RESUME
MATEMATIKA BISNIS
APLIKASI
MATEMATIKAN BISNIS DALAM EKONOMI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Masyarakat Indonesia sebagai sebuah masyarakat yang menunjuk atau plural yang memila kearekaragaman kebudayaan, kemajemukan ras, suku bangsa dan agama, adapt serta perbedaan-perbedaan kedaulatan has lainnya yang ditinbul karena adanya perbedaan antara orang perorangan. Dimana terjadi perbedaan pendirian, perbedaan perdagan yang menyebabkan dapat terjadi komflik, selain itu perbedaan kebudayaa, yang dapat mempengaruhi pola pemikiran dan tingka laku perorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan, yang dapat menimbulkan pertentangan antara kelompok. Selain itu juga factor lain pun dapat di sebabkan oleh barterokan antara kepentigan-kepentingan serta perubahan-perubahan social yang terllalu cepat dalam masyarakat juga dapat menyebabkan timbulnya perubahan nilai-nilai dan norma-norma yang memasalakan perbedaan pendirian, dimana dapat mendorong terjadinya disorgarisasi social atau perpecahan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dan pnelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
- mengapa kompelik social khususnya dinegara Indonesia semakin tahun semakin bertambah
- bagai mana bentuk pengendalian social yang harus dilakukan untuk dapat mengurangi terjadinya komflik social di Indonesia?
.C. Tujuan Penelitian.
- mengapa segala keromera sebab timbulnya komflik yang semakin lama terus bermunculan?
- mencari alternative pemecahan masalah untuk mengatasi serta mengurangi terjadinya komflik di Indonesia .
D. Manfaat Penelitian
- sebagai alat perubahan social untuk mengevaluasi diri , untuk kemudian ukuran berusaha mengubah kearah yang lebih baik.
- dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan sosialidaritas antara kelompok maupun individu, karena setelah belajr dari pengalaman dan keromera-keromera yang terjadi.
Yang dimaksud dengan komflik social pada perubahan ini adalah:
- Pertentangan atau komflik social adalah proses social antara perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang snagat mendasar, sehingga menumbulkan gap atau jurang pemisah yang menganjal intraksi social diantara mereka yang bertikai.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komflik social.
Menurut Dr. Roberte M. Z. Lowang, komflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimasa tujuan dari mereka yang berkomflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk memudakan saingannya.
Menurut Drs. Ariaro Sugoro, komflik adalah peruses keadaan dimana dua pihak berusaha mengagalkan tercapainya tujuan masing-masing pihak.
Secara umum komflik social atau pertentangan social adalah proses social antara orang perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedah paham dsn kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan gep atau jurang pemisah yang mengganjal intraksi social diantara mereka yang bertingkai.
Hal- hal yang menimbulkan komflik social :
- perbedaan pendapat mengenai suatu masalah prinsif.
- peselisihan paham yang berkepanjangan.
- benturan kepentingan mengenai suatu objek yang sama.
- perbedaan system nilai dan nama dari kelompok masyarakat yang berlainan kebudayaan.
- perbedaan kepentigan politik kenegaraan.
- Tambahnya rasa solidaritas dalam kelompok
- berubahnya sifat atau keperibadian, baik yang fositif atau negative
- terjadinya peribahan social yang mengancam keutuhan kelompok
- jauhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi benturan fisik.
- terjadinya negosiasi diantara pihak-pihak yang bertingkai
- jika tidak terjadi negosiasi, akhirnya komflik akan menyebabkan salah satu pihak menjadi kalah dan didonirai oleh pihak yang menang.
- komflik antara kelas social
- komflik antara kelompok social
- komflik antara generasi
- komflik setatus
- komflik perorangan Tingkatan konflik :
- komflik ideologis (gagasan)
- komflik politik.
BAB III
PEMBAHASAN
“KONFLIK SOSIAL BERNUANSA AGAMA
DI INDONESIA”
1. Kasus kerusuhan social di rengas dengklok-karawang.
1. Gambaran umum lokasi
1.1- Geografi
Rengas dengklok adalah salah satu kecamatan dari 14 kecamatan di kabupaten karawang, jawa barat, ke 14 kecamatan tersebut adalah: kecamatan teluk jambe. Rawa merta, pengkalan, rengas deklok, cikompek, batu jaya, pedes, jati sari, c:buaya, cilamaya, pakis jaya, tempuran dan karawang. Luas kecamatan rengas dengklok +12>.276 M , sebagian besar terdiri atas tanah persawahan dan merupakan salah satu kecamatan lubung padi kabupaten karawang.
1.2- Kependudukan
Penduduk kecamatan rengas dengklok pada tahun 1997 tercatat sebanyak 191-189 jiwa terdiri dari 95.539 laki-laki dan 95.650 perempuan, serta 40.III KK, dengan rata-rata perkeluarga sebanyak 5 orang. Sementara penduduk kecamatan rengas dengklok mempunyai urutan ketiga di kabupaten kerrawang setelah kecamatan karawang dan cikompek, penduduk asli rengas dengklok adalah atnis surda dengan bahasa sehari-hari bahasa sunda.
1.3- Kehidupan Sosial Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, sebagian besar warga setempat bekerja dibidang perdagangan (66.47%) dan pertanian sekitar 29,08%. Selebihnya berkiprah disektor-sektor tranportasi, pegawai negeri dan ABRI dan industri, bangunan, kerajinan dan pertambangan.
5
KEHIDUPAN KEAGAMAAN
1. Penduduk menurut agama
Kabupaten kerrawang selam beberapa tahun ini telah terjadi pengusuran komposisi kepemulukanagama di kecamatan rengas dengklok sebagai berikut :
- . Pemeluk islam berkurang 2.510 (2,64%)
- Penganut bundah bertambah 2.244 (1.17%)
- Katolik bertambah 2.784 (1.40%) sedangkan
- Pemeluk agama yang lain relative konstan, yaitu agama kriter, protestan dan hindu.
Umat Kristen di daerah ini yskni 724 jiwa (0,38%), rencana pembangungan gedung GKI yang sangat megah aka tetapi dijalankan, dan menurut humor tanguh di diseluruh kabupaten karawang, di nilai umat islam setempat sebagai sangat berlebihan, tidak sesuai dengan kebutuhsn riil umat Kristen setempat
Karena pembangunan gedug GKI tersebut menurut umat islam setempat menimbng dari prosedur yang berlaku, maka umat islam telah melakukan keberatannya kepada aparat dan DPR setempat, tingkat propinsi di bandung sampai ke pusat, namun hal ini tidak mendapat respon sehingga menimbulkan amarah dan kekerasan dari klompok umat islam disana.
Pembangunan gereja tetap berlanjut dan seolah-olah tidak dapat disentu oleh hukum. PembangunanGKI yang sangat mencolok di disana “pedesaan tersebut ada maksud mempertontonkan kelebihan atau organisasi mereka (GKI) terhadap umat lain, khususnya umat islam, yang pada umumnya berekonomi lemah
Hal ini lah yang menyebabkan protes dari umat islam setempat, sehingga terjadi kerusuhan di rengas dengklok, dorgedung GKI ini menjadi salah satu sasaran awal dalam kerusutan di rengas dengklok.
7
4. Hubungan antar umat beragama
Terjadi polarisasi penduduk antar pribumi, muslim, miskin di satu pihak dan WNI keturunan cina, Kristen, katolik, bunda di pihak lain. Penduduk kelompok pertama sebagai mayoritas, sedangkan kedua disositas, menjelang kesusahan rengsa dengklok, sudah mulai tampak gejala-gejala yang kurang harmonis.
Kesenjangan pribumi dan etnis cina merupakan sala satu penyebab komplik social yang menyebkan timbulnya kerisuhan.
5. Hubungan pribumi dengan etnis cina
Cina sebagai pengusaha ingin mendapatkan kemudahan untuk izin dan pasilitas yang perlukan pengusaha, sedangkan pemberi izin atau pasilitas tersebut menjadi kewenangan atau dimiliki atau pengusaha, untuk memperoleh kemudahan perizinan dan mendapatkan fasilitas tersebut tidak jarang merugikan masyarakat, praktek usaha kurang pengusaha cina menyebabkan akumulasi kebencian warga pribumi kepada warga etnis cina dimana-mana.
Hubungan antara agama dan etnis ini sudah mulai memeras di rengas dengklok sebelum terjadi pristiwa kerusuhan 30 januari 1997 yang lalu gejalahnya :
Petani pribumi yang menempati golongan terbesar merupakan baruh tani pada majikan, pemilik tanah cina sering merasa di rugikan, yaitu dengan apakah yang sangat minim, penggarap yang lain mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk pada saat tanam, sebagian besar penduduk mengalami kesulitan aekonomi, penilaian masyarakat islam setempat akan kesombongan mereka tidak hanya dalam kesenjangan ekonomi saja, tetapi juga di bidang pendidikan dan agama, ketanguhan atau konplik laten yang masih tersembunyi tersebut pada saat kondisi memungkinkan, akan dapt meledak menjadi kerusuhan social.
8
1. kerusuhan direngas dengklok.
Menurut Haji Sabana Noor, seorang ulam yang menjabat sekretaris MUI di rengas dengklok, latar belakang haru-hara, rengsa dengklok adalah kegiatan kristenisasi, di rengas dengklok semakin banyak rumah iibadah menjadi gereja, pembangunan gereja Kristen tidak sesuai dengan IMB. Dalam kaitan pembangunan GKI disebar isu beberapa pejabat, termasuk kepala KUA rengas dengklok mendapat suap dari hak Lic, makarnya pembangunan GKI yang menjalahi IMB terus berjalan.
Pada saat terjadikerusuhan di rengas dengklok gedung GKI menjadi sasaran amuk masa pada saat awal-awal kerusuhan, gedungtersebut mengalami kerusakan tetapi tidak hancur sama sekali, pasca bangunan GKI tersebut dalam keadaan setatus gua, islam dilanjudka lagi, tetapi tetap dapat digurakan upacara-upacara keagamaan.
Pembangunan tegu pt bank pantura.
Untuk memperindah kota rengas dengklok disebuah pertigaan pusat kota rengas dengklok, tahun 1992 dibangun sebuah tegu hak lic bersama.diatas tegu tersebut diletakkan sebuah jam, tetapi berdirinya tegu tersebut oleh sebagian umat islam di rengas dengklok dirasakan sangat menganggu, karena di angap sebagai upaya penyebaran agama Kristen. Tgl 30 januari 1097 atas perintah bupati karawang dadang smuchtor dan camat rengas dengklok Adekamarudin, tegu tersebut diteruskan.
Isu-isu yang berkembang
Isu yang ada pada saat itu adalah musollah dirusak dan dibakar oleh cina “ ade cina menempati newlolia” ada cina merusak masjid ada cina menghina islam massa sebanyak berkumpuldan sulit untuk dikendalikan.
Hasutan tengah-tengah kerusuhan
Hasutan-hasutan tersebut adalah berupa ungkapan-ungkapan “cira kaporat, lempar terus.”, “hancurkan”. Kalau nggak gitu ngaak ramai”, dan seterusnya……………………………….”. Dari hasutan itu, kemudian dirusaknya rumah sampai hancur, barang-barang dikeluarkan kemudian dibakar.
9
2. Krorologi peristiwa kerusuhan
Ucapan kasar yang keluar dari mulutnya karena melarang para pemuda untuk meroboh bedug memerang emosi pada pemuda, kata-kata yang kasar dari mulutnya dan disertai lemparan batu membuat para pemuda marah. Dan sekitar jam 06.00 secara tiba-tiba muncul massa yang secara agresif merusak dan membakar rumah Tjio Kim Tjoan. Setelah itu merujo took yang dia punya dan menghancurkannya masa semakin berirgrasi dan membakar beberapa kendaraan yang ada di ruas jalan Rergorgislok. Selain itu mereka pun merusak gedung-gedung, rumah-rumah ibadah dan kendaraan bermotor. Perusakan terhadap 3 Rumah WNI keturunan Cira didusta Kalisari.
3. Korban kerusuhan
a. 26 mobil rusak
b. 77 rumah rusak
c . 4 pabrik rusak
d. 73 toko di rusak
e. 1 sekolah dirusak
f. 1 gedung bioskop dirusak
g. 2 bank dirusak
h. 12 sepeda motor dirusak
i. 4 gereja dirusak
j. 2 vitara dirusak
10
KASUS HAUR KONENG
DI DESA SINGARGALIH- MAJA LENGKA
(JAWA BARAT)
Kasus haur koneng didesa Gurun Scurcuh tanggal 28- 29 juni 1993. merupakan salah satu tragedy social komorusioon yang sangat mengejutkan., memprihatinkan, sekaligus mengeraskan. Jatuhnya korban manusia meninggal dan luka-luka, rumah dan tempat ibadah yang hangus terbakar, serta sumber daya berupa kebun dan empong yang luluh lontak, serta gelombang menyiratkan dominasi unsure kekerasan terlibat didalamnya dan merupakan salah satu pemicu kasus. Sehubungan dengan budaya kekerasan yang zaman orba yang banyak dilakukan aparat, kemudian makin meluas ketengah masyarakat sampai sekarang, perlu mendapatkan perhatian dan perorgoran, yang lebih seriw, sistimatik, terarah, dan kontino. Serta didukung oleh semua komponen masyarakat.
b. system serta gaya politik konsentrasi kekuasaan dan sumber daya, mengakibatkan sempit dan tersumbatnya partisipasi serta aspirasi masyarakat yang berada diluar lingkorans kekuasaan. Pada giliran akan merangsang dan menjadi lahan subur lagi tumbuh kembangnya kelompok-kelompok sampolon, margilar, eksklusif yang rawan konflik. Sumber kerusahan dan ketegorgan sera dapat merongrong upayah kearah terbinanya kerukunan dan irtegrasi. Oleh karena itu, upayah terciptanya suasana yang memungkinkan bagi aktualisasi nilai-nilai darrokrasi dalam prilaku keseharian bermasyarakat dan bernegara, merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendesak.
c. Kondis alam dan lingkungan yang kurang bersahabat, pembangunan yang tempang tidak merata, serta penguasa yang terlalu tipis rasa tanggung jawabnya, menyebabkan masyarakat desa gurung seureuh dan sekitarnya terbelanggu oleh beliton kemiskinan dan frustasi berkepanjungan. Bukan hanya miskin ekonomi tapi sekaligus mikin informasi dan interaksi social. Terpaan kepopoan ini, coba diatasi oleh Abbdul maran dan kelompok dengan “lari” menjahui sekaligus mengikari –
11
kenyataan. Preoritas yang ada disekitarnya termasuk pemerintahan dipandang semua sudah rusak dan korcorornya harus dihindari. Oleh karena itu berbagai program pengertasan kemiskinan dan perdayaan halayok ramai di lapisan bawah. Harus terus menerus harus dilancarkan agar tidak lagi mengumpul sekelompok-kelompok jenis Haur Kareng ditempat lain.
d. Keputusan Kejaklsaan Negri Mojolengka yang netorang dan aktifitas kelompok Haur Koneng karera diritai sebagai “ ajaran agama yang sesat”, ditentang oleh kalangan luas karena tidak ada fakta yang mendukung. Pihak-pihak yang menyatakan serta pejabat dan tokoh agama setempat juga termasuk pimpinan Majlis Ulama Indonesia. Polri dan Tni tingkat pusat sehungan dengan masalah ini, sudah selayaknya bila keputusan tersebut ditinjau, dan jangan terulang. Selain itu ada hal yang lebih penting yakni bimbingan terhadap para korban kerusuhan atau anggota kelompok kaur koneng dan keluarganya agr mereka bisa menjalani hidup sehari secara wajar dan pantas.
e. Dalam proses pengadilan terhadap para tersangka kasus Kaur Koreng, dirintai oleh para aktivis hukum (LBH-IKADIN-YLBHI) dan masyarakat setempat terdapat banyak kejonggalan dan sangat terkesan semuarrya serbva direkayasa.
12
KASUS KERUSUHAN SOSIAL
DI PURWAKARTA- JAWA BARAT
A. Gambaran Umum wilayah
1. Geografi
Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah provinsi jawa yang terletak diantara 1070 30- 1070 40’ Bujur timur dan 60 250 – 60 450 Lintang selatan. Secara adnistratif kabupaten purwakarta mempunyai batas wilayah Purwakarta menjadi salah satu wilayah yang mempunyai nilai tinggi secara ekonomi bagi kalorgan pengusaha.
2. Kependudukan
Penyebaran dan kepadatan penduduk luas wilayah kabupaten purwakarta adalah 971,72 km persegi, dengan kepadatan penduduk rata-rata 653 orang per km persegi, penyebaran pendudukan dikabupaten purwakarta belum merata,. Terdapat kecamatan yang menjadi konsertrasi pemukiman dimana hamper 27% penduduk berdomisi di kecamatan purwakarta tidak terlepas dari ketersediaan fasilitas.
3. Kehidupan Ekonomi
Pekerjaan di bidang pertaniaan masih mendapati persentase terbesar di mata pencarian penduduk purwakarta. Namun diperkirakan juga usaha vector pertaniaan akan semakin tergesek oleh sector perdagangan dan industri. Tapi pada dasrnya sector pertanian paling banyak mengharap tenaga kerja. Lewat pengamatan secara spintas, tampak perbedaan antara usaha perdagangan orang cina dengan orang pribumi terutama di pasar rabu dan pasar jum’at diwilayah nagrek kidul dan nagrek koler kecamatan purwakarta.
13
4. Kehidupan social
Salah satu upayah dalam meningkatkan kwalitas sumberdaya manusia adalah pembangunan bidang pendidikan. Pelaksanaan program wajib belajar 6 tahun disaran kan perintah pusat. Namun pada kenyataannya anak usia sekolah menegah dituntun untuk mencari nafkah untuk keluarganya atau karena alasan biaya terpaksa berhenti sekolah penyebaran sekolah yang belum merata.
Dalam kaitanya dengan kasehatgan, sarana pelayaran kesehatan dikabupaten purwakarta tersedia brupa rumah sakit umum satu buah, optic 13 buah, perumnas 16 buah, rumah sakit bersalin 9 buah, puskesmas pembantu 52, posyandu 831 buah.
Mengerai keluarga berencana, karena rendahnnya tingkat pertumbuhan penduduk tidak terlepas dari suksesnya program KB.
5. Kehidupan keagamaan
Pernyataan kehidupan keagamaan senatiasa ditingkatkan untuk membina kerukunan untuk umat beragama dan mengantisipasi berbagai masalh social yang dapat menghambat kemajuan bangsa. Mayoritas penduduk kurna karta menurut agama islam. Penganut agama islam ini tersebar di 11 kecamatan. Disaran secara pribadatan di prowarto ini terdapat pula sorotan pendidikan di kalangan umat islam.
Dalam kaitannya dengan lembaga/ organisasi keagamaan namfaknya di purwakarta ini tidak begitu menonjol. Di purwakarta ini para ulama sangat berpengaruh, dakwa dan nasehat mereka selalu dipaksakkan dan hungan dengan pemerintah sangat baik, terutama dengan kardepag
B. Timbulnya Peristiwa proses dan berakhirnya peristiwa
1. Kondisi masyarakat sebelum peristiwa
Pada saat itu masyarakat arab dan pribumi culi (sunda) sangat dirugikan karena adanya posor Teserba yang didirikan oleh Badan Gawan.
14
2. Kejadian dan Krologi
Pada hari abad tanggal 15 oktober 1995 lia siswi SMP/Tsanawiyah berbelanja diTOSERBA Nisortara, disana ia mendapat tuduhan mencuri sepotong coklat. Kemudian gadis tersebut diperlakukan tidak manusiawi. Gadis itu lempeleng, kemudian dibuka jilbabnya dengan paksa, dan mengepel WC dan kamar mandi.
Kemudian kerusuan kembali meledak ditengah kota purawakarta, sampai sekitar pukul 22.00 WIB. Muncul akibat beredarannya ribuan dan lebaran gelap berisi hasutan SARA (suku agama Ras dan antara golongan) yang bermutu dari pengakuaan dari perleksws ntidak wajar terhdap gadis lia/yul oleh pemilik TOSERBA.
3. Pihak-pihak yang terlibat
a. Masa sebanyak kurang lebih 60.000 orang
b. Aparat keagamaan dan pemda
c. Tokoh masyarkat dan tokoh agama
d. Badan gawang dan istrinya (politik TOSERBA)
4. korban kerusuhan
Korban kerusuhan antara lain 5 buah mobil, puluhan buah took 2kecil gereja disepanjang jalan jenderal sudirman, 3 buah rumah, 2 buah gedung, 1 buah Toserba isinya dijalan kapten halim.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasus kerusuhan rengas dengklok yang terjadi di akhir bulan puasa tanggal 30 januari 1997 berawal dari warudayag, sebuah perkampungan yang padat penduduk disebelah barat pasar rengasdengklok.
Kasus kaur koreng didesa gurun scurcuh tanggal 28-29 juli 1993 merupakan salh satu tragedy social kemanusiaan yang sangat mengejutkan, memperhatikan sekaligus mengeraskan,. Jatunya korban manusia meninggal dan luka-luka rumah dan tempat ibadah yang luluh lontak secrara gelombang mensyiratkan demirosi kekerasan terlibat didalamnya dan merupakan salah satu pemicu kasus.
B. Saran
Akar masalah yang menyebabkan kasus kerusuhan direngas dengklok sebuarnya sangat kompleks, oleh karena itu jika pemerintah ingin menciptakan ketertiban (keukuran) social, harur didekati dari seluruh aspek kehidupan, tidak cukup hanya dibentik forum komunikasi antara pemuka agama.
o Kasus-kasus kerusuhan yangf banyak terjadi selama ini, cukup komleks dan tumpang tirdih sehingga satu irsidan kecil bisa berkembang menjadi kerusuhan social yang besar dan tidak re;lakan tidak masuk akal. Oleh karena itu, diharapkan kepada pihak untuk selama terbuka melakukan dialog, diskusi dan seminar membuka wawasan didalam meresmi informasi terutama yang berkorban dengan kerukunan dengan kerukunan hidup beragama dinegara tercinta ini.
DAFTAR PUTAKA
- Tholklah Iman, Konflik social Buruansa Agama di Indonesia, Bira Pustaka Jaya, Rongkas. Madura 1996.
- Arran, Taufiq 2004. Panduan Belajar Sosilogi Untuk kelas XI. Jakarta: Yudistira.
- Mappuh, Bujamin dan Ruyido, Yodi. 1994. Sosiologi. Bandung ! Garda Exaet. 17
No comments:
Post a Comment