Pengembanagan hadist secara umum
A.
Hadist
Ditinjau Dari Sifatnya
Hadist jika ditinjau dari segi sifatnya ada dua yakni hadis Qudsi
dan Hadis Nabawi. Hadis Qudsi adalah apa yang dikatakan Nabi Muhammad yang
isinya dan maknanya dari Allah dan begitu pula lapadnya (menurut pendapat yang
masyhur), karena Hadis Qudis merupakan kalam Allah, hanya saja Hadis Qudsi tidak
mempunyai keistimewaan seperti yang ada pada Al-Qur’an.
Sedangkan Hadis nabawi adalah perkataan (Sabdanya) Rosul SAW. Makna
dari isinya adalah Allah SWT, sedangkan lafadnya dari Nabi, sekadar lafadnya
tidak menjadi mu’jizat dan oleh karena itu boleh hanya meriwayatkan ma’narya.
1.
Persamaan
Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi
Baik Hadis Nabawi maupun Hadis Qudsi pada dasrnya keduanya
bersumber dari wahyu Allah. Selain itu redaksinya disusun oleh Nabi. Jadi, yang
tertulis itu semata-mata dari ungkapan dan kata-kata Nabi itu sendri.
2.
Perbedaan
Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi
Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi juga dapt dilihat dari sudut
sandarannya, nisbatnya dan jumlah kuantitasnya. Dari sudut sandarannya, Hadis
Nabawi berdasarkan, kepada Nabi sedangkan Hadis Qudsi di sandarkan pada Nabi
dan Allah SWT.
Misal Hadis dari sudut nisbahnya, Hadis Nabawi di nisbahkan kepada
Nabi, baik redaksi maupun maknanya, sedangkan Hadis Qudsi maknanya dinisbahkan
kepada Allah SWT dan redaksinya kepada Nabi. Dan dari sudut kuantitasnya,
jumlah Hadis Qudsi jauh lebih sedikit daripada Hadis Nabawi.
B.
Bentuk-Bentuk
Hadis
1.
Hadis
Qouli
Hadis Qouli adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW, baik berupa perkataan ataupun ucapan yang membuat maksud-maksud
syara’, peristiwa, dan keadaan yang berkaitan dengan aqidah, syari’ah, akhlak,
atau yang lainnya.
2.
Hadis
Fi’ii
Hadis Fi’ii adalah Hadis yang menyebutkan perbuatan Nabi Muhammad
yang sampai kepada kita.
3.
Hadis
Taqriry
Hadis Taqriry adalh Hadis yang menyebutkan ketetapan Nabi SAW
terhadap apa yang dari sahabatnya.
4.
Hadis
Hammi
Hadis yang menyebutkan keinginan Nabi Muhammad yang belum
terealisasikan seperti halnya yang di inginkan untuk berpusa pada tanggal 9
‘Asyura.
5.
Hadis
Ahwali/Sifati
Adalah Hadis yang menyebut hal Ihwal Nabi Muhammad yang menyangkut
keadaan fisik, sifat-sifat (lahir batin) dan kepribadiannya.
6.
Hadis
Ditinjau Dari Jumlah Perawi
Hadis terbagi menjadi dua yakni Hadis Mutawatir Dan Hadis Ahad :
A.
Hadis
Mutawatir
Hadis Mutawatir adalah yang di wirayatkannya oleh banyak orang,
berdasarkan panca indera, yang menurut adat, mustahil mereka terlebih dahulu
untuk sepakat berdusta.
Ada beberap syarat Hadis disebut sebagai Hadis Mutawatir, yakni :
Ø Hadis itu diperoleh oleh Nabi atas dasar panca indera yang yakin.
Maksudnya, bahwa perawi dalam memperoleh Hadis Nabi, haruslah benar-benar dari
hasil pendengaran atau penglihatan sendiri.
Ø Bilangan perawinya, dilihat dari segi banayaknya, telah mencapai
dari jumlah yang menurt adat mustahil mereka sepakat terlebih dahulu untuk
berdusta.
Macam-macamHadis mutawatir, ada 3 macam yakni :
a.
Hadis
Mutawatir Lafdzy
Yakni, hadis
mutawatir yang diwirayatkan dengan lafadz dan ma’na yang sama, serta kandungan
yang sam hukum pula.
b.
Hadis
Mutawatir Ma’nawi
Yakni Hadis
Muktawatir yang berasal dari berbagai Hadis yang diwirayatkan dengan lafadz
yang berbeda-beda, tetapi apabila dikumpulkan mempunyai makna yang sama.
c.
Hadis
Muktawatir Amli
Yakni amalan
agama atau ibadah yang dikerjakan oleh rosulullah kemudian diikuti oleh para
sahabat lalu diikuti oleh para tabi’in dan seterusnya.
C.
Hadis
Ahad
Hadis Ahad menurut istilah bearti Hadis yang diriwayatkan oleh
seorang atau dua orang atau lebih akan tetapi belum cukup syarat padanya untuk
dimasukkan sebagai muktawatir. Dengan kata lain Hadis Ahad adalah Hadis jumlah
perawinya tidak sampai kepada tingkat Hadis mutawatir.
a.
Hadis
Mashyur
Menurut bahasa Hadis masyhur adalah hadis yang sudah populer dan
sudah tersebar. Apabila dilihat dari segi dikalangan mana hadis tersebut menjdi
masyhur atau popular, maka Hadis masyhur dapat di bedakan menjadi :
Ø Hadis yang masyhur dikalangan ulama Hadis saja
Ø Hadis yang masyhur dikalangan ulama Hadis dan ulama lainnya
Ø Hadis yang masyhur dikalangan ulama yang bukan ulam Hadis
Ø Hadis yang masyhur dikalangan masyarakat awam
b.
Hadis
Aziz
Menurut sebagian ulama, Hadis Aziz adalah Hadis yang diriwayatkan
oleh dua orang dari dua orang.
c.
Hadis
Ghorib
Adalah Hadis yang diriwayatkan oleh seorang perowi dengan tidak
dipersoalkan apakah rowi yang seorang itu ada di thabaqah pertama atau
dithabaqah lainnya.
Hadis Ghorib dibagi menjadi 2 yakni :
Ø Gharib Mutlak, apabila keghariban perawi seorang itu terjadi pada
ashal sanad atau pada tabi’it tabi’in atau dapat juga pada seluruh rawinya
disetiap tabaqah.
Ø Gharib nisbi, apabila penyendirian itu mengenai sifat-sifat atau
keadaan tertentu seorang rawi.
D.
Hadis
Ditinjau Dari Kualitas Sanad Dan Matanaya
Ditinjau dari kualitas sanad dan matanya, ada tiga macam :
1.
Hadis
Shahih
Menurut istilah Hadis Shahih ialah yang bersambung sanadnya,
diriwayatkan oleh orang-orang yang adil dan dlobith, serta tidak terdapat
didalamnya suatu kejanggalan dan cacat.
Syarat-syarat Hadis Sahih :
Ø Sanad hadist harus bersanbung (Ittisolus Sanad)
Ø Para perawai yang meriwayatkan hadist ini, harus orang yang
bersifat adil.
Ø Para perawai yang meriwayatkan hadist ini, haruslah bersifat
diobit.
Ø Tidak ada kejanggalan-kejanggalan (syudzudz)
Ø Tidak ada sama sekali catatan
2.
Hadist
Hasan
Hadist
hasan ialah hadist yang senadnya bersanbung, yang diriwayatkan oleh orang yang
adil tetapi kurang sedikit diobit.
Hadist
hasan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.
Hadist
hasan Ii-dzatihi, yakni hadist ynang dirinya sendiri telah memahami kriteria
hadist hasan, jadi kehasannya bukan karana adanya petunjuk atau penguat lain,
tetapi karena sebab dirinya sendiri.
2.
Hadist
hasan Ii-ghairhi, yakni hadist yang senadanya ada rowi yang tidak diakui tetapi
dia bukanlah orang yang telah banyak kesalahan dalam meriwayatkan hadist,
kemudian ada yang meriwayatkan senad yang lain yang bersesuaian dengan
maknanya.
3.
Hadist
Dha’if
Hadist
Dha’if adalah hadist yang tidak memiliki salah satu syarat atau lebih dari
syarat-syrat hadist shaih dan hadit hasan.
E.
Nilai
Kehujjahan Hadist
Hadist yang dapat diterima sebagai hujjah disebut hadist maqbul .
diantara syarat suatu hadist adalah berhubungan erat dengan sanad hadist
tersebut, yakni
1.
Sand
bersambung
2.
Besifat
adil
3.
Diobith
, Dan syart yang berhubungan denga matan hadist adalah
4.
Hadist
tidak tidak syadz, dan
5.
Tidak
tedapat padanya I’lat.
No comments:
Post a Comment