MAKALAH SEJARAH PERADAN ISLAM “PERANG SALIB”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembuatan makalah ini dilatar belakangi
kesadaran penulis tentang apa itu perang salib dan penyebabnya serta proses
terjadinya yang mungkin belum banyak diketahui oleh era globalisasi ini dan
penulis ingin memberi pengetahuannya dan menjelaskan kepada pembaca tentang apa
itu perang salib serta penjabarannya.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas dan mengupas tentang sejarah
peradaban islam yakni “perang salib” yang terhadi pada zaman sebelum islam dikenal sebagai agama yang berkembang seperti
saat ini. Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah:
1. Apa itu perang salib?
2. Apa penyebab perang salib?
3. Berapa periode perang salib serta penjelasannya?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah:
1. Untuk memberi motivasi kepada pembaca, supaya mengetahui apa
pengertian perang salib
2. untuk memberi informasi kepada pembaca tentang penyebab
terjadinya perang salib
3. Untuk memberi penjelasan tentang pengaruh dan periode perang
salib
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perang salib ialah peristiwa perang yang melibatkan
antara umat kristiani eropa (inggris, prancis, jerman dan byzantium) dengan
umat islam. Dari pihak islam yang terlibat langsung antara lin Amirat Qaniyah,
Amirat Zunkia dan Amirat Ayyubiyat (Palestina).
Peristiwa perang salib terjadi pada masa daulah Bani
Abbasiyah IV dalam kekuasaan Turki Bani Saljuk.
B. Penyebab terjadinya perang salib
Perang salib terjadi melalui beberapa alasan yakni;
- Adanya appeal kaisah Michael VII kepada Paus Greogy VII di Roma untuk memerangi Umat Islam. Sebabnya adalah Byzantium kalah perang melawan umat islam di Mazikert (1071) Sultan Alp Arsalan (turki bani saljuk) memasuki wilayah asia kecil dan dan menguasi seluruhnya.
- Kerja sama antara kaisar Alexus (1081-1118) dan Paus Urbanus II (1088-1099) untuk menjalankan perang salib melawan umat islam
- Meluasnya anggapan dari kalangan Nasrani Eropa akan lenyapnya keleluasaan melakukan ziarah ke Baitul Maqdis dan makam Isa as di Yerussalam. Hal ini dikarenakan ketatnya pengawasan dari turki bani saljuk. Untuk membebaskan yerussalem dari pengusaan bani salju dan penguasi turki bani saljuk ini perlu dilakukan perang suci. Semangat perang salib melawan umat islam ini merata setelah Paus Urbanus II mengucapkan pidatonya pada tanggal 26 November 1095 di Clermont (Prancis Selatan).
C. Periodeisasi perang salib
Ø
Periode pertama (1097-1099)
Dalam perang salib yang pertama ini, pasukan Nasrani
eropa memperoleh banyak kemenangan dan keuntungan, yaitu :
Pertama, terbentuknya 4 buah kerajaan eropa Nasrani si
Syam ;
1. Godfrey lalu digantikan saudaranya, Boudwijn sebagai raja Baitul
Maqdis
2. Boudwijn sebagai raja di desas
3. Roymod sebagai penguasa di Tripoli
Kedua kerajaan Byzantium telah memperoleh wilayahnya
kembali di Asia kecil. sebagian besar wilayah asia kecil yang berada dalam tangan
pasukan salib dikembalikan pada Byzantium.
Ketiga, kokohnya persatuan antara paus dan kaisar, antara
para raja dengan pangeran-pangeran di Eropa Balm menghadapi umat islam.
Keempat,bahasa Prancis menjadi bahasa kerajaan salib
karena orang-orang Prancis lebih besar jumlahnya dalam angkatan perang salib
ini,
Ø
Periode kedua (1147-1149)
Ditengah-tengah kemunduran umat Islam dan kemenangan
pasukan salib itu lahirlah seorang pemimpin Islam yang bekerja keras dalam
melawan pasukan salib,yaitu Imanuddin Zanki, penguasa di Mousul dan Irak pada
tahun 1127. Imanuddin dapat berkuasa di Aleppo dan berapa kota lainnya di Syam,
dan Edessa dapat is rebut dari pasukan salib pada tahun 1144.
Angkatan perang salib II dipimpin oleh raja Louis VII
(1137-1180 Ml dari Prancis dan raja Conrad III dari Jerman. Imanuddin wafat
pada tahun 1146 dan meninggalkan dua orang putra Nurdin dan Saifudin yang
melanjutkan perjuangan ayahnya.
Pertempuran antara pasukan islam melawan tentara salib
terjadi di Almuzzah dan, pasukan salib dapat dikalahkan oleh pasukan Nurdin dan
Saifudin anak dari Imanuddin Zankiah. Jadi dalam perang salib II ini berada
dipihak kaum muslimin. hasil dari perang ini ialah persatuan umat islam semakin
kokoh, prestise dan gengsi urnat islam naik dirnata Nasrani Eropa, dan
kehadiran penziarah Eropa ke Baitul Magdis mengecil.
Ø
Periode ketiga (1189-1192)
a. Pertempuran Ali mesir
Setelah berhasil mengusir tentara salib dari Damaskus,
Nurdin kini menghadapi soal Mesir yang diperintah oleh khalifah Al Adhid dari
daulah Fatimiyah, dibawah pengaruh tentara salib. Kedua wazir Al Adhid yaitu
Syawir dan Dargam saling berselisih. Untuk memenangkan persaingan dan perselisihan
itu Syawir memperoleh bantuan dari Nurdin, dengan mengecam pasukannya yang kuat
dibawah panglima Assasuddin Syarkuh. Sementara itu Dargam memperoleh bantuan
dari raja salibiyah di Baitul Magdis, Almaric (1163-1174).Dalam pertempuran itu
Dargam terbunuh dan Mesir berada di pihak Syawir.
Namun Syarkuh berkhianat atas perintah Nurdin Syarkuh
untuk kedua kalinya datang ke Mesir utuk memerangi kaum Salibiah disana (1167).
pertempuran terjadi di Babaini (pantai barat sungai Nil) dan tentara salib
kalah. Syarkuh untuk ketiga kalinya diutus oleh Nurdin untuk menyelesaikan
misinya. dalam misinya yang ketiga ini syarkuh sukses dengan gemilang. Syawir
yang bersifat munafik dan pengecut itu mati terbunuh. Syarkuh menjadi wazir dan
meninggal setelah memimpin mesir selama dua bulan.setelah itu kedudukannya
digantikan oleh Shalahudin.
b. Shalahuddin
Pada awal pemerintahan Shalahuddina Al Adhid wafat dan
dua tahun kemudian Nurdin mangkat pula. pewaris Nurdin saling berebut pusaka
kekuasaan. maka Shalahuddin menyatakan diri sebagai penguasa Mesir dengan gelar
"Shultan AI Malik An Nashiar Shalahuddin AI Ayyubi. atas restu khalifah
abbasiyah. pada tahun 1181 Shalahuddin sampai di Allepo dan Mousul. kedua kota
itu dapat dikuasai setelah wafatnya Malikus Sholeh bin Nurdin. Pertempuran
antara kaum muslimin dengan tentara salib setelah perang salib kedua hanyalah
pertempuran kecil dan berakhir dengan perdamaian antra kedua belah pihak.tetapi
perdamaian itu dilanggar oleh pihak salibiyah.
Oleh sebab itu pada bulan Juli 1187 M Shalahuddin
melancarkan perang dengan hebatnya llittin. Dalam peperangan ini 10.000 pasukan
salib tewas dan berturut-turut beberapa kota jatuh ketangan Shalahuddin: Yafa,
Birut, dan Parda bulan oktober 118 M Baitul Maqdis kembali ke pangkuan kaum
muslimin.
c. Perang salib III
Kekalahan kaum salibiyah di Hittin dan jatuhnya Baitul
Maqdis ke tangan kaum muslimin membangkitkan semangat Para raja dan bangsawan
eropa untuk menvusun kekuatan besar yang tersusun rapi dan berencana,lengkap
dengan segala persiapannya.
Pimpinan mereka adalah :
1. Frederick Barbosa, raja Jerman
2. Philip Augustus, raja Prancis
3. Rhicard The Lion Heart, raja inggris.
Pada November 1192 terjadilah perjanjian perdamaian
yang isinya ;
1. Baitul Maqdis tetap di tangan kaum muslimin tetapi umat Nasrani
diberikan kebebasan menziarahinya.
2. Pantai Syam Bari Qur (Shur) sampai Yaffa berada dalam kekuasaan Salibiyah.
3. Pertentangan agama harus dilenyapkan dan tanda-tanda salib yang
dirampas harus dikembalikan
4. Pasukan Islam yang ditawan harus dibebaskan dengan mernbayar
200.000 uang mas sebagai tebusan.
Setelah itu Rhicard kembali ke negerinya dan beberapa
bulan kemudian Shalahuddin wafat (19 Februari 1193 ).
Ø
Periode keempat (1204-1206
M)
Angkatan perang salib IV terdiri dari anak-anak muda
Prancis dan Jerman. mereka mempunyai semangat untuk membebaskan Baitul Magdis. atas
bujukan Paus anak-anak di Jerman mengurungkan niatnya sedangkan yang di
Prancis terus saja ke pelabuhan Marseille. Anak-anak Prancis ini menaiki kapal
yang disiapkan oleh Para pedagang budak. Kapal ini tidak menuju Baitul Magdis, tetapi
ke negeri yang jauh dan kemudian dijual sebagai budak dagangan. Diantara mereka
ada yang dijadikan anak angkat orang islam, lalu di Islamkan.
Ø
Periode kelima (1214-1221
M)
Setelah Shalahuddin wafat wilayahnya kerajaannya
terbagi atas tiga wilayah dan Mesir sebagai pusat pemerintahannya. Tentara
salib memiliki beberapa hasrat untuk menyerang Mesir dengan alasan :
1. Mesir lebih strategis secara poltis daripada Baitul Maqdis.
2. Kerajaan bani Ayyub setelah wafatnya Shalahuddin menjadi lemah
dan berpecah belah.
Untuk itu disusunlah angkatan perang salib V dibawah
pimpinan Jean De Brunne. ditengah-tengah berkecamuknya peperangan tentara islam
menjebol salah satu tanggul sungai Nil sehingga membanjir dan menggenangi
tentara salib. tentara salib merasa ketakutan dan meminta damai kepada pasukan Islam.
setelah itu pulanglah mereka ke negerinya.
Ø
Periode ke enam (1228=1229
M)
Frederick II sebagai raja Jermania dan raja Italia
lama berjanji kepada paus Innocent III untuk melakukan perang salib, namun tidak
direstui oleh paus. ia tetap melaksanakan niatnya dan pada tahun 1228 is
berangkat bersama 500 pasukan dan ia sendiri memakai gelar raja Baitul Maqdis.
Sebagai politikus ia tidak memulai dengan peperangan
melainkan dengan perjanjian. yang isinya :
1. Selama 10 tahun, Baitul Maqdis diserahkan kepada Frederick dan
hak umat Islam disana tetap diiindungi
2. Frederick bersedia membantu Al Kamil bila terjadi penyerangan dari
luar maupun dari dalam.
3. Frederick tidak akan memberi bantuan kepada kaum Salibiyah di
Syam.
Perjanjian itu disepakati dan ia menjadi raja Baitul
Maqdis. namun sial is dimusuhi rakyat Nasrani disana sehingga ia meninggalkan
Baitul Maqdis.
Baitul Maqdis tetap ditangan umat nasranai selama 14 tahun.
baru pada masa Al Malik as Shaleh Najmuddin Ayyub, baitul Maqdis kembali
kepangkuan umat muslirn (1244M) selain itu al shaleh dapat menguasai Damaskus
dan Aqsallan.
Ø
Periode ketujuh
Louis IX seorang raja terkenal taat beragama. Setelah mendengar
Baitul Maqdis jauth kembali ketangan umat Islam, Louis menggerakkan orang-orang
Prancis untuk membebaskan kembali Baitul Maqdis dari umat islam.
Dibawah pimpinan Tauran syah, Pertahanan pasukan Islam
diperkuat sehingga dapat mendesak tentara salib. Dimyat dikuasai kembali oleh
pasukan islam, tentara salib tewas 30.000 orang dan Louis IX menjadi tawanan
perang. Louis IX Baru dibebaskan setelah ia membayar uang tebusan yang amat
mahal.
Ø
Periode kedelapan (1270M)
Angkatan perang salib VIII ini digerakkan oleh Louis X
adik dari Louis IX. Latar belakangnya adalah rasa sakit hati mendengar kakaknya
tertawan musuh, sedangkan pasukan tewas porak-poranda.
Louis X berangkat ke Mesir melalui Tunis. di tunis ia
ditimpa penyakit tha'un sampai meninggal. Maka hasrat untuk menebus malu tidak
berhasil. Sejak itu habislah harapan kaum Salibiyah menguasai Baitul Maqdis.
Pada saat itu islam juga dihadapkan masalah besar. Pengusiran
umat islam dari Andalusia (Spanyol dan Portugis) dan hancurnya kota Bhagdhad
akibat serangan tentara Mongol.
D. Dampak dari perang salib
ü
Secara garis besar dampak
perang salib adalah Saling tukar menukar ilmu pengetahuan antara Kristen dengan
islam. meski benua Eropa bersinggungan dengan budaya Islam selama berabad-abad
melalui hubungan antara semenanjung Liberia dengan Sicilia.
ü
Ide perang salib memberikan
amdil besar dalam kemerosotan tingkat kepercayaan umat kristiani terhadap
gereja katolik, yang diakibatkan pembenaran lembaga kepausan terhadap agresi
politik dan wilayah yang terjadi di yerusaiem maupun daerah Byzantium. (gereja
eropa timur).
ü
Pengalaman militer perang
salib juga memiliki pengaruh eropa, misalnya. kastil-kastil di eropa mulai
menggunakan bate-batuan yang tebal dan besar seperti dibuat ditimur.
ü
Jalan jalan yang sebelum
perang salib sebagian besar tidak pernah digunakan sejak masa pendudukan
Romawi,terlihat mengalami peningkatan disebabkan oleh para pedagang yang ingin
mengembangkan usahanya.
ü
Islam cenderung menarik
diri dari dunia politik, puncaknya adalah ketika kekhalifahan Turki tumbang
dengan drastic di tahun 1924.
ü
Adanya persekutuan yang
tidak lazim antara faksi melawan faksi lainnya seperti persekutuan antara
persekutuan antara kekuatan tentara salib dengan kesultanan Rum yang muslim
dalam perang salib kelima.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa perang
salib bukanlah perang karena agama tetapi perang perebutan kekuasaan daerah.
Perang ini dinamakan perang salib karena angkatan perang tentara Nasrani
menggunakan tanda salib dan mendapat restu dari Paulus di Roma. Angkatan perang
ini terjadi sebanyak 8 kali.
Perang salib memakana waktu yang sangat lama. Membawa
pengaruh besar pada semaraknya lalu lintas perdagangan asia dan eropa. Mereka
banyak mengetahui hal-hal baru seperti adanya tanaman rempah-rempah dan
lain-lainnya.
B. Saran
Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Akan tetapi, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Maka, penulis sangat mengharapkan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan ke masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Yatim, Badri.
2005. Sejarah Peradaban Islam. Rajawali Press
No comments:
Post a Comment