CERITA GURU
1.
Pengetahuan
peserta didik. Tetepi, beberapa dasasawarsa terakhir konsep, persepsi dan
penilaian terhadap Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan
didunia. Citra guru berkembang dan berubah sesuai perkembangan dan kehidupan itu sendri.
Profesi guru pada mulainya dikonsep dan mengembangkan profesi guru mulai
bergeser.
Citra
guru ini tercermin melalui:
·
Keunggulan
mengajar
·
Memiliki
hubungan yang harmonis dengan peserta didik, dan
·
Memiliki
hubungan hubungan yang harmonis pula terhadap sesama teman profesi dan pihak
lain baik dalam sikap maupun kemampuan
profesional.
Dari sudut pandang peserta didik, cerita guru ideal adalah
seseorang yang senantiasa memberi motivasi belajar yang mempunyai sifat-sifat
keteladanan, penuh kasih sayang, serta maupun mengajar didalam suasana yang
menyenangkan.
2.
Guru
pada sejumlah negara maju sangat dihargai karena guru secara sepesifik:
1)
Memiliki
kecakapan dan kemampuan untuk memimpin dan mengelolah pendidikan;
2)
Memiliki
ketajaman pemahaman dan kecakapan intektual, cerdas emosional dan sosial untuk
membangun pendidikan yang bermutu; dan
3)
Memiliki
perencanaan yang matang, bijaksana, kontekstual yang efektif untuk membangun
humanware (SDM) yang unggul, bermartabat dan memiliki daya saing.
Keunggulan
mereka adalah terus maju untuk mencapai yang terbaik dan memperbaiki yang terpuruk. Mereka secara
berkelanjutan (sutainable) terus meningkatkan mutu dari guru bisa keguru yang
baik dan terus berupaya meningkatkan keguru yang lebih baik dan akhirnya menjadi guru yang terbaik,
yang mampu memberi inspirasi, ahli dalam materi, memiliki moral yang tinggi dan
menjadi moral yang tinggi dan menjadi teladan yan baik bagi siswa.
Di negara kita,
guru yang memiliki keahlian spesialisasi harus diakui masih langka. Walaupun
sejak puluhan tahun disiapkan, namun hasilnya masih belum nampak secara nyata.
Ini disebabkan karena masih cukup banyak guru yang belum memiliki konsep diri
yang baik, tidak tepat menyandang predikat sebagai guru, dan mengajar mata
pelajaran yang tidak sesuai dengan keahliannya (mismatch).
3.
Guru
adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang
dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi
manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Dalam hal ini profesi
guru pada mulainya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan
pengetahuan peserta didik. Namun, beberapa dasawarsa terakhir konsep, perspsi,
dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser.
Hal itu selain karena perubahan
pandangan manusia-masyarakat terhadap integritas seseorang yang berkaitan
dengan produktivitas ekonomisnya, juga karena perkembangan yang cukup radikal
dibidang pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang informasi dan komunikasi,
yang kemudian mendorong pembangunan media belajar dan pradigma teknologi
pemdidikan. Dalam perkembangan berikutnya, sekaligus sebagai biasanya, guru
mulai mengalami delima eksistensial. Artinya, penguasa ilmu pengetahuan tidak
lagi menjadi hegemoni guru, tetapi membayar seluas perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi seperti dunia penerbitan, buku, majalah, koran, serta
media elektronik lainnya. Untuk itu, posisi krusial guru perlu di jernihkan
takkala kita hendak merumukan kembali pendidikan yang lebih memajukan masa
depan generasi berikutnya.
Dengan demikian, para guru dituntut
tampil lebih profesional, lebih tinggi ilmu pengetahuannya dan lebih cekatan
dalam penguasaan tekhnologi komunikasi dan informasi. Artinya, guru mau tidak
mau dan dituntut harus terus meningkatkan kecakapan dan pengetahuannya
selangkah ke depan lebih dari pengetahuan masyarakat dan anak didiknya.
4.
Guru
yang bermutu memiliki paling tidak empat kriteria utama, yaitu kamampuan
profesional, upaya profesional, waktu yang dicurahkan untuk kegiatan
profesional dan kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya. Kemampuan
profesional meliputi kemampuan intelegensia, sikap dan prestasi kerjanya. Upaya
propesiaonal adalah upaya seorang guru untuk mentranformasikan kemampuan
profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengejar secara
nyata. Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesiaonal menunjukkan
intensinitas waktu dari seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas
profesinya. Guru yang bermutu ialah mereka yang dapat membelanjakan siswa
secara tuntas, benar dan berhasil.
No comments:
Post a Comment