MAKALAH DAKWAH " RASULULLAH SAW"
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasulullah Saw adalah contoh
terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam
mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak,
hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan
Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah
menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai
kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut.
Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas
kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling
agung, yakni Muhammad Saw. Allah berfirman :
“Serulah kepada Allah atas dasar
basyiroh, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha suci Allah, aku tiada
termasuk orang-orang musyrik “ ( Yusuf ;108 )”.
Beberapa mufassir memberikan keterangan , yang dimaksud ‘ala basyiroh pada
ayat diatas adalah ‘ala sunnah atau ala ilmin , maknanya ; dakwah kepada Allah
hendaklah berdasar sunnah rasul-Nya. Perintah ini
sangatlah logis, sebab telah terbukti dalam lembar sejarah Muhammad Saw sebagai
rasul terakhir benar-benar telah berhasil dengan gemilang menjadikn Islam
sebagai rahmatan lil alamin. Dan tak berlebihan kalau kemudian seorang peneliti
barat Michael Hurt, menempatkan Muhammad Saw pada urutan pertama dari 100 tokoh
dunia yang paling berpengaruh
Fakta yang terjadi pada era
globalisai ini strategi dakwah yang diguakan para Da’i dalam menyampaikan
materi dakwahnya sama sekali kurang membuat masyarakat menjadi lebih terpesona
dengan ajaran islamnya melainkan masyarakat malah menghindarinya dan bahkan
jauh dari syari’at islam dan strategi yang dilakukan oleh Rasulullah ketika
berdakwah di Mekkah dan di Madinah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian Dakwah?
2. Bagaimana Dakwah Rasulullah saw di Mekkah?
3. Bagaimana Dakwah rasulullah saw di Madinah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan dalam pembahasan makalah ini
adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengertian Dakwah
2.
Agar Dapat
Mengetahui Dakwah Rasulullah saw di Mekkah.
3.
Agas Dapat
Mengetahui Dakwah Rasulullah saw di Madinah
4.
Agar Dapat
Mengetahui dakwah Rasulullah Secara Umum (sirriyah dan jahriyyah)
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dakwah
Secara Etimologi kata dakwah
berarti panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa
arab disebut Mashdar. Sedangkan
bentuk kata kerja (fi’il) berarti memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan). Orang yang
berdakwah biasa disebut Da’i dan
orang yang menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut dengan Mad’u. [1]
Secara terminologi, Syaikh Ali
Makhfudz mendefinisi dakwah islam yaitu mendorong manusia agar agar berbuat
kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan
mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
B. Dakwah Rasulullah SAW pada Periode Mekkah Masyarakat
Arab Jahiliyah Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab
Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang
agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran
agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam
A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala
yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah
SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai,
Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab
Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in.
A.
Pengangkatan
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi
atau rasul Allah SWT, terjadi
pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610
M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap
berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah
utara kota Mekah.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan
turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni
Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut,
dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun
pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad
berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama
13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau,
wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah
yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
B.Ajaran Islam Periode Mekah
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
a.Keesaan ALLAH SWT
b.Hari kiamat sebagai pembalasan
c.Kesucian jiwa
d. Persaudaraan dan Persatuan
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
a.Keesaan ALLAH SWT
b.Hari kiamat sebagai pembalasan
c.Kesucian jiwa
d. Persaudaraan dan Persatuan
C. Akhir
Periode Dakwah Rasulullah Di Kota Mekah
Dengan
berpindahnya Nabi saw dari Mekkah maka berakhirlah periode pertama perjalanan
dakwah beliau di kota Mekkah. Lebih kurang 13 tahun lamanya, Beliau Beliau
berjuang antara hidup dan mati menyerukan agama Islam di tengah masyarakat
Mekkah dengan jihad kesabaran, harta benda, jiwa dan raga.
Sebelum
memasuki Yatsrib, Nabi saw singgah di Quba selama 4 hari beristirahat, Nabi
mendirikan sebuah masjid quba dan masjid pertama dalam sejarah Islam. Tepat
pada hari Jumat 12 Rabiul awal tahun 1 Hijrah bertepatan pada 24 September 6 M.
Merekamendapat sambutan penuh haru, hormat, dan kerinduan diiringi puji-pujian
dari seluruh masyarakat Madinah. Nabi saw mengadakan shalat Jumat yang pertama
kali dalam sejarah Islam dan Beliaupun berkhotbah di hadapan muslimin Muhajirin
dan Anshar.
Sejak Saat
itu, Kota Yastrib berubah namanya menjadi Madinah Nabi (Madinah Rasul)
selanjutnya kota itu disebut Madinah. Orang-orang yang pindah atau hijrah
mendapat sebutan kaum Muhajirin artinya pendatang. Adapun penduduk asli disebut
Anshar artinya pembela. Adapun penduduk kota Madinah itu sendiri terdiri dari
dua golongan yang berbeda, yaitu :
Golongan
Arab yang berasal dari selatan yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
Golongan
yahudi, yaitu orang-orang Israel yang berasal dari utara (Palestina). Kebiasaan
orang-orang Yahudi ini selalu membangga-banggakan diri pada penduduk asli dan
sering mengadu domba antara suku Aus dan Khazraj sekadar mengambil keuntungan
dari hasil penjualan senjatanya.
Peristiwa
hijrah ini amat penting artinya bagi Islam dan kaum muslim karena hijrahnya
Nabi SAW dari Mekah ke Madinah dijadikan sebagai awal permulaan tahun Hijriyah.
Dengan hijrahnya kaum muslim, terbukalah kesempatan bagi Nabi SAW untuk
mengatur strategi membentuk masyarakat muslim yang bebas dari ancaman dan
tekanan. Beberapa strategi dalam hal tersebut adalah mengadakan perjanjian
saling membantu antara kaum muslim dengan kaum nonmuslim dan membangun kerja
sama, baik dibidang poitik, ekonomi, sosial, serta dasar-dasar daulah
Islamiyah. Dakwah Rasulullah periode Madinah dapat mewujudkan masyarakat muslim
di Madinah yang adil dan makmur sehingga menjadi prototipe masyarakat ideal
atau yang sering disebut masyarakat madani. Beliau juga turut berjuang dalam
memelihara dan mempertahankan masyarakat yang dibinyanya itu dari segala macam
tantangan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
D.Sterategi dakwah rasullullah saw periode mekah
Tujuan dakwah Rasulullah
SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan
kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga menjadi umat yang
meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur
tersebut sebagai berikut:
E. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada masa dakwah secara
sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang
yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat
dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW
tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun
ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang
tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu
Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh
Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa
orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
۞ Abdul Amar dari Bani Zuhrah
۞ Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
۞Utsman bin Affan
۞ Zubair bin Awam
۞ Sa’ad bin Abu Waqqas
۞ Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi,
yang namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk
Islam generasi awal).
F. Dakwah secara terang-terangan
Dakwah
secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni
setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu
dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah
26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga
berikut:
Mengundang
kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3
orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi
merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan
Zaid bin Haritsah.
Rasulullah
SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat
tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara
terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum
kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin
Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6
dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah.
Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara
lain:
۞ AbuZarAl-Giffari, seorang tokoh dari
kaum Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang
dari kaum Daus.
۞ Dakwah
Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama tahun 620
M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang
kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun
berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan
kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini,
terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah.
Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib
bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka
memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
G. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam
bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy
menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
Kaum kafir
Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan
hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup
berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan,
sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
Kaum kafir
Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati
yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan
siksa kubur dan azab neraka.
Kaum kafir
Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan
tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.
Dan, kaum
kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW
karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha
kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW
bermacam-macam antara lain:
۞
Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais
an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para
pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
۞
Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara
mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan
melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut
agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad
SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4
orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di
negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke
Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan
di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy,
yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal
labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua
kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan
pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah
wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul
huzni (tahun duka cita).
C.
Dakwah Rasulullah
SAW pada periode Medinah
Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah SAW. Di Mekah, bangsa Quraisy
dengan segala upaya berusaha melumpuhkan gerakan Muhammad SAW. Hal ini
dibuktikan dengan pemboikotan terhadap Bani Hasyiim dan Bani Muthalib (keluarga
besar Muhammad SAW.). beberapa pemboikotan tersebut antara lain :
a. Memutuskan hubungan jual beli.
b. Memutuskan hubungan perkawinan.
c.Memutuskan hubungan ziarah-menziarahi.
d. Tidak ada
tolong menolong.
Pemboikotan
itu tertulis di atas selembar sahitah atau plakat yang digantungkan di Kakbah
dan tidak akan dicabut sebelum Muhammad SAW. Menghentikan gerakannya. Selama
tiga tahun lamanya Bani Hasyim dan Bani Muthalib menderita kemiskinan akibat
pemboikotan itu. Banyak pengikut Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Mekah
untuk mempertahankan hidup untuk menyelamatkan diriUjian bagi Rasulullah SAW.
Juga bertambah berat dengan wafatnyadua orang yang sangat dicintainya, yaitu
pamannya, Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan istrinya, yaitu Khadijah.
Peristiwa tersebut yang terjadi pada tahun ke-10 dari masa kenabian (620 M)
dalam sejarah disebut Amul Huzni (tahun kesedihan atau tahun duka cita).
Dengan
meninggalnya dua tokoh tersebut orang Quraisy makin berani dan leluasa
mengganggu dan menghalangi Rasulullah SAW. Mereka berani melempar kotoran ke
punggung Nabi, bahkan Beliau hampir meninggal karena ada orang yang hendak
mencekiknya. Nabi Muhammad SAW. Merasakan bahwa dakwah di Mekah tidak lagi
sesuai sebagai pusat dakwah Islam. Oleh karena itu, Beliau bersama Zaid bin
Haritsah pergi hijrah ke Thaif untuk berdakwah. Ajaran Rasulullah itu ditolak
dengan kasar. Bahkan mereka pun mengusir, menyoraki dan mengejar Rasulullah
sambil di lempari dengan batu. Saat itu Rasulullah SAW. Sempat berlindung di bawah
kebun anggur di kebun Utba dan Syaiba (anak Rabia). Meski demikian terluka,
Rasulullah SAW. tetap sabar dan berlapang dada serta ikhlas. Kesulitan dan
hambatan yang terus-menerus menimpa Muhammad SAW. Dan pengikutnya dihadapi
dengan sabar dan tawakal.
Saat
mengahadapi ujian yang berat dan tingkat perjuangan sudah berada pada
puncaknya, Rasulullah SAW. di perintahkan oleh Allah SWT untuk menjalani Isra
dan Mi’raj dari Mekah menuju ke Baitul Maqdis di Palestina, dan selanjutnya
naik ke langit hingga ke Sidratul Muntaha (QS Al-Isra/17:1). Kejadian Isra dan
Mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M)
di tempuh dalam waktu satu malam.
Hikmah Allah
Swt. Dari peristiwa isra dan mi’raj antar lain sebagai berikut.
1. Karunia
dan keistimewaan tersendiri bagi Nabi Muhammad SAW. Yang tidak pernah diberikan
Allah SWT. Kepada manusia dan nabi-nabi sebelumnya.
2.
Memberikan penambahan kekuatan iman keyakinan Beliau sebagai rasul untuk terus
menyerukan agama Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
3. Menjadi
ujian bagi kaum muslimin sendiri sejauh mana mereka beriman dan percaya kepada
kejadian yang menakjubkan itu yang hanya ditempuh dalam waktu semalam.
Peristiwa ini dijadikan olok-olok oleh kaum Quraisy dan menuduh Nabi Muhammad
SAW. Sudah gila. Meski demikian, ada orang yang beriman atau percaya terhadap
kejadian ini, yaitu Abu Bakar sehingga nama Beliau ditambahkan dengan gelar As
Sidik.
A. Hijrah Nabi Muhammad SAW. Ke
Yastrib (Madinah)
Faktor yang
menorong hijrahnya Nabi SAW
1. Ada
tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib, karena:
pada tahun
621 M telah datang 13 orang penduduk Yatsrib menemui Nabi Muhammad SAW di bukit
Akabah.
pada tahun
berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang Yatsrib ke Mekkah yang terdiri
dari suku Aus dan Khazraj. Saat itu mereka tampaknya datang untuk melakukan
haji, tetapi sesungguhnya kedatangan mereka adalah untuk menjumpai rasulullah
SAW dan mengundang mereka agar pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela
dan mempertahankan serta melindungi Rasulullah besert para pengikut dan
keluarganya seperti melindungi keluarga mereka sendiri. Perjanjian ini disebut
Perjanjian Aqabah II. Akhirnya, Rasululah SAW menyuruhlah sahabat-sahabat Nabi
pindah bersama.
Rencana
pembunuhan Nabi saw oleh kaum Quraisy yang hasil kesepakatannya diputuskan oleh
pemuka-pemuka Quraisy di Darun Nadwah. Mereka menyatakan bahwa :
Mereka
sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib. Pasti
Muhammad akan menyerang kafilah-kafilah dagang Quraisy yang pulang pergi ke
Syam. Hal itu akan mengakibatkan kerugian bagi perniagaan mereka.
Membunuh
Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib. Dengan cara setiap suku Quraisy
mengirimkan seorang pemuda tangguh sehingga apabila Rasulullah SAW terbunuh,
keluarganya tidak akan mampu membela diri di hadapan seluruh suku Quraisy,
kemudian mengepung rumah Nabi SAW dan akan membunuhnya di saat fajar, yakni
ketika Rasulullah SAW akan melaksanakan sholat Subuh.
Rencana-rencana
tersebut diketaui oleh Nabi saw dan para pemuda Qurasy terkacoh. Karena yang
tidur adalah Ali bin Abi Thalib bukan Rsulullah SAW. Rasulullah SAW sudah
berangkat lebih awal dan sudah mengetahu kejahatan itu sebelum para pemuda
Quraisy datang. Mereka mengejar dan menjelajahi seluruh kota untuk mencari Nabi
saw tetapi hasilnya nihil. Kemudian Nabi bersama pengikutnya melanjutkan
perjalanannya menelusuri pantai laut mera
B. Substansi dan strategi dakwah Raslullah SAW. Periode Madinah
Adapun
substansi dan strategi dakah Rasulullah saw antara lain:
1. Membina
masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan
kaum Anshar. Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak keluarga dan kampung halaman
mereka dipersaudarakan dengan kaum Anshar secara ikhlas dan hanya mengharap
keridaan Allah SWT. Sebagai contoh, Abu Bakar dipersaudarakan dengan Harisah
bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal, dan Umar
bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya sehingga
setiap orang dari Kaum Anshar dipersaudarakan dengan kaum Muhajirin.
2.
Memellihara dan mempertahankan masyarakat Islam Dalam upaya menciptakan suasana
tentram dan aman agar masyarakat muslim yang dibina itu dapat terpelihara dan
bertahan, Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan kaum
Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah
dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai berikut :
a. Kebebasan
beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan mempunyai wewenang
penuh terhadap anggits golongannya.
b. Semua
lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan saling mebantu
untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua wajib mempertahankan kota
bila ada serangan dari luar
c. Kota
Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan
perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi, maka
urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al Qur’an dan sunah).
d. Mengakui
dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh
Nabi Muhammad SAW.
3.
Meletakkan dasar-daar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat Islam.
Melalui wahyu yang turun di kota Madinah dimana sebagian besar berkaitan dengan
pembinaan hukum Islam, Nabi Muhammad SAW dapat menetapkan dasar-dasar yang kuat
bagi masyarakat muslim dalam berbagai aspek kehidupan, baik di lapangan
politik,ekonomi, sosial, dan lain-lain.
Dengan
diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam
dapat mewujudkan nagari “ Baldatun Thiyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah
disebut “ Madinatul Munawwarah ”.
C. Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah SAW. Periode Madinah
Hikmah
sejarah dakwah Rasulullah SAW antara lain :
1. Dengan
persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshardapat
memberikan rasa aman dan tentram.
2. Persatuan
dan saling menghormati antar agama
3.
Menumbuh-kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan
miskin
4. Memahami
bahwa umat Islam harus berpegang menurut aturan Allah swt
5. memahami
dan menyadaribahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah swt dan
antara manusia dengan manusia
6. Kita
mendapatkan warisan yang sangat menentukan keselamatan kita baik di dunia
maupun di akhirat.
7.
Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam
8.
Terciptanya hubungan yang kondusif
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dakwah
Rasulullah saw di Mekkah pada awalnya secara sembunyi-sembunyi dan kemudian
setelah banyak orang-orang quraisy yang masuk islam maka dakwah Rasulullah saw
mulai terang-terangan yang di pelopori melalui Umar bin Khattab r.a.
Strategi dakwah Rasulullah saw pada
periode Mekkah ini ialah sebagai berikut:
·
Sembunyi-sembunyi
/rahasia
·
Terang-terangan
·
Keteladanan
B. Keritik dan Saran
Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah Allah swt kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Strategi dakwah Rasulullah saw” ini dengan sekemampuan
kami. Semoga para pembaca dapat mengambil hikmah dari
makalah yang kami tulis ini. Namun kami selaku penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini banyak kekurangan yang harus segera diperbaiki. Maka dari
itu kami meminta kepada pembaca untuk menganalisis kembali makalah kami serta
menambahkan hal-hal yang kurang dan memberikan saran dan kritik yang membangun
agar dalam pembuatan makalah kedepnnya kami bisa lebih berhati serta memiliki
banyak pengalaman dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Ilahi, 2007, Pengantar Sejarah Dakwah,
Jakarta: Kencana.
Prof.H.M.Arifin,2004,psikologi dakwah,jakarta:PT Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment