KUMPULAN CERITA HEWAN
1. Dongeng
Rusa dan Kura-Kura
Hiduplah seekor rusa
pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia meremehkan
kemampuan hewan lain.
Pada suatu hari si
rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat
hanya mondar-mandir saja. "Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di
sini?"
"Aku sedang
mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura.
Si rusa tiba-tiba
marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak engkau, hei kura-
kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber
penghidupan!"
Si kura-kura berusaha
menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak
tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu
kekuatan betis kaki.
Si rusa sangat marah
mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta agar si
kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah
sekeras-kerasnya, semampu yang engkau bisa lakukan!"
Si kura-kura tidak
bersedia melakukannya. Katanya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan
jatuh dan tidak bisa membalas menendangku."
Si rusa kian marah
mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang. Ia
berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki depannya
sekuat-kuatnya.
Ketika si rusa
mengayunkan kakinya, si kura-kura segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam
tempurungnya. Tendangan rusa hanya mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah
mendapati tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si
kura-kura dengan kuat. Akibatnya tubuh si kura-kura terbenam ke dalam tanah. Si
Rusa menyangka si kura-kura telah mati. Ia pun meninggalkan si kura-kura.
Si kura-kura berusaha
keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-kura akhirnya
berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa setelah
beberapa hari mencari. "Bersiaplah Rusa, kini giliranku untuk
menendang."
Si rusa hanya
memandang remeh kemampuan si kura-kura. "Kerahkan segenap kemampuanmu
untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-ragu!"
Si kura-kura bersiaga
dan mengambil ancang-ancang di tempat tinggi. Ia lalu menggelindingkan
tubuhnya. Ketika hampir tiba di dekat tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya
hingga tubuhnya melayang. Si kura-kura mengincar hidung si rusa. Begitu
kerasnya tempurung si kura-kura mengena hingga hidung si rusa putus. Seketika
itu si rusa yang sombong itu pun mati.
Pesan Moral dari Cerita: Dongeng Rusa dan Kura-Kura adalah jangan sombong
dan meremehkan kemampuan orang lain. kesombongan hanya akan mendatangkan kerugian
dan penyesalan di kemudian hari.
2.
Anjing
Gunung, Keledai dan Macan Tutul
Suatu hari seekor
keledai pergi mencari seekor anjing gunung ke sebuah gunung yang sangat tinggi,
keledai itu sengaja mencari anjing gunung untuk berburu bersama di sebuah hutan
yang cukup lebat dan tidak lama keledai itu menaiki gunung akhirnya dia
menemukan seekor anjing gunung sedang berjalan. Kemudian anjing itu dia ajak
untuk berburu bersama dan akhirnya anjing gunung itu menerima ajakan dari sang
keledai, kini sang keledai dan anjing gunung pergi ke hutan lebat itu namun
sebelum mereka memasuki hutan itu sang keledai menemui seekor mancan tutul yang
sedang tiduran di sebuah pohon besar. Sang keledai kemudian mengajak macan
tutul itu pergi berburu bersama dan macan tutul itupun menerima ajakan sang
keledai.
Setelah sang keledai
mengumpulkan teman berburunya yaitu Anjing gunung dan Macan Tutul kini mereka
pergi bersama-sama memasuki hutan lebat untuk berburu bersama, mereka menangkap
hewan-hewan dengan kerjasama yang baik hewan apapun bisa mereka tangkap dengan
mudah mereka berburu mulai dari pagi hari sampai dengan sore hari. Mereka
berhasil mengumpulkan hewan-hewan tangkapannya kemudian mereka bawa ke tempat
terbuka dan mereka tumpuk hewan-hewan hasil buruan mereka. Hewan hasil buruan
mereka terdiri dari seekor kelinci, kambing, rusa, kerbau, kijang dan uncal,
kini waktunya mereka membagi-bgaikan hewan tangkapan mereka.
Sang macan tutul
menunjuk sang keledai untuk membagi hewan-hewan itu “Keledai silahkan kau bagi
makanan-makanan itu” Perintah sang macan tutul lalu keledai itu menghitung
dengan cermat hewan tangkapan itu, setelah sang keledai menghitung dia
membagikan hewan-hewan itu secara adil dengan membagi tiga bagian yang sama
banyak.
Melihat pembagian itu
sang macan tutul sangat marah kemudian dia menerkam sang keledai hingga keledai
itu mati dan kini tumpukan makanan telah bertambah. Kemudian sang macan tutul
menoleh ke arah anjing gunung “Sekarang kamu bagikan hewan-hewan itu”.
Perintahnya dengan marah, kini sang anjing gunung mendekati makanan itu dia
menumpukan kembali hewan-hewan yang telah dibagikan oleh sang kedelai menjadi
tumpukan yang besar kemudian dia menggigit seekor kelinci di mulutnya untuk
dirinya sendiri, itupun hanya seekor kelinci yang dagingnya sangat kecil dan
tidak begitu berarti untuk sang macan tutul.
Macan tutul yang
tadinya marah kini mulai reda dia melihat keputusan sang anjing gunung dengan
tersenyum “Kau sangat pandai dalam mengambil sebuah keputusan wahai anjing
gunung, kau membagikan makanan ini dengan sangat adil apakah kau mempelajarinya
dari sang keledai?”. Tanya sang macan tutul “Ya aku belajar dari sang keledai”
jawab anjing gunung itu sambil pergi dari hadapan sang macan tutul “aku juga
tidak mau mengulangi nasib sama dengan keledai itu” celetuk sang anjing. Dalam
hatinya anjing gunung sangat kecewa dengan keserakahan macan tutul, dia
berjanji tidak akan bekerjasama dan membantu macan tutul di kemudian hari.
Pesan Moral dari Cerita: Anjing Gunung, Keledai dan Macan Tutul adalah
sifat serakah dan curang akan membuat orang lain menjauhi kita. Dan pada suatu
saat kita butuh bantuan orang lain mereka tidak akan mau membantu.
3.
Kadal dan
Ular Air
Disebuah kolam yang
cukup besar dan dalam seekor kadal sedang berjalan di pinggiran kolam kadal itu
sedang mencari kegiatan baru kadal itu sangat ingin mencoba sesuati yang baru,
dia sangat ingin berpetualang ketika dia berjalan dipinggiran kolam sambil
mengeluarkan lidahnya dia melihat sesuatu muncul dari dalam air hal pertama
yang dilihat oleh kadal itu adalah sebuah kepala yang melenggak lenggok kesana
kemari seperti sedang mencari sesuatu kemudian kadal itu mendekati mahkluk yang
muncul dari dalam air itu dan dia sedikit kaget ternyata dia melihat seekor
ular air.
Ketika itu ular air
juga melihat kehadiran sang kadal lalu mendekatinya, setelah sampai dekat
dengan sang kadal ular itu meninggikan kepalanya dan berkata : ”Apa yang sedang
dilakukan oleh seekor kadal gemuk ini dipinggiran kolam?” kadal itu menjauh
dari sang
ular karena dia takut dimangsa olehnya “Aku hanya sedang mencari kegiatan
baru, aku hanya ingin mencari sebuah petualangan”. Kata sang kadal. “Kenapa kau
menghindar dariku? Aku tidak memakan mu aku telah kenyang memakan ikan kecil
yang ada di kolam itu” kata sang ular “jadi kau ingin sebuah petualangan yang
seru” kata ular sambil mendesis “Ya itu benar aku ingin sekali mencoba sesuatu
yang baru” kata sang kadal dengan penuh semangat “apa kau pernah melewati kolam
ini sendiri?” Tanya sang ular.
“Aku tidak pernah
melewatinya kolam ini terlalu luas untuk aku sebrangi meskipun aku bisa sedikit
berenang tapi aku takut untuk menyebrangi kolam ini dari satu tepian ketepian
lainnya”. Jawan sang kadal “apa kau mau menyebaranginya aku akan membantunya” ajak
sang ular. Sang kadal sangat ingin sekali menyebranginya dan tanpa berpikir
panjang kadal itu menerima ajakan dari sang ular “Baiklah kalo begitu carilah
sesuatu yang bisa dijadikan sebagai tali!” Pinta sang ular “Untuk apa tali
itu?” Tanya sang kadal dengan heran “Tali itu untuk kau ikatkan ke ekorku
ketika kita berenang menyebrangi kolam ini kau tidak akan tenggelam, aku akan
menarikmu kepermukaan”. jelas sang ular.
Lalu sang kadal
mencari tali di pinggiran kolam dan dia mendapatkan nya, setelah itu sang kadal
menalikan kaki depannya ke ekor sang ular dengan sangat kuat. Selesai itu kini
sang ular dan sang kadal berenang menyebrangi kolam luas itu namun di
tengah-tengah kolam sang ular berpikir untuk menenggelamkan sang kadal sebelum
mencapai tepian, ketika hal itu akan dilakukan oleh sang ular tiba-tiba
tibuhnya tertarik ke atas dia mencoba melepaskan diri dengan sekuat tenaga
namun hal itu percuma ternyata sang kadal disambar oleh seekor burung alap-alap
sehingga tubuh ular itu bergelantungan di udara. Saat itu sang alap-alap
melihat bukan hanya kadal saja yang dia tangkap namun begitu juga seekor ular
air dimana ekornya terikat pada kaki sang kadal.
Pesan Moral dari Cerita: Kadal dan Ular Air adalah jauhkanlah diri kita
dari niat buruk, karena hanya akan merugikan kita dikemudian hari.
4.
Kelinci dan
Anjing Petani
Disebuah perkebunan
jagung yang cukup luas terdapat seekor anjing petani sedang mencari kelinci
yang berkeliaran untuk dimangsa. Anjing itu dilatih untuk mengejar hewan
pengganggu perkebunan jagung ketika jagung masih muda. Daun jagung itu sering
dimakan oleh kelinci sehingga tanaman jagung itu tidak dapat tumbuh dengan baik
dan jika tanaman itu tidak tumbuh dengan baik hasil panen jagung juga akan
sangat berkurang, maka dari itu sang petani menempatkan seekor anjing terlatih
di perkebunan itu. Setiap hari anjing itu berkeliaran memeriksa hewan
pengganggu tanaman jagung di perkebunan petani.
Pada suatu pagi anjing
itu bangun dari tidurnya kemudian dia berjalan mengitari perkebunan jagung itu
sambil mengendus-ngendus bau hewan lain dengan hidung nya, penciuman anjing itu
sangat tajam bahkan anjing itu mampu mencium bau kelinci dari jarak yang sangat
jauh, ketika dia berjalan anjing itu mencium bau kelinci dari kejauhan anjing
itu mengikuti arah bau itu sampai akhirnya dia melihat seekor kelinci sedang
asik memakan pucuk jagung yang masih muda. Anjing itu berjalan perlahan
mendekati kelinci tersebut ketika dia sudah sangat dekat dengan kelinci itu
sang anjing langsung mengejarnya dengan sangat cepat, namun sang kelinci
mendengar langkah anjing itu karena kelinci memiliki telinga yang panjang dan
sangat peka terhadap suara. Kelinci itu menhindari sang anjing dengan cepat dia
melompat dengan sangat cepat dan lompatan kelinci itu sangat jauh.
Sang anjing terus
mengejarnya meskipun kelinci itu semakin menjauh dari jarak sang anjing namun
sang anjing tidak menyerah begitu saja. Anjing itu memiliki kemampuan berlari
tanpa henti sehingga dia mampu mengejar sang kelinci tanpa kelelahan. Meskipun
demikian sang kelinci yang sangat cepat melompat menghindari kejaran anjing itu
membuat anjing itu kehilangan jejaknya, anjing itu mulai mengendus-ngendus bau
sang kelinci dan tidak lama kemudian dia menemukan kelinci itu kini dia
mengejarnya lebih cepat dari sebelumnya namun sang kelinci itu tidak dapat dia
kejar hingga akhirnya anjing itu menyerah dan tidak melakukan pengejaran
terhadap kelinci itu lagi. Ternyata kejadian itu ditonton oleh seekor burung
gagak yang sedang bertengger di sebuah pohon yang daunnya sedang gugur ketika
anjing itu melewati pohon tersebut sang gagak bertanya kepadanya “Ternyata
kelinci itu lebih kencang dibandingkan dengan dirimu” kemudian sang anjing
berkata dengan tenang “Apa kau tidak melihat perbedaan yang begitu mencolok
antara aku dengan kelinci itu?” sang gagak menjawab “aku tidak melihat
perbedaan itu, memang apa perbedaan yang kau maksudkan itu?” Sang anjing
menjawab “Aku berlari untuk menangkap makanan sedangkan dia berlari
mempertahankan hidupnya, sebuah keinginan akan menentukan kerasnya sebuah
usaha”.
Pesan Moral dari Cerita: Kelinci dan Anjing Petani adalah jika kita
memiliki keinginan dan semangat yang kuat untuk mewujudkan apa yang kita
inginkan, maka cepat atau lambat keinginan itu pasti akan terwujud.
5.
Kuda yang
memakai kulit harimau
Seekor kuda sedang
berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan yang lebat, kuda itu
telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu dia terlihat gembira karena
tidak ada petani gandum menjaga ladangnya.
Ketika dia menuju
hutan lebat di tengah jalan sang kuda melihat sesuatu dengan heran seperti
sebuah kulit harimau lalu kuda itu mendekatinya dan ternyata memang benar apa
yang dia lihat adalah sebuah kulit harimau yang tidak sengaja ditinggalkan oleh
para pemburu harimau. Kuda itu mencoba memakai kulit harimau itu dan ternyata
pas ditubuhnya.
Lalu terlintas di
benak kuda itu untuk menakuti hewan-hewan hutan yang melewati dirinya, kuda itu
bergegas mencari tempat untuk bersembunyi. Tempat itu harus terlihat gelap dan
sering dilalui oleh beberapa hewan hutan. Akhirnya dia menemukan semak-semak
yang cukup gelap untuk bersembunyi dan kuda itupun masuk ke semak-semak dengan
menggunakan kulit harimaunya, di semak-semak kuda itu bersembunyi menunggu
hewan hutan yang melewatinya dan tidak lama kemudian beberpa domba gunung
berjalan ke arah dirinya kuda itu kini bersiap-siap untuk meloncat.
Ketika domba-domba itu
melewati kuda yang sedang bersembunyi kuda itu meloncat ke arah domba-domba itu
dan serentak domba-domba itu berlarian kesana kemari mereka ketakukan dengan
kulit harimau yang di pakai oleh kuda itu. Sang kuda hanya tertawa setelah
domba-domba itu berlarian dia amat senang sekali menjaili domba-doma itu.
Lalu sang kuda kembali
bersembunyi kedalam semak-semak dia menunggu hewan lain datang melewati
semak-semak itu dari kejauhan terlihat seekor tapir berjalan sambil mengunyah
sesuatu dimulutnya, tapir itu berjalan dengan sangat lambat mendekati
semak-semak namun ketika kuda itu meloncat ke arah tapir itu sang tapir
terkejut dan lari sekencang-kencangnya menghindari menghindari kuda yang
memakai kulit harimau itu. Sang kuda kini semakin senang mengganggu hewan-hewan
lainnya dan dia kembali ke semak-semak itu menunggu hewan lain untuk dia
kagetkan.
Kini sang kuda
menunggu lebih lama dari biasanya namun hal itu tidak membuatnya bosan
tiba-tiba seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus dimulutnya.
Kucing itu tidak melewati semak-semak kucing itu hanya duduk menyantap tikus
yang ia tangkap di dekat pohon besar, melihat hal itu sang kuda berinisiatif
untuk mengagetkannya dari arah belakang. Kuda itu keluar dari semak-semak dan
berjalan dengan hati hati agar lebih dekat dengan sang kucing ketika sudah
sangat dekat dengan sang kucing, kuda itu mengaum seperti halnya seekor harimau
namun kuda itu tidak sadar bahwa suara aumannya bukanlah suara harimau
melainkan suara seekor kuda, mendengar hal itu sang kucing menoleh ke belakang
dan dia melihat kuda itu dengan kulit harimau namun bersuara kuda.
Hal itu membuat sang
kucing tertawa terbahak-bahak “Apabila aku melihatmu memakai kulit harimau itu
aku akan lari ketakutan tapi auman suaramu itu tetap bukan suara harimau
melainkan suara seekor kuda”.
Pesan Moral dari Cerita: Kuda yang memakai kulit harimau adalah
sepandai-pandainya kita berpura-pura maka suatu saat akan terlihat juga
kebohongannya. Kejujuran merupakan kata yang paling indah di dunia ini.
6.
Nenek Tupai
Yang Sakit
Di sebuah hutan,
tinggallah Nenek Tupai yang sangat di sayangi oleh seluruh penghuni hutan.
nenek Tupai tersebut sangat bak hati. Namun, ia hidup seorang diri dirumah yang
sangat kecil. Anak-anaknya pergi ke hutan lain dan tidak pernah kembali. Untuk
mengisi waktunya, Nenek Tupai berkebun tepat dibelakang rumahnya. Ia pun selalu
membagikan hasil kebunnya kepada anak-anak dan binatang lainnya. Ia juga sangat
pintar mendongeng.
Setiap
sore, semua binatang datang kerumahnya untuk mendengarkan dongeng. Namun, pada
suatu sore. Nenek Tupai sakit dan tidak dapat mendongeng karena batuk. Sungguh
sangat kasihan. Beberapa binatang pun berkumpul dihalaman seperti, Kancil, Kuda
Nil, Gajah, Jerapah, dan Landak.
‘’ Nenek Tupai pasti
sangat kelelahan karena setiap hari ia bekerja dan mendongeng.’’ Ujar Gajah. Semua binatang pun
mengangguk setuju.
‘’ Apa yang bisa kita lakukan untuk Nenek Tupai?’’ Tanya Kuda Nil.
‘’ Bagaimana jika kita merawat Nenek Tupai?’’ tambah Jerapah.
‘’ Namun, siapa yang akan menggantikan Nenek Tupai mendongeng dan bekerja
dikebun?’’ ujar Landak.
‘’ Adik-adik kita pasti ingin sekali mendengar dongeng Nenel Tupai setiap
hari?’’ Tanya Jerapah.
‘’ Begini saja teman-teman, kita semua sudah cukup dewasa. Ayo kita
bergantian untuk merawat Nenek Tupai. sebagian, mendongeng dan bekerja dikebun.
Dari kecil kita semua sudah mendengarkan Nenek Tupai mendongeng. Kita semua
pasti bias.’’ Usul Kancil
Akhirnya,
binatang-binatang yang lain pun setuju dengan usulan sang Kancil. Keesokkan
harinya, mereka pun bergantian untuk merawat Nenek Tupai. Jerapah bertugas
merawat Nenek Tupai, Kancil dan Kuda Nil bertugas mendongeng, Gajah dan Kuda
Nil bertugas untuk menyirami kebun. Sang Nenek Tupai sangat senang dengan
bantuan dari binatang-binatang tersebut. tidak lama kemudian, Nenek Tupai pun
sembuh dan kembali lagi dengan rutinitasnya sehari-hari. Semua binatang pun
sangat senang
Pesan Moral dari Cerita: Nenek Tupa selalu
berbuat baik dan mendapatkan balasannya ketia ia mendapatkan kesusahan, banyak
sekali binatang yang mau menolongnya.
7.
Seekor
Anak Burung yang Membalas Budi
Pada
zaman dahulu, hiduplah seekor Burung yang tidak dapat terbang seperti Burung
lainnya. ia hidup seorang diri dan sangat kesepian. Tidak ada satu ekor Burung
pun yang mau berteman dengannya.
Suatu
hari, ketika ia sang Burung sedang berjalan. Ia menemukan sebutir telur yang
tergeletak di tanah.
‘’
Telur siapa ini? Ah, sepertinya ini adalah telur Burung yag terjatuh. Akan ku
bawa pulang dan mengeraminya sampai telur ini menetas. Anak Burung ini akan ku jadikan
anakku. Dan aku tidak akan kesepian lagi.’’ Kata Burung tersebut senang.
Sesampainya
ia di rumah. ia langsung mengerami telur tersebut dengan sepenuh hati dengan
penuh kasih sayang. Akhirnya, telur itu menetas. Ternyata, telur yang lahir,
adalah anak Burung Elang.
Burung
tersebut sangat senang sekali melihat anak Burung Elang. Ia pun merawatnya
seperti anaknya sendiri. Hari demi hari terus berjalan. Anak Burung Elang mulai
besar. Nalurinya pun untuk terbang mulai muncul.
‘’
Ibu, aku ingin terbang seperti teman-temanku yang lain. Bagaimana caranya
terbang?’ Tanya anak Burung tersebut.
Sang
Induk merasa sangat sedih mendengar yang di katakan anaknya tersebut, karena ia
tidak bisa terbang. Ia tahu anaknya itu adalah seekor Burung Elang dan suatu
saat nanti ia akan terbang tinggi dan meninggalkannya.
Ia
tidak akan bisa menahan anaknya tetap tinggal bersamanya. Namun, ia juga tidak
dapat mengajari anaknya untuk belajar terbang.
‘’
Anakku, cobalah belajar terbang sendiri. Ibu, tidak bisa terbang. Apalagi
mengajari mu bagaimana caranya untuk terbang.’’ Kata sang Induk.
Setiap
hari, sang Anak terus belajar terbang. Sampai suatu hari, ia menyadari bahwa
ibunya sangat sedih saat melihatnya mulai bisa terbang.
‘’
Jika dulu ibuku tidak mengeramiku. Mungkin aku tidak akan terlahir ke dunia
ini. Sekarang, setelah aku lahir, tumbuh besar dan bisa terbang seperti
Burung-burung yang lainnya. aku akan meninggalkannya. Kasihan sekali ibuku
sendirian. Tidak ada yang mengurus dan menemaninya. Ia pasti akan merasa sangat
kesepian’’ Pikir sang anak.
Akhirnya,
anak Burung Elang tersebut memutuskan untuk tidak terbang dan tetap hidup di
darat untuk menemani sang ibu.
Sang
Induk sangat senang dengan keputusan anaknya. Sejak saat itu. Ia tidak merasa
kesepian lagi sampai akhir hidupnya. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan
sangat bahagia dan saling menyanyangi.
Pesan
moral dari Contoh Dongeng Binatang : Seekor Anak Burung yang Membalas Budi
adalah sayangi kedua orang tuamu dan sayangilah mereka. Ketika kita masih
kiecil mereka yang merawat dan melindungi kita dengan penuh kasih sayang.
8. Rajawali
Yang Sombong Dan Elang Yang Sabar
Suatu
hari, Elang terbang dan mendarat di sebuah pohon. Sesaat kemudian, rajawali
datang menghampiri elang.
"Hai,
Elang. Apa yang kau lakukan di sini? Bukannya berburu, justru bermalas-malasan.
Kau memang makhluk yang tidak berguna," kata rajawali mencibir.
"Aku
sedang menunggu bantuan dari dewa," kata elang.
Rajawali
melihat seekor burung puyuh sedang bertengger di sebuah tunggul pohon.
"Aku berburu dengan kekuatanku. Aku tidak butuh bantuan dewa. Perhatikan
apa yang akan aku lakukan kepada burung puyuh itu. Aku akan membunuhnya dan
memakannya di depan matamu," kata rajawali menyombongkan diri.
Lalu,
rajawali pun terbang menukik cepat untuk menangkap burung puyuh. Tapi,
tiba-tiba burung puyuh pergi meninggalkan tunggul pohon.
Karena
terbang terlalu cepat, rajawali tidak bisa berhenti mendadak sehingga dadanya
terkena tunggul dan berdarah. Rajawali tidak bisa terbang lagi karena terluka.
Lalu,
elang datang menghampiri rajawali. "Hei Elang, apa yang hendak kau
lakukan?" tanya rajawali.
"Aku
akan memakanmu. Aku tadi kan bilang sedang menunggu bantuan dari dewa. Inilah
bantuan dari dewa untukku," jawab elang.
"Tidak,
jangan makan aku," kata rajawali yang mencoba melawan. Namun karena elang
terlalu kuat, rajawali pun kalah dan dimakan oleh elang sampai habis. Itulah
balasan bagi rajawali yang suka menyombongkan diri.
Pesan
Moral dari Cerita Hewan Singkat : Rajawali Yang Sombong Dan Elang Yang Sabar
adalah jangan jadi anak yang sombong dan suka membanggakan diri sendiri. Setiap
orang pasti butuh bantuan dari orang lain.
9.
Gagak Yang
Cerdik dan Kendi Berisi Air
Dalam Cerita Dongeng
Anak kali ini akan menceritakan seekor burung Gagak. Yaitu tentang burung Gagak
Yang Cerdik dan Kendi Berisi Air.
Dari kejauhan, gagak
melihat sebuah taman yang tampak subur. "Sepertinya taman itu dirawat
dengan baik. Tanamannya pasti rajin disiram sehingga tumbuh subur," batin
gagak. "Aku akan coba ke sana, barangkali ada tetes-tetes air yang bisa
aku minum."
Sesampainya di sana,
gagak langsung menelusuri dedaunan di atas pohon, berharap bisa mendapatkan
tetes-tetes air. Namun, gagak gagal mendapatkannya. Daun-daun pohon itu kering.
Tidak ada satu pun tetes air yang tertinggal, sudah menguap karena sinar
matahari yang begitu terik. Gagak mendesah kecewa, lalu bersiap pergi dari
sana.
Baru saja terbang
beberapa meter, gagak melihat sebuah kendi di taman itu. Ia membalikkan arah
dan kemudian terbang mendekati kendi tersebut.
"Horeee!"
tiba-tiba gagak melonjak girang. "Ada air di dalam kendi ini! Akhirnya aku
bisa minum!"
Gagak memasukkan
kepalanya ke kendi itu untuk meminum air yang ada di dalamnya. Namun, gagak
kesulitan. Permukaan air terlalu rendah sehingga paruh gagak tidak bisa
menjangkaunya.
"Ah, padahal
tinggal sedikit lagi," keluh gagak. Ia mengelilingi kendi itu sambil
berpikir bagaimana cara mengambil air yang ada di dalamnya. Ia mencoba
memasukkan kepalanya lagi
ke dalam kendi hingga lehernya terasa sakit, namun masih tetap gagal.
"Aduh... aku
harus bisa... aku harus mendapatkan air dalam kendi ini," tekad burung
gagak. Setelah berpikir sejenak, ia mendapatkan ide. "Aku akan mencoba
memecahkan kendi ini dengan paruhku."
Gagak mematuk-matuk
kendi itu dengan sekuat tenaga. Namun, kendi sama sekali tidak menunjukkan
tanda-tanda akan pecah. Gagak mencoba cara lain. Ia bermaksud merobohkan kendi
itu. Dengan sisa - sisa tenaga yang ada, ia pun mendorong kendi. Tapi, kendi
itu bergeming, tidak bergerak sedikit pun.
Kini burung gagak
nyaris putus asa. Ia merasa sangat lelah dan haus. Tenaganya pun sudah hampir
habis. Kerongkongannya terasa begitu kering. "Bagaimana ini?" batin
gagak, bingung. Kondisi yang kritis itu memacu otaknya untuk terus berpikir.
Tiba-tiba, sebuah ide cemerlang melintas di benaknya.
"Aha! Cara ini
pasti berhasil!" seru gagak. Semangatnya bangkit, dan tenaganya
seolah-olah telah kembali. Gagak mencari kerikil di sekitar situ, lalu
memasukkannya satu per satu ke dalam kendi. Apa maksud si gagak melakukan hal
itu?
Kerikil itu membuat
permukaan air di dalam kendi naik. Semakin banyak kerikil yang ia masukkan,
permukaan air di dalam kendi semakin naik. Dengan begitu, gagak bisa meminum.
Berkat kecerdikannya,
gagak terselamatkan dari rasa haus yang menderanya.
Pesan moral dari cerita: Saat menemui masalah,
janganlah mudah berputus asa, sebab setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Yang perlu kita
lakukan adalah berpikir dengan tenang untuk mencari solusinya. Jangan lupa berdoa kepada Tuhan, memohon kepada-Nya agar kita diberi
kemudahan untuk mengatasi setiap masalah.
10.
Semut,
Merpati dan Pemburu
Pada suatu pagi yang cerah,si putih merpati
sedang terbang seperti biasa.
Dia terbang rendah di antara dahan-dahan pohon untuk mencari makanan.
Sesekali dia bernyanyi menyambut suara alam pagi hari yang begitu indah dan sejuk.
Dia terbang rendah di antara dahan-dahan pohon untuk mencari makanan.
Sesekali dia bernyanyi menyambut suara alam pagi hari yang begitu indah dan sejuk.
Si putih merpati mengelilingi hutan seperti biasa.Tak lupa dia juga menyapa
teman-temanya yang dia temui.
Ada si jalak, kutilang, pak monyet,pak kerbau, bu
jerapah, dan masih banyak lagi hewan-hewan penghuni hutan yang lainya.
Si putih merpati mempunyai banyak teman karena
dia baik,ramah,dan suka menolong siapa saja.
Dia tak pernah pilih-pilih teman.Hingga semua
penghuni hutan sangat menyukainya.
Waktu si putih merpati terbang di dekat sebuah
sungai,tiba-tiba dia mendengar suara minta tolong.
Dia pun terbang menyusuri sungai untuk mencari
asal suara itu.
Dia melihat ada seekor semut yang hampir tenggelam. Semut itu hanyut terbawa arus sungai karena tak bisa berenang.
Dia melihat ada seekor semut yang hampir tenggelam. Semut itu hanyut terbawa arus sungai karena tak bisa berenang.
Dengan cepat si putih merpati terbang ke atas
pohon. Dia
mengambil sepucuk daun lalu dia bawa terbang dengan paruhnya. Daun
itu kemudian dia jatuhkan di dekat si semut yang malang tersebut. Dengan
susah payah si semut berenang untuk mencapai daun itu dan naik di
atasnya.
Setelah semut itu berada di atas daun, si putih merpatipun kembali membawa daun itu dengan paruhnya dan menaruhnya
di atas pohon. Dan ahirnya, si
semut yang malang itu selamat.
"Terimakasih kau telah menolongku. Namaku loly semut,siapa nama mu sobat?". Tanya
si semut.
"Namaku si putih, salam
kenal sobat. Senang bisa membantu mu". Jawab si putih merpati ramah.
"Aku berhutang budi pada mu putih, suatu saat..Aku akan membalas kebaikan mu". Kata
loly semut.
"Sebagai mahluk hidup, kita
memang harus saling tolong menolong.Tak usah kau fikirkan untuk membalas budi, karena aku tulus membantu mu". Kata
si putih.
"Walaupun begitu, suatu
saat jika kau butuh bantuan ku aku akan ganti membantu mu. Sekali
lagi terimakasih sobat".
"sama-sama loly, sampai
jumpa lagi". Kata si putih merpati kemudian terbang kembali.
Satu minggu sudah berlalu sejak kejadian
itu. Pada suatu hari si loly semut sedang merayap di atas sebuah pohon
untuk mencari makanan.
Tak sengaja dia melihat pemburu di bawah pohon
itu. Si
pemburu itu terlihat sedang membidik sesuatu. Ternyata yang di bidik pemburu itu adalah si
putih sahabatnya. Si putih sedang asik bertengger di atas pohon
hingga dia tak menyadari bahaya yang mengancamnya.
"wah..Itu si putih sahabat ku. Dia dalam bahaya, aku harus menolongnya". Kata si loly semut dalam hati. Si loly semutpun lalu menjatuhkan diri
tepat dia hidung si pemburu.Kemudian dia merayap dan menggigit kelopak mata si
pemburu.
Karena kesakitan, si
pemburupun berteriak dan bidikanya meleset mengenai dahan di samping si putih
merpati.
Karena terkejut dan baru sadar adanya bahaya
yang mengancamnya,si putih merpati pun segera terbang tinggi dan menghilang di
semak-semak. Dia tidak tau bahwa si loly semutlah yang menyelamatkanya.
Si loly semutpun segera menjatuhkan diri ke
tanah dan kembali merayap ke atas pohon. Kini..Dia telah bisa membalas
hutang budinya.Walaupun si merpati tidak tau bahwa dialah yang menyelamatkan
nyawanya,tapi melihat temanya selamat sudah membuat hati si loly semut senang
dan bahagia.
Pesan
Moral cerita : Kita harus melakukan tiap hal dengan tulus dan tanpa pamrih. Jangan karena mengharap pujian
ataupun imbalan. Karena tiap hal yang kita lakukan
dengan ikhlas,akan di beri pahala dan balasan yang berlipat oleh tuhan.. :)
11. Cerita
Hewan Fabel Terbaru: Kelinci dan Kura Kura (Karya Aesop)
Pada
suatu hari di sebuah hutan, ada seekor Kura kura yang berniat untuk menantang
seekor kelinci yang dikenal sombong dalam pertandingan adu cepat berlari.
Kura-kura berani menantang kelinci karena sebelumnya telah dihina oleh kelinci.
Kura-kura dianggap sebagai binatang yang lamban dan bodoh.
Saat
mendengar tantangan dari kura-kura, kelinci pun tanpa pikir panjang menerima
tantangan tersebut dengan penuh percaya diri. “Bodohnya kura-kura ini
menantangku berlari, padahal sudah jelas pemenangnya adalah aku”, ucap kelinci
dalam hatinya. Kelinci pun meninggalkan kura-kura dengan senyum sinisnya.
Keesokan
harinya telah disiapkan jalur panjang yang akan dilewati keduanya untuk adu
lari. Hewan-hewan yang lain sudah penasaran untuk menonton perlombaan itu.
Dukungan hewan yang lain ditujukan kepada kura-kura yang memang baik hati
sekaligus mereka juga kesal dengan prilaku sombong kelinci.
Bertugas
sebagai wasit, seekor kera yang didaulat pun memberikan aba-aba sebagai tanda
dimulainya perlombaan. Dalam waktu yang singkat kelinci jauh memimpin, namun
kura-kura tak menyerah begitu saja. Kura-kura semakin cepat berlari.
Beberapa
saat pun berlalu. Setelah berlari dengan kencangnya, kelinci merasa lelah di
tengah perjalanan. Dia bergumam, “Kura-kura masih jauh di belakangku, rasanya
aku bisa istirahat sebentar untuk memulihkan tenaga”. Kelinci bersandar di
bawah pohon dan tertidur disana.
Beberapa
waktu kemudian ia terbangun dan terkejut, kelinci berharap kura-kura masih
dibelakangnya. Dengan cepat kelinci berlari menuju garis finish. Kelinci masih
yakin akan kemenangannya menghadapi kura-kura. Namun kenyataan berkata lain,
kura-kura sudah sampai terlebih dulu di garis finish. Ternyata kelinci tertidur
cukup lama di bawah pohon, sehingga kemenangan pun didapatkan kura-kura.
Semuanya bersorak gembira, kelinci akhirnya pergi dengan malu.
Pesan
moral: kesombongan hanya akan menimbulkan keburukan
12. Cerita
Hewan Fabel Terbaru: Beruang dan Lebah
Suatu
hari seekor beruang berjalan di sepanjang hutan untuk mencari makanan. Beruang
berniat mencari buah-buahan untuk bekal makanan selama beberapa hari. Tanpa
sengaja beruang menemukan sebuah pohon yang tumbang. Pohon tersebut ternyata
dihuni oleh lebah yang tengah membuat sarang. Beruang pun penasaran dengan
sarang lebah tersebut.
Beruang
mulai mengendus-endus sarang dengan hidungnya. Dengan berhati-hati beruang
melihat ke dalam sarang. Beruang berharap lebah tidak sedang berada di dalam
sarang sehingga ia bisa mengambil madu yang ada di dalamnya.
Malang
bagi beruang ternyata pada saat ia menengok ke dalam sarang, kawanan lebah
sedang menuju ke sarangnya usai mencari sari makanan dari bunga-bunga. Tidak
dapat dihindari kawanan lebah yang berjumlah ribuan tersebut menyerang beruang.
Dengan
keras beruang mencoba melawannya dan berlari untuk menuju rumahnya. Tetapi
kawanan lebah semakin ganas dan justru memanggil lebah dari beberapa sarang
yang ada di hutan untk membantu mengejar beruang. Pada akhirnya, beruang tidak
bisa menghindar dan merelakan tubuhnya digigit habis oleh kawanan lebah.
Pesan moral: tidak boleh tergesa-gesa
dalam melakukan sesuatu dan memikirkan perasaan orang lain yang mungkin
terganggu dengan apa yang akan kita lakukan.
13. Cerita
Hewan Fabel Singkat : Gagak dan Elang
Pada
suatu hari di hutan lereng gunung, ada seekor burung gagak yang sedang mencari
makan. Burung gagak itu memiliki anak namanya Raga, seekor anak burung gagak
yang sangat periang dan pantang menyerah. Kemanapun orang tuanya pergi, Raga
selalu ikut dan membantu mencari makanan.
Ke
esokan hari, Ibu Raga keluar ingin mencari makanan, Raga waktu itu yang masih
tertidur tiba-tiba terbangun.
“Ibu
mau kemana?” tanya Raga.
“Ibu
mau mencari makanan untuk keluarga kita” jawab Ibu gagak.
“Raga
ikut, bu. Raga ingin mencari cacing kesukaan Raga” pinta Raga.
“Iya nak, tapi kamu harus tetap waspada, jangan jauh-jauh dari ibu” ucap ibu gagak.
“baik bu” jawab Raga.
“Iya nak, tapi kamu harus tetap waspada, jangan jauh-jauh dari ibu” ucap ibu gagak.
“baik bu” jawab Raga.
Padi
itu mereka terbang ke arah timur, mereka turun dari sawah-kesawah untuk mencari
tikus sawah. Raga dengan cerdiknya mendapatkan banyak cacing sawah. Namun
tiba-tiba dari atas ada seekor elang yang juga mencari makan, elang itu memang
terkenal sering merebut makanan gagak. Ketika gagak ingin menerkam seekor
tikus, tiba-tiba elang menyahutnya dari atas.
“Hai
elang, mengapa kamu suka merebut makananku?” bentak gagak.
“Kamu sangat lamban gagak, siapa cepat dia dapat” ejek elang.
“mengapa kamu tidak mencari makanan sendiri, dasar pengganggu” ucap gagak.
Sementara itu, Raga yang melihat ibunya sedang kesal sama elang, tiba-tiba terbang ke atas kemudian turun menyahut kembali seeokor tikus dari tangan di elang.
“Hey, anak gagak. Apa yang kamu lakukan?, kembalikan makananku” teriak elang.
“Aku hanya merebut kembali makanan ini dari ibuku, aku tidak mencuri dari kamu” ucap Raga.
“Dasar gagak kecil, cepat kembalikan” ucap elang tampak marah.
“Tidak, ini adalah milik kami, kamu yang mencarinya dan kamu telah mencurinya dari kamu” jawab Raga.
Ibu gagak hanya terdiam, ia sangat bangga sekali memiliki anak yang pemberani dan cerdik. Elang yang mulai tampak kesal, tampak sudang bersiap-siap menyerang gagak.
“Aku tidak takut sama kamu, selama kami benar” ucap Raga.
“Baiklah kalau itu mau mu, sekarang rasakan pembalasanku” teriak Raga.
Tiba-tiba ibu gagak menyela, tak ingin anaknya dalam masalah, ibu gagak langsung menghadang.
“Apa kamu tidak malu elang?, beraninya sama anak kecil” ejek ibu gagak.
“Kalau kamu pemberani, hadapi aku” tambah ibu gagak.
“Kalian berdua maju semuanya, aku tidak takut” ucap elang.
Disaat elang bersiap-siap menyerang Raga dan ibunya, tiba-tiba rombongan burung gagak terbang melewati mereka dan berhenti.
“Elang, kamu buat masalah lagi?” tanya salah satu gagak.
Elang hanya terdiam dan kabur karena ketakutan, Raga dan ibunya lega karna elang itu sudah pergi.
“Terima kasih atas bantuan kalian” ucap ibu gagak.
“Sama-sama, anakmu cukup berani melawan si elang. Aku salut padanya” jawab salah satu gagak.
“Terima kasih paman, Raga berani jika benar. Itu yang ibu ajarkan” ucap Raga.
Akhirnya rombongan gagak itu pamit ingin melanjutkan perjalanannya. Raga dan ibunya terbang pulang ke rumah mereka. Ibu bangga sekali Raga kini tumbuh menjadi anak yang berani dalam kebenaran dan cerdik.
“Kamu sangat lamban gagak, siapa cepat dia dapat” ejek elang.
“mengapa kamu tidak mencari makanan sendiri, dasar pengganggu” ucap gagak.
Sementara itu, Raga yang melihat ibunya sedang kesal sama elang, tiba-tiba terbang ke atas kemudian turun menyahut kembali seeokor tikus dari tangan di elang.
“Hey, anak gagak. Apa yang kamu lakukan?, kembalikan makananku” teriak elang.
“Aku hanya merebut kembali makanan ini dari ibuku, aku tidak mencuri dari kamu” ucap Raga.
“Dasar gagak kecil, cepat kembalikan” ucap elang tampak marah.
“Tidak, ini adalah milik kami, kamu yang mencarinya dan kamu telah mencurinya dari kamu” jawab Raga.
Ibu gagak hanya terdiam, ia sangat bangga sekali memiliki anak yang pemberani dan cerdik. Elang yang mulai tampak kesal, tampak sudang bersiap-siap menyerang gagak.
“Aku tidak takut sama kamu, selama kami benar” ucap Raga.
“Baiklah kalau itu mau mu, sekarang rasakan pembalasanku” teriak Raga.
Tiba-tiba ibu gagak menyela, tak ingin anaknya dalam masalah, ibu gagak langsung menghadang.
“Apa kamu tidak malu elang?, beraninya sama anak kecil” ejek ibu gagak.
“Kalau kamu pemberani, hadapi aku” tambah ibu gagak.
“Kalian berdua maju semuanya, aku tidak takut” ucap elang.
Disaat elang bersiap-siap menyerang Raga dan ibunya, tiba-tiba rombongan burung gagak terbang melewati mereka dan berhenti.
“Elang, kamu buat masalah lagi?” tanya salah satu gagak.
Elang hanya terdiam dan kabur karena ketakutan, Raga dan ibunya lega karna elang itu sudah pergi.
“Terima kasih atas bantuan kalian” ucap ibu gagak.
“Sama-sama, anakmu cukup berani melawan si elang. Aku salut padanya” jawab salah satu gagak.
“Terima kasih paman, Raga berani jika benar. Itu yang ibu ajarkan” ucap Raga.
Akhirnya rombongan gagak itu pamit ingin melanjutkan perjalanannya. Raga dan ibunya terbang pulang ke rumah mereka. Ibu bangga sekali Raga kini tumbuh menjadi anak yang berani dalam kebenaran dan cerdik.
Pesan Moral: “Kebenaran harus
diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Kalau tidak maka kebenaran pasti
dikalahkan oleh kebatilan.”
14. Cerita
Hewan Fabel Singkat: Keledai dan Katak
Disebuah
pemukiman diujung bukit nan hijau ada seorang kakek yang memiliki keledai pagi
itu kakek tersebut menyuruh keledai untuk membawa kayu “nah keledai, sekarang
pergilah antarkan kayu ini ya, hati hati ya..” sang keledai pun segera pergi
untuk mengantar kayu tersebut.
Namun
ditengah perjalanan, keledai bertemu dengan kambing “eh, keledai, mau kamu bawa
kemana kayu kayu itu?” tanya kambing “ah kambing aku mau membawa kayu–kayu ini
kepasar” jawab keledai, “apa tidak berat kayu-kayu itu?” tanya kambing lagi
“aku sudah terbiasa membawa kayu-kayu ini” kata keledai sambil melanjutkan
perjalan “ya sudah hati hati ya” ucap kambing menutup pembicaraan.
Diperjalanan
berikutnya, keledai menemui sebuah sungai dan keledai pun tidak dapat
melewatinya jalan satu-satunya harus menyebrangi sebuah jembatan. Keledai sudah
berhati-hati saat melewati sungai terdebut namun karena jembatan itu kecil,
jadi tak mampu menopang tubuh keledai, hingga keledai pun terjatuh tercebur
kedalam sungai tersebut, “tolong, tolong, tolong aku….”
Disaat
bersamaan ada sekumpulan katak yang sedang berenang, “ah.. segar sekal air ini
!” Karena keledai tercebur sang katak pun mendekati keledai, keledai meminta
bantuan kepada si katak “tolong aku katak, aku tidak bisa keluar dari sungai
ini, aku sudah tidak sangup katak” kata si keledai meminta tolong, katak pun
berkata “ah.. si keledai, baru saja di sungai kau sudah begitu sedih dan
menderita.
Lihat
aku !, sepanjang hidupku aku berada di sungai, tapi aku tidak pernah mengeluh,
dan kami senang berada disini, kalau kau tidak sanggup naik, ya sudalah, tidak
usah menangis, kamu manja sih, berusaha yang lebih keras” si keledai menjawab
“kamu jangan sombong katak, kamu bisa bantu aku tidak?“ bukannya membantu malah
mmengejekku. ”
Aku
bilang kamu harus berusaha keledai” jawab katak mencari alasan “dari tadi aku
sudah berusaha, tapi tidak berhasil” katak mencari alasan lagi “tubuhmu kan
besar, serahkan tenagamu, katanya keledai binatang yang kuat, ayo tunjukan” si
keledai pun menyahut “aku memang binatang yang kuat, lihat saja di atas
punggunku, aku bisa angkut banyak kayu sekaligus, kalau kamu kuat tidak
mengangkat kayu sebanyak ini?”
Dari
kejahuan si kancil melihat ada keledai dan katak yang sedang
berbincang-bincang, dan kancil pun mendengar percakapan mereka, “hai
teman-teman!“ sapa kancil!, “hai kancil” jawab keledai dan katak bersamaan.
“aku mendengar pembicaraan kalian sejak tadi loo, bagaimana ceritanya dirimu
bisa berada di sungai wahai si keledai?” keledai pun menceritakan pada kancil
“tadi sewaktu aku menyebrang sungai, jembatanya patah dan aku tercebur, aku
minta tolong pada katak, katak malah mengejeku”, katak pun meminta maaf pada
kancil “maaf deeh. aku kan tidak bermaksud mengejek. Kami hanya mencoba memberi
semangat kok, tubuh kami kecil, lalu apa yang bisa kami lakukan untuk menolong
mu yang berbadan besar, walaupun kami hidup disungai ini” si kancil tersenyum,
“oww begitu ketahuilah teman-teman, kita hidup di tempat yang berbeda katak
harus hidup di air, karena katak makan dan berkembang biak di air, sedangkan
aku dan keledai hidup di daratan, makan dan berkembang biak di daratan juga,
tapi alangkah baiknya bila kita hidup di tempat yang berbeda, kita tetap saling
tolong menolong, setuju!” nah keledai sekarang kami akan membantumu, aku akan
mengangkat kayu itu satu persatu dari pundak mu agar beban mu berkurang dan
kamu bisa melangkah naik di dasar sungai, akhirnya si keledai bisa keluar dari
sungai tersebut dan keledai berterimah kasih kepada katak dan kancil
“terimakasih ya katak dan kancil kalian telah menolongku!” katak dan kancil
menjawab “sama sama keledai”.
Pesan moral: “bahwasanya kita sesama
makhluk hidup harus saling tolong menolong, tidak peduli bagaimana cara kita
hidup, dimanapun kita hidup, tidak peduli ras atau golongan maupun agamanya.”
15. Cerita
Hewan Fabel Singkat: Ayam dan Kuda Nil
Pada suatu hari, datanglah seekor anak singa yang
sedang kelaparan. Si ayam yang sedang mencari makan tak sadar bahwa dirinya
diincar anak singa itu untuk dijadikan santapannya. Ketika sedang lahapnya si
ayam menikmati makanannya, tiba-tiba…
“Hahahaaa,
makanlah sepuasmu karena sebentar lagi kamu akan aku makan” teriak anak singa.
Ayam
kaget, dia sedikit gugup karena dia sendirian kali ini. Namun dia teringat
pesan kudanil untuk selalu tenang menghadapi sesuatu.
“Apa
mau mu, singa kecil” ucap ayam.
“Yang
aku mau?, kamu lucu sekali ayam, ya tentu saja aku mau memakan kamu karena aku
sangat lapar sekali. Kamu ketakutan ya?. Hahahahaha.” kata singa.
“Takut!!..
Buat apa aku takut. Kamu hanya singa kecil yang masih belajar makan” ejek ayam.
“Kurang
ajar kamu ayam, kamu telah menghinaku, rasakan ini” teriak singa.
Tiba-tiba anak singa itu menerkam ayam, ternyata ayam menghindar, singa itu melakukan yang kedua kali, ayam pun tetap bisa menghindar. Anak singa itu tampak kesal dan marah.
Tiba-tiba anak singa itu menerkam ayam, ternyata ayam menghindar, singa itu melakukan yang kedua kali, ayam pun tetap bisa menghindar. Anak singa itu tampak kesal dan marah.
“Ternyata
cuma segitu saja kemampuanmu hai singa kecil” ucap ayam.
“Asal
kamu tahu, ayam. Aku lah yang paling jago menerkam dibanding anak-anak singa
lainnya di hutan ini.” kata singa.
“Haaahh,
paling jago?..Tidak salah aku mendengarnya” ejek ayam.
“Kemampuan
seperti itu kamu bilang yang paling jago, hahahahaa..Sombong sekali kamu singa
kecil” tambah ayam.
“Ayahku
raja hutan, aku tak takut pada siapapun” kata singa.
“Kamu
tidak perlu menyombongkan ayahmu, pasti ayahmu sedih melihat anaknya seperti
ini” jawab ayam.
Anak
singa itu sombong sekali, tiba-tiba ayam punya ide untuk memberi pelajaran anak
singa itu.
“Aku
akan membuat dia malu dengan sifat sombongnya” gumam ayam.
Singa kecil itu meraum kemudian berlari kearah ayam, ia kembali mencoba menerkam ayam, kali ini ayam hanya terdiam tidak langsung menghindar, setelah terkaman singa kecil itu dekat, ayam langsung terbang ke ranting pohon, singa kecil itu pun kepalanya terbentur pohon besar.
Singa kecil itu meraum kemudian berlari kearah ayam, ia kembali mencoba menerkam ayam, kali ini ayam hanya terdiam tidak langsung menghindar, setelah terkaman singa kecil itu dekat, ayam langsung terbang ke ranting pohon, singa kecil itu pun kepalanya terbentur pohon besar.
“Hahahaaa..
Rasakan itu singa kecil” ejek ayam.
“Aduh,
kepalaku sekait sekali. Tolong ayah, tolong.” teriak singa.
Dari
kejauhan, ada seekor singa besar berlari, ternyata itu adalah si raja hutan
ayah singa kecil itu. Melihat anaknya kesakitan, raja hutan marah.
“Siapa
yang berani berbuat ini kepada anakku!!..” teriak raja hutan.
“Anakmu
seperti itu karena perbuatannya sendiri, ia ingin memakanku, aku hanya
menghindar menyelamatkan diri” jelas ayam.
“Aku
tak terima anakku kesakitan seperti ini, aku akan membalasmu, ayam. Aku akan
memakanmu sekarang juga.” ucap raja hutan.
Ayam
sangat ketakutan, karena singa besar si raja hutan itu cukup lihai, ia bisa
memanjat pohon, jika raja hutan itu menyerangnya, ia tidak bisa apa-apa.
Sementara itu, kuda nil sedang asyik mandi di sungai, ia tak tahu kalau ayam
sedang dalam bahaya.
“Tolong,
tolong, tolong aku..” teriak ayam.
Mendengar
suara minta tolong, kuda nil kaget. Ia langsung berlari menuju arah suara itu.
Betapa kagetnya kuda nil ternyata sahabatnya sedang dalam bahaya.
“Apa
yang terjadi, ayam?” tanya kuda nil.
“Raja
hutan ingin memakanku, karena anaknya kesakitan terbentur pohon sewaktu ingin
menerkamku” jawab ayam.
“Kuda
nil, jangan ikut campur urusanku” raja hutan menyela.
“Begitu
juga kamu singa, jangan ikut campur urusanku” jawab kuda nil.
“Dia anakku, maka sudah sepantasnya aku membela dan melindungnya” ucap raja hutan.
“Ayam juga sahabatku, maka sudah sepatutnya aku melindunginya dari bahaya” ucap kuda nil.
“Dia anakku, maka sudah sepantasnya aku membela dan melindungnya” ucap raja hutan.
“Ayam juga sahabatku, maka sudah sepatutnya aku melindunginya dari bahaya” ucap kuda nil.
Raja hutan adu mulut dengan kuda nil, raja
hutan berpikir dua kali bila harus berhadapan dengan kuda nil, selain tubuhnya
besar, kulitnya pun sangat keras. Ia tak mampu menerkam apalagi menggigit kuda
nil.
“Aku
tidak takut walau kamu raja hutan, selama benar aku akan menghadapimu” tantang
kuda nil.“Lebih baik, didiklah anakmu. Kesombongannya yang membuat dia seperti
itu” imbuhnya.
Akhirnya raja hutan pulang, ia memarahi anaknya karena telah melakukan perbuatan yang memalukan. Sementara ayam lega ia akhirnya selamat, ayam sangat berterima kasih sama kuda nil karena telah menyelamatkannya.
Akhirnya raja hutan pulang, ia memarahi anaknya karena telah melakukan perbuatan yang memalukan. Sementara ayam lega ia akhirnya selamat, ayam sangat berterima kasih sama kuda nil karena telah menyelamatkannya.
Pesan Moral: “Beranilah karena benar
dan takutlah karena salah. Kesombongan merupakan akar dari penyakit yang suatu
saat bisa menghancurkan.”
No comments:
Post a Comment