1

loading...

Sunday, July 28, 2019

MAKALAH PENGEMBANGAN EVALUASI PAI“ Mampu Membuat Tes Objektif ”


MAKALAH PENGEMBANGAN EVALUASI PAI“ Mampu Membuat Tes Objektif ”



BAB I
PENDAHULUAN
    A.    Latar Belakang
Evaluasi pada dasarnya sebagai dasar keputusan, menyusun kebijakan, maupun progam selanjutnya, keputusan apakah akan dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu upaya apapun yang terprogam, tidak terkcuali bagi progam pembelajaran sebagai bagian dari progam pendidikan. Untuk mengetahui apakah program yang telah direncanakan dan dilaksanakan dapat tercapai tujuannya.
Dalam suatu evaluasi terdapat metode-metode yang digunakan oleh seorang pendidik untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasian proses pembelajaran dan sejauh mana tingkat kepahaman peserta didik dalam memahami mata pelajaran yang diberikan oleh seorang pendidik.
 Diantara metode tersebut yaitu metode evaluasi bentuk tes. kata tes sudah tidak asing lagi bagi para pelajar baik tingkat bawah maupun perguruan tinggi. dalam makalah ini akan diuraikan pengertian dari tes, apa saja macam-macam tes serta kelebihan dan kekurangan tes tersebut.

B.Rumusan Masalah
A.  Apa pengertian tes?
B.   Apa saja bentuk-bentuk tes?        
C. Bagaimanakah langkah-langkah penyusunan tes?

BAB II
PEMBAHASAN

    A.    Pengertian Tes
            Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Adapula yang mengartikan sebagai piring yang terbuat dari tanah.
Tes merupakan suatu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Menurut Djemari tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes dapat diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.
Menurut Drs. Amir Daein Indrakusuma dalam bukunya Evaluasi Pendidikan mengatakan “ tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.”
    1)      Tes                                                                               
(sebelum ada ejaan yang disempurnakan dalam bahas indonesia disebut test) adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang ditentukan.
   1)      Testing
Testing merupakan saat waktu tes itu dilaksanakan. Dapat juga dikatakan testing adalah saat pengambilan tes.
    2)      Testee
Dalam istilah indonesia adalah responden yang sedang mengerjakan tes.
     3)      Tester
Adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata lain tester adalah subjek evaluasi.
B. Bentuk-Bentuk Tes
Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik  maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.
a). Tes tertulis
Sering disebut pencil test atau paper test. Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian (essay) atau subjektif dan bentuk objektif (objektive).
tes tertulis pada umumnya tidak bisa digunakan secara efektif untuk mengevaluasi keterampilan psikomotorik siswa. Akan tetapi tes tertulis dapat mengevaluasi prinsip-prinsip yang menyertai keterampilan termasuk keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik                                                                                          
1).  Tes Subjektif
Pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
Jumlah butir soal dalam tes uraian biasanya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 butir soal dalam waktu kira-kira 90- 120 menit. Soal-soal bentuk uaraian ini menutut kemampuan peserta tes untuk dapat mengorganisir, meginterprestasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang dimiliki. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tes uraian menuntut peserta untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Berdasarkan tingkat kebebasan tigkat peserta tes untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu tes uraian bebas atau uraian terbuka 
(extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response).
a). Tes uraian bebas (extended response test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan kebebasan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur. Contoh ; jelaskan alasan mengapa sistem ekonomi yang dianut suatu negara berbeda-beda.
Peserta ujian diberi kebebasan untuk menjawab menurut gaya bahasa dan gaya kognitifnya masing-masing, sesuai dengan kemampuan mengingat mereka. Dengan demikian maka keterampilan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis akan besar sekali kontribusinya dalam soal ujian tipe seperti ini. Bentuk soal seperti ini baik untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan aplikasi, analisis,  evaluasi dan kreativitas.
b). Tes uraian terbatas (restricted response test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada para peserta tes dalam menjawab soal tes. Batasan tersebut mencakup format, isi dan ruang ligkup jawaban.
Walaupun kalimat jawaban peserta didik beranekaragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
Ada beberapa ragam tes uraian terbatas antara lain ragam tes melengkapi dan tes jawaban singkat.
(1). Tipe jawaban melengkapi
Yaitu butir soal yang memerintahkan kepeda peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan suatu frasa, angka atau satu formula.
(2). Tipe jawaban singkat
Yaitu bentuk soal yang berbentuk pertenyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frase, satu angka dan satu formula.
2). Tes Objektif
Yaitu bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih pleh peserta didik. Jadi kemungkinan jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal.
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 dan 0. Disebut objetif karena penilaiannya objektif. Siapaun yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.
Secara umum ada tiga bentuk tes objektif, yaitu
a)    Tipe benar salah (True-false test)
      Adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah.
(1). Kelebihan tipe benar salah
a). Dapat mewaklili pokok bahasan atau materi pelajaran lebih luas
b). Mudah penyusunannya
c). Mudah diskor
d). Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasi belajar secrara langsung, terutama yang berkaitan dengan ingatan.
(2). Kekurangan
a). Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan penghafalan kembali
b). Mendorong peserta tes untuk menebak jawaban
b).     Tipe menjodohkan (matching)
Ada beberapa istilah yang digunakan  untuk menunjuk tes menjodohkan (matching test) seperti memasangkan, atau mencocokkan. Butir soal menjodohakn ditulis dalam dua kelompok yaitu pernyataan atau stem dan kelompok jawaban. 
(1). Kelebihan tes menjodohkan
a). Baik untuk menguji hasil yang behubungan dengan pengetahuan istilah, definisi, dan peristiwa.
b). Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal yang berhubungan.
c).Mudah dalam penyusunan.
(2). Kelemahan
a). Ada kecenderungan untuk menekan ingatan saja
b). Kurang baik untuk menilai pengertian atau tafsiran.
c).        Tipe pilihan ganda (multiple choice)
Adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Jumlah aternatif jawaban berkisar antara dua sampail ima. Setiap tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian yaitu (1) pernyataan atau disebut juga stem dan (2) alternatif pilihan jawaban atau disebut option.
Terdapat beberapa variasi atau modifikasi dari tes pilihan ganda, yaitu:
(a)    Pilihan ganda analisis hubungan antar hal
Yaitu terdiri dari dua pernyataan yang dihubungkan oleh kata “sebab”. Jadi ada dua kemungkinan hubungan antaara kedua pernyataan tersebut, yaitu ada hubungan sebab akibat atau tidak ada hubungan sebab akibat.
(b)   Pilihan ganda analisis kasus
Yaitu peserta tes dihadapkan pada suatu kasus yang disajikan dalam bentuk cerita, peristiwa atau sejenisnya.kemudian diajukan pertanyaan dalam bentuk melengkapi pilihan.
(c)    Pilihan ganda asosiasi
Struktur soalnya sama dengan melengkapi pilihan. Perbedaanya adalah kalau pada melengkapi pilihan hanya ada satu jawaban yang paling benar atau paling benar tapi pada melngkapi berganda  justru jawaban yang benar lebih dari satu, bisa 2,3,4.
(d)   Pilihan ganda dengan diagram, grafik, tabel dan sebagainya
Bentuk soal ini mirip dengan analisis kasus., baik struktur maupun pola pertanyaannya. Bedanya dalam tes bentuk ini tidak disajikan kasus daam bentuk cerita atau peristiwa tetapi dalam diagram, gambar, grafik maupun tabel. 
(d)     Jawaban singkat (sort answer) dan melengkapi (completion)
Tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.
(1). Kebaikan tes ini
a). Sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik berkenaan dengan fakta
b). Relatif mudah disusun
c). Menuntut peserta didik untuk mengemukkakan pendapat dengan singkat
(2). Kelemahan
a). Hanya berkenaan dengan kemampuan mengingat saja
b). Dibutuhkan waktu yang lama dalam mengoreksi.
2). Tes Lisan
Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yanag diberikan.
1).Kebaikan tes ini
a). Dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan
b).Tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok permasalahannya saja
c). Kemungkinan peserta didik akan menerka jawaban dan spekulasi dapat dihindari
2). Kelemahan
a). Membutuhkan waktu yang cukup lama
b). Seringnya muncul insur subjektifitas

3).    Tes perbuatan (performance test)
 Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk prilaku, tindakan atau perbuatan. Lebih jauh Stignis (1994) mengemukakan “ tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.” Misalnya untuk melihat bagaimana cara menggunakan komputer dengan baik dan benar, guru harus menyuruh peserta didik untuk mempraktikkan atau mendemonstrasiakn penggunaan komputer yang sesungguhnya sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.
Sebagaimana jenis tes lain, tes tindakanpun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah sebagai berikut :
(1) satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan
 (2) sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetauhan teri dan keterampilan praktik
(3) dalam pemggunaannya tidak mungkin peserta didik akan mencontek
(4) guru dapat lebih mengenal masing-masing karakter peserta didik.
Adapun kelemahannya adalah sebagai berikut :
(1) memakan waktu yang lama
(2) dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar
(3) cepat membosankan
 (4) membutuhkan syarat pendukung yang lengkap baik waktu tenaga maupun biaya.

C. Langkah-langkah penyusunan tes
Dalam menyusun tes perlu memperhatikan tipe hasil belajar atau tingkat kemampuan berpikir mana saja yang akan diukur atau dinilai. untuk menentukan hal tersebut, penyusun tes dapat berpedoman kepada tujuan intruksional yang akan dinilai atau kepada tujuan evaluasi itu sendiri.
Selain itu, dalam mengembangkan atau menyusun sebuah tes hasil belajar, supaya tes tersebut memiliki karakteristik tes yang baik, berikut langkah-langkah yang harus di tempuh.
1). Menetapkan tujuan penilaian atau tujuan tes. Setiap orang yang akan melakukan kegiatan penilaian harus sadar tujuan akan penilaian tersebut. 
2). Menguraikan materi tes dan kompetensi. 
dalam menguraikan isi tes harus menjaga agar tes yang ditulis itu tidak keluar lingkup materi yang telah ditentukan oleh batasan kawasan ukur tetapi juga menjaga agar tidak ada bagian isi yang penting yang terlewatkan dan tidak tertuang dalam tes. materi tes haruslah komprehensif dan berisi butir-butir yang relevan. Dalam hal ini yang perlu dilakukan antara lain 
a. Penguraian materi berdasarkan bagian-bagiannnya, yakni penguraian disandarkan pada topik dalam kurikulum atau bab buku acuan pengajaran.  
b. Pemberian bobot tes sesuai dengan kepentingannya. Semakin tinggi bobot bagian suatu materi semakin banyak ia harus dituangkan dalam bentuk itemdan semakin rendah nsuatu bobot maka semakin sedikit ia harus dituangkan dalam bentuk item. 
3). Mengembangkan kisi-kisi. kisi-kisi adalah matrik atau format yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman oleh penulis soal untuk menulis soal menjadi tes.
Dalam kisi-kisi terdapat 2 komponen utama, yaitu:  
a. Identitas, yakni mencakup aspek jenis sekolah atau jenjang sekolah, mata pelajaran, kurikulum yang diacu, tingkat kelas, alokasi waktu, dan jumlah soal. 
b. Matriks, yakni mencakup komponen yang ingin di ungkap, indikator hasil belajar, tema/konsep/pokok bahasan/sub pokok bahasan, pokok materi soal, bentuk soal, dan nomor soal. 
4). Pemilihan bentuk tes. pemilihan ini didasarkan pada beberapa faktor seperti: tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. 
5). Panjang tes. yang dimaksudkan dalam hal ini adalah jumlah soal yang akan diujikan dalam suatu ujian. Ada 3 hal utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah soal yang diujikan, yaitu: bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, keandalan yang diinginkan dan waktu yang tersedia. analisis rasional adalah menganalisis kembali soal yang telah dirumuskan, ditimbang, baik oleh sendiri maupun orang lain dengan berpedoman pada kisi-kisi dan aturan penulisan soal.
BAB III
PENUTUP

     A.    Kesimpulan
Tes yaitu sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Tes merupakan kumpulan pertanyaan atau latihan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai, dan memahami pelajaran yang disampaikan.
Bentuk-bentuk tes dilihat dari bentuk jawaban peserta didik  maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. tes tertulis sendiri dibagi menjadi dua yaitu subjektif dan objektif. 
    B.     Saran
Kami dari penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan isi makalah masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata bahasa dan kalimat, untuk itu kritik dan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan makalah selanjutnya.



Daftar Pustaka
Arikunto,  Arikunto,(2010) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ,Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Zainal,(2012) Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana,(1986) Evaluasi pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Purwanto, Ngalim,(2009) Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pembelajaran , Bandung: Remaja Rosda Karya.

No comments:

Post a Comment