pasang surut, dan lainnya.
1.Jenis sumber daya alam
Berdasarkan jenis nya SDA dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:Sumber daya alam hayati ( biotik yaitu berupa makhluk hidup seperti hewan ( sapi, kuda, kerbau, babi, akmbing, ayam, itik dan lainnya ), tumbuhan ( padi, jagung, kedelai, karet, kelapa sawit, mangga, dan lainnya), dan mikroba ( ragi tempe/ tape/kecap, mikroba pembusuk sampah , dan lainnya), Sumber daya alam non hayati ( abiotic), yaitu benda benda tidak hidup yaitu :
a)      Air
Air merupakan kebutuhan pokok/vital bagi semua makhluk hidup.
b)      Tanah
Tanah merupakan bagian bumi sebagai tempat hidup berbagai jenis organisme.
c)      Udara 
Udara selain berfungsi sebagai pelindung bumi dari cahaya matahari, terutamaoksigen, nitrogen, dan hydrogen dalam bentuk uap sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan
d)     Mineral
Mineral terkandung diatas kerak bumi..
e)      Minyak bumi dan gas alam
Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang hidup pada laut dangkal.
f)       Batu bara
Di Indonesia ( daerah tropis ) batu bara berasal dari tumbuhan bakau atau mangrove di pantai pantai terutama di rawa rawa.
2.Pembagian sumber daya alam berdasarkan potensi ada dua, yaitu :
a. sumber daya alam materi, yaitu sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisik, seperti batu, kayu, mas, padi, jagung, rosella, ikan dan lainnya.
A.Pengelolaan sumber daya alam
Manusia sebagai khalifah di muka bumi Pada dasar nya , manusia berhak untuk memanfaatkan apa yang ada di muka bumi dengan tidak melebihi batas atau berlebihan.tetapi selain manusia diberi hak, juga berkewajiban menjaga kelesetarian alam semesta dan lingkungan dengan sebaik baiknya ini semua bertujuan agar kehidupan dibumi menjadi makmur dan penuh dengan berkah. Pengelolaan sumber daya alam bertujuan guna menjamin kelestarian kualitas lingkungan. Pengelolaan sumber daya  agar sumber daya alam dapat bermanfaat dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan  :
1.Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan agar produktivitasnya tetap berkelanjutan.
2. Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi sumber daya alam.
3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian sikap serasi dengan lingkungannya.
4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber daya untuk pembaruannya.
b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin pertumbuhan sumber daya alam hayati.
c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya dengan daur ulang.
d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses pembaruannya.
Berikut merupakan contoh konsep lestari dalam pengelolaan Sumber Daya Alam, diantaranya:
1.Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Bidang Pertanian
Mekanisme pertanian tanpa perhitungan yang tepat dapat menurunkan kesuburan sifat fisik tanah. Hal ini bisa terjadi karena terjadi kerusakan pada lapisan bagian atas tanah yang mengandung humus dan dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah yang disebabkan oleh air. Usaha untuk memperoleh hasil pertanian yang berlimpah dengan sebuan revolusi hijau. Langkah ini ditempuh insustri pertanian yaitu dengan adanya perubahan dari petani kecil dengan lahan sempit menjadi petani industri dengan lahan luas. Aktivitas ini membantu petani kecil yang kehilangan tanah garapan dan pekerjaan.
2.Penggunaan Pupuk Alami atau Pupuk Organik
Penggunaan pupuk organik dalam pertanian merupakan suatu pilihan yang sangat tepat karena dapat menjaga kelestarian tanah. Kandungan mineral dan zat-zat di dalam produk pupuk organik sangat cocok untuk menjaga kelestarian tanah. Kandungan mineral serta zat-zat tersebut tidak mengandung bahan kimiawi, sehingga sangat ramah lingkungan. Kesuburan tanah yang diberi pupuk organik tidak mudah hilang. Bebeda dengan pupuk kimia, tidak semua zat dapat diuraikan oleh mikroorganisme di dalam tanah, sehingga dalam jangka waktu yang lama akan mengendap dan akan menyebabkan pencemaran tanah.
3.Penggunaan pestisida seperlunya
Penggunaan pestisida dalam industri pertanian merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk mencegah serangan hama yang dapat merusak tanaman. Namun, untuk mendukung kelestarian sumber daya alam, pestisida yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan agar residu yang dihasilkan tidak begitu banyak dan mengendap dan merusak tanah dan menyebabkannya tidak lagi subur.
4.Pengelolaan tanah datar, lahan miring, dan perbukitan
Upaya pelestarian tanah dapat kita lakukan dengan menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang sudah gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan dengan tanah yang miring posisinya perlu dibangun terasering atau sengkedan untuk menghambat laju aliran air hujan sehingga dapat mencegah tanah longsor.
5.Pengelolaan udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan karena setiap organisme bernafas memerlukan udara. Upaya yang dapat dilakukan untuk membuat udara tetap layak dihirup adalah:
·         Menggalakan penanaman pohon dan tanaman hias di lingkungan sekitar. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia dan mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air sehingga kelembaban udara tetap terjaga.
·         Mengupayakan pengurangan emisi atau gas sisa pembakaran. Asap kendaraan bermotor dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri dan menjadi penyebab pencemaran udara. Salah satu pencegahannya adalah menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan serta pemasangan filter pada cerobong asap.
·         Mengurangi dan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Gas Freon yang digunakan untuk pendingin AC atau kulkas serta yang digunakan dalam kosmetik merupakan salah satu senyawa yang dapat merusak lapisan ozon.
6.Pengelolaan hutan
Ekspoitasi hutan yang berlangsung secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan penanaman kembali menyebabkan kawasan ekosistem hutan menjadi rusak. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan adalah:
·         Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul
·         Melarang pembabatan hutan
·         Menerapkan sistem tebang pilih
·         Menerapkan sistem tebang tanam dalam kegiatan penebangan hutan
·         Menerapkan saksi berat bagi mereka yang melanggar pengelolaan hutan
7.Pengelolaan laut dan pantai
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan banyak menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Kerusakan ekosistem air laut dan ekosistem pantai, lebih banyak disebabkan oleh tangan manusia. Pengerukan pasir pantai, pengrusakan ekositem hutan mangrove dan pengrusakan terumbu karang di laut merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian ekosistem laut dan ekosistem pantai. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai, dapat dilakukan dengan cara:
·         Melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai
·         Melarang pengambilan batu karang yang berada di sekitar pantai dan laut
·         Melarang penggunaan bahan peledak dan racun kimia untuk menangkap ikan
8.Pengelolaan flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitar. Terputusnya salah satu rantai makanan dari sitem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam sebuah ekosistem dan juga mengancam kehidupan seluruh komponen rantai makanan. Oleh sebab itu kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah:
·         Mendirikan cagar alam. Cagar alam merupakan kawasan hutan untuk melindungi ekosistem yang ada mulai dari tanah, tumbuhan, hewan serta tempat-tempat bersejarah lainnya. Contoh: cagar alam Pananjung di Pangandaran, cagar alam Rafflesia di Bengkulu, dan lai-lain.
·         Mendirikan suaka marga satwa. Suaka margasatwa merupakan suatu kawasan hutan yang dikhususkan untuk melindungi hewan-hewan di habitat aslinya dan tidak untuk diburu. Contoh: suaka margasatwa Way Kambas di Lampung, suaka margasatwa Gunung Leuseur di Aceh, dan banyak lagi.
·         Selain mendirikan cagar alam dan margasatwa perlunya penindakan tegas terhadap para perburuan liar dan perusakan cagar alam karena hal tersebut diatur dalam undang-undang.
Itualah tadi prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan dan juga perlu dipraktikan secara berkelanjutan agar kelestarian alam terus terjaga dan seimbang. (muchammad,2014)[1]

B.Sumberdaya alam mempunyai peranan cukup penting bagi kehidupan manusia.
Sumberdaya alam bagi berbagai komunitas di Indonesia bukan hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga makna sosial, budaya dan politik. Sumberdaya alam berperan penting dalam pembentukan peradaban pada kehidupan manusia, sehingga setiap budaya dan etnis memiliki konsepsi dan pandangan dunia tersendiri tentang penguasaan dan pengelolaan dari sumberdaya alam. Konsepsi kosmologi dan pandangan dunia tentang sumberdaya alam terutama tanah pada beberapa etnis di Indonesia memiliki persamaan, yakni tanah sebagai entitats yang integral atau sebagai suatu ekosistem.Secara umum tata kelola sumberdaya alam yang dilakukan oleh suatu komunitas adat mengenal adanya beragam status penguasaan dan pemanfaatannya. Bentuk dan status penguasaan sumberdaya alam dapat dibedakan atas empat kelompok : (1) milik umum (open accses), (2) milik negara (state), (3) milik pribadi atau perorangan (private) dan (4) milik bersama (communal).Masing-masing bentuk dalam penguasaan sumberdaya alam tersebut memiliki karakteristik tersendiri. Pada sumberdaya alam milik bersama, status kepemilikannya diambangkan, tiap orang bebas dan terbuka untuk memperoleh manfaat. Berbeda dengan sumberdaya alam milik bersama, maka sumberdaya milik pribadi merupakan sumberdaya yang secara tegas dimiliki oleh orang-perorangan dan orang lain tidak dapat menguasai dan mengaturnya. Sedangkan sumberdaya milik kelompok /komunitas, adalah sumberdaya yang dikuasai oleh suatu kelompok /komunitas, karenanya orang atau kelompok lain tidak dapat mengambil manfaat sumberdaya tersebut tanpa izin kelompok yang menguasainya. Pada sumberdaya milik negara merupakan sumberdaya yang secara tegas dikuasai dan dikontrol oleh negara.
D. Daerah di Indonesia yang memiliki sumber daya alam sekaligus pengelolaannya.
1.) Desa Simerpara tentang penguasaan sumberdaya alam, landasan filosofisnya Pengelolaan Sumber daaya Alam Berbasis Kelembagaan Lokal (Hidayat)  mencerminkan bangunan struktur sosial etnis Batak pada umumnya.Sebagai bagian dari sub klan Pakpak, konsepsi komunitas klan Manik tentang penguasaan sumberdaya alam berhubungan dengan penguasaan teritorialnya, seperti tercermin dari istilah: ganop-ganop banua martano rura (setiap wilayah banua memiliki wilayah darat dan air yang menjadi teritorialnya). Berlaku aturan bahwa sumberdaya yang ada di wilayah teritorial suatu huta dan banua dikuasai oleh komunitas yang hidup di dalamnya, terlepas apakah sumberdaya tersebut sudah dikelola (tenure) atau baru sebatas klaim penguasaan wilayah teritorial sesuai hukum adat. Kelembagaan lokal ganop-ganop banua martano rura menunjukkan bahwa sebuah banua dan huta harus ditopang oleh sumberdaya air, kawasan hutan dan tempat pengembalaan. Sumber air diperlukan untuk kebutuhan tepian, mengairi persawahan, memelihara ikan dan keperluan hidup lainnya. Lahan pengembalaan biasanya berada di luar areal pemukiman penduduk, seperti di lereng bukit. Kawasan hutan diperlukan untuk dapat mendukung penyelenggaraan kehidupan ekonomi penduduk, karena sebagian besar penduduk hidup dari bercocok tanam baik di lahan kering maupun persawahan. Pembukaan hutan untuk aktivitas pertanian biasanya dimulai dengan membuka ladang, kemudian dibiarkan menjadi blukar atau ditanami lebih lanjut dengan tanaman keras seperti kopi atau karet. Masyarakat lokal mengenal zonasasi hutan atau kawasan hutan, untuk yang terakhir terlarang untuk aktivitas pertanian, berburu maupun meramu hasil-hasil hutan. Keberadaan hutan terlarang dilegitimasi oleh adanya tabu dan unsur-unsur kepercayaan (trust). Akses warga untuk dapat memanfaatkan sumberdaya yang berada pada banua dan huta pada dasarnya terkait dengan struktur sosial politik di mana huta itu berada. Secara umum terdapat konsepsi bahwa tiap warga dari komunitas etik Pakpak memiliki hak untuk memanfaatkan banua dan hutan untuk menghidupi keluarganya, baik melalui usaha pengumpulan, perburuan maupun pembukaan lahan pertanian. Lahan pertanian yang dibuka menjadi wilayah “tenure” bagi keluarga yang membukanya. Wilayah yang telah dikuasai oleh keluarga pembuka hutan berubah statusnya menjadi “private property right.” Orang dari luar komunitas huta dan benua lain dapat mengakses “private property right” setelah mendapat izin dari pemegang otoritas. Ini bisa dilakukan setelah mengikuti prosedur, syarat dan ketentuan adat, serta tidak boleh melakukan transaksi yang dapat menyebabkan perpindahan hak kepemilikan kepada orang dan komunitas lain. Bentuk kesatuan hidup setempat dan ketetanggaan dalam konsepsi Batak dibedakan atas huta perserahan dan huta pagaran. Huta perserahan atau disebut warga huta dibangun kemudian. Huta pagaran merupakan huta baru yang didirikan oleh warga kampung lama karena huta induk sudah terlalu padat dan berkurangnya sumberdaya alam yang tersedia. Huta pagaran merupakan satelit bagi huta induk. Bentuk kesatuan hidup yang dibangun atas huta perserahan dan huta pagaran selain menggambarkan jaringan sosial antar penduduk juga berpengaruh terhadap tata kelola politik dan ekonomi sebuah huta. Dalam konsepsi etnis Batak huta perserahan dan huta pagaran bukan menggambarkan tata relasi sosial yang berdimensi horizontal, tetapi merupakan ekpresi tata kelola politik yang hirarkis. Kelembagaan penguasaan dan pemanfaatan sumberdaya air yang yang dikonsepsikan oleh etnik Pak-Pak didasarkan atas dan merupakan paduan antara prinsip common property (milik bersama) dan milik umum (open accses). Pada satu sisi air sungai dan isinya dianggap sebagai sumberdaya yang terbuka, tidak dapat dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang, tetapi dikuasi dan dimanfaatkan secara bersama-sama. Pada sisi lain, karena air sungai mengalir melampaui wilayah teritorial huta, maka penduduk lokal menetapkan bahwa air sungai yang melintasi wilayah teritorialnya menjadi milik umum. Karena itu sepanjang aliran sungai terdapat bagian-bagian yang ditetapkan ada yang menjadi wilayah milik bersama dan ada wilayah milik umum.  Kelembagaan masyarakat lokal dalam penguasaan sumberdaya air secara demikian didasarkan kenyataan karena air yang mengalir secara alamiah dan relatif permanen dapat menjadi penentu dalam mendefinisikan suatu hamparan lahan sebagai milik bersama atau lahan yang dapat dikuasi secara pribadi. Jika sehamparan lahan kering di pinggir sungai yang dianggap sebagai milik pribadi kemudian karena perpindahan aliran sungai maka lahan tersebut berubah menjadi milik umum. Artinya lahan tersebut berubah status dari penguasaan pribadi menjadi tanpa penguasaan (open accses). Sebalikinya jika di atas aliran sungai terbentuk suatu delta atau aliran suangai berpindah sehingga ada bagian yang berubah menjadi daratan maka area tersebut bisa diklaim sebagai sumberdaya milik pribadi.
2.) Sungai sebagai sumberdaya alam memiliki peran peran penting dalam kehidupan etnis Pak-Pak.          
Sungai dan sumberdaya alam yang ada di dalamnya berfungsi sebagai penopang kehidupan ekonomi, sosial, kesehatan, adat istiadat dan agama. Peran penting sungai dan sumberdaya air dalam masyarakat Pakpak terlihat dalam pemilihan lokasi yang dijadikan pemukiman penduduk, biasanya tidak terlalu jauh dari sungai dan sumberdaya air. Klan Manik yang bertempat tinggal Desa Simerpara, akar sejarahnya mengindikasikan demikian kuatnya keterikatan dengan kehidupan ekonomi masyarakat lokal dengan sumberdaya air. Sungai yang berada di wilayah teritorial klanmelampaui wilayah teritorial huta, maka penduduk lokal menetapkan bahwa air sungai yang melintasi wilayah teritorialnya menjadi milik umum. Karena itu sepanjang aliran sungai terdapat bagian-bagian yang ditetapkan ada yang menjadi wilayah milik bersama dan ada wilayah milik umum. Kelembagaan masyarakat lokal dalam penguasaan sumberdaya air secara demikian didasarkan kenyataan karena air yang mengalir secara alamiah dan relatif permanen dapat menjadi penentu dalam mendefinisikan suatu hamparan lahan sebagai milik bersama atau lahan yang dapat dikuasi secara pribadi. Jika sehamparan lahan kering di pinggir sungai yang dianggap sebagai milik pribadi kemudian karena perpindahan aliran sungai maka lahan tersebut berubah menjadi milik umum. Artinya lahan tersebut berubah status dari penguasaan pribadi menjadi tanpa penguasaan (open accses). Sebalikinya jika di atas aliran sungai terbentuk suatu delta atau aliran suangai berpindah sehingga ada bagian yang berubah menjadi daratan maka area tersebut bisa diklaim sebagai sumberdaya milik pribadi. Sungai sebagai sumberdaya alam memiliki peran peran penting dalam kehidupan etnis Pak-Pak. Sungai dan sumberdaya alam yang ada di dalamnya berfungsi sebagai penopang kehidupan ekonomi, sosial, kesehatan, adat istiadat dan agama. Peran penting sungai dan sumberdaya air dalam masyarakat Pakpak terlihat dalam pemilihan lokasi yang dijadikan pemukiman penduduk, biasanya tidak terlalu jauh dari sungai dan sumberdaya air. Klan Manik yang bertempat tinggal Desa Simerpara, akar sejarahnya mengindikasikan demikian kuatnya keterikatan dengan kehidupan ekonomi masyarakat lokal dengan sumberdaya air. Sungai yang berada di wilayah teritorial klan manik terdapat lubuk larangan, yakni suatu penetapan daerah aliran sungai tertentu menjadi area terlarang bagi setiap orang untuk memperoleh dan sekaligus dapat memanfaatkan sumberdaya air (ikan) sebelum tiba waktu panen yang telah disepakati. Dalam lubuk larangan terdapat ketentuan lokal yang disepakati bersama untuk tidak mengganggu (menangkap) biota ikan di area sungai tertentu dalam jangka waktu tertentu (1-2 tahun) dalam rangka pemanfaatan daerah aliran sungai secara optimal. Konservasi Lingkungan.
Salah satu ciri mata pencaharian penduduk yang berada di luar Jawa adalah aktivitas berladang atasu perladangan. berpindah19. Aktivitas perladangan bagi komunitas Desa hutan tidak hanya merupakan aktivitas ekonomi tetapi juga memiliki makna sosial, agama dan budaya. Satu tahapan cukup penting dalam aktivitas perladangan adalah pembakaran semak blukar dan pohon-pohon kecil pada lahan yang akan ditanami.
Aktivitas pembakaran semak blukar pada penyiapan lahan yang dilakukan oleh komunitas lokal di Desa hutan Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua tidak merusak ekosistem hutan apalagi menjadi bencana alam.20 Karena area lahan semak blukar dan pohon-pohon kecil yang dibakar sangat terbatas dan dilakukan atas kearifan lokal yang telah berlangsung puluhan dan ratusan tahun. Pembakaran semak blukar oleh peladang dalam penyiapan lahan yang dimaksudkan sebagai bentuk untuk penyuburan lahan yang akan ditanami. Komunitas peladang tidak terbiasa dengan menggunakan pupuk kimiawi. Kalaupun kemudian mereka mengenal dan mengetahuinya tidak mungkin menggunakan pupuk buatan mengingat biayanya terlalu mahal. Sehingga aktivitas pembakaran lahan yang dilakukan oleh peladang tidak menyebabkan kerusakan ekosistem sumberdaya hutan, sebab bila itu yang terjadi bagi komunitas lokal berarti bunuh diri. Sebagai bagian dari ekosistem hutan kerusakan ekosistem akan berdampak pada kepunahan peradaban mereka.
E.Sumber daya Flora di indonesia  ( keanekaragaman Spesies Flora )
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan tropis antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua Samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) yang terdiri atas sekitar 17.500 pulau dengan panjang garis pantai sekitar 95.181 km. Wilayah Indonesia luasnya sekitar 9 juta km2 (2 juta km2 daratan, dan 7 juta km2 lautan). Luas wilayah Indonesia ini hanya sekitar 1,3% dari luas bumi, namun mempunyai tingkat keberagaman kehidupan yang sangat tinggi. Untuk tumbuhan, Indonesia diperkirakan memiliki 25% dari spesies tumbuhan berbunga yang ada di dunia atau merupakan urutan negara terbesar ketujuh dengan jumlah spesies mencapai 20.000 spesies, 40% merupakan tumbuhan endemik atau asli Indonesia. Famili tumbuhan yang memiliki anggota spesies paling banyak adalah Orchidaceae (anggrek-anggrekan) yakni mencapai 4.000 spesies. Untuk jenis tumbuhan berkayu, famili Dipterocarpaceae memiliki 386 spesies, anggota famili Myrtaceae (Eugenia) dan Moraceae (Ficus) sebanyak 500 spesies dan anggota famili Ericaceae sebanyak 737 spesies, termasuk 287 spesies Rhododendrom dan 239 spesies Naccinium (Whitemore 1985 dalam Santoso 1996). ( Kusmana.2015)[2]. Ada kalanya konflik kepentingan diikuti dengan konflik bersenjata, yaitu berupa perang, perlombaan senjata sebagai wujud perang urat syaraf (psywar). Bersamaan dengan itu, produksi senjata juga senantiasa meningkat, sehingga sumberdaya alam terserap dalam jumlah yang semakin meningkat pula, hanya untuk memenuhi perlengkapan persenjataan dengan dalih untuk membendung konflik dalam wujud perimbangan kekuatan (check and balance power). Namun, pada kenyataan yang sangat menyedihkan sekali, justru perang dan konflik tersebut terjadi di negara-negara miskin dan lemah, sehingga sumberdaya alamnya habis terkuras oleh suatu bentuk adu domba tingkat tinggi dalam dunia modern, seperti yang terjadi di Afganistan dan negara-negara Afrika. Kondisi yang sangat menyedihkan,yaitu terjadi pada negara-negara yang senjatanya berlebihan, tetapi ia sangat kekurangan bahan sandang dan pangan serta perumahan untuk rakyatnya.
1.Manusia dan Budaya Kemiskinan
Berbicara mengenai persoalan kemiskinan senantiasa tidak pernahakan selesai dan masalah ini juga selalu aktual untuk diangkat sebagai topik pembahasan oleh setiap pakar dari berbagai disiplin ilmu. Ternyata dalam perkembangannya kemiskinan telah menjadi masalah yang sedemikian kompleks pula adanya. Kemiskinan sebagai dampak dari sebagian individu yang cenderung berperilaku konsumtif yang berlebihan (high mass consumptions), sehingga terjadi ketidakmerataan dalam distribusi dan alokasi sumberdaya alam. Paling tidak ada dua bentuk kemiskinan yang dapat diidentifikasikan, pertama, kemiskinan yang menimpa segelintir atau segolongan minoritas dalam beberapa lingkungan masyarakat, dan kedua, kemiskinan yang menimpa sebagian besar atau mayoritas di dalam lingkungan masyarakat. Sebab-sebab kemiskinan tersebut telah banyak dikaji dan diperdebatkan oleh para ahli. Banyak asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh para  ahli dalam mengkaji masalah kemiskinan ini, seperti persoalan moral, turunan, kekeluargaan, lingkungan, pendidikan, kesukuan, sosial, kesehatan yang menyebabkan orang terpisah dari kesejahteraan umum. Sebenarnya penyebab kemiskinan tetap merupakan masalah yang sangat penting ..
Dua bentuk kemiskinan tadi seringkali muncul bersamaan, sehingga sulit untuk dapat memisahkannya dengan tegas, demikian pula penyebabnya salingkait-mengait. Namun, yang paling penting untuk disadari adalah perkembangan kemiskinan itu telah pula semakin kompleks. Hal ini disebabkan karena kemiskinan merupakankeduanya yaitu sebab dan akibat sekaligus ulah dan perilaku dari manusia itu sendiri. Ulah dan perilaku manusia di sini diasumsikan kepada penekanan terhadap “syahwat” untuk berperilaku tamak dan serakah dalam berkonsumsi yang sangat berlebihan (wasteful consumption).
Boeke mengatakan bahwa terjadi dualisme dalam hubungan sosial ekonomi, yaitu terdapat pola tidak adil atau pola hubungan menindas antara pusat (centrum) dengan pinggiran (pheryphery). Keberadaan manusia (human being) telah menjadi komoditi dan perubahan yang terjadi bersifat piece meal (sejatinya bukanlah suatu perubahan), ia hanya seperti fungsi kosmetik yang hanya bersifat polesan sementara waktu, yang kemudian kembali pada keadaan semula
Dualisme kota dan desa telah mengakibatkan terjadinya berbagai ketimpangan sosial ekonomi. Fakta-fakta berbicara bahwa di berbagai belahan bumi, terutama di negara-negara dunia ketiga kemiskinan mewabah. Gejala paling mendesak yaitu terjadinya jurang antara yang kaya dan miskin semakin melebar. Pembangunan berjalan tidak seimbang.Di satu pihak, terjadi pertumbuhan yang berlebihan dengan populasi manusia yang sedikit dengan “syahwat” konsumtifisme, pemborosan dan materialisme sebagai fenomenanya. Di pihak lain, kemiskinan melilit orang banyak yang tetap bercokol.( Armawi .2013)[3]            
2.Pengelolaan Lingkungan Hidup
Merupakan usaha pemanfaatan sumberdaya, namun yang berciri khas yaitu merupakan upaya terpadu pelestarian fungsi limgkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Hal ini sebagaimana yang tertulis dalam Undangundang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Prinsip pengelolaan lingkungan suatu wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan empat indikator POAC yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
(1) Planning atau Perencanaan adalah kegiatan perencanaan yang disusun dalam rangka pengelolaan lingkungan secara terpadu terhadap suatu wilayah.
(2) Organizing (Pengorganisasian), yaitu pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan suatu wilayah secara efektif dan efisien, dalam arti masing-masing pihak yang terlibat dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab;
(3) Actuating(purnaweni.2014)
Pada tahap pelaksanaan, program-program yang dirancang harus menunjukkan adanya: optimatisasi pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien, dorongan pelaksanaan konservasi sumberdaya alam dalam penambangan, meningkatnya peran stakeholders dan kelembagaan yang terlibat. Obyek dan daya tarik wisata merupakan pertimbangan pertama dalam melakukan perjalanan. Tanpa keberadaan obyek dan daya tarik wisata tidak akan ditemui pelayanan penunjang kepariwisataan lainnya  Berdasarkan hasil penilaian kriteria diketahui bah-wa kawasan TWABK memiliki klasifikasi sedang, yang mengindikasikan bahwa kawasan ini memiliki potensi dan layak untuk dikembangkan, namun mem-iliki beberapa hambatan dan kendala untuk dikem-bangkan sebagai destinasi ekowisata. Kawasan TWABK dapat dikembangkan dengan persyaratan tertentu yang memerlukan perhatian dan pembenahan lebih lanjut berdasarkan hasil penilaian ADO-ODTWA.  Daya tarik obyek wisata darat tergolong tinggi, kondisi ODTWA yang memenuhi kriteria dan baku merupakan jaminan bagi terpenuhinya kebutuhan wisatawan. Hal ini yang selalu harus diusahakan dan diciptakan dalam mengelola suatu ODTWA. Selain itu, suatu ODTWA yang baik hendaknya tidak hanya mampu “menahan” wisatawan agar lama tinggal men-jadi meningkat, melainkan harus mampu menjadi “pe-nangkap” wisatawan sehingga mampu memberikan dampak positif bagi pengelolaan suatu ODTWA. Potensi pasar untuk TWABK tergolong rendah (Tabel 1), hal ini disebabkan kepadatan penduduk Provinsi Kalbar hanya ± 36 jiwa/km2. Provinsi Kali-mantan Barat memiliki luas wilayah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia) dengan jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan sensus tahun 2013 berjumlah 5.281.941jiwa (1,85% penduduk Indonesia). Kadar hubungan/aksesibilitas TWABK tergolong rendah (Tabel 1), hal ini disebabkan jarak yang teramat jauh dari ibukota provinsi, memerlukan waktu tempuh ± 10 jam melalui jalan darat yang sebagian rusak kondisinya. Aksesibilitas menuju kawasan TWABK dapat ditingkatkan dengan telah dibangunn-ya bandara baru yang dapat didarati pesawat berbadan besar di Kabupaten Sintang. Hal ini dapat mem-persingkat waktu tempuh dan menarik lebih banyak pengunjung ke kawasan TWABK. Kondisi sekitar kawasan TWABK tergolong sedang. Pada umumnya masyarakat mendukung upaya pengembangan TWABK sebagai kawasan wisata. Masyarakat sekitar kawasan yang sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani sawah, dan berkebun dengan tingkat pendidikan sebagian besar lulusan SD, mengharapkan pengembangan TWABK akan membu-ka kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan kerja baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Keberhasilan pengelolaan banyak tergantung pada kadar dukungan dan penghar-gaan yang diberikan kepada kawasan yang dilindungi oleh masayarakat sekitarnya. Di tempat di mana kawa-san yang dilindungi dipandang sebagai penghalang, penduduk setempat dapat menggagalkan pelestarian. Tetapi bila pelestarian dianggap sebagai suatu yang posistif manfaatnya, penduduk setempat sendiri yang akan bekerjasama dengan pengelola dalam melindungi kawasan dari pengembangan yang membahayakan
Kiat manajemen kepuasan mengajarkan pada pengelola ODTWA bahwa bisnis jasa harus memper-hatikan produk, pelayanan, pelanggan dan kebu-tuhannnya sehingga mereka mendapat kepuasan dari layanan yang diberikan oleh ODTWA yang dikun-junginya.Saat ini terjadi dualisme pengelolaan di ka-wasan TWABK, hal ini disebabkan belum jelasnya status kawasan Bukit Kelam. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.594/Kpts-II/1992 tanggal 6 Juni 1992 tentang Penunjukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung Gunung Kelam, di Kabupat-en Daerah Tingkat II Sintang, Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Barat Seluas ± 520 (Lima Ratus Dua Puluh) Hektar, menjadi Hutan Wisata/Taman Wisata Alam maka Bukit Kelam statusnya merupakan kawasan konservasi berupa Taman Wisata Alam. Adapun apabila berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.405/Kpts-II/1999 tanggal 14 Juni 1999, kawasan hutan Gunung Kelam seluas 1.121 hektar dikategorikan sebagai Hutan Lin-dung.
Kondisi pengelolaan dan pelayanansaat ini tergo-long tinggi.Pengelolaan obyek dan pelayanan pengunjung merupakan hal yang perlu terus ditingkat-kan, karena berpengaruh langsung dengan kepuasan pengunjung dan pelestarian obyek itu sendiri. Dalam implementasinya perlu ditunjang oleh tenaga profe-sional di bidang pariwisata alam, mampu berbahasa dan berkomunikasi dengan baik serta memberi pela-yanan terhadap pengunjung.
Kondisi iklim di kawasan TWABK tergolong se-dang, disebabkan kawasan TWABK memiliki suhu udara yang tinggi mencapai 350C pada saat musim kemarau dan bisa belangsung selama 5 bulan sepan-jang tahun. Matzarakis (2006) menyatakan bahwa iklim dan cuaca adalah faktor yang mempengaruhi permintaan wisata, seperti dalam hal pilihan tujuan atau jenis kegiatan yang akan dilakukan wisatawan.
Penilaian terhadap kondisi terkini akomodasi terkait wisata di TWABK tergolong rendah. Hal ini disebab-kan belum ada satu pun akomodasi yang dapat digunakan oleh wisatawan di sekitar TWABK sampai radius 15 km. Keberadaan hotel, penginapan, dan los-men masih terpusat di Kota Sintang yang jaraknya ± 18-20 km dari TWABK.
Penilaian terhadap sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata di TWABK tergolong tinggi.Akan tetapi terdapat beberapa sarana dan prasarana yang perlu pembenahan dan evaluasi lebih lanjut keberadaan dan ketersediaannya untuk menunjang wisata di TWABK. Sarana dan prasarana pariwisata merupakan fasilitas yang memungkinkan proses kegiatan pariwisata berjalan dengan lancar sehingga dapat memudahkan setiap orang yang terlibat dalam kegiatan berwisata.
Penilaian ketersediaan air bersih untuk kawasan TWABK tergolong tinggi. Ketersediaan air bersih merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam suatu pengembangan ODTWA, baik untuk pengelolaan maupun pelayanan. Air yang masih alami langsung dari sumbernya, tersedia cukup banyak sepanjang ta-hun bahkan disaat musim kemarau, dapat langsung dikonsumsi tanpa perlakuan terlebih dahulu dan dapat dialirkan dengan mudah karena jaraknya yang tidak terlalu jauh. Air alami yang dialirkan langsung dari kawasan TWABK digunakan oleh beberapa pengu-saha air minum isi ulang di Sintang sebagai bahan bakunya.
Hasil penilaian hubungan dengan obyek wisata di sekitar kawasan TWABK tergolong tinggi. TWABK merupakan satu-satunya kawasan wisata berupa bukit batu dengan segala keunikannya di Kabupaten Sintang. Obyek wisata sejenis dalam radius 50 km tidak ditemukan yang menyerupai TWABK. Pengembangan TWABK perlu memperhatikan keberadaan obyek wisata lain yang sejenis/tidak sejenis di sekitarnya sampai radius 50 km, agar dapat dikemas sebagai sua-tu paket wisata sehingga saling menunjang kunjungan. Di sisi lain keberadaan obyek wisata lainnya yang sejenis/tidak sejenis merupakan saingan bagi TWABK. Keberhasilan pengembangan TWABK sebagai obyek wisata ditentukan pula oleh persaingan antar obyek wisata sejenis.
Hasil penilaian terhadap unsur dan sub unsur kea-manan, kawasan TWABK tergolong tinggi. Kawasan TWABK cenderung aman dari binatang pengganggu, jarang gangguan Kamtibmas, dan bebas dari ke-percayaan yang mengganggu. Keamanan merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam mendukung pengembangan ODTWA untuk kegiatan ekowisata. Keamanan berkaitan dengan kenyamanan pengunjung dan kelestarian kawasan TWABK. Betapapun tinggi nilai ODTWA, tetapi apabila kondisi keamanan tidak terjamin, maka wisatawan tidak akan tertarik untuk mengunjungi kawasan TWABK.
Pengaturan pengunjung akan berdampak positif apabila dilakukan dengan baik terhadap kenyamanan, keserasian maupun aktifitas pengunjung. Hasil penilaian terhadap unsur dan sub unsur pengaturan pengunjung, kawasan TWABK tergolong rendah. Hal ini dikarenakan tingkat kunjungan masih rendah se-hingga belum diperlukan pengaturan pengunjung.
Hasil penilaian terhadap sub unsur pemasaran, ka-wasan TWABK tergolong tinggi. Kondisi saat ini TWABK memiliki ODTWA yang bervariasi, pember-lakuan tarif masuk dengan harga yang masih ter-jangkau meskipun diberlakukan perbedaan tarif masuk untuk hari-hari biasa Rp. 5.000,-/orang dan saat musim liburan Rp 10.000,-/orang. Kegiatan promosi telah banyak dilakukan baik oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sintang, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat dan juga beberapa komunitas peduli wisata di Sintang me-lalui kegiatan pameran, penyebaran leaflet, promosi di surat kabar, dan promosi di jejaring sosial melalui in-ternet.
Hasil penilaian terhadap unsur pangsa pasar (asal pengunjung, tingkat pendidikan, dan mata pencahari-an), kawasan TWABK tergolong sedang. Asal pengunjung mayoritas berasal dari Kabupaten Sintang, tingkat pendidikan pengunjung mayoritas setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan mata pencaharian sebagai mayoritas adalah karyawan swasta dan pegawai negeri sipil.
F. Kondisi Umum pada suatu wilayah yang memiliki sumber daya alam
a. Kondisi fisik wilayah
Kondisi fisik di areal restorasi hutan harapan wila-yah Sumsel diklasifikasikan berdasarkan kondisi tutupan lahan, yaitu: Hutan lahan kering sekunder (48.09%), belukar tua (40.34%), belukar muda dan semak (9.29%), tanah terbuka (0.27%), awan (2%). Klasifikasi tersebut didasarkan dari hasil interpretasi citra Landsat tahun 2015 yang disahkan oleh Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Surat Nomor: S.410/IPSDH-2/2015 tanggal 10 Desember 2015.Kondisi topografi di areal sumsel 89% tergolong datar (0-8%) dan sekitar 11% bertopografi landai (8-15%).
b. Kondisi geologis dan klimatis
Hutan harapan memiliki formasi geologi utama (air benakat, kasai, muaraenim) dan termasuk aluvial (8%), latosol (24%), planosol (33%) dan podsolik (35%). Klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson, lokasi penelitian termasuk tipe iklim A (sangat basah) dengan pola distribusi hujan basah sepanjang tahun dengan nilai Q = 0 (tanpa bulan kering). Nilai Q merupakan perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering (< 60 mm) dan jumlah rata-rata bulan basah (> 100 mm).
c. Kondisi Vegetasi
a. Struktur Tegakan Hutan hujan tropis disebut hutan heterogen tidak seumur (uneven-aged forest) dikarenakan setiap tapaknya memiliki komposisi jenis yang heterogen dengan struktur tegakan yang beragam. Struktur te-gakan menunjukkan ketersediaan tegakan pada setiap kelas diameter (Muhdin et al., 2008). Struktur hori-zontal menunjukkan bahwa tipologi hutan sekunder dan belukar tua merupakan tegakan yang produktif (terlihat dari Gambar 2 yang berbentuk eksponensial negatif dengan nilai determinasi 0.98 dan 0.97), yang ditandai dengan kehadiran pohon berdiamater 40 cm, selain itu ketersediaan tegakan yang tinggi pada pohon kelas diameter kecil menjamin kelangsungan tegakan dimasa mendatang apabila terjadi kerusakan pada pohon kelas diameter Nilai determinasi lebih besar dari 0.95 menunjuk-kan bahwa kontribusi nilai kelas diameter terhadap variasi (naik turunnya) nilai kerapatan di dua lokasi JPSL Vol. 7 (1): 41-tersebut sebesar lebih dari 95%, sedangkan sisanya kurang dari 5% disebabkan oleh faktor lain (Supranto, 2009). Tipologi Eks HT akasia yang diteliti tidak dapat dibuat persamaan ekponensial karena jumlah pohon yang ditemukan hanya satu jenis yaitu Acacia mangium

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi, artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah  upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup.bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Upaya menjaga dan melestarikan sumber daya alam dapat dilakukan dengan berbagai cara contohnya, dengan cara penghijauan dan reboisasi, pembuatan terasering, pengembangan DAS, pengelolaan air limbah, dan penertiban pembuangan sampah.
B.Saran
            Kita harus memperbanyak  membaca mengenai klasifikasi dan cara pengelolaan sumber daya alam, serta menjaga kelestarian sumber daya alam.

DAFTAR PUSTAKA
Armaidy,Armawi.2013. kajian filosofis terhadapn pemikiran human-ekologi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Fakultas filsafat UGM.vol 20, No  1. Hal: 61-62
Kusuma,Cecep.2015.Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia. Departemen Silvikultur,fakultas kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga ,Bogor 16680.vol 5,No 2. Hal: 187-188 ISSN 2460-5824
Nurfatma,Nining dkk.2017.Jurnal Pengelolalaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.Analisis Tipologi Tutupan Vegetasi Sebagai Dasar Penyusunan Starategi Restorasi di Area IUPHHK-RE PT REKI. Vol 7 No.1 thn 2017 hal : 41-50.
Purnawni,Hartuti,2014,.Pengelolaan di Kawasan Kendeng Utara.,. Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP.vol 12, no 1.hal: 59-62.ISSN 1829-8907
Purwanto,Sigit.2014.Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan lingkungan.Kajian Potensi dan Daya Dukung Taman Wisata Alam Bukit Kelam Untuk Strategi Pengembangan Ekowisata. Vol.4 No.2 thn 2014 hal : 119-125.
Sasminto, Ayu Retno dkk.Jurnal Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Analisis spasial Penentuan Iklim Menurut Klasifikasi Schmidt-Ferguson dan Oldeman di Kabupaten Ponorogo.
Sodiq, mochammad, 2014, ilmu kealaman dasar. Jakarta: prenadamedia group.



[1] Muchammad sodiq,ilmu kealaman dasar,.(jakarta:kencana,2014), hal.159-171
[2] Cecep kusmana-agus hikmat, keanekaragaman hayati flora di Indonesia. Vol.5 No.2.,2015, 188
[3] Armaidy armawi, kajian filosofis terhadap pemikiran human- ekologi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Vol.20 No. 1, 2013, 61-62.

Jumat, 16 Maret 2012

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR 
KELAHIRAN PENGETAHUAN ALAMIAH MODERN 


BAB I 
PENDAHULUAN 
 A. Latar Belakang 

Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi; yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu pengetahuan murni). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied science (Ilmu pengetahuan terapan/teknologi). Kedua dorongan inilah yang memicu manusia untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang menjadi titik awal lahirnya pengetahuan alamiah modern yang semakin berkembang dari zaman ke zaman. Makalah ini secara tidak langsung akan membahas tentang bagaimana proses kelahiran pengetahuan alamiah modern yang menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut. 

B. Rumusan Masalah 

1. Bagaimana Lahirnya Ilmu Alamiah dan Hakikatnya ? 
2. Bagaimana Kriteria Ilmiah? 
3. Bagaimana Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam ? 
4. Bagaimana Perkembangan Pengetahuan dari Masa ke Masa ? 
5. Bagaimana Penerapan Hasil Penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Konsep Teknologi ? 


BAB II 
PEMBAHASAN KELAHIRAN PENGETAHUAN ALAMIAH 

A. Lahirnya Ilmu Pengetahuan

Alamiah dan Teknologi Sejak dilahirkan di muka bumi, manusia bersentuhan degan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia melalui panca indera. Jadi panca indera merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman. Pengalaman itu saat demi saat bertambah, karena manusia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki : apa, bagaimana, dan mengapa baik atas kehadirannya didunia ini, maupun atas segala benda yang telah mengadakan kontak dengan dirinya manusia secara atau tidak, akan mengadakan reaksi terhadap rangsangan alam. Pengalaman inilah yang memungkinkan terjadinya pengatahuan, yakni kumpulan fakta-fakta objek atau the bundle of fact. Kumpulan fakta itu selalu bertambah selama manusia masih berada diatas bumi dan selalu mengalikan fakta-fakta itu dari satu generasi ke generasi berikutnya. 
Pertambahan pengetahuan terjadi atas dua dorongan pokok, yakni : 
1. Dorongan yang bersifat praktis, yakni manusia sebagai makhluk yang dapat berfikir, berbudi, berperasaan yang selalu berusaha menjadikan hidupnya lebih aman dan tinggkatnya lebih tinggi. Dorangan yang pertama inilah yang pada saat akhirnya akan membuahkan ilmu terapan atau teknologi. 
2. Dorongan yang bersifat nonpraktis atau teoritis, yakni manusia memiliki sifat ingin tahu dan mengerti sebenar-benarnya akan objeknya. Dorongan inilah yang menumbuhkan pengetahuan yang disebut murni atau pengetahuan. Menurut Prof DR. M. J. Langerveld, Guru besar pada Rijk University di Utrecht (Belanda) Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu, yang merupakan kesatuan sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan sebab-sebab suatu kejadian. Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat membedakannya dengan pengetahuan lainnya, diantara ciri khas ilmu atau ilmu pengetahuan yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan sifat-sifat tersebut, maka orang yang berkecimpung atau selalu berhubungan dengan pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan suatu sikap yang disebut sikap ilmiah. Objek penelaah ilmu adalah seluruh segi kehidupan yang dapat di uji oleh panca indra manusia. Ilmu membatasi diri pada kejadian-kejadian yang besifat empiris, yang terjangkau oleh fitrah pengalaman manusia dengan menggunakan panca indranya. Objek dibedakan atas dua hal yaitu, objek material adalah objek yang dilihat secara keseluruhan, dan objek formal yang dilihat dari suatu aspek tertentu saja. 

B. Kriteria Ilmiah 

Kriteria atau ukuran merupakan faktor penting untuk menentukan benar tidaknya sesuatu masuk kedalam status tertentu. Pengetahuan termasuk kategori ilmu jika memenuhi kriteria berikut : secara berurutan (teratur), berobjek, bermetode, berlaku umum dan besistem. Ilmu alamiah mempelajari semua alam yang berada disekitar kita. Jadi benda-benda alam itulah objek Ilmu alamiah. Sesuai dengan tujuan ilmu, ilmu alamiah ingin memperoleh kebenaran mengenai objeknya. Kebenaran yang sedalam-dalamnya yang hendak dicakup oleh ilmu, karena ilmuwan baru merasa puas jika ilmu yang diperolehnya sesuai dengan objek. Persesuaian antara pengetahuan dengan objek yang diselidiki itulah yang disebut kebenaran. Alam sebagai objek penyelidikan mempunyai aspek yang sangat luas, misalnya aspek fisis, aspek biologis, aspek psikologis, aspek ekonomis dan sebagainya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan mustahil bahwa ilmu dapat mencapai seluruh kebenaran mengenai objeknya. Untuk mencapai kebenaran, yakni adanya persesuaian antara pengetahuan dengan objeknya, biasanya tidak secara kebetulan, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya peluang untuk itu. Kekule seorang sarjana kimia dalam menentukan rumus bangunan senyawa bensena yang melingkar itu dianalogikan dengan seokor ular yang dipergoki Kekule didalam kebunnya. Tetapi hal seperti itu tidak sering terjadi. Biasanya ilmuan menggunakan suatu metode untuk menjamin agar tidak terjadi kekeliruan. Dengan metode yang tepat, ilmu akan mencapai kebenaran. Kebenaran yang bersifat umum mengenai suatu objek walaupun hanya salah satu dari objek, yang akan dicapai dengan metode ilmiah, dengan kebenaran itu telah dirumuskan perlu diorganisasikan dan diklarifikasikan. Metode Keilmuan berguna Untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu memerlukan pencarian pengetahuan yang dapat dilakukan secara non ilmiah dan ilmiah dengan mengacu pada kerangka filsafat. Pencarian ilmu pengetahuan ilmiah (metode ilmiah) dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta), maupun referensi pengalaman sebelumnya. 
Cara untuk mendapatkannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 
1. Objektif, pengetahuan itu harus sesuai objeknya. 
2. Metodik, pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol. 
3. Sistimatis, pengetahuan ilmiah yang tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang utuh. 
4. Berlaku Umum, pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseoramg atau sekelompok orang, tetapi dengan pengalaman itu diperoleh hasil yang sama atau konsisten. Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah, lewat metode inilah nantinya akan melahirkan ilmu-ilmu baru yang menjadi cikal bakal lahirnya ilmu alamiah modern terutama Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 

C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 
Pada mulanya manusia percaya mitos yang sekarang dinilai sebagai pengetahuan semu (pseduo knowledge). Mengapa? Karena mitos tidak pernah memuaskan maka dicarilah pengetahuan sesungguhnya (pure science). Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam sehingga lahirlah pengetahuan alam (natural science). Untuk menemukan ilmu pengetahuan, harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme, yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah. Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka. Jadi, suatu ilmu pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan rasionalisme dan emperisme. Secara lengkap dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA bilamana persyaratan berikut: objeknya pengalaman manusia yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia. Kapan ilmu pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach yakni kebenaran yang secara rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan secara fakta dan menggunakan peralatan ilmiah. 

D. Perkembangan Pengetahuan Dari Masa Ke Masa 

1. Zaman Purba Pada zaman purba, manusia selain mewariskan alat-alat purba, juga mewariskan cara bercocok tanam dan cara berternak. Peninggalan-peninggalan alat-alat, tanaman, ternak tersebut menunjukkan bahwa manusia purba telah mempunyai pengetahuan untuk memperolehnya. Penemuan-penemuan itu terjadi baik secara kebetulan ataupun disengaja semuanya berdasarkan pengamatan primitif, dan mungkin dilanjutkan dengan percobaan-percobaan yang dilakukan dengan tanpa dasar dan tanpa pengaturan, tetapi dengan mengikuti proses”Trial and error”. Dengan demikian tersusunlah ”know how” meskipun tidak diketahui sebabnya, tidak diketahui ”mengapanya”. Dengan demikian maka zaman batu ini ditandai oleh pengetahuan ”know how” yang diperoleh berdasarkan Kemampuan mengamati, membeda-bedakan, memilih, melakukan percobaan tanpa disengaja, yang berlandaskan dengan proses ”Trial and error”. Setelah zaman ini masa 15000 sampai kurang lebih 600 tahun SM. Masih merupakan kelanjutan dari zaman batu. Mereka masih mewarisi pengetahuan dari zaman batu, tetapi diantara mereka ada yang mampu mengolah logam. Dalam hal pembuatan logam, alat-alat mereka tidak lagi terbuat dari batu, melainkan dari perunggu atau besi. Pada zaman purba tersebut manusia menggantungkan diri pada kepercayaan agama yang politistik. Mereka percaya bahwa dewa-dewa berada di bulan, matahari, bintang, karena itu, benda-benda angkasa itu terus-menerus diamati. Dan mereka mulai menyusun kalender sebagai pedoman waktu untuk mengatur kehidupan ritual, pekerjaan sehari-hari dan kehidupan biasa pada umumnya. Penemuan-penemuan tersebut di atas merupakan proses alamiah yang hanya mungkin pada zaman itu mencari dan akhirnya menemukan dan mampu menggunakan angka-angka dan abjad untuk melakukan perhitungan-perhitungan. Di samping kemampuan-kemampuan dan penemuan-penemuan tersebut, mereka bisa membentuk kemampuan mengukur, kemampuan ini digunakan untuk mengukur bidang tanah dan perladangan juga mengukur hasil panennya. Untuk keperluan pengukuran-pengukuran tersebut juga telah ditemukan bentuk segitiga, segitiga siku-siku, dan sudut siku-siku. Kemudian ilmu berkembang dan menjelma menadi ilmu hitung (arithmetic) dan ilmu ukur (geometry). 

2. Zaman Yunani Masa 600 tahun sebelum masehi sampai kurang lebih 200 tahun sebelum masehi biasanya disebut zaman Yunani. Dalam zaman ini proses-proses perkembangan know how tetap mendasari kehidupan sehari-hari, tapi lebih maju daripada zaman sebelumnya. Dalam bidang pengetahuan sikap dan pemikiran yang sekedar menerima apa adanya, terjadi perubahan besar, dan perubahan ini dianggap sebagai dasar ilmu pengetahuan modern. Hal ini berdasarkan pada sikap bangsa Yunani yang tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman secara pasif receptif. Mereka memiliki ”inquiry atitude” dan ”inquiry mind” orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan isi alam ini adalah Thales (624-548 SM). Pemikiran Thales dalam rangka membahas perkembangan ilmu pengetahuan ”Yang penting bukan jawaban yang diberikan, tetapi diajukannya pertanyaan tersebut”. Karena dari pertanyaan akan menimbulkan atau menyebabkan pemeriksaan dan penelitian yang terus menerus. Jadi, pertanyaan merupakan suatu motor yang tetap mendorong pemikiran dan penyelidikan. Disamping Thales terdapat banyak tokoh filsafat Yunani yang besar sekali sumbangannya pada perkembangan ilmu pengetahuan diantaranya adalah Al-Fargani, Jabir bin Hayyam, Phytagoras, Aristoteles dan Archimedes. 

3. Zaman Modern Pada permulaan abad ke-14, di Eropa di mulai perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang Eropa menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan umat manusia pada umumnya. Permulaan perkembangannya dicetuskan oleh Roger Bacon (1214-1294) yang menganjurkan agar pengalaman manusia sendiri dijadikan sumber pengetahuan dan penelitian. Copernicus, Tycho Broche, Keppler dan Galileo merupakan pelopor dalam mengembangkan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi sangat mantap dan pesat setelah ditulisnya buku yang berjudul Novum Organum oleh Francis Bacon (1560-1626) yang mengutarakan tentang landasan empiris dalam mengembangkan pengetahuan dan penegasan ilmu pengetahuan dengan metodenya. 

Bila dilihat dari segi metodologi dan psikologi maka seluruh ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada : 

a. Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus 
b. Pengumpulan data yang terus menerus dan dilakuakan secara sistematis 
c. Analisis data yang ditempuh dengan berbagai cara. 
d. Penyusunan model-model atau teori-teori, serta penyusunan ramalan-ramalan sehubungan dengan model itu. 
e. Percobaan untuk menguji ramalan tersebut. Percobaan ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan, diantaranya: benar atau salah. 

Jika terbukti salah, terbuka kemungkinan untuk mencari kesalahan berfikir, sehingga terbuka juga kemungkinan untuk memperbaikinya. Dengan demikian ilmu pengetahuan modern memiliki suatu sistem yang didalamnya terkandung mengoreksi diri, yang memungkinkan ditiadakannya kesalahan demi kesalahan secara bertahap menuju kebenaran. Ilmu pengetahuan Alam terus berkembang, sementara manusia mencoba menjelaskan mengenai benda-benda dialam sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Astronomi boleh jadi merupakan pengetahuan tertua, karena seperti matahari, bulan, bintang yang mudah disaksikan sangat bersangkut paut dengan kegiatan mereka sehari-hari. Peranan matahari jelas sangat penting dalam kehidupan, surutnya lautan banyak berhubungan dengan bulan, sedangkan pelaut dilautan banyak menarik manfaat mengarungi samudra. Dengan ilmu pengetahuan alam, setiap penginderaan yang dinyatakan menurut sebuah alat ukur, akan diubah menjadi konsep. Ilmuwan tidak akan lupa menggunakan penalaran indukftif yang akan berubah ke penalaran deduktif. Akan tetapi setelah banyak diadakan eksperimen mulailah ilmuwan menyusun suatu teori dan selanjutnya ia akan mengkaji teori itu dengan sangat kritis. 

Kerangka pemikiran semacam ini dinamakan pemikiran dengan metode ilmiah, yang dijabarkan sebagai berikut : 

1. Pengajuan Masalah 
a. Latar belakang Masalah 
b. Identifikasi Masalah 
c. Pembatasan Masalah 
d. Perumusan Masalah 
e. Tujuan Penelitian 

2. Penyusunan Kerangka Teoritis dan Pengajuan Hipotesis 
a. Pengkajian teori yang digunakan 
b. Pembahasan penelitian yang relevan 
c. Penyusunan kerangka berfikir 
d. Penyusunan hipotesis 

3. Metodologi Penelitian 
a. Tujuan Penelitian 
b. Tempat dan waktu penelitian 
c. Metode penelitian 
d. Teknik Pengambilan data 
e. Teknik pengumpulan data 
f. Teknik analisa data 

4. Hasil Penelitian 
a. Variable 
b. Teknik analisis 
c. Kesimpulan analisis data 
d. Penafsiran kesimpulan analisis data 
e. Kesimpulan penguji analisis 

5. Ringkasan dan Kesimpulan 
a. Deskribsi singkat mengenai masalah hipotesis metodologi dan hasil penelitian 
b. Kesimpulan penelitian yang merupakan intensif dan seluruh aspek tersebut diatas 
c. Pembahasan hasil penelitian dengan membandingkan penelitian lain 
d. Pengkajian inspeksi penelitian 
e. Saran-saran. 

Manusia menciptakan beraneka ragam ilmiah selama kesibukannya menelaah alam semesta. Ada yang membantu ilmiah dasar dalam pengukuran dunia kasat mata, missal Astrobat yang dipergunakan ahli astronomi zaman dulu, diantara ialah mikroskop dan teleskop. Setelah teleskop ditemukan meskipun masih dengan distorsi karena lensa yang dipakai kurang baik, maka munculah teleskop pantul yang dibuat oleh Isacc Newton pada tahun 1866 M dan ternyata lebih baik dari teleskop biasa. Alat pertama yang memungkinkan para ilmuwan mengadakan eksperimen dengan gejala yang tak kasat mata, seperti udara, hampa udara, dan elektrik ; pompa udara buatan Otto Von Duerieke pada abad 17 M, degan alat ini dapat dibuktikan bahwa udara mempunyai masa. Sedangkan eskperimen dengan bola Magdenburg dapat membuktikan bahwa udara mempunyai tekanan. Duerieke pernah membuat alat pembangkit listrik statistik yang pertama, meskipun tidak banyak memperoleh perhatian. Alat mula laboratorium kimia dimulai pada awal abad pertengahan dengan teknik kerja yang bermutu dan alat yang cocok. Alkimiah berusaha mengubah logam dasar menjadi emas. Pada tahun 1925 M laboratorium dasar modern pertama dibangun di Universitas Glessen oleh Baron Jusius Bon Leibig sehingga sejumlah besar senyawa kimia bernilai niaga ditemukan dan dasar industry batu bara dan bahan celup dilotakkan. Kebanyakan saat penting fisika atom terjadi di Laboratorium Cavedvish yang didirikan Universitas Cambridge eklektro, proton dan neutron ditemukan pada laboratorium ini. Dengan kamar kabut Wilson akibat zarah (atom) dapat diamati. Sejak Albert Einstein mengemukakan teori relaktivitas terdapat dampak yang nyata pada perkembangan ilmu pengetahuan alam pada umumnya dan fisika khususnya. Satu hal yang membedakan antara fisika klasik dan modern adalah mengenai cara menemukannya. Fisika modern mencoba melalui penelaahan model matematika dengan persamaan yang rumit, kemudian model tersebut diuji kebenarannya melalui eksperimen. Sedangkan fisika klasik mulai dari eksperimen kemudian disusun suatu teori. Hokum mekanika newton betul untuk gerakan benda yang berkecepatan rendah, sedangkan benda yang begerak dengan kecepatan tinggi perlu dibahas dengan hukum relativitas Einstein. Semua keahlian ilmu berdasarkan dalam empat pandangan utama, Matematika, fisika, biologi dan ilmu sosial. Matematika menelaah hubungan antara bilangan, bentuk, lambing logis lainnya. Ilmu fisika menelaah bagian-bagian alam semesta yang tidak bersenyawa. Biologi menelaah tentang hidup dan materi kehidupan. Ilmu sosial menelaah tentang prilaku manusia baik kolektif maupun individual. 

E. Penerapan Hasil Penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Konsep Teknologi 
Dimuka telah dibicarakan bahwa ilmu pengetahuan alam mempunyai peranan penting dalam perkembangan teknologi. Tetapi dalam berbagai masalah teknologi terdapat yang tidak dijumpai dalam ilmu pengetahuan alam, yaitu masalah mengambil keputusan. Masalah serupa ini dijumpai dalam perencanaan-perencanaan atau pembuatan suatu desain. 
Dalam pengambilan suatu keputusan, disertakan pula berbagai persyaratan pengambilan keputusan ini mengandung 4 unsur yaitu : 

1. Model Model adalah suatu pengambaran permasalahan secara kuantitatif. Model dapat digunakan sebagai petunjuk bagi usaha-usaha penelitian atau penyelesaian suatu masalah. Sering kali model-model matematika dikembangkan untuk mempelajari perkiraan-perkiraan yang diramalkan atau perubahan-perubahan yang perlu diperhatikan dalam menilai suatu model. 
a. Pertama realisme menyangkut seberapa jauh model matematis itu bila diterjemahkan ke dalam kata-kata, benar-benar sesuai dengan konsep yang diwakilinya. 
b. Kedua ketetapan, yakni kemampuan model itu diramalkan perubahan-perubahan yang bakal terjadi. 
c. Ketiga generalitas yakni seberapa jauh model dapat digunakan dalam situasi berbeda. 

2. Kriteria Kriteria adalah persyaratan yang menggambarkan tujuan atau sasaran dalam pengambilan keputusan. Dalam suatu desain, terdapat sasaran-sasaran yang merupaka tujuan poko dari desain tersebut. Missal untuk membuat desain pesawat, dipilih daya angkut yang besar dan kecepatan yang tinggi. 

3. Kendala Kendala atau pembatasan adalah faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam desain atau pengambilan keputusan. Missal dalam desain kendaraan angkut, syarat pencemaran harus sekecil mungkin 

4. Optimasi Optimasi adalah mencapai solusi terbaik, bila masalah tersebut telah dirumuskan dalam bentuk model dengan memperhatikan sarana dan perhitungan kendala. Contoh permasalahan dimana pendekatan ini digunakan adalah dalam masalah transportasi, industry, perencanaan dalam desain dan sebagainya. 

BAB III 
PENUTUP 

A. Kesimpulan 

Perkembangan pengetahuan sudah dimulai sejak zaman purba, hal tersebut disebabkan karena manusia memiliki rasa ingin tahu yang terus berkembang, sehingga pada zaman Yunani manusia sudah mulai menggunakan metode ilmiah yang tidak hanya mengandalkan rasio semata tetapi juga harus dengan pengalaman empirik sehingga apa yang mereka dapatkan dapat dibuktikan dan diterima oleh umum. Kelahiran ilmu alamiah modern mungkin saja terjadi pada zaman Yunani, karena pada zaman inilah pendekatan kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach, yang selanjutnya menjadi cikal bakal perkembangan Ilmu Pengetahuan yang pesat pada zaman modern. Pada tahun 1925 M laboratorium dasar modern pertama dibangun di Universitas Glessen oleh Baron Jusius Bon Leibig sehingga sejumlah besar senyawa kimia bernilai niaga ditemukan dan dasar industry batu bara dan bahan celup dilotakkan. 

B. Saran 
Apabila di dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan mohon untuk dimaafkan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari Dosen Pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa, agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi baik dan benar. 


DAFTAR PUSTAKA 
Aly, Abdullah, Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Bumi Aksara, Jakarta: 1994. 
Bainar, Hajjah, dkk, Ilmu Sosial, Budaya dan Kealaman Dasar, Jenki Satria, Jakarta: 2006. 
Jasin Maskuri, Drs. Ilmu Alamiah Dasar, Bina Ilmu, Surabaya 1987 
Margono, Drs, dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Buku IIA, UNS, Solo 1988 
Purnama, Heri, Ilmu Alamiah Dasar, Rinek Cipta, Jakarta: 2008. 
Rahman Abdul, Drs. Diktat Ilmu Alamiah Dasar, 1988 
Roosmini, Mien, Dra, dkk, Ilmu Alamiah Dasar, IKIP Semarang: 1989. 
Salam, Burhanuddin, Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi,Rineka Cipta, Jakarta: 2000.