MAKALAH BAHASA INDONESIA SYARAT TOPIK YANG BAIK
1) Topik Topik (bahasa Yunani : topoi) adalah inti utama
dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan. Topik merupakan hal yang
ditentukan pertama kali saat penulis akan membuat tulisan. Topik awal tersebut
kemudian dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Biasanya, topik terdiri dari satu
atau dua kata yang singkat.
Ciri-ciri
topik
·
Ciri utama topik
ialah permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai. Kriteria topik yang
baik
·
Penulis menguasainya
dengan baik dan mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
·
Menarik untuk ditulis
dan dibaca.
·
Jangan terlalu baru,
teknis, dan kontroversial.
·
Bermanfaat.
·
Jangan terlalu luas.
·
Topik yang dipilih
harus berada disekitar kita.
·
Memiliki ruang
lingkup yang sempit dan terbatas.
·
Memiliki data dan
fakta yang obyektif.
·
Memiliki sumber acuan
atau referensi.
Biasanya topik terdiri dari satu atau dua kata yang
singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema.
~Persamaan : Topik dan tema
sama-sama dapat dijadikan judul tulisan.
~Perbedaan : Topik masih
mengandung hal umum, sedangkan tema sudah lebih spesifik dan terarah dalam
membahas suatu permasalahan.
Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup:
konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan
data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak
mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada
masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang,
namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan
yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya.
Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan
variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena
itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan
dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat siterima oleh
pembacanya.
Contoh topik yang baik dan terbatas:
•
“Upaya mengembangkan robot cerdas bagi pelayanan pasien di rumah sakit”.
=> Jadi, robot cerdas ini dikembangkan terbatas bagi
pelayanan pasien di rumah sakit.
2)
Tema Tema (bahasa
Yunani : thithenai) adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah dalm cerita dan telah
diuraikan. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan penulis yang ingin
disampaikan. Tema inilah yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari
suatu tulisan. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang
akan diuraukan oleh penulis. Dalam karangan, tema adalah pokok pikiran yang
mendasari karangan yang akan ditulis. Tema dalam tulisan adalah pokok bahasan
yang akan disusun menjadi tulisan. Tema dapat dibedakan menjadi dua :
•
Pendek => Kata atau Frasa.
• Panjang => Kalimat bersifat umum.
Syarat-syarat tema yang baik :
• Menarik perhatian penulis.
• Diketahu dan dipahami penulis.
• Bermanfaat.
• Berada disekitar kita.
• Ruang lingkupnya sempit dan terbatas.
• Memiliki data dan fakta yang efektif.
·
Memiliki sumber
acuan
3)
Judul Judul adalah
identitas dari jiwa seluruh karya tulis yang bersifat menjelaskan diri, menarik
perhatian dan terkadang menentukan lokasi.Judul merupakan nama yang dipakai
untuk tulisan, buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain. Judul sebaikmya
dibuat ringkas, padat, dan menarik. Usahakan judul suatu tulisan tidak lebih
dari lima kata tetapi dapat menggambarkan isi tulisan.
Fungsi judul :
o Merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh
tulisan.
o Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang
orang untuk membaca isinya.
o Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang
lingkupnya.
o Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan
tujuannya.
Syarat-syarat
pembuatan judul :
•
Harus relevan =
Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau bagian-bagian penting dari tema.
•
Harus provokatif =
Menarik sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca
terhadap isi tulisan.
•
Harus singkat = Tidak
boleh mengambil kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata
atau rangkaian kata yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul
yang panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul utama yang
singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.
•
Harus asli = Jangan
menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.
Syarat-syarat
judul yang baik :
o Harus berbentuk frasa.
o Tanpa ada singkatan atau akronim.
o Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan
konjungsi.
o Tanpa tanda baca di akhir judul.
o Menarik.
o Logis.
o Sesuai dengan isi. Pengertian judul langsung dan judul
tak langsung :
o Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian
utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita terlihat
jelas.
o Judul tak langsung : Judul yang hubungannya tidak
langsung dengan bagian utama berita, tetapi tetap menjiwai seluruh isi
tulisan.
4)
Strategi Membuat
Judul
1) Tulisan yang Dianggap Paling Menarik Tahapan awal menulis
judul yaitu tulis yang paling menarik, yang dianggap dapat menyedot perhatian
banyak pembaca. Jangan ragu-ragu tulis saja. Manjakan bayangan-bayangan tulisan
yang sedang dan akan kita garap dengan menulis judul sesuai selera waktu
menulis. Sekali lagi jangan ragu. Tulis saja.
2)
Judul Awal Bukan Hal
yang Final Seiring proses penulisan dari satu alinea ke alinea lainnya,
terkadang terjadi pergeseran makna. Substansi tulisan tidak hanya satu jalur.
Bisa merembet pada masalah yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan banyak
kasus seperti ini. Jika saat menulis judul pertama kali, kata-kata apa saja
harus ditulis bagus, maka pada tingkat kedua harus dilakukan perubahan judul
sesuai perjalanan tulisan kata lainnya. Judul awal bukanlah hal yang final
kalau terjadi perubahan isi. Sekarang kita baca langkah ketiga.
3)
Jika Timbul
Judul-judul Lain Satu judul yang sedang kita rampungkan, tidak jarang beranak
dan menjurus pada dualisme judul atau lebih. Apa yang harus kita lakukan?
Jangan terlalu panik. Kepanikan menyebabkan frustasi. Akhirnya tidak percaya
diri bahwa kita mampu menulis. Kalau menemukan kenyataan ada judul baru timbul,
pilih yang paling mudah, kondisikan dengan referen yang tersedia, dengan kemampuan
kita. Selesai memutuskan judul (yang pertama, kedua, ketiga…..), segera
“matikan” judul lainnya. “Kunci” sementara untuk lain waktu dibuka kembali
supaya sebuah tulisan segera rampung atau matang dan tidak mengambang.
4)
Meminjam Istilah yang
Sedang Ngetrend Istilah yang sedang ngetrend pasti lagi banyak dibicarakan
banyak orang. Cara ini sangat efektif menyapa emosi pembaca, membangkitkan
gairah membaca isi tulisan. Sumbernya entah dari judul film, iklan, atau
pernyataan tokoh berpengaruh. Beberapa waktu lalu sebuah judul film yang
dibintangi Dian Sastro Wardoyo begitu mengemuka, “Ada Apa Dengan Cinta”.
Sebelumnya lagi nyanyian Joshua “Diobok-obok”. Kita bisa memanfaatkan
kepopuleran istilah-istilah itu. Dengan membubuhkan pesan yang akan disampaikan.
“Ada Apa Dengan….”. Titik-titik diisi dengan nyawa tulisan (pesan). Misal, “Ada
Apa dengan RUU Penyiaran, Ada Apa dengan Anggota Dewan, Ada Apa dengan
Pemilihan Gubernur, Kehormatan Rakyat Diobok-obok,” dan seterusnya.
5)
Gaya Mempengaruhi
Salah satu penulisan judul yang efektif dengan cara nada mempengaruhi. Para
akademisi sering mangatakan gaya mempengaruhi dengan sebutan persuasif, kita
petik sebuah contoh dari makalah yang ditulis AS. Haris Sumandria, mantan
Redaktur Bandung Pos (Alm). Topik: Keuntungan Mengikuti Pendidikan Retorika
Judul: Tanpa Retorika Kita Tak Berdaya Dengan memberikan judul “Tanpa Retorika
Kita tak Berdaya”, Pak Haris memaparkan, ada dua keuntungan (tujuan) yang ingin
dicapai dari penulisan judul itu. Pertama, secara umum mempengaruhi massa.
Kedua, lebih khusus lagi yaitu, meyakini berbagai manfaat retorika sekaligus
menggiring pembaca untuk mengikuti kursus pelatihan komunikasi di lembaga
tempat ia beraktivitas.
6)
Boleh Pendek, Boleh
Panjang Umumnya para pembaca lebih menyukai judul dengan menggunakan kalimat
pendek atau efektif, kalimat jelas dan singkat serta tidak memerlukan banyak
kata. Panganut (peminat) judul pendek biasanya menulis judul tidak lebih dari
enam kata. Misal, “Agar Komunis Tidak Bangkit Lagi”. Sebenarnya penulisan judul
dapat pula dilakukan dengan memanjangkan kata kata tambahan. Lazimnya kata-kata
tambahan diberi tanda kurung. Berikut ini pemanjangan dari judul pendek di
atas. “Agar Komunis Tidak Bangkit Lagi” (Upaya Pencegahan Dampak Negatif Paham
Komunis Melalui Pendekatan Ekonomi yang Islami). Jadi, penulisan judul boleh
pendek, boleh panjang. Disesuaikan, patutkan dengan selera sendiri, redaktur
atau pembaca.
7)
Sesuai Isi Urutan
ketujuh inilah yang paling prinsipil. Harga mati. Apa pun gaya tulisan, dengan
pendekatan apa saja, penulisan judul harus mencerminkan kandungan isi
tulisan.
5)
Membuat Kerangka
Karangan
Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang
bersifat nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah
kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah
satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau
dikerjakan. Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang
terkadang berupa cerita yang tidak mungkin terjadi. Pada dasarnya, untuk
menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan
teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
Langkah-Langkah Menyusun
Karangan.
1)
Menentukan tema dan
judul Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana
kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok
persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan.
Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema
cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan
judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan
ditulis. Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak
penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan
memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan
beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya
:
a.
Jangan mengambil tema
yang bahasannya terlalu luas.
b.
Pilih tema yang kita
sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c.
Pilih tema yang
sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh. Terkadang memang
dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat
diatas.
Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan
kita hanya bisa memakainya. Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau
membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah
satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul
yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
2)
Mengumpulkan bahan
Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan
menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi
tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang
menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak
diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. Untuk
membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang
menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan
calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka
kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya,
masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan
tulisannya.
3)
Menyeleksi bahan
Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar
tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan
tema pembahasan.
Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan
dengan teliti dan sistematis.
berikut ini
petunjuk-petunjuknya:
a. Catat hal penting semampunya.
b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c. .Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4)
Membuat kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun
selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau
melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah
menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum
tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan
catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai
tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka
karangan :
a .Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan
sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak
penting
Tahapan dalam menyusun
kerangka karangan :
a)
Mencatat gagasan.
Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan
gagasan2 yang timbul)
b) Mengatur urutan gagasan.
c) Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan
subbab
d) Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap Merangka
karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang
bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak
mengalir)
5)
Mengembangkan
kerangka karangan Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada
penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar
memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif,
mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan
dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan
juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu
pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus
disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada
tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan. Langkah
langkah menyusun karangan dikutip dari buku pedoman menulis bagi siswa smp dan
sma drs h anwar hasrun penerbit andi Sebelum kita menuju pada penulisan karya
ilmiah ada baiknya jika kita mulai terlebih dahulu dari yang paling sederhana,
menyusun karangan. menyusun karangan bukan berarti sekedar menyusun dengan
bebas, adakalanya kita perlu langkah-langkah yang berurutan agar terbiasa
sehingga mudah dalam mengembangkan tulisan.
Ada
2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat
nonfiksi. fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih kearah kejadian
nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh
karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan.
sedangkan karangan fiksi contoh realnya adalah cerita pendek yang terkadang
berupa cerita yang takmungkin terjadi. Pada dasarnya untuk menyusun karangan
dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan
sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita
coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per
satu.
(Wah
sepertinya saya harus lebih banyak lagi membaca KBBI, masih banyak tuh
kesalahan penulisan-penulisan. kalau ada yang lebih mengerti mohon
bimbingannya, terimakasih)
1)
Menentukan tema dan judul
Sebelum
anda mau melangkah yang pertamakali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan?
lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan,
permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. sedangkan
yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. kalau tema cakupannya lebih
besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada
penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis. Tema sangat
terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan
membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis
memperoleh tema. namun, bagi pemula (yang belum berpengalaman seperti saya)
perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah
dikembangkan.
diantaranya :
a)
jangan mengambil tema
yang bahasannya terlalu luas (soalnya ngak bakal selesai)
b)
Pilih tema yang kita
sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c)
Pilih tema yang
sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
(kalo sulit gimana mau ngerjain. jelas?) kadang memang
dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat
diatas. ya contohnya pas lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan
kita hanya bisa memakainya. ya sudahlah takperlu disesali.. ketika tema sudah
didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan
yang terarah dan sistematis. salah satu caranya dengan menentukan judul
karangan. judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan
karangan kita. cukup!!!…
2)
Mengumpulkan bahan
udah
punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? sebelum melanjutkan
menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi
tulisan. bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang
menjadi bahan ide tersebut muncul. buat apa ide muluk-muluk kalau tidak
diperlukan. perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. untuk
membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang
menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. hal ini perlu dibiasakan
calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka
kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. banyak cara memngumpulkannya,
masing-masih penulis mempunyai cara masing2 sesuai juga dengan tujuan
tulisannya.
3) menyeleksi bahan
Udah
ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak
terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah
dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuk berikut
ini:
a. Catat hal penting semampunya
b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan (iqra’ !..)
c. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan2 ilmiah.
(bertanya
pada orang yang lebih berpengalaman dan wawasan lebih luas sangat membantu
dalam mempermudah penulisan yakin.. asli lho…!!)
4) Membuat kerangka Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana
dulu? perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam
menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. kerangka karangan menguraikan
tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab.
kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu2 dapat berubah dengan tujuan
untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka
karangan :
a. memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan
sistematis
b. memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak
penting
Tahapan dalam menyusun
kerangka karangan :
a.
mencatat gagasan.
Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan
gagasan2 yang timbul)
b.
mengatur urutan
gagasan.
c.
memeriksa kembali
yang telah diatur dalam bab dan subbab
d.
membuat kerangka yang
terperinci dan lengkap kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut
dan logis. soalnya bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses
pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
5) Mengembangkan kerangka
karangan
Proses
pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap
materi yang hendak kita tulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik,
permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. terbukti pula
kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk
mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk
dengan pokok permasalahan yang lain. untuk itu pengembangannya harus
sistematis, dan terarah. alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan
cermat. semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan,
semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari. Imam. 1984. Petunjuk Tekhnis Menulis Nakah
Ilmah. Surabaya : Usaha Nasional.
http://loveyuli.wordpress.com/2009/11/16/pemilihan-topik/
http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2043783-pengertian-tema/
Hs,
Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Keraf,
Gorys. 1993. Kompetensi. Nusa Indah : Flores Razak, Abdul. 1992. Kalimat
Efektif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sudjana,
Nana. 1995. Tuntutunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru Algensido.
Widyamartaya. 1995. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta : Kanistus
No comments:
Post a Comment