MAKALAH PENGEMBANGAN STRATEGI BELAJAR MULOK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bhineka
Tunggal Ika, itulah semboyan Negara kita, yang artinya walaupun berbeda-beda
tetapi tetap satu jua, dari arti dari semboyan tersebut dapat disimpulkan bahwa
setiap daerah di Indonesia sangat berbeda budaya, masyarakat maupun corak
kehidupannya. Perbedaan kehidupan akan mempengaruhi kebutuhan pada daerah itu,
begitu juga pendidikan pada daerah itu sendiri, sebagaimana kita tahu lulusan
terbagi dalam tiga kelompok, yaitu; kelompok yang akan terjun ke masyarakat
sekolah, keklompok yang akan terjun ke masyarakat tidak jauh dari tempat
tinggalnya dan kelompok yang terjun ke tempat pelosok jauh dari masyarakat di
sekitarnya.
Muatan
Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program pendidikan yang isi dan
media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan
lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan
kepada siswa (Kemendiknas). Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda Mulok-nya
karena kebutuhan masyarakat di tiap derah berbeda, misalnya pada mata pelajaran
Bahasa Jawa, tentunya bahasa Jawa tidak cocok diterapkan di Sumatra maupun
daerah yang berbeda budaya lainnya di Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengembangan strategi belajar ?
2.
Bagaimana
pendekatan pada pembelajaran mulok ?
3.
Bagaimanakah
media pembelajaran mulok ?
4.
Apa sajakah
sumber belajar mulok ?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengembangan strategi belajar
2.
Untuk
mengetahui pendekatan pada pembelajaran mulok
3.
Untuk
mengetahui media pembelajaran mulok
5.
Untuk
mengetahui sumber belajar mulok
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengembangan
Strategi Belajar
Pada mulanya istilah starategi digunakan dalam
dua militer dan diartikan sevagai cara pengunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenagkan suatu peperangan. Dapat disimpulkan bahwa strategi digunakan untuk
memproleh kesuksekan atau keberhasilan
dalam mencapai tujuan. Pendidikan strategi diartikan sebagai a plan,
method, or series of activies designed to achieves a particular education goal,
jadi strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkain kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.[1]
Strategi dapat diklasifikasi menjadi 4, yaitu
strategi pembelajaran langsung (direct instruction), tak langsung (indirect
instruction), interaktif, mandiri, melalui pengalam (experimental)
1.
Strategi
pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan
pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru, strategi ini efektif untuk menentukan
informasi atau membangun kerampilan
tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.
2.
Strategi
pembelajaran tak langsung
Strategi tak langsung sering disebut inkuiri
induktif, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung,
pembelajaran tak langsung umunya berpusat pada peserta didik, meskipun dua
strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser dari seorang
penceramah menjadfi fasilitator.
3.
Strategi
pembelajaran interaktif
Pembelajaran interaktif menekankan pada
diskusi dan sharing di antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi
kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatn
dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara altenatif untuk
berpikir dan merasakan.
4.
Strategi
pembelajran empiriuk (experiential)
Pembelajaran empitik beroorientasi pada
kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas.
Pembelajaran merupakan suatu sister
instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantungan
satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, pembelajaran
meliputi suatu komponen, antar lain tujuan, bahan, peserta didik, guru, metode,
situasi dan evaluasi.
1.
Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga
dalam hal ini guru merupakan factor yang
terpenting.
2.
Peserta didik
Peserta didik merupakan kompenen yang
melakukan kegiatan belajar untuk mengembangakan potensi kemampuan menjadi nyata
untuk mencapai tujuan belajar.
3.
Tujuan
Merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk
menentukan strategi, materi, median dan evalausi pembelajaran.
Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapi
tujuan pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan
dinamis sesuai dengan arah tujuan.
5.
Kegiatan
pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
optimal, maka dalam menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajarn.
6.
Metode
Metode adalah satu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
7.
Alat
Alat yang dipergunakan dalam pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapt digunakan dalam rangkai mencapai tujuan
pembelajaran.[2]
8.
Sumber
pembelajaran
Sumber pembelajaran segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat atau rujukan diman bahan pembelajaran bisa
diperoleh.
9.
Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan komponen yang
berfungsi untuk mengetahuai apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai
atau belum, juga bisa berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi
yang telah ditetapkan.
B.
Pendekatan
Adapun istilah pendekatan (approach) dalam
pembelajaran menurut Sanjaya memiliki kemiripan dengan strategi. Sebenanya
pendekatan berbeda baik dengan strategi dan metode. Pendekatan dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Istilah pendekan merujuk pada pada pandangan tentang terjadinya proses
yang sifatnya masih sangat umumnya. Oleh karenya, strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu pendekatan tertentu.
Roy killen misalnya, mencatat ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches).
Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositor.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan
inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.[3]
a.
Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu
pembelajaran adalah :
1.
Sebagai
pedoman umum dalam menyusun langkah langkah metode pembelajaran yang akan
digunakan.
2.
Memberikan
garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3.
Menilai
hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4.
Mendiaknosis
masalah-masalah belajar yang timbul, dan
5.
Menilai hasil
penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
b.
Macam-Macam
Pendekatan dalam Pembelajaran
1.
Pendekatan
Kontekstual / Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa
makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.
Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai
hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri
yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapinya.
Pendekatan
konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual
sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif
yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian sebenarnya.
2.
Pendekatan
Kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme
merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat
kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi
pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan
konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan
yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam
pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan
masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme
ini peran guru hanya sebagai pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan
pembelajaran. Olek karena itu , guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai
dengan materi yang disajikan unutk meningkatkan kemampuan siswa secara
pribadi.Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih
mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Secara umum yang disebut
konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan
arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada
satupun teori belajar tentang konstruktivisme, namun terdapat beberapa
pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan
matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan
berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme
sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah
yang utama (konstruktivisme individu).
3.
Pendekatan
Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif
yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan
induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang
bersifat khusus.. Metode induktif sering digambarkan sebagai pengambilan
kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada
pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.
Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang
bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
Sedangkan menurut Yamin menyatakan
bahwa: Pendekatan induktif dimulai dengan pemberian kasus, fakta, contoh, atau
sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing
untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar
dari pelajaran tersebut.
Mengajar dengan pendekatan induktif
adalah cara mengajar dengan cara penyajian kepada siswa dari suatu contoh yang
spesifik untuk kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu aturan prinsip atau
fakta yang pasti.
Dari beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa pendekatan induktif adalah pendekatan pengajaran yang berawal
dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi
suatu kesimpulan, prinsip atau aturan.[4]
C.
Media Belajar
Secara
etimologis, media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari
kata “medium” yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Istilah perantaran
atau pengantar ini, menurut Bovee digubakan karena fungsi media sebagai
perantara atau pengantar suatu pesan dsari dari si pengirim (sender)
kepada si penerima (receiver) pesan.
Media
merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu proses komunikasi.dari
beberapa pengertian di atas dapat di katakan bahwa yang bermedia memiliki peran
yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai
pelantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan
komunikan.[5]
1.
Jenis-Jenis
Multimedia
Untuk mengemas
pembelajaran agar lebih menarik dan tidak membosankan, guru dapat
memanfaatkan sarana teknologi yang ada disekitar. Pemanfaatan teknologi ini
selain membantu guru untuk menyampaikan materi dapat juga meningkatkan
konsentrasi, perasaan ingin tahu dan kreatifitas anak.
Media cukup
banyak macamnya, Raharjo menyatakan
bahwa ada media yang hanya dapat dimanfaatkan bila ada alat untuk
menampilkannya. Ada pula yang penggunaannya tergantung pada hadirnya seorang
guru, tutor atau pembimbing (teacher independent). Media yang tidak
harus tergantung pada hadirnya guru lazim tersebut media instruksional dan
bersifat “self contained”, maknanya: informasi belajar, contoh, tugas
dan latihan serta umpan balik yang diperlakukan telah diprogramkan secara
terintegrasi.
Dari berbagai
ragam dan bentuk dari media pengajaran, pengelompokan atas media dan sumber
belajar ekonomi dapat juga ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi
media audio, media visual, media audio-visual, dan media serba neka.
a)
Media Audio:
radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan telepon .
b)
Media Visual
· Media
visual diam : foto, buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi
dan barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide,
film rangkai (film stip) , transparansi, mikrofis, overhead proyektor,
grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta, dan globe.
· Media visual gerak : film bisu .
c)
Media
Audio-visual
· Media audiovisual diam : televisi diam, slide
dan suara, film rangkai dan suara , buku dan suara.
· Media audiovisual gerak : video, CD, film
rangkai dan suara, televisi, gambar dan suara. .
d)
Media Lain
Papan dan
display : papan tulis, papan pamer/pengumuman/majalah dinding, papan magnetic,
white board, mesin pangganda.
e)
Media tiga
dimensi : realia, sampel, artifact, model, diorama, display.
f)
Media teknik dramatisasi : drama, pantomim,
bermain peran, demonstrasi,pawai/karnaval, pedalangan/panggung boneka,
simulasi.
g)
Sumber belajar
pada masyarakat : kerja lapangan, studi wisata, perkemahan.
h)
Komputer[6]
D.
Sumber Belajar
Degeng mendefiniskan sumber belajar sebagai
semua sumber yang mungkin dapat digunakan oleh peserta didik agar terjadi
prilaku belajar. Sedangkan , definisi yang diberikan Depdiknas (2008), sumber
belajar adalah segala sesuatu yang ada
disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
Setiap sumber belajar adlah merupakan merdia
pembelajaran, akan tetapi tidak semua media pembelajaran dapat berfungsi
sebagai sumber belajar. Karena perbedaan yang sangat tipis ini, maka dalam
pemakain kedua istilah ini seringkali dipertukarkan atau digunakan secara
bersama-sama.
1.
Pesan (Message)
Pesan (materi), baik formal maupun
informal. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Pesan formal adalah pesan
dan infortmasi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, seperti pemerintah dan non
pemerintah, tau yang diberikan guru, instruktur dan lain-lain dalam situasi
pembelajaran. Pesan-pesan formal ini bisa dalam bentuk verbal/lisan dan bisa
pula berbentuk dokumen seperti peraturan perundamg-undang, kurikulum, silabus,
RPP dan lain-lain.
2.
Orang (People)
Pada dasarnya, setiap orang dapat berperan
sebagai sumber belajar dan bahan pembelajaran karena dari sesorang kita dapat
memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Secara umum orang sebagai sumber
belajar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
a.
Kelompok orang
yang didesain
b.
Kelompok orang
yang memiliki profesi
3.
Bahan dan
Program
Bahan dan program aplikasi merupakan suatu
formal yang biasanya digunakan sebagai program pendukung dalam menyimpan
pesan-pesan pembelajaran seperti buku paket, buku teks, handbook, modul,
program video, audio, film, OHT (over head transparency).
4.
Alat (device)
Alat yang dimaksud di sini adalah benda-benda
yang berbentuk fisik sering disebut juga dengan perangkat keras (handware)
yang berfungsi sebgai sarana atau alat bantu untuk menyajikan bahan-bahan pada
butir 3 di atas, berbagai macam peralatan ini dapat dijadikan sebagai
sumber/bahan pembelajaran. Misalnya, multimedia, projector, slide projector,
OHP, film tape recorder, opage projector, dan sebagaian.
5.
Latar
Latar atau setting lingkungan adalah
situasi dan kondisi lingkungan belajar baik yang berada di dalam sekolah maupun
lingkungan yang berada diluar sekolah, dan baik yang sengaja dirancang maupun
yang tidak secara khusus disiapkan, namundapat digunakan oleh guru dalam
pembelajaran.[7]
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada mulanya istilah starategi digunakan dalam
dua militer dan diartikan sevagai cara penguunaan seluruh kekuatan militer
untuk memenagkan suatu peperangan. Strategi dapat diklasifikasi menjadi 4,
yaitu strategi pembelajaran langsung (direct instruction), tak langsung
(indirect instruction), interaktif, mandiri, melalui pengalam (experimental)
Adapun istilah pendekatan (approach) dalam
pembelajaran menurut Sanjaya memiliki kemiripan dengan strategi. Sebenanya
pendekatan berbeda baik dengan strategi dan metode. Pendekatan dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran
Secara
etimologis, media berasal dari bahasa latin, meruapakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”.
Istilahperantaran atau pengantar ini, menurut Bovee digubakan karena fungsi
media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari dari si pengirim (sender)
kepada si penerima (receiver) pesan. Dengan mendefiniskan sumber belajar
sebagai semua sumber yang mungkin dapat digunakan oleh peserta didik agar
terjadi prilaku belajar.
B.
Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini
banyak terdapat kekurangannya, untuk itu kami sangat mengharapkan
masukan-masukan untuk menunjang perbaikan makalah ini untuk menuju kearah
kesempurnaan.Semoga makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Rahman & Sofan Amri, STRATEGI
& DESAIN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN, (Jakarta : Prestasi
Pustakarya,2013)
Rayandra Asyhar,Kreatif Media Pembelajaran,
(Jakarta: Referensi Jakarta,2012)
[1] Muhammad
Rahman & Sofan Amri, STRATEGI & DESAIN PENGEMBANGAN SISTEM
PEMBELAJARAN, (Jakarta : Prestasi Pustakarya,2013) hlm. 24
[2] Muhammad
Rahman & Sofan Amri, STRATEGI & DESAIN PENGEMBANGAN SISTEM
PEMBELAJARAN, (Jakarta : Prestasi Pustakarya,2013) hlm. 29-32
[3] Muhammad
Rahman & Sofan Amri, STRATEGI & DESAIN PENGEMBANGAN SISTEM
PEMBELAJARAN, (Jakarta : Prestasi Pustakarya,2013) hlm. 27
No comments:
Post a Comment