1. Topik
Topik
(bahasa Yunani : topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang
hendak disampaikan. Topik merupakan hal yang ditentukan pertama kali saat
penulis akan membuat tulisan. Topik awal tersebut kemudian dikembangkan menjadi
sebuah tulisan. Biasanya, topik terdiri dari satu atau dua kata yang singkat.
Ciri-ciri topik
- Ciri utama topik ialah permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.
Kriteria topik yang baik
- Penulis menguasainya dengan baik dan mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
- Menarik untuk ditulis dan dibaca.
- Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
- Bermanfaat.
- Jangan terlalu luas.
- Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
- Memiliki ruang lingkup yang sempit dan terbatas.
- Memiliki data dan fakta yang obyektif.
- Memiliki sumber acuan atau referensi.
Biasanya topik terdiri dari satu atau dua kata yang
singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema.
~Persamaan
: Topik dan tema sama-sama dapat dijadikan judul tulisan.
~Perbedaan
: Topik masih mengandung hal umum, sedangkan tema sudah lebih spesifik dan
terarah dalam membahas suatu permasalahan.
Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup:
konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan
data.
Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan
yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi
tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan
menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit
menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain
itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak
menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena itu, pembahasan topik harus
dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat,
dan kelayakan yang dapat siterima oleh pembacanya.
Contoh
topik yang baik dan terbatas:
·
“Upaya mengembangkan robot cerdas bagi pelayanan pasien
di rumah sakit”.
=>
Jadi, robot cerdas ini dikembangkan terbatas bagi pelayanan pasien di rumah
sakit.
2.
Tema
Tema (bahasa Yunani : thithenai) adalah sesuatu yang menjadi
pokok masalah dalm cerita dan telah diuraikan. Dalam tema tersirat amanat atau
tujuan penulis yang ingin disampaikan. Tema inilah yang akan menentukan arah
tulisan atau tujuan dari suatu tulisan. Menentukan tema berarti menentukan apa
masalah sebenarnya yang akan diuraukan oleh penulis.
Dalam karangan, tema adalah pokok pikiran
yang mendasari karangan yang akan ditulis. Tema dalam tulisan adalah pokok
bahasan yang akan disusun menjadi tulisan.
Tema dapat
dibedakan menjadi dua :
- Pendek => Kata atau Frasa.
- Panjang => Kalimat bersifat umum.
Syarat-syarat tema
yang baik :
- Menarik perhatian penulis.
- Diketahu dan dipahami penulis.
- Bermanfaat.
- Berada disekitar kita.
- Ruang lingkupnya sempit dan terbatas.
- Memiliki data dan fakta yang efektif.
Memiliki sumber acuan
3. Judul
Judul
adalah identitas dari jiwa seluruh karya tulis yang bersifat menjelaskan diri,
menarik perhatian dan terkadang menentukan lokasi.Judul merupakan nama yang
dipakai untuk tulisan, buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain.
Judul sebaikmya dibuat ringkas, padat, dan menarik. Usahakan judul suatu tulisan
tidak lebih dari lima kata tetapi dapat menggambarkan isi tulisan.
Fungsi judul :
- Merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh tulisan.
- Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membaca isinya.
- Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
- Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan tujuannya.
Syarat-syarat pembuatan judul :
- Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau bagian-bagian penting dari tema.
- Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.
- Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.
- Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.
Syarat-syarat judul yang baik :
- Harus berbentuk frasa.
- Tanpa ada singkatan atau akronim.
- Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.
- Tanpa tanda baca di akhir judul.
- Menarik.
- Logis.
- Sesuai dengan isi.
Pengertian judul langsung dan judul tak
langsung :
- Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita terlihat jelas.
- Judul tak langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung dengan bagian utama berita, tetapi tetap menjiwai seluruh isi tulisan.
4.
Strategi Membuat Judul
1.
Tulisan yang Dianggap Paling Menarik
Tahapan awal menulis judul yaitu tulis yang
paling menarik, yang dianggap dapat menyedot perhatian banyak pembaca. Jangan
ragu-ragu tulis saja. Manjakan bayangan-bayangan tulisan yang sedang dan akan
kita garap dengan menulis judul sesuai selera waktu menulis. Sekali lagi jangan
ragu. Tulis saja.
2.
Judul Awal Bukan Hal yang Final
Seiring proses penulisan dari satu alinea ke
alinea lainnya, terkadang terjadi pergeseran makna. Substansi tulisan tidak
hanya satu jalur. Bisa merembet pada masalah yang sebelumnya tidak pernah
terpikirkan banyak kasus seperti ini.
Jika saat menulis judul pertama kali,
kata-kata apa saja harus ditulis bagus, maka pada tingkat kedua harus dilakukan
perubahan judul sesuai perjalanan tulisan kata lainnya. Judul awal bukanlah hal
yang final kalau terjadi perubahan isi. Sekarang kita baca langkah ketiga.
3. Jika Timbul
Judul-judul Lain
Satu judul yang sedang kita rampungkan, tidak
jarang beranak dan menjurus pada dualisme judul atau lebih. Apa yang harus kita
lakukan? Jangan terlalu panik. Kepanikan menyebabkan frustasi. Akhirnya tidak
percaya diri bahwa kita mampu menulis.
Kalau menemukan kenyataan ada judul baru
timbul, pilih yang paling mudah, kondisikan dengan referen yang tersedia,
dengan kemampuan kita.
Selesai memutuskan judul (yang pertama,
kedua, ketiga…..), segera “matikan” judul lainnya. “Kunci” sementara untuk lain
waktu dibuka kembali supaya sebuah tulisan segera rampung atau matang dan tidak
mengambang.
4. Meminjam Istilah
yang Sedang Ngetrend
Istilah yang sedang ngetrend pasti lagi
banyak dibicarakan banyak orang. Cara ini sangat efektif menyapa emosi pembaca,
membangkitkan gairah membaca isi tulisan. Sumbernya entah dari judul film,
iklan, atau pernyataan tokoh berpengaruh.
Beberapa waktu lalu sebuah judul film yang
dibintangi Dian Sastro Wardoyo begitu mengemuka, “Ada Apa Dengan Cinta”.
Sebelumnya lagi nyanyian Joshua “Diobok-obok”. Kita bisa memanfaatkan
kepopuleran istilah-istilah itu. Dengan membubuhkan pesan yang akan
disampaikan. “Ada Apa Dengan….”. Titik-titik diisi dengan nyawa tulisan
(pesan). Misal, “Ada Apa dengan RUU Penyiaran, Ada Apa dengan Anggota Dewan,
Ada Apa dengan Pemilihan Gubernur, Kehormatan Rakyat Diobok-obok,” dan
seterusnya.
5. Gaya Mempengaruhi
Salah satu penulisan judul yang efektif
dengan cara nada mempengaruhi. Para akademisi sering mangatakan gaya
mempengaruhi dengan sebutan persuasif, kita petik sebuah contoh dari makalah
yang ditulis AS. Haris Sumandria, mantan Redaktur Bandung Pos (Alm).
Topik: Keuntungan Mengikuti Pendidikan
Retorika
Judul: Tanpa Retorika Kita Tak Berdaya
Dengan memberikan judul “Tanpa Retorika Kita
tak Berdaya”, Pak Haris memaparkan, ada dua keuntungan (tujuan) yang ingin
dicapai dari penulisan judul itu. Pertama, secara umum mempengaruhi massa.
Kedua, lebih khusus lagi yaitu, meyakini berbagai manfaat retorika sekaligus
menggiring pembaca untuk mengikuti kursus pelatihan komunikasi di lembaga
tempat ia beraktivitas.
6.
Boleh Pendek, Boleh Panjang
Umumnya para pembaca lebih menyukai judul
dengan menggunakan kalimat pendek atau efektif, kalimat jelas dan singkat serta
tidak memerlukan banyak kata.
Panganut (peminat) judul pendek biasanya
menulis judul tidak lebih dari enam kata. Misal, “Agar Komunis Tidak Bangkit
Lagi”.
Sebenarnya penulisan judul dapat pula
dilakukan dengan memanjangkan kata kata tambahan. Lazimnya kata-kata tambahan
diberi tanda kurung.
Berikut ini pemanjangan dari judul pendek di
atas. “Agar Komunis Tidak Bangkit Lagi” (Upaya Pencegahan Dampak Negatif Paham
Komunis Melalui Pendekatan Ekonomi yang Islami).
Jadi, penulisan judul boleh pendek, boleh panjang. Disesuaikan, patutkan dengan selera sendiri, redaktur atau pembaca.
Jadi, penulisan judul boleh pendek, boleh panjang. Disesuaikan, patutkan dengan selera sendiri, redaktur atau pembaca.
7.
Sesuai Isi
Urutan ketujuh
inilah yang paling prinsipil. Harga mati. Apa pun gaya tulisan, dengan pendekatan
apa saja, penulisan judul harus mencerminkan kandungan isi tulisan.
5. Membuat Kerangka
Karangan
Ada 2 macam
karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat
nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian
nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh
karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan.
Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang
berupa cerita yang tidak mungkin terjadi.
Pada dasarnya,
untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk
kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan
karangan.
Langkah-Langkah Menyusun Karangan.
1.
Menentukan tema dan judul
Sebelum anda mau melangkah, pertama kali
dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan
kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan
yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah
kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan
yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi
karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan
penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak
aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
Namun, bagi pemula perlu memperhatikan
beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a.
Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
b.
Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita
kembangkan.
c.
Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan
mudah kita peroleh.
Terkadang memang dalam menentukan tema tidak
selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba
mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya. Ketika
tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk
karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan
judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi
keseluruhan karangan kita.
2.
Mengumpulkan bahan
Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu
apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal
dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat
diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat
apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam
melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah
kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai
bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika
dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan
sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai
cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3.
Menyeleksi bahan
Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi
bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih
bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi
tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
berikut ini petunjuk-petunjuknya:
a.
Catat hal penting semampunya.
b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c. .Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c. .Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4.
Membuat kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah
yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita
dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan
menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus
dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a
.Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a.
Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon
pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)
b.
Mengatur urutan gagasan.
c.
Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d.
Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Merangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan
logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan
karangan. (karangan tidak mengalir)
5. Mengembangkan
kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung
sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika
benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif,
mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan
dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan.
Pengembangan karangan juga jangan sampai
menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus
sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan
cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan,
semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
Langkah langkah menyusun karangan
dikutip dari buku pedoman menulis bagi
siswa smp dan sma drs h anwar hasrun penerbit andi
Sebelum kita menuju pada
penulisan karya ilmiah ada baiknya jika kita mulai terlebih dahulu dari yang
paling sederhana, menyusun karangan. menyusun karangan bukan berarti sekedar
menyusun dengan bebas, adakalanya kita perlu langkah-langkah yang berurutan
agar terbiasa sehingga mudah dalam mengembangkan tulisan.
Ada 2 macam karangan yaitu
karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. fiksi lebih
kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih kearah kejadian nyata (benar-benar
terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi
karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. sedangkan
karangan fiksi contoh realnya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita
yang takmungkin terjadi.
Pada dasarnya untuk
menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan
teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali
ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per
satu.
(Wah sepertinya saya harus
lebih banyak lagi membaca KBBI, masih banyak tuh kesalahan penulisan-penulisan.
kalau ada yang lebih mengerti mohon bimbingannya, terimakasih)
1)
Menentukan tema dan judul
Sebelum anda mau melangkah yang
pertamakali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa
yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok
pembicaraan yang mendasari suatu karangan. sedangkan yang dimaksud dengan judul
adalah kepala karangan. kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada
persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk
singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap
wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin
banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
namun, bagi pemula (yang belum
berpengalaman seperti saya) perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema
yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a.
jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas
(soalnya ngak bakal selesai)
b.
Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita
kembangkan.
c.
Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan
mudah kita peroleh. (kalo sulit gimana mau ngerjain. jelas?)
kadang memang dalam menentukan tema
tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. ya contohnya pas
lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa
memakainya. ya sudahlah takperlu disesali..
ketika tema sudah didapatkan, perlu
diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan
sistematis. salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. judul yang
baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
cukup!!!…
2)
Mengumpulkan bahan
udah punya tujuan, dan mau melangkah,
lalu apa bekal anda? sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi
bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. bagaimana ide, dan inovasi dapat
diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. buat
apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. perlu ada dasar bekal dalam
melanjutkan penulisan.
untuk membiasakan, kumpulkanlah
kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai
bidang dengan rapi. hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika
dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan
sesuai bidangnya. banyak cara memngumpulkannya, masing-masih penulis mempunyai
cara masing2 sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3)
menyeleksi bahan
Udah ada bekal, dan mulai berjalan,
tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu
dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui
klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan
sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuk berikut ini:
a.
Catat hal penting semampunya
b.
Jadikan membaca
sebagai kebutuhan (iqra’ !..)
c.
Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan2 ilmiah. (bertanya
pada orang yang lebih berpengalaman dan wawasan lebih luas sangat membantu
dalam mempermudah penulisan yakin.. asli lho…!!)
4)
Membuat kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus
melangkah yang mana dulu? perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan
awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. kerangka
karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang
lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama
dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan catatan kecil
yang sewaktu2 dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a.
memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan
sistematis
b.
memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c.
membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak
penting
Tahapan dalam menyusun kerangka
karangan :
a. mencatat gagasan.
Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan
gagasan2 yang timbul)
b. mengatur urutan
gagasan.
c. memeriksa kembali
yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. membuat kerangka
yang terperinci dan lengkap
kerangka karangan yang baik adalah
kerangka yang urut dan logis. soalnya bila terdapat ide yang bersilangan, akan
mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
5)
Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan
tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita
tulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat
diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. terbukti pula kekuatan bahan
materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan
karangan.
Pengembangan karangan juga jangan
sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. untuk itu pengembangannya
harus sistematis, dan terarah. alur pengembangan juga harus disusun secara
teliti dan cermat. semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang
ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Asy’ari. Imam. 1984. Petunjuk Tekhnis Menulis Nakah Ilmah. Surabaya : Usaha Nasional.
Hs, Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Keraf, Gorys. 1993. Kompetensi. Nusa Indah : Flores
Razak, Abdul. 1992. Kalimat Efektif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sudjana, Nana. 1995. Tuntutunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru Algensido.
Widyamartaya. 1995. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta : Kanistus
No comments:
Post a Comment