MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM “PROFESIONALISASI GURU DAN IMPLEMENTASI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN”
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, interaksi antara guru
(pendidik) dengan peserta didik pada dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang ada. Untuk memajukan suatu pandidikan yang diharapkan oleh
masyarakat, pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan merupakan suatu
komponen yang sangat erat hubungannya, karena ketiga komponen ini secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidik merupakan tenaga yang profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Keterampilan dan pengimplementasian
dalam profesi sangat didukung oleh teori yang telah dipelajari khususnya dalam
pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan disekolah masing-masing.
Jadi yang dikatakan seorang yang profesional dituntut
banyak belajar dalam mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya
untuk pengembangan kurikulum yang ada disekolahnya masing-masing. Hal ini
bertujuan untuk mengembangkan Imu kepada siswa dan merupakan suatu usaha untuk
pencapaian tujuan pembelajaran, secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dengan adanya keterangan diatas, maka penulis akan
mengangakat judul makalah ini dengan tema “Profesionalisasi Guru dan
Implementasi dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis merumuskan permasalahan yang mengangkat:
1. Hal apa saja yang dilakukan profesionalisasi dalam
mengimplementasikan pengembangan kurikulum yang ada disekolah?
2. Bagaimana seorang profesionalisasi, mengimplementasikan dalam
pengembangan kurikulum kepada peserta didik?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penulis dalam
pembuatan makalah ini agar para pembaca dapat memahami hal apa saja yang
menyangkut keprofesional, pengimplemantasikan terhadap pengembangan kurikullum
yang ada.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi Sacara Umum
Menurut Martinis Yamin (2006: 2-3) menyatakan profesi
merupakan seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan,
tehnik, dan prosedur berlandaskan intelektualitas. Dengan demikian profesi
merupakan makna, bahwa profesi yang disandang oleh tenaga kependidikan atau
guru, adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, keahlian, dan ketelatenan untuk menciptakan anak memiliki perilaku
suatu sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Nana. S. Sukmadinata (2006: 191) sebagai
pendidik profesional, guru bukan hanya dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional,
tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.
Berdasarkan penjelasan diatas, jelaslah seoarang guru
dapat dari usaha keras dan keahlian yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk
tujuan seorang guru dalam mengupayakan, membimbing, melatih, dan mengajar
dengan sepenuh hati untuk keinginan dan keberhasilan peserta didik yang
diterakan dalam penjelasan tujuan pendidikan. Pada dasarnya pendidikan
merupakan interaksi antar pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Seseorang guru yang dianggap profesional, yaitu guru
atau pendidik yang benar-benar melaksanakan keberhasilan peserta didik (siswa).
Tugas pendidik untuk keberhasilan siswa itu sangat berat, dengan demikian guru
harus diberi kesempatan yang sebanyak mungkin untuk mengembangkan diri dan
pekerjaannya seperti mengikuti kursus, pelatihan, penataran, melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi lagin dan biayanya dibantu oleh pemerintah. Hal
ini semua bertujuan untuk mengutamakan kesetaraan, bahwa profesi yang diemban
sebagai guru itu sama saja dengan profesi yang lain.
B. Konsep Profesionalisasi Guru
Menurut Martinis Yamin (2006: 4) keterampilan dalam
pekerjaan profesi sangat didukung oleh teori yang dipelajarinya. Jadi, seorang
guru yang profesional dituntut banyak belajar, membaca dan mendalami teori
tenteang profesi yang digelutinya, suatu profesi bukanlah suatu permanen, ia
akan mengalami perubahan dan mengikuti perkembangan kebutuhan manusia, oleh
sebab itu penelitian terhadap suatu tugas profesi dianjurkan, didalam kegunaan
dikenal dengan penelitian action research.
Menurut Nana. S. Sukmadinata (2006: 191) sebagai
pendidik profesional, guru bukan sja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional,
tetapi juga memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional. Dalam diskusi
pengembangan modal pendidikan profesional tenaga kependidikan, yang
dselenggarakan PPS IKIP Bandung tahun 1990, dirumuskan 10 ciri sutu profesi,
Yaitu:
1.
Memiliki fungsi
dan signifikan social
2.
Memiliki
keahlian/ keterampilan tertentu
3.
Keahlian/keterampilan
diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
4.
Didasarkan atas
disiplin ilmu ang jelas
5.
Diperoleh dengan
pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama
6.
Aplikasi dan
sosialisasi nilai-nilai profesinal
7.
Memiliki kode
etik
8.
Kebebasan untuk
memberikan judgement dalam memecahkan masalah dalam lingkup kerjanya
9.
Memiliki
tanggung jawab profesional dan otanani
10. Ada
pengetahuan dan masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.
Dari perjalanan uraian diatas, meskipun bahan banyak
seorang pendidik melakukan atau menerapkan itu semua pada peserta didik, namun
usaha untuk berupaya untuk meningkatkan keberhasilan peserta didik selalu
digalakkan.
Secara konseptual, bentuk kerja guru menurut,
Depdiknas (1980) telah merumuskan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru
dan mengelompokan atas tiga dimensi umum keterampilan, yaitu :
1.
Kemampuan profesional
mencangkup :
a. Penguasaan materi pelajaran, mencangkup bahan yang akan
digagaskan dan dasar keilmuan dari bahan pembelajaran tersebut.
b. Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan keperguruan.
c. Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa
2.
Kemampuan sosial,
yaitu kemampuan menyesuaikan diri deng tuntutan kerja dan lingkungan sekitar
3.
Kemampuan
personal (pribadi) mencakup:
a)
Penampilan sikap
yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
b)
Pemahaman,
penghayatan, dan penampilan-penampilan nilai yang selayaknya dianut oleh seorang
guru.
c)
Penampilan upaya
untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.
C.
Syarat-Syarat
Menjadi Guru Profesional
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang
seperti yang dibayangkan oleh banyak orang, dengan bermodal penguasaan materi
dan penyampaiannya kepada siswa sudah cukup, namun hal ini belumlah dapat
dikatakan sebagai guru yang profesional, maka harus memiliki berbagai
keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode eitk guru,
dan lain sebagainya.
Oemar
Hamalik dalam bukunya proses belajar-mengajar (2001: 16), guru profesional
harus dapat memiliki persyaratan, yang meliputi:
1.
Memilik bakat
seorang guru
2.
Memiliki
keahlian seorang guru
3.
Memiliki
keahlian sebagai guru yang baik dan teritregasi
4.
Memiliki mental
yang sehat
5.
Berbadan sehat
6.
Memilki
pengalaman dan penetahuan luas
7.
Guru adalah
manusia yang berjiwa pancasila
8.
Guru adalah
seorang warga Negara yang baik
D.
Guru
Profesional Dan Kurikulum
Didalam dunia pendidikan guru tidak hanya bermodal pengalaman,
pengetahuan akademis, akan tetapi juga keterampilan (skiil). Kurikulum
mengundang muatan akademis, namun penerapannya berdasarkan teknis dan
membutuhkan banyak pengalaman. David Berlo (dalam Abitar, 1989: 9) guru sebagai
sumber dalam menyampaikan pesan kepada audiens harus memiliki keterampilan
komunikasi, sikap, pengetahuan, dan memperhatikan kontek sosial budaya.
Disamping itu guru juga memiliki kesepakatan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan,seperti perubahan
kurikululum satu kali dalam 10 tahun. Dan guru juga diminta untu cepat
beradaptasi dengan perubahan itu dengan cara penataran, workshop, dan belajar
dengan teman se-profesi.
Menurut Martinus Yamin (2006: 49) guru menerapkan
kurikulum yang telah dirancang oleh pemerintah dan instansi, dan mereka harus
mampu mengajarkannya walaupun kurikulum baru berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, hal ini terjadi karena pengaruh penilaian kemajuan zaman dan untuk
kecerdasan peserta didik sendiri dalam pengembangan pembelajaran.
Dilihat dari perkembangan kurikulum yang ada di
Indonesia, menurut Kenandan (2007: 107) dalam perjalanan detik pendidikan
diIndonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum
1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis
kompetisi (meski belum sempat disahkan oleh pemerintah, tetapi sempat berlaku
dibeberapa sekolah piloting project), dan terakhir sampai sekarang kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui
Permendiknas nomor 22 tentang standar isi, permen nomor 23 tentang standar
kelulusan dan permen nomor 24 tentang
pelaksanaan kedua permen tersebut.
Terjadinya pengembangan kurikulum dapat dikonsepsikan
sebagai suatu siklus lingkaran yang dimulai analisis mengenai maksud
didirikannya sekolah. Kurikulum standar kompetensi menentukan prioritas yang
tepat, dan menmencamkan bentuk konsep program yang merupakan bagian dari
pengembangan kurikulum. Dan dengan pengembangan kurikulum juga dituntut
menerapkan da mengatur perubahan yang ada.
Dan adanya perkembangan kurikulum, guru dituntut harus
cekatan dan tanggap karena guru bekerja dikelas dituntut untuk menyampaikan
kurikulum real, guru merupakan pengontorl kualitas belajar mulai dari awal
sampai berakhirnya pelajaran, dan berguna juga untuk terciptanya life skiil
dikalangan siswa.
Sebagai guru yang profesionalis, maka guru harus dapat
mengetahui prinsip pengembangan kurikulum dan prinsip pelaksana kurikulum.
1.
Prinsip
Pengembangan Kurikulum
Menurut Kunandar (2007: 139-141) pengembangan
kurikulum dijenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah yang dikemangkan oleh
sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan standar
isi, serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat BSNP, HARUS didasarkan
perinsip-perinsip sebagai berikut:
a)
Berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
b)
Beragam dan
terpadu
c)
Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
d)
Rayuan dengan
kebutuhan kehidupan
e)
Menyeluruh dan
berkesinambungan
f)
Belajar
sepanjang hayat
g)
Seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah
2.
Perinsip
Kurikulum
Menurut Kunandar (2007: 142-143) dalam pelaksanaan
kurikulum disetiap kesatuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a)
Pelaksanaan
kurikulum berdasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna baginya.
b)
Kurikulum
dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:
1)
Belajar untuk beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2)
Belajar untuk
memahami dan menghayati
3)
Belajar untuk
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4)
Belajar untuk
hidup bersama dan berguna bagi orang lain
5)
Belajar untuk
membangun dan menemukan jati dirinya, melalui proses pembelajaran yang efektif,
kreatif, aktif, dan menyenangkan
c)
Pelaksanaan
kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang baik
d)
Kurikulum
dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, hangat, dan bersifat membangun
e)
Kurikulum
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, yang
sumber belajar bersifat keteknoloian.
f)
Kurkulum dlaksanakan
dengan mendayagunakan, kondisi alam, sosial, dan budaya, serta kekayaan daerah
untuk keberhasilan pendidik dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal
g)
Kurikulum
dilaksanakan berdasarkan komponen-komponen kurikulum yang ada.
E.
Peranan
Guru Dalam Pengembangan Kurikulum
Menurut Nana S Sukmadinata (2006: 198) dilihat dari
segi pengeluarannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang
bersifat sentralisasi dan desintralisasi. Dalam pengembangan kurikulu, yang
sentralisasi bersifat uniform untuk seluruh Negara, daerah atau jenjang jenis
sekolah.
Di
Indonesia dewasa ini terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
digunakan modal ini. Kurikulum untuk sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat
pertama, sekolah menengah umum, dan sekolah menengah kejuruan pada prinsipnya
sama.
1.
Peranan guru
dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Menurut Nana S. sukmadinata (2006: 200) dalam
kurikulum yang bersifat sentralisasi. Guru tidak mempunyai peranan dalam
perancangan, dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro disusun okeh tim atau
komisi khusus, yang terdiri atas para ahli, guru menyusun kurikulum dalam
bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan,
beberapa minggu atau berberapa teori saja, hal ini juga disebut dengan satuan
pelajaran. Program tahunan, semesteran, satu catur wulan, ataupun satuan
pelajaran, metode dan media pembelajaran, dan evaluasi, hanya keluasan dan
kedalamanya berbeda-beda.
Dengan adanya penjelasan diatas jelaslah menjadi tugas
gurulah menyusun dan memutuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun tahap
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak
memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi, serta menyusun program dan
alat evaluasi yang tepat. Suatu kurikulum tersusun secara sistematis akan
memudahkan dalam pengimplementasiannya, implementasi kurikulum hampir
seluruhnya tergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan dan ketekunan
guru. Guru hendaknya
2.
Peranan guru dalam
pengembangan kurikulum yang bersifat disentralisasi
Menurut Nana. S Sukmadinata (2006: 201) kurikulum
disentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam
suatu wilayah atau daerah. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas
karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan. Sekolah atau
sekolah-sekolah tersebut.
Kurikulum disentralisasi mempunyai beberapa kelebihan
dan kekurangan.
Kelebihan-kelebihannya meliputi:
a) Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
b) Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik
kemampuan profesional, finannsial, maupun managerial.
c) Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan
dalam pelaksanaannya.
d) Ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru) untuk
mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya,
dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Beberapa kelemahan bentuk kurikulum ini, adalah:
a) Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan
keseragaman demi persatuan nasional, bentuk ini kurang tepat.
b) Tidak adanya standar penilaian yang sama,
c) Adanya kesulitan bila terjadinya siswa pindahan siswa kesekolah.
d) Sukar untuk mengelola dan penilaian secara nasional.
e) Belum semua sekolah (daerah) mempunyai kesiapan untuk menyusun
dan mengembangkan kurikulum sendiri.
F. Implementasi guru terhadap kurikulum
Menurut Oemar Hamalik (2008: 237) implementasi
merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
bentuk tindakan praktis sehingga membentuk dampak, baik berupa perbuahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai sikap.
Sedangakan kurikulum menurut M. Joko Susilo (2007: 77)
jangka waktu pendidikan yang harus ditempati oleh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh ijazah.
Jadi implementasi kurikulum juga dapat diartikan
sebagai aktuyalisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam
bentuk pembelajaran.
Berdasarkan dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa
implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang
telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pealaksanaan
dengan pengelolaan, sambil sementara dilaksanakan penyesuaian terhadap ortuasi
lapangan dan karakteristik peserta didik , baik perkembangan intelektual,
emosional, serta fisiknya.
- Tahap-Tahap Implementasi Kurikulum
Menurut Oemar Hamalik (2008: 238) implementasi kurikulum mencangkup tiga
halaman pokok, yaitu:
a) Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, atau
catur wulan, bulanan, mingguan, harian, dan ada juga bimbingan konseling.
b) Pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya, pembelajaran adalah
proses intelektual antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi
perubahan prilaku yang lebih baik.
c) Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan sepanjang kurikulum
berjalan.
- Faktor yang mempengaruhi kurikulum
Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu:
a) Karakteristik kurikulum, yang mencangkup ruang lingkup bahan
ajar, tujuan, fungsi, sifat, dan sebagaiannya.
b) Strategi implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam
pelaksanaan kuriulum.
c) Karakteristik penyusunan kurikulum, meliputi pengetahuan,
keterampilan, serta nilai-nilai sikap guru terhadap implementasi kurikulum
dalam pembelajaran.
- Prinsip-Prinsip Implementasi Kurikulum
Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang menunjang
tercapainya keberhasilan, yaitu:
a) perolehan kesempatan yang sama
b) berpusat pada anak didik
c) menggunakan pendekatan dan kemitraan
d) kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Dari keempat prinsip diatas pada dasarnya ingin
menciptakan atau pelaksanaan dalam pengembangan kurikulum yang dilakukan guru
untuk memperoleh hasil pembelajaran yang menandai baik secara efektif,
kejuritif dan psikomentarinya.
- Unsur-Unsur Implementasi Kurikulum
Menurut Oemar Hamalik (2008: 241-244) dalam implementasi kurikulum ,
terdapat berbagai unsur terkait sebagai berikut:
a) Pelaksanaan kurikulum
pelaksanaan kurikulum menempatkan prinsip-prisip kesatuan dalam kebijakan
dan keberagaman dalam pelaksanaan standar nasional disusun oleh pusat, dan cara
pelaksanaannya disesuaikan dengan masing-masing daerah atau sekolah.
b) Bahasa pengantar
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi pengantar dalam kegiatan
pembelajaran, namun jika diperlukan bahasa dan juga bias digunakan sebagai
pengantar.
c) Hari belajar
Jumlah hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240
hari, jumlah minggu efektifnya adalah 34 sampai 40 hari, dan pengaturannya
berdasarkan semesteran.
d) Kegiatan kurikulum
Kegiatan kurikulum dikelompokan menjadi kegiatan intrakurikulum dan
ekstrakurikulum.
e) Tenaga kependidikan
Guru diharuskan mempunyai kualifikasi dan kompetensi khusus untuk
menunjang pencapaian kompetensi lulusan pada satuan pendidikan.
f) Sarana dan prasarana pendidikan
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan sumber belajar, buku, dan alat
pembelajaran yang disediakan pemerintah dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan yang dimiliki.
g) Remedial, pengayaan dan percepatan belajar
Sekolah memberikan layanan bagi peserta didik yang mendapat kesulitan
belajar melalui kegiatan remedial.
h) Bimbingan dan konseling
Sekolah memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dalam
konteks pengembangan kepribadian, sosial, karier dan belajar lanjutan.
i)
Pengembangan dan penyusunan
silabus
Diberbagai daerah, sekolah mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan masing-masing, tetapi tetap dengan komisi standar kopetensi.
j)
Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan
memgunakan seluruh unsure penyelenggra pendidikan, komite sekolah, dewan
pendidikan,serta dunia usaha dan industri dengan kondisi, kebutuhan, dan
potensi untuk mewujudkan pencapaian standar kompetensi
k) Sekolah bertaraf nasional
Sekolah ini diberikan untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing pada
tingkat internasional.
Dari penjelasan beberapa unsur diatas, pada dasarnya
merupakan mata usaha untuk membentuk peserta didik mampu dalam
pengimplementasian kurikulum dalam kehidupan dunia pendidikan dan merupakan
suatu usaha untuk mewujudkan pencapaian kompetensi nasional, dan usaha mendidik
peserta didik agar mampu bersaing dalam bidang skill dibidang masyarakat.
- Komponen-komponen rencana implementasi kurikulum
Rencana implementasi
kurikulum akan mengalami perbedaan dalam sistem sekolah, tergantung pada
struktur organisasi dan ruang lingkupnya. Selain itu, rencana implementasi
seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka panjang, sehingga program
yang ada dapat diteliti, direvisi dan di implementasikan dalam periode waktu
(biasanya dibuat dalam jangka waktu lima tahunan).
Adapun komponen rencana kurikulum menyangkut:
a. Studi program baru
b. Identifikasi sumber daya
c. Penetapan peran
d. Pengembangan proporsional
e. Penjadwalan
f. Sistem komunikasi
g. Pelaksanaan monitoring
G. Deskripsi Alternatif model implementasi kurikulum
Menurut Oemar Hamalik (2008: 248) dalam kaitannya
dengan fungsi pengelolaan kurikulum, akan dikemukakan model implementasi
kurikulum baru. Namun, sebelum ada pestulat yang penting dipahami, terlebih
dahulu harus dapat menerapkan model pengembangan implementasi manajemen
strategi:
1. Implementasi kurikulum dipandang
sebagai sistem. Sedangkan fungsi-fungsi pengelolaan dipandang sebagai elemen
atau subsistem proses dari sistem implementasi kurikulum.
2. Dalam masing-masing komponen proses terdapat komponen-komponen
lain yang membentuk komponen tersebut.
3. Dalam setiap tahap kegiatan selalu diperhatikan keadaan faktor
internal dan eksternal yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.
4. Setiap tahap terdapat pelaksanaan, perencanaan dan evaluasi
5. Arah tujuan pada setiap tahapan proses implementasi ditujukan
untuk menghasilkan produk berkala yang saling berkaitan, dari secara
keseluruhan ditujukan untuk memperbaiki
kondisi pelaksanaan (kualitas internal dan eksternal)
Dengan penjelasan diatas jelaslah bahwa tahapan
implementasi secara garis besar ada 3 yaitu: tahapan perencanaan, tahapan
pelaksanaan, dan evaluasi.
a. Implementasi dan evaluasi kurikulum
Menurut Nana S Sukmadinata (2006: 177) pengembangan
kurikulum yang menekankan isi, membutuhkan waktu mempersiapkan situasi belajar
dan menyatukannya dengan tujuan pengajaran yang cukup lama. Kurikulum yang
menekankan situasi, waktu, untuk mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan
kurikulum yang menekankan situasi, waktu untuk mempersiapkannya lebih pendek,
sedangkan kurikulum yang menekankan organisasi waktu persiapannya hampir sama
dengan kurikulum yang menekankan isi.
Menurut Oemar Hamalik (2008: 250) mengatakan dalam
evaluasi implementasi bertujuan untuk melihat proses pelaksanaan yang sedang
berjalan sebagai fungsi kontrol apakah
pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan
rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika dalam kekurangan.
Dan tujuan kedua, melihat hasil akhir yang di capai,
hasil ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan
terhadap fase perencanaan. Dan dalam implementasi kurikulum tidak terlepas dari
model evaluasi yang digunakan bertumpu pada aspek-aspek tertentu yang diutamakan dalam proses pelaksanaan kurikulum.
Dengan demikian, evaluasi dilaksanakan menggunakan
suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan
dalam tahap perencanaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengembangan kurikulum profesional guru, dan
pengimplementasian kurikulum sangat diperlukan, hal ini dikarena seorang guru
merupakan seorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang, upaya guru
mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih anak didik dan bentuk upaya
memajukan dan mencerdaskan peserta didik untuk pencapaian. Tujuan yang
berdasarkan kualitatif maupun kuantitatif. Pengembangan kurikulum dapat
dikonsepsi sebagai suatu siklus lingkasan yang dimulai dengan analisis mengenai
maksud dicirikan sekolah.
Sebagai guru yang profesional, maka guru harus dapat
mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, dan peranan guru dalam
pengembangan kurikulum. Hal ini semua bertujuan untuk kemajuan peserta didik
dan membentuk keterampilan peserta didik dalam pemantapan tujuan pendidikan,
baik secara efektif, kognitif, dan psikomotor.
Keprofesioanalan guru dalam pengembangan kurikulum
implementasi sangat diterapkan kepada suatu jenjang pendidikan dan pengklasifikasian
kepada peserta didik itu sendiri, karena implementasi kurikulum adalah
penerapan atau pelaksanaan kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil
senantiasa dilakukan penyesuaian
terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan
intelektual, emosional dan bentuk fisiknya.
Dalam pengembangan kurikulum implementasi juga tidak
terlepas dari berbagai komponen-komponen yang mengatur dan mengarah kepada
tujuan dalam dunia pendidikan.
B. Saran
Dengan makalah yang sudah penulis selesaikan ini,
dengan judul “profesionalisasi guru dan implementasi dalam pengembangan
kurikulum pendidikan”, penulis menyadari kalau dalam makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan, baik dalam bentuk kata maupun penulisannya. Dan penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca khususnya dosen pembimbing
untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukamdinata, S. Nana. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek.
Remaja Rosda karya. 2006: Bandung.
Yamin, Martinis. Profesionalisasi dan Implementasi KBK. Gaung
Persada Press. 2006: Jakarta
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Remaja
Rosda karya. 2006: Bandung.
Susilo. M. Joko. KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan sekolah.
Pustaka Belajar Offset: 2007: Jakarta
Kunandiar. Guru Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
sukses dalam sertifikasi guru. Rajawali Press. Devisisi buku Perguruan
Tinggi. Raja Grapindo Persada. 2007: Jakarta.
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini, serta shalawat dan
salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah saw, penuntun jalan kebenaran
teladan bagi umat dan rahmat bagi umat manusia di seluruh alam.
Makalah ini saya buat sebagai tugas yang diberikan dosen pembimbing,
selain itu terdorong juga atas keinginan penulis pribadi. Harapan saya semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi para pembaca supaya dapat mempelajari dan
mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh lebih dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya
harapkan.
Bengkulu,
Januari 201
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul......................................................................................... i
Kata
pengantar........................................................................................ ii
Daftar
isi.................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
- Latar Belakang............................................................................ 1
- Rumusan masalah........................................................................ 1
- Tujuan makalah........................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................... 3
- Pengertian profesi secara umum.................................................. 3
- Konsep profesional dan guru...................................................... 4
- Syarat-syarat menjadi guru profesional....................................... 5
- Guru profesional dan kurikulum................................................. 6
- Peranan guru dalam pengembangan kurikulum........................... 9
- Implementasi guru terhadap kurikulum....................................... 11
- Deskripsi alternatif model implementasi kurikulum.................... 15
BAB
III PENUTUP............................................................................... 17
- Kesimpulan ................................................................................. 17
- Saran............................................................................................ 18
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment