1

loading...

Wednesday, December 5, 2018

ANALISIS NOVEL “JANGIR BALI” KARYA : NUR ST. ISKANDAR

ANALISIS NOVEL “JANGIR BALI” KARYA : NUR ST. ISKANDAR

A.     Alur
Alur adalah serangkaian peristiwa yang direka dan dijalain dengan saksama dengan menggerakan jalan cerita melalui kearah klimaks dan penyelesaian( sebab akibat) .
Menurut para ahli :
1.      Robert Stanton
[1]Alur merupakan rangkaian pristiwa-pristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada prristiwa-pristiwa yang terhubung secara kausal saja. Pristiwa kausal merupakan pristiwa yangmenyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai pristiwa lain dan tidak dapat di abaikan karenaakan berpengharuh pada keselurhan karya.    Jadi alur dalam novel ini adalah campuran. Dengan membuktikannya sebagai berikut:
Alur maju :  ia hendak membuka sekolah disini. Kalau anak-anak desa merasa jauh pulang-balik ke singaraja hendak dibukanya sekolah didesa ini. (Hal.48)
alur mundur : “ tadi ibu katakan, ibu gadis jua dahulu. Tentu saja dan kerap juga dilamar orang seperti engkau ini. Ceti dua tiga orang dating, tapi ibu tolak belaka. Akhirnya di antara pelamar yang banyak itu adalah seorang yang menarik hati ibu. (Hal.41)
B.     Penokohan
Penokohan adalah penciptaan citra tokoh  dalam karya susastra atau penggabaran watak(sifat).
Menurut para ahli
1.      Robert Stanton
Penokohan biasanya dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter menuju pada individu-individu bertanya; “berapa karakter yang ada dalam cerita itu?”. Konteks kedua, karakter merujuk pada pencampuran dari berbagai kepentingan,keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu tersebut seperti yang tampak emplisit  pada pertanyaan; “menurutmu, bagaimanka karakter dalam cerita itu?”.[2] Dalam sebagian besar cerita dapat ditemukan satu ‘karakter utama’ karakter yang terkait  dengan semua pristiwa yang berlangsung dalam cerita.
Jadi didalam novel JANGIR BALI  ada beberapah penokohan dalam  cerpen tersebut yaitu :
a.       Raden Panji susila                    :” ramah, sopan, dermawan, dan pemuji”. ( Hal.3 )
b.      Putuasih                                   :” pandai, rajin “.( Hal.7 )
c.       I Ngurah                                  :” humoris, baik hati dan suka menolong”. ( Hal.5 )
d.      Ibu Putuasih                             :” penyayang, sabar dan berbakti pada suami, rajin bekerja”( Hal.41 )
e.       Nyoman Gede                         :” homuris” ( Hal. 31 )
f.       R.P  Panji Kusumowijoyo        :” memikirkan diri sendiri, tidak peduli dan ingin dipuji”( Hal.55 )
g.       Bibi Raden Panji Susila                        :” penurut pada suami, penyayang”( Hal.57 )
h.      Raden Joyosasminto(Ayah Putuasih ):” mencelah, pemarah, dan tidak bertanggung jawab     “( Hal. 42 )
i.        Reserse(mata-mata)                 :” pemfitnah, pembohong,penjahat, dan picik”(Hal. 93)
j.        Ibu Raden Panji Susilah                       : penyayang
k.      Polisi                                        :” tidak tegas dan tidak adil “ (Hal.64)
l.        Trimuntri                                 : “ penyayang” (Hal.36 )
m.    I ketut dan Wirada                   :” pencuri dan penganiaya”( Hal.21 )
n.      Jilantik                                     : “ baik, ramah, dan peduli pada sesame “ (Hal.98)

C.     Latar
Latar adalah keterangan mengenai waktu,ruang dan suasana terjadinya suatu lakuan dalam karya sastra.
Menurut para ahli
1.      Robert Stanton
Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah pristiwa dalam cerita, semesta yang berintraksi dengan pristiwa-pristiwa yang sedang berlangsung.[3] Lartar juga dapatberwujud waktu-waktu tertentu(hari,bulan,dan tahun),cuaca, atau satu priode.                                                               
Jadi latar dari novel JANGIR BALI ada tiga latar yaitu latar waktu, latar tempat dan latar suasana yaitu sebagai berikut :
a.       Latar waktu
“ pagi hari. matahari sudah mulai naik dari tepi langit sebelah timur, baru sepenggalan tingginya. Sinarnya sebagai emas yang baru disepuh, gilang-gemilang dan lemah lembut”. ( Hal.1 )

“ pada pukul delapan malam , sesudah makan susilah duduk menghadapi meja tulisnya, yang terletak disudut sebuah bilik kecil’. ( Hal.13 )

b.      Latar Tempat
1.      “Singaraja : kebetulan hari itu cerah itu bertepatan dengan hari yang dimuliakan orang bali yang beragama Hindhu di Singaraja, pusat kebesaran dan kebudayaan Bali Utara.”( Hal.48 )
2.      “Sanjen : dan sehabis mengusahakan perkara sekolah dan pekerjaan                  sosial itu, ia pun pergi pula kedesa sanjen akan menemui kekasihnya.” (Hal. 55 )
3.        “ Bangkalan Surabaya : Hampir sekalian orang yang ada di stasiun bangkalan itu kenal akan susila.”
4.      “Penjara : demi membela kawan-kawanya yang tidak bersalah tertangkap dalam penjara , ia pun terjebak oleh tipu daya polisi dan akhirnya susila pun   tertankap dalam penjara.”( Hal. 93 )
5.      “Garendot : keadaan sekelilingnya menunjukan kepadanya bahwa ia sudah dekat di desa grendrot.” ( Hal.100 )
6.      “Pantai Selat Bali : anak-anak pun banyak serta untuk menuju kea rah tepi pantai dengan riang.” ( Hal. 1 )
c.       Latar suasana : sedih, mengharukan, menegangkan, kebahagiaan.

D.     Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu(kepala karangan cerita).
Menurut para ahli
1.      Prof. Suminto A. Sayuti
Judul merupakan hal pertama dibaca oleh pembaca fiksi. Judul merupakan elemen lapisan luar suatu fiksi.
Jadi novel dari Nur St. Iskandar adalah “ Jangir Bali”

E.     Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut nama pengarang memandang ceritnya.[4]
Menurut para ahli
1.      Prof. Suminto A. Sayuti
Sudut padang adalah arah pandang terhadap pristiwa-pristiwa didalam cerita senhingga tercipta satu kesatuan cerita yang utuh. Atau pristiwa dan kejadian dalam cerita.

Jadi, “ sudut pandang dari novel Jangir Bali adalah sebagai berikut “ Raden Panji Susila berasal dari Madura dan beragama islam , ia berumur sekitar antara 20 atau 21 tahun. Ia jadi guru di sekolah taman siswa di singaraja , baru tiga bulan dipindahkan dari bangkalan ke sana. Yang memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia terhadap kepada bangsa dan negerinya. Hendak menggangkat derajat banggasa dan tanah air ke tingkat yang agak tinggi. “ ( Hal. 3 )

F.      Gaya bahasa dan nada
Nada tinggi rendahnya bunyi(lagu,musik). Gaya adalah sikap, gerakan,
Menurut para ahli[5]
1.      Robert stanton dan Prof. Suminto A. Sayuti
Nada adalah sikap emosional pengarang yang di tampilkan dalam cerita. Nada bisa nampak dalam berbagai wujud, baik yang ringan, romantis, hironis, mistirius, seyap, bagai mimpi, atau penuh perasaan   dan  Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan seseorang yang khas bagi seorang pengaran . Jadi gaya bahasa dari novel Jangir Bali yaitu”
a.       lebih kental dengan bahasa melayu dan bali itu sendiri . misalnya  gaya bahasa yang berhubungan dengan kasta sudra, kasta satria, priyai, metagon. “
b.      Nada
Rendah : Raden Panji Susila berasal dari Madura dan beragam islam yang berumur 20-21 tahun.
Tinggi : tidak nak, sebelum terlambat, baiklah kauturut nasihat ibu tadi.  

G.    Simbolisme
Simbolisme adalah perihan pemakaian simbol(lambang) untuk mengepresikan ide-ide misalnya sastra, seni.[6]
Menurut para ahli
1.      Robert stanton
Dalam fiksi, simbolisme dapat memunculkan tigak efek yang masing-masing bergantung pada bagaiman simbol bersangkutan digunakan petama, sibol muncul pada satu kejadian penting dalam cerita menunjukan makna peristiwa. Dua, satu simbol yang ditambilkan berulang-ulang. Mengingatkan kita akan beberapa elemet konstan dalam semesta cerita. Tiga, simbol yang muncul apa konteks yang berbeda-beda akan membantu kita menemukan tema. Jadi simbolisme dari novel yang bejudul Jangir Bali  yaitu sebagai berikut :
“bagai bumi dengan langit bedanya dengan pekarangan rumah orang sebelah-menyebelah”.

H.    Ironi
 Ironi adalah salah satu jenis majas yang mengungkapkan sindiran halus.[7]
Menurut para ahli
1.      Robert stanton
Ironi dimaksudkan sebagai cara untuk menunjukan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah di duga sebelumnya.
Jadi ironi dari novel yg bejudul Jangir Bali ada beberapah ironi yaitu sebagai berikut:            
a.       “ saya takut nak, kalau-kalau kita ini sebgai si cebol ridukan bulan. Ia orang bangsawan kita ini orang hina dina. Dia satria dan kita ini sudra. Masa dapat antah bercampur dengan beras” ( Hal.40 )
b.      “ biar rakyat makan tanah ia tak peduli, asal ia sendiri daoat hidup boros dengan gaji besar asal mendapat pujian dari atas “ ( Hal. 58 )

I.       Tema
Tema adalah pokok pikiran dasar cerita yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan sebagainya.[8]
1.      Robert stanton
       Tema gagasan utama dan maksud utama secara pleksibel, tergantung pada konteks yang ada. Tema membuat cerita lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak.
Jadi novel dari Jangir Bali yang bertemakan “ Seorang laki-laki yang mempertaruhkan cita-cita  dan juga cinta nya. “ yang didapat dari konflik 1,2 dan 3 pada novel trsebut yaitu
a.       “ibu tidak menyukai susila yang menyangkut pautkan cita-citanya pada percintaanya terhadap anaknya putuasih, Karena ibuk tidak mau kejadian masa lalu dirinya terulang lagi pada anaknya ini.” ( Hal. 41 )
b.      “polisi mencurigai niat baik susilah yang inggin membanggun sekolah untuk kemajuan bangsa dan bernegara . yang dipandangnya sebagai perbuatan yang betentangan dengan aturan menjaga ( kesejahteraan dan kemampuan umum )”. ( Hal. 64 )
c.       “Menghilangnya putuasih tanpa kabar sehinggah mengacaukan pikiran susila akan gadis tersebut. “ ( Hal. 240 )   



[1] Robert stanton, teori fiksi. (yogyakarta: pustaka pelajar 2007) hal. 26
[2] Opsid, hal.33
[3] Opsid.,hal .35
[4] Prof.Suminto A. Sayuti, Kenalan dengan Prosa Fiksi, (Yogyakarta: Gama Media,2000),hlm.157
[5]Robert Stanton, Teori Fiksi, (yogyakarta: pustaka pelajar 2007),hal.61
[6]Opsid,hal.64
[7] Opsid,hal.71
[8] Opsid,hal.7

No comments:

Post a Comment