MAKALAH ILMU KOMUNIKASI
“KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DAN MODERNISASI”
BAB I
“KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DAN MODERNISASI”
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum melanjutkan kepada pembahasan kita sebagai mahasiswa/i dakwah BKI,
seharusnya kita mengetahui dulu apa itu istilah “modern” modern berasal dari
kata latin “modernus” yang secara harfiyah berarti “mutakhir” atau “baru saja”,
yang dapat diartikan pula “tidak kuno” atau “tidak tradisional”. Pendapat
mengenai makna sebenarnya dari istilah
modern itu diantara para ahli tidak ada yang sama; dengan lain perkataan, tidak
ada kejelasan tentang konsep memodernkan atau konsep modernisasi yang sering
dikaitkan dengan pembangunan bangsa dan
masyarakat itu.
Adapun konsep modernisasi dapat menunjukkan jalan ke arah terintegrasinya
semua kelompok dalam masyarakat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan itu, dan
memberikan petunjuk nilai-nilai mana yang harus dipertahankan, mana yang harus
dikembangkan dan mana yang harus diubah.
Begitu juga istilah kelestarian dan istilah bangsa sudah jelas dan gamblang
artinya, yang perlu diberi penegasan ialah kalau kedua istilah itu
digabungkan hingga menjadi satu istilah,
beberapa rumusan ketahanan nasional meliputi empat pertanda, yaitu:
1. Kepribadian Nasional (Identitas Nasional)
2. Persatuan dan Kesatuan Nasional
3. Kemampuan Nasional
4. Disiplin Nasional
Konsep ketahanan nasional dengan ke empat pertanda
tersebut diatas dengan keempat pertanda tersebut diatas mengandung unsur-unsur yang
dapat dijadikan unsur-unsur bagi konsep-konsep kelestarian bangsa, konsep
kelestarian bangsa perlu pengesahan
secara resmi oleh pemerintah dan diumumkan secara luas sehingga segala kegiatan
dalam hubungannya dengan modernisasi terarahkan kepadanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep Modernisasi.
Istilah "modern", berasal dari perkataan
Latin modernus yang secara harfiah berarti "mutakhir" atau "baru
saja", yang dapat diartikan pula "tidak kuno" atau "tidak
tradisional". Pendapat mengenai makna sebenarnya dari istilah modern itu
di antara Para ahli tidak ada yang sama; dengan lain perkataan, tidak ada kejelasan
terutama konsen memodernkan atau konsen modernisasi yang sering dikaitkan
dengan pembangunan bangsa dan masyarakat itu. Ketidakjelasan konsep tali
terbukti dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa artinya modernisasi?
b. Bagaimana berlangsungnya masyarakat hingga menjadi modern?
c. Bagaimana seseorang menjadi modern?
d. Mana yang lebih dahulu muncul: lembaga modern atau orang modern?
e. Bagaimana kaitan manusia modern dengan lembaga modern?
Para sarjana Barat berpendapat bahwa titik tolak
pendefinisian modernisasi bukan Bari
ciri masyarakat, melainkan dari ciri manusianya. Pengertian modernisasi
bertitik berat pada cara berpikir baru (new ways of thinking) yang memungkinkan
orang-orang menciptakan dan membuat masyarakat modern, industri modern, dan
pemerintahan modern. Mereka beranggapan bahwa masyarakat modern diberi ciri
oleh perkembangan pengetahuan baru, kapasitas untuk mengerti bahasa alam dan
menerapkannya bagi kesejahteraan manusia.
Para cendekiawan Indonesia pada umumnya mempunyai
pendapat yang sama bahwa modernisasi di
Indonesia merupakan proses pergeseran dari masyarakat kebudayaan agraris
pedesaan ke masyarakat kebudayaan industri perkotaan. Mereka sama-sama
berpendapat bahwa makna modern tidak dapat diartikan sebagai kebalikan dari
tradisional dan bahwa apa yang berbau tradisional tidak selalu berarti buruk.
Persoalan
modernisasi adalah masalah kebahagiaan. Kenyataan menunjukkan bahwa dalam upaya
mencapai kebahagiaan masyarakat, terjadi pertarungan antara kelompok tertentu
dengan selera tertentu di satu pihak dan kelompok lain yang mempunyai selera
lain di lain pihak. Masing-masing berusaha menciptakan masyarakat yang sesuai
dengan seleranya sendiri-sendiri.
Ahli-ahli ekonomi beranggapan bahwa ekonomi adalah
yang lebih penting dari segalanya. Modernisasi bagi kelompok ini adalah
modernisasi ekonomi. ItPara agamawan menganggap agama lebih penting daripada
yang lain. Kelompok ini bersedia berkelahi, bahkan kalau perlu berperang, jika
agama mereka ditindas.
Orang-orang politik mengklaim "politik sebagai
panglima". Kelompok ini menganggap politik mahapenting karena segalanya
ditentukan oleh politik. Pentingnya konsep modernisasi ialah untuk mencegah
terjadinya pertarungan antara kelompok, yang satu dengan yang lainnya akibat
rasa diri paling penting juga untuk menjaga jangan sampai terjadi
benturan-benturan antara nilai yang satu dan nilai lainnya.
Konsep modernisasi dapat menunjukkan jalan ke arah
terintegrasinya semua kelompok dalam masyarakat untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan, dan memberikan petunjuk nilai-nilai mana yang harus dipertahankan,
mana yang di harus dikembangkan, mana yang harus diubah.
Seperti
pembangunan, modernisasi juga adalah suatu proses dengan dimensi, faktor,
aspek, dan faset yang begitu banyak dan rumit, bisa menyebabkan pelaksanaannya
tidak selancar yang diharapkan. Dan rumitnya modernisasi di ndonesia disebabkan
oleh subjek dan objeknya adalah manusia-manusia pluralis heterogen, terdiri
atas suku-suku bangsa dengan nilai-nilai budaya yang berbeda satu sama lain
kendatipun dipersatukan oleh Pancasila.
Heterogenitas tersebut menimbulkan kepekaan agama,
golongan, dan lain-lain yang sewaktu-waktu dapat mengancam kelestarian bangsa,
bangsa Indonesia yang diperjuangkan begitu lama dengan pengorbanan yang begitu
banyak.
Prof. Dr. Kuntjaraningrat dalam karyanya yang berjudul
Modernisasi Bukan Westernisasi menyatakan bahwa modernisasi dapat dilaksanakan
dengan, memberikan contoh, persuasi, penerangan, pendidikan, dan sistem
perangsang.
Dalam pada itu, Alex Inkeles dalam karyanya, "The
Modernization of Man", mengatakan bahwa ciri manusia modern terdiri
atas dua hal: internal dan eksternal. Yang pertama meliputi sikap, nilai, dan
perasaan, yang kedua menyangkut lingkungan. Dalam hubungan ini ia menyatakan
bahwa komunikasi massa merupakan faktor yang sangat berpengaruh.
Teknologi elektronik yang semakin maju dan berkembang
telah menyebabkan dunia semakin kecil. Pesan komunikasi yang lalu tidak
mungkin disampaikan ke suatu tempat yang jaraknya jauh, kini dengan radio dan
televisi melalui satelit komunikasi dapat sampai dalam ukuran detik. Kita
terpukau oleh produk Revolusi Elektronika itu, lupa bahwa ia merusak
nilai-nilai yang membina dan mempertahankan kelestarian bangsa.
B. Modernisasir dan Kelestarian Bangsa
Istilah kelestarian dan istilah bangsa sudah jelas dan
gamblang artinya. Yang perlu diberi penegasan ialah kalau kedua istilah itu
digabungkan hingga menjadi satu istilah.
Apa makna kelestarian bangsa itu? Ini harus jelas dulu
dan kemudian menjadi mapan sebab modernisasi harus selaras dengan kelestarian
bangsa. Kalau kelestarian bangsa itu kabur sehingga kemudian menjadi goyah,
maka pelaksanaan modernisasi akan menjumpai berbagai problem: menghamburkan tenaga,
pikiran, waktu, dan biaya.
Berdasarkan hal di atas, kelestarian bangsa memerlukan
suatu konsep. Dalam hubungan ini tepat apabila konsep Ketahanan Nasional dari
ABRI dijadikan konsep kelestarian bangsa, setidak-tidaknya dijadikan pola
dengan mengambil unsur-unsur daripadanya. Tampaknya makna Ketahanan Nasional
identik dengan makna kelestarian bangsa.
Lemhanas merumuskan Ketahanan Nasional sebagai: "Kondisi
dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung
kemampuan mengembangkan Kekuatan Nasional, dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan dan ancaman Bari dalam dan luar, yang langsung atau tidak langsung
membahayakan kehidupan bangsa dan membahayakan perjuangan mengejar Tujuan
Nasional."
Rumusan Ketahanan Nasional meliputi empat pertanda.
Meskipun demikian, keempat pertanda ini merupakan suatu kebulatan dan saling
berhubungan (bergantung). Keempat pertanda tersebut adalah:
a. Kepribadian Nasional (Identitas Nasional)
b. Persatuan dan Kesatuan Nasional
c. Kemampuan Nasional
d. Disiplin Nasional
Kepribadian Nasional dapat dijabarkan sebagai:
a. keseluruhan sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia
yang merupakan ciri-ciri khusus (mental-spiritual-fisik-material) yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain;
b. pencerminan kebudayaan Indonesia yang diukur dari keseluruhan
cipta, cita, rasa, karsa, dan karyan a an bersendikan Pancasila yang
c. nilai-nilai yang meliputi:
1) Kesadaran bangsa Indonesia
2) Kebanggaan akan tradisi dan sejarah bangsanya,
3) Kesediaan mengabdi dan berkorban untuk bangsa dan negara,
4) Perasaan senasib dan sepenanggungan dengan sesama warga bangsa
Indonesia.
Pertanda yang kedua, yakni Pessatuan dan Kesatuan Nasional, berarti:
- Suasana prsatuan yang ditandai oleh adanya kehidupan yang rukun dan damai, bebas dari segala perselisihan;
- Suasana kesatuan yang ditandai oleh adanya ikatan yang kokoh di antara para anggota masyarakat, berwujud loyalitas, kebanggaan, saling pengertian, dan kerja sama.
Kemampuan Nasional sebagai pertanda ketiga dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Kemampuan Nasional adalah suatu kondisi, baik mental-spiritual
maupun fisik-material, yang dimiliki oleh bangsa sebagai sarana dan syarat
untuk mencapai, mempertahankan, dan memelihara tujuan nasional.
b. Kemampuan Nasional pada dasarnya terdiri atas dua unsur, yakni:
1) perasaan Jaya mampu,
2) kemampuan yangyata.
Perwujudan kedua unsur ini merupakan nilai dan
ketangkasan juang yang meliputi segala aspek kehidupan.
- Kemampuan di peroleh ada taraf pertama melalui pendidikan kursus latihan yang kemudian dikembangkan d«lam praktek sehingga mewujudkan hasil yang nyata.
Pertanda yang terakhir, yakni Disiplin Nasional, berarti:
a. Pernyataan sikap mental bangsa yang melahirkan persesuaian
antara tingkah laku dan perbuatan dengan kaidah-kaidah yang berlaku bags bangsa
dan negara dengan dilandasi oleh keikhlasannya,
b. Wujud kesadaran berbangsa dan bernegara yang menimbulkan rasa
tanggung jawab terhadap negara dan bangsa.
Konsep Ketahanan Nasional dengan keempat pertanda
tersebut di atas mengandung unsur-unsur yang dapat dijadikan unsur-unsur bagi
konsep-konsep kelestarian bangsa. Konse kelestarian bangsa perlu pengesahan
secara resmi oleh pemerintah dan diumumkan secara luas sehingga segala kegiatan
dalam hubungan pemerintah dan dengan
hubungannya dengan modernisasi terarahkkan kepadanya.
Demikianlah pentingnya keselarasan antara konsep
modernisasi dan konsep kelestarian bangsa bagi rakyat Indonesia yang tengah
menggiatkan diri dari dalam pembangunan nasional Pelita demi Pelita. Dengan
adanya konsep tersebut. teknologi elektroik, terutama teknologi komunikasi
elektronik di satu pihak tidak akan menimbulkan dampak negatif pada masyarakat;
di lain pihak dapat dimanfaatkan bagi kemajuan bangsa yang diidam-idamkan sejak
kemerdekaan diproklamasikan, bahkan sejak zaman penjajahan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modern adalah berasal dari kata latin “modernus” yang
secara harfiyah berarti mutakhir atau “baru saja”, yang dapat diartikan pula
“tidak kuno” atau “tidak tradisional”. Adapun kelestarian dan istilah bangsa
sudah jelas dan gamblang artinya, yang perlu diberi penegasan ialah kalau kedua
istilah itu digabungkan hingga menjadi
satu istilah.
Demikianlah bahwa pentingnya keseluruhan antara konsep
modernisasi dan konsep kelestarian bangsa bagi rakyat Indonesia yang tengah
menggiatkan diri dalam pembangunan
nasional pelita demi pelita. Dengan adanya konsep tersebut terknologi elektronik, terutama terknologi
komunikasi elektronik disatu pihak, tidak akan menimbulkan dampak negative pada masyarakat, dipihak lain dapat
dimanfaatkan bagi kemajuan bangsa yang diidam-idamkan sejak kemerdekaan
diproklamasikan, bahkan sejak zaman penjajahan.
B. Saran
Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi isi, maupun dari penyampaian, harapan saya kepada semua pembaca
agar dapat memberikan kritik dan saran kepada saya dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Hendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi. 1984. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi suatu Pengantar. 2007. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa penulis panjatkan karena penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan judul “Komunikasi Pembangunan dan Modernisasi”. Karya tulis ini
disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Komunikasi.
Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Penulis juga menyadari
masih terdapat banyak kekurangan. Kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Bengkulu,
03 Januari 201
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul......................................................................................... i
Kata
pengantar........................................................................................ ii
Daftar
isi.................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................... 3
- Konsep Modernisasi.................................................................... 3
- Modernisasi dan Kelestarian Bangsa.......................................... 6
BAB
III PENUTUP............................................................................... 10
- Kesimpulan ................................................................................. 10
- Saran............................................................................................ 10
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment