1

loading...

Tuesday, March 20, 2012

Pengembanagan hadist secara umum


Pengembanagan hadist secara umum
A.    Hadist Ditinjau Dari Sifatnya
Hadist jika ditinjau dari segi sifatnya ada dua yakni hadis Qudsi dan Hadis Nabawi. Hadis Qudsi adalah apa yang dikatakan Nabi Muhammad yang isinya dan maknanya dari Allah dan begitu pula lapadnya (menurut pendapat yang masyhur), karena Hadis Qudis merupakan kalam Allah, hanya saja Hadis Qudsi tidak mempunyai keistimewaan seperti yang ada pada Al-Qur’an.
Sedangkan Hadis nabawi adalah perkataan (Sabdanya) Rosul SAW. Makna dari isinya adalah Allah SWT, sedangkan lafadnya dari Nabi, sekadar lafadnya tidak menjadi mu’jizat dan oleh karena itu boleh hanya meriwayatkan ma’narya.
1.      Persamaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi
Baik Hadis Nabawi maupun Hadis Qudsi pada dasrnya keduanya bersumber dari wahyu Allah. Selain itu redaksinya disusun oleh Nabi. Jadi, yang tertulis itu semata-mata dari ungkapan dan kata-kata Nabi itu sendri.
2.      Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi
Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi juga dapt dilihat dari sudut sandarannya, nisbatnya dan jumlah kuantitasnya. Dari sudut sandarannya, Hadis Nabawi berdasarkan, kepada Nabi sedangkan Hadis Qudsi di sandarkan pada Nabi dan Allah SWT.
Misal Hadis dari sudut nisbahnya, Hadis Nabawi di nisbahkan kepada Nabi, baik redaksi maupun maknanya, sedangkan Hadis Qudsi maknanya dinisbahkan kepada Allah SWT dan redaksinya kepada Nabi. Dan dari sudut kuantitasnya, jumlah Hadis Qudsi jauh lebih sedikit daripada Hadis Nabawi.
B.     Bentuk-Bentuk Hadis
1.      Hadis Qouli
Hadis Qouli adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan ataupun ucapan yang membuat maksud-maksud syara’, peristiwa, dan keadaan yang berkaitan dengan aqidah, syari’ah, akhlak, atau yang lainnya.
2.      Hadis Fi’ii
Hadis Fi’ii adalah Hadis yang menyebutkan perbuatan Nabi Muhammad yang sampai kepada kita.
3.      Hadis Taqriry
Hadis Taqriry adalh Hadis yang menyebutkan ketetapan Nabi SAW terhadap apa yang dari sahabatnya.
4.      Hadis Hammi
Hadis yang menyebutkan keinginan Nabi Muhammad yang belum terealisasikan seperti halnya yang di inginkan untuk berpusa pada tanggal 9 ‘Asyura.
5.      Hadis Ahwali/Sifati
Adalah Hadis yang menyebut hal Ihwal Nabi Muhammad yang menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat (lahir batin) dan kepribadiannya.
6.      Hadis Ditinjau Dari Jumlah Perawi
Hadis terbagi menjadi dua yakni Hadis Mutawatir Dan Hadis Ahad :
A.    Hadis Mutawatir
Hadis Mutawatir adalah yang di wirayatkannya oleh banyak orang, berdasarkan panca indera, yang menurut adat, mustahil mereka terlebih dahulu untuk sepakat berdusta.
Ada beberap syarat Hadis disebut sebagai Hadis Mutawatir, yakni :
Ø Hadis itu diperoleh oleh Nabi atas dasar panca indera yang yakin. Maksudnya, bahwa perawi dalam memperoleh Hadis Nabi, haruslah benar-benar dari hasil pendengaran atau penglihatan sendiri.
Ø Bilangan perawinya, dilihat dari segi banayaknya, telah mencapai dari jumlah yang menurt adat mustahil mereka sepakat terlebih dahulu untuk berdusta.
Macam-macamHadis mutawatir, ada 3 macam yakni :
a.         Hadis Mutawatir Lafdzy
Yakni, hadis mutawatir yang diwirayatkan dengan lafadz dan ma’na yang sama, serta kandungan yang sam hukum pula.
b.        Hadis Mutawatir Ma’nawi
Yakni Hadis Muktawatir yang berasal dari berbagai Hadis yang diwirayatkan dengan lafadz yang berbeda-beda, tetapi apabila dikumpulkan mempunyai makna yang sama.
c.         Hadis Muktawatir Amli
Yakni amalan agama atau ibadah yang dikerjakan oleh rosulullah kemudian diikuti oleh para sahabat lalu diikuti oleh para tabi’in dan seterusnya.
C.     Hadis Ahad
Hadis Ahad menurut istilah bearti Hadis yang diriwayatkan oleh seorang atau dua orang atau lebih akan tetapi belum cukup syarat padanya untuk dimasukkan sebagai muktawatir. Dengan kata lain Hadis Ahad adalah Hadis jumlah perawinya tidak sampai kepada tingkat Hadis mutawatir.
a.       Hadis Mashyur
Menurut bahasa Hadis masyhur adalah hadis yang sudah populer dan sudah tersebar. Apabila dilihat dari segi dikalangan mana hadis tersebut menjdi masyhur atau popular, maka Hadis masyhur dapat di bedakan menjadi :
Ø  Hadis yang masyhur dikalangan ulama Hadis saja
Ø  Hadis yang masyhur dikalangan ulama Hadis dan ulama lainnya
Ø  Hadis yang masyhur dikalangan ulama yang bukan ulam Hadis
Ø  Hadis yang masyhur dikalangan masyarakat awam
b.      Hadis Aziz
Menurut sebagian ulama, Hadis Aziz adalah Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang dari dua orang.
c.       Hadis Ghorib
Adalah Hadis yang diriwayatkan oleh seorang perowi dengan tidak dipersoalkan apakah rowi yang seorang itu ada di thabaqah pertama atau dithabaqah lainnya.
Hadis Ghorib dibagi menjadi 2 yakni :
Ø  Gharib Mutlak, apabila keghariban perawi seorang itu terjadi pada ashal sanad atau pada tabi’it tabi’in atau dapat juga pada seluruh rawinya disetiap tabaqah.
Ø  Gharib nisbi, apabila penyendirian itu mengenai sifat-sifat atau keadaan tertentu seorang rawi.
D.    Hadis Ditinjau Dari Kualitas Sanad Dan Matanaya
Ditinjau dari kualitas sanad dan matanya, ada tiga macam :
1.      Hadis Shahih
Menurut istilah Hadis Shahih ialah yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang-orang yang adil dan dlobith, serta tidak terdapat didalamnya suatu kejanggalan dan cacat.
Syarat-syarat Hadis Sahih :
Ø  Sanad hadist harus bersanbung (Ittisolus Sanad)
Ø  Para perawai yang meriwayatkan hadist ini, harus orang yang bersifat adil.
Ø  Para perawai yang meriwayatkan hadist ini, haruslah bersifat diobit.
Ø  Tidak ada kejanggalan-kejanggalan (syudzudz)
Ø  Tidak ada sama sekali catatan
2.      Hadist Hasan
Hadist hasan ialah hadist yang senadnya bersanbung, yang diriwayatkan oleh orang yang adil tetapi kurang sedikit diobit.
Hadist hasan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.      Hadist hasan Ii-dzatihi, yakni hadist ynang dirinya sendiri telah memahami kriteria hadist hasan, jadi kehasannya bukan karana adanya petunjuk atau penguat lain, tetapi karena sebab dirinya sendiri.
2.      Hadist hasan Ii-ghairhi, yakni hadist yang senadanya ada rowi yang tidak diakui tetapi dia bukanlah orang yang telah banyak kesalahan dalam meriwayatkan hadist, kemudian ada yang meriwayatkan senad yang lain yang bersesuaian dengan maknanya.
3.      Hadist Dha’if
Hadist Dha’if adalah hadist yang tidak memiliki salah satu syarat atau lebih dari syarat-syrat hadist shaih dan hadit hasan.
E.     Nilai Kehujjahan Hadist
Hadist yang dapat diterima sebagai hujjah disebut hadist maqbul . diantara syarat suatu hadist adalah berhubungan erat dengan sanad hadist tersebut, yakni
1.      Sand bersambung
2.      Besifat adil
3.      Diobith , Dan syart yang berhubungan denga matan hadist adalah
4.      Hadist tidak tidak syadz, dan
5.      Tidak tedapat padanya I’lat.

No comments:

Post a Comment