MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR
KELAHIRAN PENGETAHUAN ALAMIAH MODERN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi; yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu pengetahuan murni). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied science (Ilmu pengetahuan terapan/teknologi). Kedua dorongan inilah yang memicu manusia untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang menjadi titik awal lahirnya pengetahuan alamiah modern yang semakin berkembang dari zaman ke zaman.
Makalah ini secara tidak langsung akan membahas tentang bagaimana proses kelahiran pengetahuan alamiah modern yang menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Lahirnya Ilmu Alamiah dan Hakikatnya ?
2. Bagaimana Kriteria Ilmiah?
3. Bagaimana Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam ?
4. Bagaimana Perkembangan Pengetahuan dari Masa ke Masa ?
5. Bagaimana Penerapan Hasil Penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Konsep Teknologi ?
BAB II
PEMBAHASAN
KELAHIRAN PENGETAHUAN ALAMIAH
A. Lahirnya Ilmu Pengetahuan
Alamiah dan Teknologi
Sejak dilahirkan di muka bumi, manusia bersentuhan degan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia melalui panca indera. Jadi panca indera merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman.
Pengalaman itu saat demi saat bertambah, karena manusia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki : apa, bagaimana, dan mengapa baik atas kehadirannya didunia ini, maupun atas segala benda yang telah mengadakan kontak dengan dirinya manusia secara atau tidak, akan mengadakan reaksi terhadap rangsangan alam. Pengalaman inilah yang memungkinkan terjadinya pengatahuan, yakni kumpulan fakta-fakta objek atau the bundle of fact. Kumpulan fakta itu selalu bertambah selama manusia masih berada diatas bumi dan selalu mengalikan fakta-fakta itu dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pertambahan pengetahuan terjadi atas dua dorongan pokok, yakni :
1. Dorongan yang bersifat praktis, yakni manusia sebagai makhluk yang dapat berfikir, berbudi, berperasaan yang selalu berusaha menjadikan hidupnya lebih aman dan tinggkatnya lebih tinggi. Dorangan yang pertama inilah yang pada saat akhirnya akan membuahkan ilmu terapan atau teknologi.
2. Dorongan yang bersifat nonpraktis atau teoritis, yakni manusia memiliki sifat ingin tahu dan mengerti sebenar-benarnya akan objeknya. Dorongan inilah yang menumbuhkan pengetahuan yang disebut murni atau pengetahuan.
Menurut Prof DR. M. J. Langerveld, Guru besar pada Rijk University di Utrecht (Belanda) Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu, yang merupakan kesatuan sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan sebab-sebab suatu kejadian. Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat membedakannya dengan pengetahuan lainnya, diantara ciri khas ilmu atau ilmu pengetahuan yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan sifat-sifat tersebut, maka orang yang berkecimpung atau selalu berhubungan dengan pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan suatu sikap yang disebut sikap ilmiah.
Objek penelaah ilmu adalah seluruh segi kehidupan yang dapat di uji oleh panca indra manusia. Ilmu membatasi diri pada kejadian-kejadian yang besifat empiris, yang terjangkau oleh fitrah pengalaman manusia dengan menggunakan panca indranya. Objek dibedakan atas dua hal yaitu, objek material adalah objek yang dilihat secara keseluruhan, dan objek formal yang dilihat dari suatu aspek tertentu saja.
B. Kriteria Ilmiah
Kriteria atau ukuran merupakan faktor penting untuk menentukan benar tidaknya sesuatu masuk kedalam status tertentu. Pengetahuan termasuk kategori ilmu jika memenuhi kriteria berikut : secara berurutan (teratur), berobjek, bermetode, berlaku umum dan besistem.
Ilmu alamiah mempelajari semua alam yang berada disekitar kita. Jadi benda-benda alam itulah objek Ilmu alamiah. Sesuai dengan tujuan ilmu, ilmu alamiah ingin memperoleh kebenaran mengenai objeknya. Kebenaran yang sedalam-dalamnya yang hendak dicakup oleh ilmu, karena ilmuwan baru merasa puas jika ilmu yang diperolehnya sesuai dengan objek. Persesuaian antara pengetahuan dengan objek yang diselidiki itulah yang disebut kebenaran.
Alam sebagai objek penyelidikan mempunyai aspek yang sangat luas, misalnya aspek fisis, aspek biologis, aspek psikologis, aspek ekonomis dan sebagainya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan mustahil bahwa ilmu dapat mencapai seluruh kebenaran mengenai objeknya. Untuk mencapai kebenaran, yakni adanya persesuaian antara pengetahuan dengan objeknya, biasanya tidak secara kebetulan, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya peluang untuk itu. Kekule seorang sarjana kimia dalam menentukan rumus bangunan senyawa bensena yang melingkar itu dianalogikan dengan seokor ular yang dipergoki Kekule didalam kebunnya. Tetapi hal seperti itu tidak sering terjadi. Biasanya ilmuan menggunakan suatu metode untuk menjamin agar tidak terjadi kekeliruan.
Dengan metode yang tepat, ilmu akan mencapai kebenaran. Kebenaran yang bersifat umum mengenai suatu objek walaupun hanya salah satu dari objek, yang akan dicapai dengan metode ilmiah, dengan kebenaran itu telah dirumuskan perlu diorganisasikan dan diklarifikasikan.
Metode Keilmuan berguna Untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu memerlukan pencarian pengetahuan yang dapat dilakukan secara non ilmiah dan ilmiah dengan mengacu pada kerangka filsafat. Pencarian ilmu pengetahuan ilmiah (metode ilmiah) dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta), maupun referensi pengalaman sebelumnya.
Cara untuk mendapatkannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Objektif, pengetahuan itu harus sesuai objeknya.
2. Metodik, pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
3. Sistimatis, pengetahuan ilmiah yang tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang utuh.
4. Berlaku Umum, pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseoramg atau sekelompok orang, tetapi dengan pengalaman itu diperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah, lewat metode inilah nantinya akan melahirkan ilmu-ilmu baru yang menjadi cikal bakal lahirnya ilmu alamiah modern terutama Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada mulanya manusia percaya mitos yang sekarang dinilai sebagai pengetahuan semu (pseduo knowledge). Mengapa? Karena mitos tidak pernah memuaskan maka dicarilah pengetahuan sesungguhnya (pure science). Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam sehingga lahirlah pengetahuan alam (natural science).
Untuk menemukan ilmu pengetahuan, harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme, yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka.
Jadi, suatu ilmu pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan rasionalisme dan emperisme. Secara lengkap dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA bilamana persyaratan berikut: objeknya pengalaman manusia yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.
Kapan ilmu pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach yakni kebenaran yang secara rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan secara fakta dan menggunakan peralatan ilmiah.
D. Perkembangan Pengetahuan Dari Masa Ke Masa
1. Zaman Purba
Pada zaman purba, manusia selain mewariskan alat-alat purba, juga mewariskan cara bercocok tanam dan cara berternak. Peninggalan-peninggalan alat-alat, tanaman, ternak tersebut menunjukkan bahwa manusia purba telah mempunyai pengetahuan untuk memperolehnya. Penemuan-penemuan itu terjadi baik secara kebetulan ataupun disengaja semuanya berdasarkan pengamatan primitif, dan mungkin dilanjutkan dengan percobaan-percobaan yang dilakukan dengan tanpa dasar dan tanpa pengaturan, tetapi dengan mengikuti proses”Trial and error”. Dengan demikian tersusunlah ”know how” meskipun tidak diketahui sebabnya, tidak diketahui ”mengapanya”. Dengan demikian maka zaman batu ini ditandai oleh pengetahuan ”know how” yang diperoleh berdasarkan Kemampuan mengamati, membeda-bedakan, memilih, melakukan percobaan tanpa disengaja, yang berlandaskan dengan proses ”Trial and error”.
Setelah zaman ini masa 15000 sampai kurang lebih 600 tahun SM. Masih merupakan kelanjutan dari zaman batu. Mereka masih mewarisi pengetahuan dari zaman batu, tetapi diantara mereka ada yang mampu mengolah logam. Dalam hal pembuatan logam, alat-alat mereka tidak lagi terbuat dari batu, melainkan dari perunggu atau besi. Pada zaman purba tersebut manusia menggantungkan diri pada kepercayaan agama yang politistik. Mereka percaya bahwa dewa-dewa berada di bulan, matahari, bintang, karena itu, benda-benda angkasa itu terus-menerus diamati. Dan mereka mulai menyusun kalender sebagai pedoman waktu untuk mengatur kehidupan ritual, pekerjaan sehari-hari dan kehidupan biasa pada umumnya.
Penemuan-penemuan tersebut di atas merupakan proses alamiah yang hanya mungkin pada zaman itu mencari dan akhirnya menemukan dan mampu menggunakan angka-angka dan abjad untuk melakukan perhitungan-perhitungan. Di samping kemampuan-kemampuan dan penemuan-penemuan tersebut, mereka bisa membentuk kemampuan mengukur, kemampuan ini digunakan untuk mengukur bidang tanah dan perladangan juga mengukur hasil panennya. Untuk keperluan pengukuran-pengukuran tersebut juga telah ditemukan bentuk segitiga, segitiga siku-siku, dan sudut siku-siku. Kemudian ilmu berkembang dan menjelma menadi ilmu hitung (arithmetic) dan ilmu ukur (geometry).
2. Zaman Yunani
Masa 600 tahun sebelum masehi sampai kurang lebih 200 tahun sebelum masehi biasanya disebut zaman Yunani. Dalam zaman ini proses-proses perkembangan know how tetap mendasari kehidupan sehari-hari, tapi lebih maju daripada zaman sebelumnya. Dalam bidang pengetahuan sikap dan pemikiran yang sekedar menerima apa adanya, terjadi perubahan besar, dan perubahan ini dianggap sebagai dasar ilmu pengetahuan modern. Hal ini berdasarkan pada sikap bangsa Yunani yang tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman secara pasif receptif. Mereka memiliki ”inquiry atitude” dan ”inquiry mind” orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan isi alam ini adalah Thales (624-548 SM). Pemikiran Thales dalam rangka membahas perkembangan ilmu pengetahuan ”Yang penting bukan jawaban yang diberikan, tetapi diajukannya pertanyaan tersebut”. Karena dari pertanyaan akan menimbulkan atau menyebabkan pemeriksaan dan penelitian yang terus menerus. Jadi, pertanyaan merupakan suatu motor yang tetap mendorong pemikiran dan penyelidikan.
Disamping Thales terdapat banyak tokoh filsafat Yunani yang besar sekali sumbangannya pada perkembangan ilmu pengetahuan diantaranya adalah Al-Fargani, Jabir bin Hayyam, Phytagoras, Aristoteles dan Archimedes.
3. Zaman Modern
Pada permulaan abad ke-14, di Eropa di mulai perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang Eropa menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan umat manusia pada umumnya. Permulaan perkembangannya dicetuskan oleh Roger Bacon (1214-1294) yang menganjurkan agar pengalaman manusia sendiri dijadikan sumber pengetahuan dan penelitian. Copernicus, Tycho Broche, Keppler dan Galileo merupakan pelopor dalam mengembangkan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi sangat mantap dan pesat setelah ditulisnya buku yang berjudul Novum Organum oleh Francis Bacon (1560-1626) yang mengutarakan tentang landasan empiris dalam mengembangkan pengetahuan dan penegasan ilmu pengetahuan dengan metodenya.
Bila dilihat dari segi metodologi dan psikologi maka seluruh ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada :
a. Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus
b. Pengumpulan data yang terus menerus dan dilakuakan secara sistematis
c. Analisis data yang ditempuh dengan berbagai cara.
d. Penyusunan model-model atau teori-teori, serta penyusunan ramalan-ramalan sehubungan dengan model itu.
e. Percobaan untuk menguji ramalan tersebut.
Percobaan ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan, diantaranya: benar atau salah.
Jika terbukti salah, terbuka kemungkinan untuk mencari kesalahan berfikir, sehingga terbuka juga kemungkinan untuk memperbaikinya. Dengan demikian ilmu pengetahuan modern memiliki suatu sistem yang didalamnya terkandung mengoreksi diri, yang memungkinkan ditiadakannya kesalahan demi kesalahan secara bertahap menuju kebenaran.
Ilmu pengetahuan Alam terus berkembang, sementara manusia mencoba menjelaskan mengenai benda-benda dialam sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Astronomi boleh jadi merupakan pengetahuan tertua, karena seperti matahari, bulan, bintang yang mudah disaksikan sangat bersangkut paut dengan kegiatan mereka sehari-hari. Peranan matahari jelas sangat penting dalam kehidupan, surutnya lautan banyak berhubungan dengan bulan, sedangkan pelaut dilautan banyak menarik manfaat mengarungi samudra.
Dengan ilmu pengetahuan alam, setiap penginderaan yang dinyatakan menurut sebuah alat ukur, akan diubah menjadi konsep. Ilmuwan tidak akan lupa menggunakan penalaran indukftif yang akan berubah ke penalaran deduktif. Akan tetapi setelah banyak diadakan eksperimen mulailah ilmuwan menyusun suatu teori dan selanjutnya ia akan mengkaji teori itu dengan sangat kritis.
Kerangka pemikiran semacam ini dinamakan pemikiran dengan metode ilmiah, yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Pengajuan Masalah
a. Latar belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah
c. Pembatasan Masalah
d. Perumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian
2. Penyusunan Kerangka Teoritis dan Pengajuan Hipotesis
a. Pengkajian teori yang digunakan
b. Pembahasan penelitian yang relevan
c. Penyusunan kerangka berfikir
d. Penyusunan hipotesis
3. Metodologi Penelitian
a. Tujuan Penelitian
b. Tempat dan waktu penelitian
c. Metode penelitian
d. Teknik Pengambilan data
e. Teknik pengumpulan data
f. Teknik analisa data
4. Hasil Penelitian
a. Variable
b. Teknik analisis
c. Kesimpulan analisis data
d. Penafsiran kesimpulan analisis data
e. Kesimpulan penguji analisis
5. Ringkasan dan Kesimpulan
a. Deskribsi singkat mengenai masalah hipotesis metodologi dan hasil penelitian
b. Kesimpulan penelitian yang merupakan intensif dan seluruh aspek tersebut diatas
c. Pembahasan hasil penelitian dengan membandingkan penelitian lain
d. Pengkajian inspeksi penelitian
e. Saran-saran.
Manusia menciptakan beraneka ragam ilmiah selama kesibukannya menelaah alam semesta. Ada yang membantu ilmiah dasar dalam pengukuran dunia kasat mata, missal Astrobat yang dipergunakan ahli astronomi zaman dulu, diantara ialah mikroskop dan teleskop. Setelah teleskop ditemukan meskipun masih dengan distorsi karena lensa yang dipakai kurang baik, maka munculah teleskop pantul yang dibuat oleh Isacc Newton pada tahun 1866 M dan ternyata lebih baik dari teleskop biasa.
Alat pertama yang memungkinkan para ilmuwan mengadakan eksperimen dengan gejala yang tak kasat mata, seperti udara, hampa udara, dan elektrik ; pompa udara buatan Otto Von Duerieke pada abad 17 M, degan alat ini dapat dibuktikan bahwa udara mempunyai masa. Sedangkan eskperimen dengan bola Magdenburg dapat membuktikan bahwa udara mempunyai tekanan. Duerieke pernah membuat alat pembangkit listrik statistik yang pertama, meskipun tidak banyak memperoleh perhatian.
Alat mula laboratorium kimia dimulai pada awal abad pertengahan dengan teknik kerja yang bermutu dan alat yang cocok. Alkimiah berusaha mengubah logam dasar menjadi emas. Pada tahun 1925 M laboratorium dasar modern pertama dibangun di Universitas
Glessen oleh Baron Jusius Bon Leibig sehingga sejumlah besar senyawa kimia bernilai niaga ditemukan dan dasar industry batu bara dan bahan celup dilotakkan.
Kebanyakan saat penting fisika atom terjadi di Laboratorium Cavedvish yang didirikan Universitas Cambridge eklektro, proton dan neutron ditemukan pada laboratorium ini. Dengan kamar kabut Wilson akibat zarah (atom) dapat diamati.
Sejak Albert Einstein mengemukakan teori relaktivitas terdapat dampak yang nyata pada perkembangan ilmu pengetahuan alam pada umumnya dan fisika khususnya. Satu hal yang membedakan antara fisika klasik dan modern adalah mengenai cara menemukannya. Fisika modern mencoba melalui penelaahan model matematika dengan persamaan yang rumit, kemudian model tersebut diuji kebenarannya melalui eksperimen. Sedangkan fisika klasik mulai dari eksperimen kemudian disusun suatu teori. Hokum mekanika newton betul untuk gerakan benda yang berkecepatan rendah, sedangkan benda yang begerak dengan kecepatan tinggi perlu dibahas dengan hukum relativitas Einstein.
Semua keahlian ilmu berdasarkan dalam empat pandangan utama, Matematika, fisika, biologi dan ilmu sosial. Matematika menelaah hubungan antara bilangan, bentuk, lambing logis lainnya. Ilmu fisika menelaah bagian-bagian alam semesta yang tidak bersenyawa. Biologi menelaah tentang hidup dan materi kehidupan. Ilmu sosial menelaah tentang prilaku manusia baik kolektif maupun individual.
E. Penerapan Hasil Penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Konsep Teknologi
Dimuka telah dibicarakan bahwa ilmu pengetahuan alam mempunyai peranan penting dalam perkembangan teknologi. Tetapi dalam berbagai masalah teknologi terdapat yang tidak dijumpai dalam ilmu pengetahuan alam, yaitu masalah mengambil keputusan. Masalah serupa ini dijumpai dalam perencanaan-perencanaan atau pembuatan suatu desain.
Dalam pengambilan suatu keputusan, disertakan pula berbagai persyaratan pengambilan keputusan ini mengandung 4 unsur yaitu :
1. Model
Model adalah suatu pengambaran permasalahan secara kuantitatif. Model dapat digunakan sebagai petunjuk bagi usaha-usaha penelitian atau penyelesaian suatu masalah. Sering kali model-model matematika dikembangkan untuk mempelajari perkiraan-perkiraan yang diramalkan atau perubahan-perubahan yang perlu diperhatikan dalam menilai suatu model.
a. Pertama realisme menyangkut seberapa jauh model matematis itu bila diterjemahkan ke dalam kata-kata, benar-benar sesuai dengan konsep yang diwakilinya.
b. Kedua ketetapan, yakni kemampuan model itu diramalkan perubahan-perubahan yang bakal terjadi.
c. Ketiga generalitas yakni seberapa jauh model dapat digunakan dalam situasi berbeda.
2. Kriteria
Kriteria adalah persyaratan yang menggambarkan tujuan atau sasaran dalam pengambilan keputusan. Dalam suatu desain, terdapat sasaran-sasaran yang merupaka tujuan poko dari desain tersebut. Missal untuk membuat desain pesawat, dipilih daya angkut yang besar dan kecepatan yang tinggi.
3. Kendala
Kendala atau pembatasan adalah faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam desain atau pengambilan keputusan. Missal dalam desain kendaraan angkut, syarat pencemaran harus sekecil mungkin
4. Optimasi
Optimasi adalah mencapai solusi terbaik, bila masalah tersebut telah dirumuskan dalam bentuk model dengan memperhatikan sarana dan perhitungan kendala. Contoh
permasalahan dimana pendekatan ini digunakan adalah dalam masalah transportasi, industry, perencanaan dalam desain dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan pengetahuan sudah dimulai sejak zaman purba, hal tersebut disebabkan karena manusia memiliki rasa ingin tahu yang terus berkembang, sehingga pada zaman Yunani manusia sudah mulai menggunakan metode ilmiah yang tidak hanya mengandalkan rasio semata tetapi juga harus dengan pengalaman empirik sehingga apa yang mereka dapatkan dapat dibuktikan dan diterima oleh umum.
Kelahiran ilmu alamiah modern mungkin saja terjadi pada zaman Yunani, karena pada zaman inilah pendekatan kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach, yang selanjutnya menjadi cikal bakal perkembangan Ilmu Pengetahuan yang pesat pada zaman modern. Pada tahun 1925 M laboratorium dasar modern pertama dibangun di Universitas Glessen oleh Baron Jusius Bon Leibig sehingga sejumlah besar senyawa kimia bernilai niaga ditemukan dan dasar industry batu bara dan bahan celup dilotakkan.
B. Saran
Apabila di dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan mohon untuk dimaafkan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari Dosen Pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa, agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Abdullah, Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Bumi Aksara, Jakarta: 1994.
Bainar, Hajjah, dkk, Ilmu Sosial, Budaya dan Kealaman Dasar, Jenki Satria, Jakarta: 2006.
Jasin Maskuri, Drs. Ilmu Alamiah Dasar, Bina Ilmu, Surabaya 1987
Margono, Drs, dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Buku IIA, UNS, Solo 1988
Purnama, Heri, Ilmu Alamiah Dasar, Rinek Cipta, Jakarta: 2008.
Rahman Abdul, Drs. Diktat Ilmu Alamiah Dasar, 1988
Roosmini, Mien, Dra, dkk, Ilmu Alamiah Dasar, IKIP Semarang: 1989.
Salam, Burhanuddin, Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi,Rineka Cipta, Jakarta: 2000.
No comments:
Post a Comment