1

loading...

Tuesday, December 18, 2018

KUMPULAN CERITA HEWAN


KUMPULAN CERITA HEWAN


1.      Dongeng Rusa dan Kura-Kura
Hiduplah seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia meremehkan kemampuan hewan lain.
Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir saja. "Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?"
"Aku sedang mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura.
Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak engkau, hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber penghidupan!"
Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki.
Si rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu yang engkau bisa lakukan!"
Si kura-kura tidak bersedia melakukannya. Katanya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan jatuh dan tidak bisa membalas menendangku."
Si rusa kian marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang. Ia berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki depannya sekuat-kuatnya.
Ketika si rusa mengayunkan kakinya, si kura-kura segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam tempurungnya. Tendangan rusa hanya mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah mendapati tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si kura-kura dengan kuat. Akibatnya tubuh si kura-kura terbenam ke dalam tanah. Si Rusa menyangka si kura-kura telah mati. Ia pun meninggalkan si kura-kura.
Si kura-kura berusaha keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa setelah beberapa hari mencari. "Bersiaplah Rusa, kini giliranku untuk menendang."
Si rusa hanya memandang remeh kemampuan si kura-kura. "Kerahkan segenap kemampuanmu untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-ragu!"
Si kura-kura bersiaga dan mengambil ancang-ancang di tempat tinggi. Ia lalu menggelindingkan tubuhnya. Ketika hampir tiba di dekat tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya hingga tubuhnya melayang. Si kura-kura mengincar hidung si rusa. Begitu kerasnya tempurung si kura-kura mengena hingga hidung si rusa putus. Seketika itu si rusa yang sombong itu pun mati.

Pesan Moral dari Cerita: Dongeng Rusa dan Kura-Kura adalah jangan sombong dan meremehkan kemampuan orang lain. kesombongan hanya akan mendatangkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.


2.      Anjing Gunung, Keledai dan Macan Tutul
Suatu hari seekor keledai pergi mencari seekor anjing gunung ke sebuah gunung yang sangat tinggi, keledai itu sengaja mencari anjing gunung untuk berburu bersama di sebuah hutan yang cukup lebat dan tidak lama keledai itu menaiki gunung akhirnya dia menemukan seekor anjing gunung sedang berjalan. Kemudian anjing itu dia ajak untuk berburu bersama dan akhirnya anjing gunung itu menerima ajakan dari sang keledai, kini sang keledai dan anjing gunung pergi ke hutan lebat itu namun sebelum mereka memasuki hutan itu sang keledai menemui seekor mancan tutul yang sedang tiduran di sebuah pohon besar. Sang keledai kemudian mengajak macan tutul itu pergi berburu bersama dan macan tutul itupun menerima ajakan sang keledai.
Setelah sang keledai mengumpulkan teman berburunya yaitu Anjing gunung dan Macan Tutul kini mereka pergi bersama-sama memasuki hutan lebat untuk berburu bersama, mereka menangkap hewan-hewan dengan kerjasama yang baik hewan apapun bisa mereka tangkap dengan mudah mereka berburu mulai dari pagi hari sampai dengan sore hari. Mereka berhasil mengumpulkan hewan-hewan tangkapannya kemudian mereka bawa ke tempat terbuka dan mereka tumpuk hewan-hewan hasil buruan mereka. Hewan hasil buruan mereka terdiri dari seekor kelinci, kambing, rusa, kerbau, kijang dan uncal, kini waktunya mereka membagi-bgaikan hewan tangkapan mereka.
Sang macan tutul menunjuk sang keledai untuk membagi hewan-hewan itu “Keledai silahkan kau bagi makanan-makanan itu” Perintah sang macan tutul lalu keledai itu menghitung dengan cermat hewan tangkapan itu, setelah sang keledai menghitung dia membagikan hewan-hewan itu secara adil dengan membagi tiga bagian yang sama banyak.
Melihat pembagian itu sang macan tutul sangat marah kemudian dia menerkam sang keledai hingga keledai itu mati dan kini tumpukan makanan telah bertambah. Kemudian sang macan tutul menoleh ke arah anjing gunung “Sekarang kamu bagikan hewan-hewan itu”. Perintahnya dengan marah, kini sang anjing gunung mendekati makanan itu dia menumpukan kembali hewan-hewan yang telah dibagikan oleh sang kedelai menjadi tumpukan yang besar kemudian dia menggigit seekor kelinci di mulutnya untuk dirinya sendiri, itupun hanya seekor kelinci yang dagingnya sangat kecil dan tidak begitu berarti untuk sang macan tutul.
Macan tutul yang tadinya marah kini mulai reda dia melihat keputusan sang anjing gunung dengan tersenyum “Kau sangat pandai dalam mengambil sebuah keputusan wahai anjing gunung, kau membagikan makanan ini dengan sangat adil apakah kau mempelajarinya dari sang keledai?”. Tanya sang macan tutul “Ya aku belajar dari sang keledai” jawab anjing gunung itu sambil pergi dari hadapan sang macan tutul “aku juga tidak mau mengulangi nasib sama dengan keledai itu” celetuk sang anjing. Dalam hatinya anjing gunung sangat kecewa dengan keserakahan macan tutul, dia berjanji tidak akan bekerjasama dan membantu macan tutul di kemudian hari.

Pesan Moral dari Cerita: Anjing Gunung, Keledai dan Macan Tutul adalah sifat serakah dan curang akan membuat orang lain menjauhi kita. Dan pada suatu saat kita butuh bantuan orang lain mereka tidak akan mau membantu.

3.      Kadal dan Ular Air
Disebuah kolam yang cukup besar dan dalam seekor kadal sedang berjalan di pinggiran kolam kadal itu sedang mencari kegiatan baru kadal itu sangat ingin mencoba sesuati yang baru, dia sangat ingin berpetualang ketika dia berjalan dipinggiran kolam sambil mengeluarkan lidahnya dia melihat sesuatu muncul dari dalam air hal pertama yang dilihat oleh kadal itu adalah sebuah kepala yang melenggak lenggok kesana kemari seperti sedang mencari sesuatu kemudian kadal itu mendekati mahkluk yang muncul dari dalam air itu dan dia sedikit kaget ternyata dia melihat seekor ular air.
Ketika itu ular air juga melihat kehadiran sang kadal lalu mendekatinya, setelah sampai dekat dengan sang kadal ular itu meninggikan kepalanya dan berkata : ”Apa yang sedang dilakukan oleh seekor kadal gemuk ini dipinggiran kolam?” kadal itu menjauh dari sang
ular karena dia takut dimangsa olehnya “Aku hanya sedang mencari kegiatan baru, aku hanya ingin mencari sebuah petualangan”. Kata sang kadal. “Kenapa kau menghindar dariku? Aku tidak memakan mu aku telah kenyang memakan ikan kecil yang ada di kolam itu” kata sang ular “jadi kau ingin sebuah petualangan yang seru” kata ular sambil mendesis “Ya itu benar aku ingin sekali mencoba sesuatu yang baru” kata sang kadal dengan penuh semangat “apa kau pernah melewati kolam ini sendiri?” Tanya sang ular.
“Aku tidak pernah melewatinya kolam ini terlalu luas untuk aku sebrangi meskipun aku bisa sedikit berenang tapi aku takut untuk menyebrangi kolam ini dari satu tepian ketepian lainnya”. Jawan sang kadal “apa kau mau menyebaranginya aku akan membantunya” ajak sang ular. Sang kadal sangat ingin sekali menyebranginya dan tanpa berpikir panjang kadal itu menerima ajakan dari sang ular “Baiklah kalo begitu carilah sesuatu yang bisa dijadikan sebagai tali!” Pinta sang ular “Untuk apa tali itu?” Tanya sang kadal dengan heran “Tali itu untuk kau ikatkan ke ekorku ketika kita berenang menyebrangi kolam ini kau tidak akan tenggelam, aku akan menarikmu kepermukaan”. jelas sang ular.
Lalu sang kadal mencari tali di pinggiran kolam dan dia mendapatkan nya, setelah itu sang kadal menalikan kaki depannya ke ekor sang ular dengan sangat kuat. Selesai itu kini sang ular dan sang kadal berenang menyebrangi kolam luas itu namun di tengah-tengah kolam sang ular berpikir untuk menenggelamkan sang kadal sebelum mencapai tepian, ketika hal itu akan dilakukan oleh sang ular tiba-tiba tibuhnya tertarik ke atas dia mencoba melepaskan diri dengan sekuat tenaga namun hal itu percuma ternyata sang kadal disambar oleh seekor burung alap-alap sehingga tubuh ular itu bergelantungan di udara. Saat itu sang alap-alap melihat bukan hanya kadal saja yang dia tangkap namun begitu juga seekor ular air dimana ekornya terikat pada kaki sang kadal.

Pesan Moral dari Cerita: Kadal dan Ular Air adalah jauhkanlah diri kita dari niat buruk, karena hanya akan merugikan kita dikemudian hari.

4.      Kelinci dan Anjing Petani
Disebuah perkebunan jagung yang cukup luas terdapat seekor anjing petani sedang mencari kelinci yang berkeliaran untuk dimangsa. Anjing itu dilatih untuk mengejar hewan pengganggu perkebunan jagung ketika jagung masih muda. Daun jagung itu sering dimakan oleh kelinci sehingga tanaman jagung itu tidak dapat tumbuh dengan baik dan jika tanaman itu tidak tumbuh dengan baik hasil panen jagung juga akan sangat berkurang, maka dari itu sang petani menempatkan seekor anjing terlatih di perkebunan itu. Setiap hari anjing itu berkeliaran memeriksa hewan pengganggu tanaman jagung di perkebunan petani.
Pada suatu pagi anjing itu bangun dari tidurnya kemudian dia berjalan mengitari perkebunan jagung itu sambil mengendus-ngendus bau hewan lain dengan hidung nya, penciuman anjing itu sangat tajam bahkan anjing itu mampu mencium bau kelinci dari jarak yang sangat jauh, ketika dia berjalan anjing itu mencium bau kelinci dari kejauhan anjing itu mengikuti arah bau itu sampai akhirnya dia melihat seekor kelinci sedang asik memakan pucuk jagung yang masih muda. Anjing itu berjalan perlahan
mendekati kelinci tersebut ketika dia sudah sangat dekat dengan kelinci itu sang anjing langsung mengejarnya dengan sangat cepat, namun sang kelinci mendengar langkah anjing itu karena kelinci memiliki telinga yang panjang dan sangat peka terhadap suara. Kelinci itu menhindari sang anjing dengan cepat dia melompat dengan sangat cepat dan lompatan kelinci itu sangat jauh.
Sang anjing terus mengejarnya meskipun kelinci itu semakin menjauh dari jarak sang anjing namun sang anjing tidak menyerah begitu saja. Anjing itu memiliki kemampuan berlari tanpa henti sehingga dia mampu mengejar sang kelinci tanpa kelelahan. Meskipun demikian sang kelinci yang sangat cepat melompat menghindari kejaran anjing itu membuat anjing itu kehilangan jejaknya, anjing itu mulai mengendus-ngendus bau sang kelinci dan tidak lama kemudian dia menemukan kelinci itu kini dia mengejarnya lebih cepat dari sebelumnya namun sang kelinci itu tidak dapat dia kejar hingga akhirnya anjing itu menyerah dan tidak melakukan pengejaran terhadap kelinci itu lagi. Ternyata kejadian itu ditonton oleh seekor burung gagak yang sedang bertengger di sebuah pohon yang daunnya sedang gugur ketika anjing itu melewati pohon tersebut sang gagak bertanya kepadanya “Ternyata kelinci itu lebih kencang dibandingkan dengan dirimu” kemudian sang anjing berkata dengan tenang “Apa kau tidak melihat perbedaan yang begitu mencolok antara aku dengan kelinci itu?” sang gagak menjawab “aku tidak melihat perbedaan itu, memang apa perbedaan yang kau maksudkan itu?” Sang anjing menjawab “Aku berlari untuk menangkap makanan sedangkan dia berlari mempertahankan hidupnya, sebuah keinginan akan menentukan kerasnya sebuah usaha”.

Pesan Moral dari Cerita: Kelinci dan Anjing Petani adalah jika kita memiliki keinginan dan semangat yang kuat untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, maka cepat atau lambat keinginan itu pasti akan terwujud.

5.      Kuda yang memakai kulit harimau
Seekor kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan yang lebat, kuda itu telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu dia terlihat gembira karena tidak ada petani gandum menjaga ladangnya.
Ketika dia menuju hutan lebat di tengah jalan sang kuda melihat sesuatu dengan heran seperti sebuah kulit harimau lalu kuda itu mendekatinya dan ternyata memang benar apa yang dia lihat adalah sebuah kulit harimau yang tidak sengaja ditinggalkan oleh para pemburu harimau. Kuda itu mencoba memakai kulit harimau itu dan ternyata pas ditubuhnya.
Lalu terlintas di benak kuda itu untuk menakuti hewan-hewan hutan yang melewati dirinya, kuda itu bergegas mencari tempat untuk bersembunyi. Tempat itu harus terlihat gelap dan sering dilalui oleh beberapa hewan hutan. Akhirnya dia menemukan semak-semak yang cukup gelap untuk bersembunyi dan kuda itupun masuk ke semak-semak dengan menggunakan kulit harimaunya, di semak-semak kuda itu bersembunyi menunggu hewan hutan yang melewatinya dan tidak lama kemudian beberpa domba gunung berjalan ke arah dirinya kuda itu kini bersiap-siap untuk meloncat.
Ketika domba-domba itu melewati kuda yang sedang bersembunyi kuda itu meloncat ke arah domba-domba itu dan serentak domba-domba itu berlarian kesana kemari mereka ketakukan dengan kulit harimau yang di pakai oleh kuda itu. Sang kuda hanya tertawa setelah domba-domba itu berlarian dia amat senang sekali menjaili domba-doma itu.
Lalu sang kuda kembali bersembunyi kedalam semak-semak dia menunggu hewan lain datang melewati semak-semak itu dari kejauhan terlihat seekor tapir berjalan sambil mengunyah sesuatu dimulutnya, tapir itu berjalan dengan sangat lambat mendekati semak-semak namun ketika kuda itu meloncat ke arah tapir itu sang tapir terkejut dan lari sekencang-kencangnya menghindari menghindari kuda yang memakai kulit harimau itu. Sang kuda kini semakin senang mengganggu hewan-hewan lainnya dan dia kembali ke semak-semak itu menunggu hewan lain untuk dia kagetkan.
Kini sang kuda menunggu lebih lama dari biasanya namun hal itu tidak membuatnya bosan tiba-tiba seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus dimulutnya. Kucing itu tidak melewati semak-semak kucing itu hanya duduk menyantap tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar, melihat hal itu sang kuda berinisiatif untuk mengagetkannya dari arah belakang. Kuda itu keluar dari semak-semak dan berjalan dengan hati hati agar lebih dekat dengan sang kucing ketika sudah sangat dekat dengan sang kucing, kuda itu mengaum seperti halnya seekor harimau namun kuda itu tidak sadar bahwa suara aumannya bukanlah suara harimau melainkan suara seekor kuda, mendengar hal itu sang kucing menoleh ke belakang dan dia melihat kuda itu dengan kulit harimau namun bersuara kuda.
Hal itu membuat sang kucing tertawa terbahak-bahak “Apabila aku melihatmu memakai kulit harimau itu aku akan lari ketakutan tapi auman suaramu itu tetap bukan suara harimau melainkan suara seekor kuda”.

Pesan Moral dari Cerita: Kuda yang memakai kulit harimau adalah sepandai-pandainya kita berpura-pura maka suatu saat akan terlihat juga kebohongannya. Kejujuran merupakan kata yang paling indah di dunia ini.

6.      Nenek Tupai Yang Sakit
Di sebuah hutan, tinggallah Nenek Tupai yang sangat di sayangi oleh seluruh penghuni hutan. nenek Tupai tersebut sangat bak hati. Namun, ia hidup seorang diri dirumah yang sangat kecil. Anak-anaknya pergi ke hutan lain dan tidak pernah kembali. Untuk mengisi waktunya, Nenek Tupai berkebun tepat dibelakang rumahnya. Ia pun selalu membagikan hasil kebunnya kepada anak-anak dan binatang lainnya. Ia juga sangat pintar mendongeng.
Setiap sore, semua binatang datang kerumahnya untuk mendengarkan dongeng. Namun, pada suatu sore. Nenek Tupai sakit dan tidak dapat mendongeng karena batuk. Sungguh sangat kasihan. Beberapa binatang pun berkumpul dihalaman seperti, Kancil, Kuda Nil, Gajah, Jerapah, dan Landak.
‘’ Nenek Tupai pasti sangat kelelahan karena setiap hari ia bekerja dan mendongeng.’’ Ujar Gajah. Semua binatang pun mengangguk setuju.
‘’ Apa yang bisa kita lakukan untuk Nenek Tupai?’’ Tanya Kuda Nil.
‘’ Bagaimana jika kita merawat Nenek Tupai?’’ tambah Jerapah.
‘’ Namun, siapa yang akan menggantikan Nenek Tupai mendongeng dan bekerja dikebun?’’  ujar Landak.
‘’ Adik-adik kita pasti ingin sekali mendengar dongeng Nenel Tupai setiap hari?’’ Tanya Jerapah.
‘’ Begini saja teman-teman, kita semua sudah cukup dewasa. Ayo kita bergantian untuk merawat Nenek Tupai. sebagian, mendongeng dan bekerja dikebun. Dari kecil kita semua sudah mendengarkan Nenek Tupai mendongeng. Kita semua pasti bias.’’ Usul Kancil
Akhirnya, binatang-binatang yang lain pun setuju dengan usulan sang Kancil. Keesokkan harinya, mereka pun bergantian untuk merawat Nenek Tupai. Jerapah bertugas merawat Nenek Tupai, Kancil dan Kuda Nil bertugas mendongeng, Gajah dan Kuda Nil bertugas untuk menyirami kebun. Sang Nenek Tupai sangat senang dengan bantuan dari binatang-binatang tersebut. tidak lama kemudian, Nenek Tupai pun sembuh dan kembali lagi dengan rutinitasnya sehari-hari. Semua binatang pun sangat senang

Pesan Moral dari Cerita: Nenek Tupa selalu berbuat baik dan mendapatkan balasannya ketia ia mendapatkan kesusahan, banyak sekali binatang yang mau menolongnya.

7.      Seekor Anak Burung yang Membalas Budi

Description: Description: Contoh Dongeng Binatang Seekor Anak Burung yang Membalas BudiPada zaman dahulu, hiduplah seekor Burung yang tidak dapat terbang seperti Burung lainnya. ia hidup seorang diri dan sangat kesepian. Tidak ada satu ekor Burung pun yang mau berteman dengannya.
Suatu hari, ketika ia sang Burung sedang berjalan. Ia menemukan sebutir telur yang tergeletak di tanah.
‘’ Telur siapa ini? Ah, sepertinya ini adalah telur Burung yag terjatuh. Akan ku bawa pulang dan mengeraminya sampai telur ini menetas. Anak Burung ini akan ku jadikan anakku. Dan aku tidak akan kesepian lagi.’’ Kata Burung tersebut senang.
Sesampainya ia di rumah. ia langsung mengerami telur tersebut dengan sepenuh hati dengan penuh kasih sayang. Akhirnya, telur itu menetas. Ternyata, telur yang lahir, adalah anak Burung Elang.
Burung tersebut sangat senang sekali melihat anak Burung Elang. Ia pun merawatnya seperti anaknya sendiri. Hari demi hari terus berjalan. Anak Burung Elang mulai besar. Nalurinya pun untuk terbang mulai muncul.
‘’ Ibu, aku ingin terbang seperti teman-temanku yang lain. Bagaimana caranya terbang?’ Tanya anak Burung tersebut.
Sang Induk merasa sangat sedih mendengar yang di katakan anaknya tersebut, karena ia tidak bisa terbang. Ia tahu anaknya itu adalah seekor Burung Elang dan suatu saat nanti ia akan terbang tinggi dan meninggalkannya.
Ia tidak akan bisa menahan anaknya tetap tinggal bersamanya. Namun, ia juga tidak dapat mengajari anaknya untuk belajar terbang.
‘’ Anakku, cobalah belajar terbang sendiri. Ibu, tidak bisa terbang. Apalagi mengajari mu bagaimana caranya untuk terbang.’’ Kata sang Induk.
Setiap hari, sang Anak terus belajar terbang. Sampai suatu hari, ia menyadari bahwa ibunya sangat sedih saat melihatnya mulai bisa terbang.
‘’ Jika dulu ibuku tidak mengeramiku. Mungkin aku tidak akan terlahir ke dunia ini. Sekarang, setelah aku lahir, tumbuh besar dan bisa terbang seperti Burung-burung yang lainnya. aku akan meninggalkannya. Kasihan sekali ibuku sendirian. Tidak ada yang mengurus dan menemaninya. Ia pasti akan merasa sangat kesepian’’ Pikir sang anak.
Akhirnya, anak Burung Elang tersebut memutuskan untuk tidak terbang dan tetap hidup di darat untuk menemani sang ibu.
Sang Induk sangat senang dengan keputusan anaknya. Sejak saat itu. Ia tidak merasa kesepian lagi sampai akhir hidupnya. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan sangat bahagia dan saling menyanyangi.

Pesan moral dari Contoh Dongeng Binatang : Seekor Anak Burung yang Membalas Budi adalah sayangi kedua orang tuamu dan sayangilah mereka. Ketika kita masih kiecil mereka yang merawat dan melindungi kita dengan penuh kasih sayang.

8.      Rajawali Yang Sombong Dan Elang Yang Sabar

Suatu hari, Elang terbang dan mendarat di sebuah pohon. Sesaat kemudian, rajawali datang menghampiri elang.
"Hai, Elang. Apa yang kau lakukan di sini? Bukannya berburu, justru bermalas-malasan. Kau memang makhluk yang tidak berguna," kata rajawali mencibir.
"Aku sedang menunggu bantuan dari dewa," kata elang.
Rajawali melihat seekor burung puyuh sedang bertengger di sebuah tunggul pohon. "Aku berburu dengan kekuatanku. Aku tidak butuh bantuan dewa. Perhatikan apa yang akan aku lakukan kepada burung puyuh itu. Aku akan membunuhnya dan memakannya di depan matamu," kata rajawali menyombongkan diri.
Lalu, rajawali pun terbang menukik cepat untuk menangkap burung puyuh. Tapi, tiba-tiba burung puyuh pergi meninggalkan tunggul pohon.
Karena terbang terlalu cepat, rajawali tidak bisa berhenti mendadak sehingga dadanya terkena tunggul dan berdarah. Rajawali tidak bisa terbang lagi karena terluka.
Lalu, elang datang menghampiri rajawali. "Hei Elang, apa yang hendak kau lakukan?" tanya rajawali.
"Aku akan memakanmu. Aku tadi kan bilang sedang menunggu bantuan dari dewa. Inilah bantuan dari dewa untukku," jawab elang.
"Tidak, jangan makan aku," kata rajawali yang mencoba melawan. Namun karena elang terlalu kuat, rajawali pun kalah dan dimakan oleh elang sampai habis. Itulah balasan bagi rajawali yang suka menyombongkan diri.

Pesan Moral dari Cerita Hewan Singkat : Rajawali Yang Sombong Dan Elang Yang Sabar adalah jangan jadi anak yang sombong dan suka membanggakan diri sendiri. Setiap orang pasti butuh bantuan dari orang lain.

9.      Gagak Yang Cerdik dan Kendi Berisi Air
Dalam Cerita Dongeng Anak kali ini akan menceritakan seekor burung Gagak. Yaitu tentang burung Gagak Yang Cerdik dan Kendi Berisi Air.
Dari kejauhan, gagak melihat sebuah taman yang tampak subur. "Sepertinya taman itu dirawat dengan baik. Tanamannya pasti rajin disiram sehingga tumbuh subur," batin gagak. "Aku akan coba ke sana, barangkali ada tetes-tetes air yang bisa aku minum."
Sesampainya di sana, gagak langsung menelusuri dedaunan di atas pohon, berharap bisa mendapatkan tetes-tetes air. Namun, gagak gagal mendapatkannya. Daun-daun pohon itu kering. Tidak ada satu pun tetes air yang tertinggal, sudah menguap karena sinar matahari yang begitu terik. Gagak mendesah kecewa, lalu bersiap pergi dari sana.
Baru saja terbang beberapa meter, gagak melihat sebuah kendi di taman itu. Ia membalikkan arah dan kemudian terbang mendekati kendi tersebut.
"Horeee!" tiba-tiba gagak melonjak girang. "Ada air di dalam kendi ini! Akhirnya aku bisa minum!"
Gagak memasukkan kepalanya ke kendi itu untuk meminum air yang ada di dalamnya. Namun, gagak kesulitan. Permukaan air terlalu rendah sehingga paruh gagak tidak bisa menjangkaunya.
"Ah, padahal tinggal sedikit lagi," keluh gagak. Ia mengelilingi kendi itu sambil berpikir bagaimana cara mengambil air yang ada di dalamnya. Ia mencoba memasukkan kepalanya lagi
ke dalam kendi hingga lehernya terasa sakit, namun masih tetap gagal.
"Aduh... aku harus bisa... aku harus mendapatkan air dalam kendi ini," tekad burung gagak. Setelah berpikir sejenak, ia mendapatkan ide. "Aku akan mencoba memecahkan kendi ini dengan paruhku."
Gagak mematuk-matuk kendi itu dengan sekuat tenaga. Namun, kendi sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan pecah. Gagak mencoba cara lain. Ia bermaksud merobohkan kendi itu. Dengan sisa - sisa tenaga yang ada, ia pun mendorong kendi. Tapi, kendi itu bergeming, tidak bergerak sedikit pun.
Kini burung gagak nyaris putus asa. Ia merasa sangat lelah dan haus. Tenaganya pun sudah hampir habis. Kerongkongannya terasa begitu kering. "Bagaimana ini?" batin gagak, bingung. Kondisi yang kritis itu memacu otaknya untuk terus berpikir. Tiba-tiba, sebuah ide cemerlang melintas di benaknya.
"Aha! Cara ini pasti berhasil!" seru gagak. Semangatnya bangkit, dan tenaganya seolah-olah telah kembali. Gagak mencari kerikil di sekitar situ, lalu memasukkannya satu per satu ke dalam kendi. Apa maksud si gagak melakukan hal itu?
Kerikil itu membuat permukaan air di dalam kendi naik. Semakin banyak kerikil yang ia masukkan, permukaan air di dalam kendi semakin naik. Dengan begitu, gagak bisa meminum.
Berkat kecerdikannya, gagak terselamatkan dari rasa haus yang menderanya.

Pesan moral dari cerita: Saat menemui masalah, janganlah mudah berputus asa, sebab setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Yang perlu kita lakukan adalah berpikir dengan tenang untuk mencari solusinya. Jangan lupa berdoa kepada Tuhan, memohon kepada-Nya agar kita diberi kemudahan untuk mengatasi setiap masalah.

10.  Semut, Merpati dan Pemburu
Pada suatu pagi yang cerah,si putih merpati sedang terbang seperti biasa. 
Dia terbang rendah di antara dahan-dahan pohon untuk mencari makanan. 
Sesekali dia bernyanyi menyambut suara alam pagi hari yang begitu indah dan sejuk. 
Description: Description: https://1.bp.blogspot.com/-xtCkaaOoWJ0/UZCLZSP2J9I/AAAAAAAAA7Y/8axE3zy1Fmg/s320/semut+dan+merpati.jpgSi putih merpati mengelilingi hutan seperti biasa.Tak lupa dia juga menyapa teman-temanya yang dia temui. 
Ada si jalak, kutilang, pak monyet,pak kerbau, bu jerapah, dan masih banyak lagi hewan-hewan penghuni hutan yang lainya. 
Si putih merpati mempunyai banyak teman karena dia baik,ramah,dan suka menolong siapa saja. 
Dia tak pernah pilih-pilih teman.Hingga semua penghuni hutan sangat menyukainya. 
Waktu si putih merpati terbang di dekat sebuah sungai,tiba-tiba dia mendengar suara minta tolong. 
Dia pun terbang menyusuri sungai untuk mencari asal suara itu. 
Dia melihat ada seekor semut yang hampir tenggelam.
Semut itu hanyut terbawa arus sungai karena tak bisa berenang. 
Dengan cepat si putih merpati terbang ke atas pohon.  Dia mengambil sepucuk daun lalu dia bawa terbang dengan paruhnya.  Daun itu kemudian dia jatuhkan di dekat si semut yang malang tersebut.  Dengan susah payah si semut berenang untuk mencapai daun itu dan naik di atasnya. 
Setelah semut itu berada di atas daun, si putih merpatipun kembali membawa daun itu dengan paruhnya dan menaruhnya di atas pohon. Dan ahirnya, si semut yang malang itu selamat. 
"Terimakasih kau telah menolongku. Namaku loly semut,siapa nama mu sobat?". Tanya si semut. 
"Namaku si putih, salam kenal sobat.  Senang bisa membantu mu". Jawab si putih merpati ramah. 
"Aku berhutang budi pada mu putih, suatu saat..Aku akan membalas kebaikan mu". Kata loly semut. 
"Sebagai mahluk hidup, kita memang harus saling tolong menolong.Tak usah kau fikirkan untuk membalas budi, karena aku tulus membantu mu". Kata si putih. 
"Walaupun begitu, suatu saat jika kau butuh bantuan ku aku akan ganti membantu mu. Sekali lagi terimakasih sobat". 
"sama-sama loly, sampai jumpa lagi". Kata si putih merpati kemudian terbang kembali. 
Satu minggu sudah berlalu sejak kejadian itu. Pada suatu hari si loly semut sedang merayap di atas sebuah pohon untuk mencari makanan. 
Tak sengaja dia melihat pemburu di bawah pohon itu.  Si pemburu itu terlihat sedang membidik sesuatu.  Ternyata yang di bidik pemburu itu adalah si putih sahabatnya.  Si putih sedang asik bertengger di atas pohon hingga dia tak menyadari bahaya yang mengancamnya. 
"wah..Itu si putih sahabat ku. Dia dalam bahaya, aku harus menolongnya". Kata si loly semut dalam hati. Si loly semutpun lalu menjatuhkan diri tepat dia hidung si pemburu.Kemudian dia merayap dan menggigit kelopak mata si pemburu. 
Karena kesakitan, si pemburupun berteriak dan bidikanya meleset mengenai dahan di samping si putih merpati. 
Karena terkejut dan baru sadar adanya bahaya yang mengancamnya,si putih merpati pun segera terbang tinggi dan menghilang di semak-semak. Dia tidak tau bahwa si loly semutlah yang menyelamatkanya. 
Si loly semutpun segera menjatuhkan diri ke tanah dan kembali merayap ke atas pohon. Kini..Dia telah bisa membalas hutang budinya.Walaupun si merpati tidak tau bahwa dialah yang menyelamatkan nyawanya,tapi melihat temanya selamat sudah membuat hati si loly semut senang dan bahagia. 

Pesan Moral cerita : Kita harus melakukan tiap hal dengan tulus dan tanpa pamrih. Jangan karena mengharap pujian ataupun imbalan.  Karena tiap hal yang kita lakukan dengan ikhlas,akan di beri pahala dan balasan yang berlipat oleh tuhan.. :)

11.  Cerita Hewan Fabel Terbaru: Kelinci dan Kura Kura (Karya Aesop)

Pada suatu hari di sebuah hutan, ada seekor Kura kura yang berniat untuk menantang seekor kelinci yang dikenal sombong dalam pertandingan adu cepat berlari. Kura-kura berani menantang kelinci karena sebelumnya telah dihina oleh kelinci. Kura-kura dianggap sebagai binatang yang lamban dan bodoh.
Saat mendengar tantangan dari kura-kura, kelinci pun tanpa pikir panjang menerima tantangan tersebut dengan penuh percaya diri. “Bodohnya kura-kura ini menantangku berlari, padahal sudah jelas pemenangnya adalah aku”, ucap kelinci dalam hatinya. Kelinci pun meninggalkan kura-kura dengan senyum sinisnya.
Keesokan harinya telah disiapkan jalur panjang yang akan dilewati keduanya untuk adu lari. Hewan-hewan yang lain sudah penasaran untuk menonton perlombaan itu. Dukungan hewan yang lain ditujukan kepada kura-kura yang memang baik hati sekaligus mereka juga kesal dengan prilaku sombong kelinci.
Bertugas sebagai wasit, seekor kera yang didaulat pun memberikan aba-aba sebagai tanda dimulainya perlombaan. Dalam waktu yang singkat kelinci jauh memimpin, namun kura-kura tak menyerah begitu saja. Kura-kura semakin cepat berlari.
Beberapa saat pun berlalu. Setelah berlari dengan kencangnya, kelinci merasa lelah di tengah perjalanan. Dia bergumam, “Kura-kura masih jauh di belakangku, rasanya aku bisa istirahat sebentar untuk memulihkan tenaga”. Kelinci bersandar di bawah pohon dan tertidur disana.
Beberapa waktu kemudian ia terbangun dan terkejut, kelinci berharap kura-kura masih dibelakangnya. Dengan cepat kelinci berlari menuju garis finish. Kelinci masih yakin akan kemenangannya menghadapi kura-kura. Namun kenyataan berkata lain, kura-kura sudah sampai terlebih dulu di garis finish. Ternyata kelinci tertidur cukup lama di bawah pohon, sehingga kemenangan pun didapatkan kura-kura. Semuanya bersorak gembira, kelinci akhirnya pergi dengan malu.

Pesan moral: kesombongan hanya akan menimbulkan keburukan

12.  Cerita Hewan Fabel Terbaru: Beruang dan Lebah

Suatu hari seekor beruang berjalan di sepanjang hutan untuk mencari makanan. Beruang berniat mencari buah-buahan untuk bekal makanan selama beberapa hari. Tanpa sengaja beruang menemukan sebuah pohon yang tumbang. Pohon tersebut ternyata dihuni oleh lebah yang tengah membuat sarang. Beruang pun penasaran dengan sarang lebah tersebut.
Beruang mulai mengendus-endus sarang dengan hidungnya. Dengan berhati-hati beruang melihat ke dalam sarang. Beruang berharap lebah tidak sedang berada di dalam sarang sehingga ia bisa mengambil madu yang ada di dalamnya.
Malang bagi beruang ternyata pada saat ia menengok ke dalam sarang, kawanan lebah sedang menuju ke sarangnya usai mencari sari makanan dari bunga-bunga. Tidak dapat dihindari kawanan lebah yang berjumlah ribuan tersebut menyerang beruang.
Dengan keras beruang mencoba melawannya dan berlari untuk menuju rumahnya. Tetapi kawanan lebah semakin ganas dan justru memanggil lebah dari beberapa sarang yang ada di hutan untk membantu mengejar beruang. Pada akhirnya, beruang tidak bisa menghindar dan merelakan tubuhnya digigit habis oleh kawanan lebah.

Pesan moral: tidak boleh tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu dan memikirkan perasaan orang lain yang mungkin terganggu dengan apa yang akan kita lakukan.

13.  Cerita Hewan Fabel Singkat : Gagak dan Elang

Pada suatu hari di hutan lereng gunung, ada seekor burung gagak yang sedang mencari makan. Burung gagak itu memiliki anak namanya Raga, seekor anak burung gagak yang sangat periang dan pantang menyerah. Kemanapun orang tuanya pergi, Raga selalu ikut dan membantu mencari makanan.
Ke esokan hari, Ibu Raga keluar ingin mencari makanan, Raga waktu itu yang masih tertidur tiba-tiba terbangun.
“Ibu mau kemana?” tanya Raga.
“Ibu mau mencari makanan untuk keluarga kita” jawab Ibu gagak.
“Raga ikut, bu. Raga ingin mencari cacing kesukaan Raga” pinta Raga.
“Iya nak, tapi kamu harus tetap waspada, jangan jauh-jauh dari ibu” ucap ibu gagak.
“baik bu” jawab Raga.
Padi itu mereka terbang ke arah timur, mereka turun dari sawah-kesawah untuk mencari tikus sawah. Raga dengan cerdiknya mendapatkan banyak cacing sawah. Namun tiba-tiba dari atas ada seekor elang yang juga mencari makan, elang itu memang terkenal sering merebut makanan gagak. Ketika gagak ingin menerkam seekor tikus, tiba-tiba elang menyahutnya dari atas.
“Hai elang, mengapa kamu suka merebut makananku?” bentak gagak.
“Kamu sangat lamban gagak, siapa cepat dia dapat” ejek elang.
“mengapa kamu tidak mencari makanan sendiri, dasar pengganggu” ucap gagak.
Sementara itu, Raga yang melihat ibunya sedang kesal sama elang, tiba-tiba terbang ke atas kemudian turun menyahut kembali seeokor tikus dari tangan di elang.
“Hey, anak gagak. Apa yang kamu lakukan?, kembalikan makananku” teriak elang.
“Aku hanya merebut kembali makanan ini dari ibuku, aku tidak mencuri dari kamu” ucap Raga.
“Dasar gagak kecil, cepat kembalikan” ucap elang tampak marah.
“Tidak, ini adalah milik kami, kamu yang mencarinya dan kamu telah mencurinya dari kamu” jawab Raga.
Ibu gagak hanya terdiam, ia sangat bangga sekali memiliki anak yang pemberani dan cerdik. Elang yang mulai tampak kesal, tampak sudang bersiap-siap menyerang gagak.
“Aku tidak takut sama kamu, selama kami benar” ucap Raga.
“Baiklah kalau itu mau mu, sekarang rasakan pembalasanku” teriak Raga.
Tiba-tiba ibu gagak menyela, tak ingin anaknya dalam masalah, ibu gagak langsung menghadang.
“Apa kamu tidak malu elang?, beraninya sama anak kecil” ejek ibu gagak.
“Kalau kamu pemberani, hadapi aku” tambah ibu gagak.
“Kalian berdua maju semuanya, aku tidak takut” ucap elang.
Disaat elang bersiap-siap menyerang Raga dan ibunya, tiba-tiba rombongan burung gagak terbang melewati mereka dan berhenti.
“Elang, kamu buat masalah lagi?” tanya salah satu gagak.
Elang hanya terdiam dan kabur karena ketakutan, Raga dan ibunya lega karna elang itu sudah pergi.
“Terima kasih atas bantuan kalian” ucap ibu gagak.
“Sama-sama, anakmu cukup berani melawan si elang. Aku salut padanya” jawab salah satu gagak.
“Terima kasih paman, Raga berani jika benar. Itu yang ibu ajarkan” ucap Raga.
Akhirnya rombongan gagak itu pamit ingin melanjutkan perjalanannya. Raga dan ibunya terbang pulang ke rumah mereka. Ibu bangga sekali Raga kini tumbuh menjadi anak yang berani dalam kebenaran dan cerdik.

Pesan Moral: “Kebenaran harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Kalau tidak maka kebenaran pasti dikalahkan oleh kebatilan.”

14.  Cerita Hewan Fabel Singkat: Keledai dan Katak

Disebuah pemukiman diujung bukit nan hijau ada seorang kakek yang memiliki keledai pagi itu kakek tersebut menyuruh keledai untuk membawa kayu “nah keledai, sekarang pergilah antarkan kayu ini ya, hati hati ya..” sang keledai pun segera pergi untuk mengantar kayu tersebut.
Namun ditengah perjalanan, keledai bertemu dengan kambing “eh, keledai, mau kamu bawa kemana kayu kayu itu?” tanya kambing “ah kambing aku mau membawa kayu–kayu ini kepasar” jawab keledai, “apa tidak berat kayu-kayu itu?” tanya kambing lagi “aku sudah terbiasa membawa kayu-kayu ini” kata keledai sambil melanjutkan perjalan “ya sudah hati hati ya” ucap kambing menutup pembicaraan.
Diperjalanan berikutnya, keledai menemui sebuah sungai dan keledai pun tidak dapat melewatinya jalan satu-satunya harus menyebrangi sebuah jembatan. Keledai sudah berhati-hati saat melewati sungai terdebut namun karena jembatan itu kecil, jadi tak mampu menopang tubuh keledai, hingga keledai pun terjatuh tercebur kedalam sungai tersebut, “tolong, tolong, tolong aku….”
Disaat bersamaan ada sekumpulan katak yang sedang berenang, “ah.. segar sekal air ini !” Karena keledai tercebur sang katak pun mendekati keledai, keledai meminta bantuan kepada si katak “tolong aku katak, aku tidak bisa keluar dari sungai ini, aku sudah tidak sangup katak” kata si keledai meminta tolong, katak pun berkata “ah.. si keledai, baru saja di sungai kau sudah begitu sedih dan menderita.
Lihat aku !, sepanjang hidupku aku berada di sungai, tapi aku tidak pernah mengeluh, dan kami senang berada disini, kalau kau tidak sanggup naik, ya sudalah, tidak usah menangis, kamu manja sih, berusaha yang lebih keras” si keledai menjawab “kamu jangan sombong katak, kamu bisa bantu aku tidak?“ bukannya membantu malah mmengejekku. ”
Aku bilang kamu harus berusaha keledai” jawab katak mencari alasan “dari tadi aku sudah berusaha, tapi tidak berhasil” katak mencari alasan lagi “tubuhmu kan besar, serahkan tenagamu, katanya keledai binatang yang kuat, ayo tunjukan” si keledai pun menyahut “aku memang binatang yang kuat, lihat saja di atas punggunku, aku bisa angkut banyak kayu sekaligus, kalau kamu kuat tidak mengangkat kayu sebanyak ini?”
Dari kejahuan si kancil melihat ada keledai dan katak yang sedang berbincang-bincang, dan kancil pun mendengar percakapan mereka, “hai teman-teman!“ sapa kancil!, “hai kancil” jawab keledai dan katak bersamaan. “aku mendengar pembicaraan kalian sejak tadi loo, bagaimana ceritanya dirimu bisa berada di sungai wahai si keledai?” keledai pun menceritakan pada kancil “tadi sewaktu aku menyebrang sungai, jembatanya patah dan aku tercebur, aku minta tolong pada katak, katak malah mengejeku”, katak pun meminta maaf pada kancil “maaf deeh. aku kan tidak bermaksud mengejek. Kami hanya mencoba memberi semangat kok, tubuh kami kecil, lalu apa yang bisa kami lakukan untuk menolong mu yang berbadan besar, walaupun kami hidup disungai ini” si kancil tersenyum, “oww begitu ketahuilah teman-teman, kita hidup di tempat yang berbeda katak harus hidup di air, karena katak makan dan berkembang biak di air, sedangkan aku dan keledai hidup di daratan, makan dan berkembang biak di daratan juga, tapi alangkah baiknya bila kita hidup di tempat yang berbeda, kita tetap saling tolong menolong, setuju!” nah keledai sekarang kami akan membantumu, aku akan mengangkat kayu itu satu persatu dari pundak mu agar beban mu berkurang dan kamu bisa melangkah naik di dasar sungai, akhirnya si keledai bisa keluar dari sungai tersebut dan keledai berterimah kasih kepada katak dan kancil “terimakasih ya katak dan kancil kalian telah menolongku!” katak dan kancil menjawab “sama sama keledai”.

Pesan moral: “bahwasanya kita sesama makhluk hidup harus saling tolong menolong, tidak peduli bagaimana cara kita hidup, dimanapun kita hidup, tidak peduli ras atau golongan maupun agamanya.”

15. Cerita Hewan Fabel Singkat: Ayam dan Kuda Nil

Pada suatu hari, datanglah seekor anak singa yang sedang kelaparan. Si ayam yang sedang mencari makan tak sadar bahwa dirinya diincar anak singa itu untuk dijadikan santapannya. Ketika sedang lahapnya si ayam menikmati makanannya, tiba-tiba…
“Hahahaaa, makanlah sepuasmu karena sebentar lagi kamu akan aku makan” teriak anak singa.
Ayam kaget, dia sedikit gugup karena dia sendirian kali ini. Namun dia teringat pesan kudanil untuk selalu tenang menghadapi sesuatu.
“Apa mau mu, singa kecil” ucap ayam.
“Yang aku mau?, kamu lucu sekali ayam, ya tentu saja aku mau memakan kamu karena aku sangat lapar sekali. Kamu ketakutan ya?. Hahahahaha.” kata singa.
“Takut!!.. Buat apa aku takut. Kamu hanya singa kecil yang masih belajar makan” ejek ayam.
“Kurang ajar kamu ayam, kamu telah menghinaku, rasakan ini” teriak singa.
Tiba-tiba anak singa itu menerkam ayam, ternyata ayam menghindar, singa itu
melakukan yang kedua kali, ayam pun tetap bisa menghindar. Anak singa itu tampak kesal dan marah.
“Ternyata cuma segitu saja kemampuanmu hai singa kecil” ucap ayam.
“Asal kamu tahu, ayam. Aku lah yang paling jago menerkam dibanding anak-anak singa lainnya di hutan ini.” kata singa.
“Haaahh, paling jago?..Tidak salah aku mendengarnya” ejek ayam.
“Kemampuan seperti itu kamu bilang yang paling jago, hahahahaa..Sombong sekali kamu singa kecil” tambah ayam.
“Ayahku raja hutan, aku tak takut pada siapapun” kata singa.
“Kamu tidak perlu menyombongkan ayahmu, pasti ayahmu sedih melihat anaknya seperti ini” jawab ayam.
Anak singa itu sombong sekali, tiba-tiba ayam punya ide untuk memberi pelajaran anak singa itu.
“Aku akan membuat dia malu dengan sifat sombongnya” gumam ayam.
Singa kecil itu meraum kemudian berlari kearah ayam, ia kembali mencoba menerkam ayam, kali ini ayam hanya terdiam tidak langsung menghindar, setelah terkaman singa kecil itu dekat, ayam langsung terbang ke ranting pohon, singa kecil itu pun kepalanya terbentur pohon besar.
“Hahahaaa.. Rasakan itu singa kecil” ejek ayam.
“Aduh, kepalaku sekait sekali. Tolong ayah, tolong.” teriak singa.
Dari kejauhan, ada seekor singa besar berlari, ternyata itu adalah si raja hutan ayah singa kecil itu. Melihat anaknya kesakitan, raja hutan marah.
“Siapa yang berani berbuat ini kepada anakku!!..” teriak raja hutan.
“Anakmu seperti itu karena perbuatannya sendiri, ia ingin memakanku, aku hanya menghindar menyelamatkan diri” jelas ayam.
“Aku tak terima anakku kesakitan seperti ini, aku akan membalasmu, ayam. Aku akan memakanmu sekarang juga.” ucap raja hutan.
Ayam sangat ketakutan, karena singa besar si raja hutan itu cukup lihai, ia bisa memanjat pohon, jika raja hutan itu menyerangnya, ia tidak bisa apa-apa. Sementara itu, kuda nil sedang asyik mandi di sungai, ia tak tahu kalau ayam sedang dalam bahaya.
“Tolong, tolong, tolong aku..” teriak ayam.
Mendengar suara minta tolong, kuda nil kaget. Ia langsung berlari menuju arah suara itu. Betapa kagetnya kuda nil ternyata sahabatnya sedang dalam bahaya.
“Apa yang terjadi, ayam?” tanya kuda nil.
“Raja hutan ingin memakanku, karena anaknya kesakitan terbentur pohon sewaktu ingin menerkamku” jawab ayam.
“Kuda nil, jangan ikut campur urusanku” raja hutan menyela.
“Begitu juga kamu singa, jangan ikut campur urusanku” jawab kuda nil.
“Dia anakku, maka sudah sepantasnya aku membela dan melindungnya” ucap raja hutan.
“Ayam juga sahabatku, maka sudah sepatutnya aku melindunginya dari bahaya” ucap kuda nil.
Raja hutan adu mulut dengan kuda nil, raja hutan berpikir dua kali bila harus berhadapan dengan kuda nil, selain tubuhnya besar, kulitnya pun sangat keras. Ia tak mampu menerkam apalagi menggigit kuda nil.
“Aku tidak takut walau kamu raja hutan, selama benar aku akan menghadapimu” tantang kuda nil.“Lebih baik, didiklah anakmu. Kesombongannya yang membuat dia seperti itu” imbuhnya.
Akhirnya raja hutan pulang, ia memarahi anaknya karena telah melakukan perbuatan yang memalukan. Sementara ayam lega ia akhirnya selamat, ayam sangat berterima kasih sama kuda nil karena telah menyelamatkannya.

Pesan Moral: “Beranilah karena benar dan takutlah karena salah. Kesombongan merupakan akar dari penyakit yang suatu saat bisa menghancurkan.”



No comments:

Post a Comment