PERENCANAAN PEMBELAJARAN “MODEL PEMBELAJARAN AKTIF”
1.
KONSEP DASAR MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
toturial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
didalamnya. Soekamto dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah:
“Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar.” Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Eggem dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka
dan arah bagi para guru untuk mengajar. Joyce dan Weil (1992) berpendapat bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Model
pembelajaran memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
• Berdasarkan
teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh,
model pembelajaran kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori
John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara
demokratis.
• Mempunyai
misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berfikir Induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
• Dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas. Nisalnya
model Syntetic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran
mengarang.
• Memiliki
bagian-bagin model dalam pelaksanaan, yaitu: (1) urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax), (2) adanya prisip-prinsip reaksi, (3) system social dan
(4) system dukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru
akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
• Memilliki dampak
sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: dampak
pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur dan dampak pengiring, yaitu
hasil belajar jangka panjang.
• Membuat
persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan perinsip-perinsip
pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis psiaktri, analisis system, atau
teori-teori lain (Joyce dan Weil 1992).
B. MODEL
INTERAKSI SOSIAL
Model interaksi
social menekankan pada hubungan personal dan soaial kemasyarakatan diantara
peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan peserta
didik, untuk berhubungan dengan orang lain, terlibat dalm proses-proses yang
demokratis dan bekerja sacara produktif dalam masyarakat.
Apikasi teori
Gestalt dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
• Pengalamn
insight. Dalam proses pembelajaran peserta didik hendaknya memiliki kemampuan
mengenal keterkaitan unsure-unsur dalam suatu objek. Guru hendaknya
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dengan insight.
• Pembelajaran
yang bermakna. Kebermaknaaan unsure-unsur yang terkait dalam suatu objek akan
menunjang pembentukan pemehaman dalam proses pembelajaran. Content yang dipelajari
peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi
kehidupannya dimasa yang akan datang.
• Perilaku
bertujuan. Perilaku terarah pada suatu tujuan. Perilaku di samping ada kaitan
dengan SR-bond, juga terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pembelajaran terjadi karena peserta didik memiliki harapan tertentu. Oleh sebab
itu, pembelajaran akan berhasil bila peserta didik mengetahui tujuan apa yang
akan dicapai.
• Prinsip ruang
hidup (life space). Prinsip ini dikembangkan oleh Kurt Lewin (teori medan/field
theory). Prinsip ini menyatakan bahwa perilaku peserta didik terkait dengan
lingkungan/medan tempat ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki
kaitan dengan situasi lingkungan tempat peserta didik berada (CTL). Model
interaksi social ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut:
• Kerja
kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses
bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery
skill dalam bidang akademik.
• Pertemuan
kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenal diri sendiri dan rasa tanggung
jawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
• Pemecahan
masalah social atau Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah-masalah social dengan cara berfikir logis.
• Model
laboratorium bertujuan unutk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan
dalam kelompok.
• Bermain
berperan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menemukan nilai-nilai
social dan pribadi melalui situasi tiruan.
• Simulasi
social bertujuan untuk memantu peserta didik mengelami berbagai kenyataan
social serta menguji reaksi mereka.
C. MODEL
PEMROSESAN INFORMAL
Model
pemrosesan ditekankan pada pengambilan, penguasaan dan pemrosesan informal yang
dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informal merujuk pada cara
mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan
masalah, menemukan konsep, dan menggunakan symbol verbal dan visual.
Pembelajaran
merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia
(human capitalies) yang terdiri dari:
• Informasi
verbal,
• Kecakapan
intelektual,
• Strategi
kognitif,
• Sikap, dan
• Kecakapan
motorik
Robert M. Gagne
mengemukakan ada delapan fase proses pembelajaran. Kedelapan fase itu sebagai
berikut:
• Motivasi
yaitu fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan
suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu (motivasi intrinsic dan
ekstrinsik).
• Pemahamn
yaitu individu menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari
pembelajaran. Pemahaman didpapat melalui perhatian.
• Pemerolehan
yaitu individu memberikan makan/mempersepsi segala informasi yang sampai pada
dirinya sehingga terjadi proes penyimpangan dalam memori peserta didik.
• Penehanan
yaitu menahan informasi. Hasil belajar agar dapat digunakan untuk jamgka
panjang. Hla ini merupaka proses mengingat jangka panjang.
• Ingatan
kembali yaitu mengeluarkan kembali ingatan yang telah tersimpan, bila ada
rangsangan.
• Generalisasi
yaitu perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran
• Umpan balik
yaitu individu memperoleh feedback dari peilaku yang telah dilakukannya.
Model proses
informasi meliputi beberapa pendekatan/strategi pembelajaran diantaranya
sebagai berikut:
• Mengajar
induktif, yaitu unutk mengembangkan kemampuan berfikir dan membentuk teori.
• Latihan
inquiry, yaitu unutk mencari dan menemukan informasi yang memang diperlukan.
• Inquiry
keilmuan, yaitu bertujuan untuk mengajarkan system penelitian disiplin ilmu,
diharapkan dapat memperoleh pengalaman dalam domain-domain disiplin ilmu
lainnya.
• Pembentukan
konsep, yaitu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir individu
mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
• Model
pengembangan, bertujuan unutnk mengembangkan kemampuasn memproses informasi
yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara
bermakna.
D. MODEL
PERSONAL (Personal Models)
Model personal
menenkankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini meliputi
pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya
sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk
membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingkungannya.
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada
pengembangan individu. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan
kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar
mengembangkan diri emosional maupun intelektual. Teori humanistic timbul
sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistic ini, pendidik
seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik
terhadap perasaannya.
Implikasi teori
ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
• Bertingkah
laku dan belajar adalah hasil pengamatan.
• Tingkah laku
yang ada dapat dilaksanakan sekarang (learning to do).
• Semua
individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
• Sebagian
besar tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
• Mengajar
adalah bukan hal penting, tapi belajar bagi peserta didik adalah sangat
penting.
• Mengajar
adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif
dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap.
E. MODEL
MODIFIKASI TINGKAH LAKU (Behavioral)
Model
behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta didik
sehingga kosisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori
stimulus-respon. Model behaviorat menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan
dalam suatu rangakaian kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu. Model
ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan system yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).
Model ini lebih
menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak
dapat diamante karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus
dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan. Ada empat fase dalam
model modifikasi tingkah laku ini, yaitu:
• Fase mesin
pengajaran.
• Penggunaan
media.
• Pengajaran
berprograma (linier dan braching).
• Operant
conditioning, dan operant reinforcement. Implementasi dari model modifikasi
tingkah laku adalah meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu
perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta didik. Modifikasi tingkah laku
anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung.
No comments:
Post a Comment