Pengendalian Hama Penyakit Cabe
PERTANYAAN:
Pengendalian Hama Penyakit.
” Pak SUKAM, Saya menanam cabe rawit bangkok dengan sistem organik dari pupuk dan pestisidanya, tapi kendalanya yg namanya walang banci datang terus, dengan resep apa untuk mengatasi binatang tersebut, terimakasih ”
”Batang cabai bagian bawah tidak ada kulitnya, kenapa ya apa dimakan ulat, gasir? & bagaimana solusinya”
”Obat apa yang mujarap untuk ulat ya suka makan daun cabe dan cabe ?
”Bagaimana cara membrantas lalat buah pada cabe besar”
“Bagaimana cara mngatasi wereng dan apa pestisidanya pada cabe”
” Pak SUKAM, Saya menanam cabe rawit bangkok dengan sistem organik dari pupuk dan pestisidanya, tapi kendalanya yg namanya walang banci datang terus, dengan resep apa untuk mengatasi binatang tersebut, terimakasih ”
”Batang cabai bagian bawah tidak ada kulitnya, kenapa ya apa dimakan ulat, gasir? & bagaimana solusinya”
”Obat apa yang mujarap untuk ulat ya suka makan daun cabe dan cabe ?
”Bagaimana cara membrantas lalat buah pada cabe besar”
“Bagaimana cara mngatasi wereng dan apa pestisidanya pada cabe”
JAWABAN:
Hama Cabe dan cara pengendaliannya : - Lalat
Tanah (Agrotis ipsilon), biasa menyerang tanaman cabe yang baru pindah
tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh
bahkan bisa sampai putus. Pengendalian ulat tanah secara mekanis
dilakukan dengan mengumpulkan dan kemudian memusnahkannya. Bila populasi
ulat tanah tinggi, tanaman disemprot dengan insektisida Curacron 500
EC, Desis 2,5 EC.Untuk
tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan insektisida Turex WP
dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 g/liter bergantian dengan insektisida
Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc/liter atau insentisida Raydok 28ec
dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter sehari sebelum pindah tanam.
- Ulat
grayak (S. litura) pada tanaman cabe biasa menyerang daun, buah dan
tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan pengendalian dianjurkan
menyemprot pada sore atau malam hari dengan insektisida biologi TurexWP
bergantian dengan insektisida Pentacron 500 EC atau insektisida Posban
200 EC, atau insektisida yang lainnya.Sex
pheromone, yaitu perangkap ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex pheromone
merupakan aroma yang dikeluarkan serangga betina dewasa yang dapat
menimbulkan rangsangan sexual (birahi) pada serangga jantan dewasa untuk
menghampiri dan melakukan perkawinan sehingga membuahkan keturunan.
Salah satu jenis sex pheromone yang ada di Indonesia adalah "Ugratas"
(buatan Taiwan) atau Ulat Grayak Berantas Tuntas berwarna "merah" sangat
efektif untuk dijadikan perangkap kupu-kupu dewasa dari ulat grayak (S.
litura). Cara pemasangan Ugratas merah ini adalah dimasukkan ke dalan
botol bekas aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil untuk tempat
masuknya kupu-kupu jantan. Untuk 1 hektar kebun cabai cukup dipasang
5-10 buah Ugratas merah, dengan cara digantungkan sedikit lebih tinggi
di atas tanaman cabai. Daya tahan (efektivitas) Ugratas ini + 3 minggu,
dan tiap malam bekerja efektif sebagai perangkap ngengat jantan.
Keuntungan penggunaan Ugratas ini antara lain : aman bagi manusia dan
ternak, tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, dapat menekan
penggunaan insektisida, tidak menimbulkan kekebalan hama, dan dapat
memperlambat perkem-bangan hama tersebut.
- Lalat
buah (B.ferruginous). Lalat buah gejala awalnya adalah buah berlubang
kecil, kulit buah menguning dan kalau dibelah biji cabe berwarna coklat
kehitaman dan pada akhirnya buah rontok. Pengendalian diawali dengan
memusnahkan buah yang terserang. Selanjutnya dapat dilakukan dengan
memasang trap (perangkap) berupa botol aqua besar yang didalamnya diberi
kapas yang mengandung sexferomon petrogenol. Bau petrogenol itu mirip
seperti bau lalat buah betina yang sedang birahi, sehingga akan menarik
lalat buah jantan untuk masuk dan terperangkap didalam botol. Akibatnya,
lalat betina yang masih hidup bebas diluar akan menjadi mandul,
sehingga perkembangannya terhenti.Untuk
setiap hektar dipasang 20-40 trap. Apabila masih ditemukan serangan,
tanaman dapat disemprot dengan insektisida Pentacron 500 EC, bergantian
dengan insektisida Curacron 500 EC, atau dengan insektisida Decis 2,5
EC. Penyemprotan harus dilakukan sesuai petunjuk penggunaan pestisida
yang aman.
- Hama
Tungau atau mite menyerang tanaman cabe hingga daun berwarna kemerahan,
menggulung ke atas, menebal akhirnya rontok. Untuk pengendalian dan
pencegahan semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25
– 0,5 ml / liter air bergantian dengan insektisida Posban 200 EC.
- Trips.
Tanaman yang terserang hama thrips, bunga akan mengering dan rontok.
Sedangkan apabila menyerang bagian daun pada daun terdapat bercak
keperakan dan menggulung. Jika daun terserang aphids, daun akan
menggulung kedalam, keriting, menguning dan rontok. Untuk pencegahan dan
pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara :
- Lakukan
penyemprotan dengan pestisida organik secara kontinyu, seminggu sekali.
Pestisida organik dapat dibuat sendiri dengan ”resep” : daun Suren 0,5
kg, daun Mahoni 0,5 kg, daun Sirsat 0,5 kg, daun kayu manis 0,5 kg,
sirih 1 ikat, Serai harum 5 batang. Semua bahan tersebut ditumbuk hingga
halus. Lalu rendam dalam air kencing (urine) kambing 5 liter. Tambahkan
garam dapur 1 ons dan aduk sampai merata. Diamkan selama 3 x 24 jam,
lalu disaring, ampasnya dibuang, pestisida siap digunakan. Penggunaannya
: larutkan 0,5 lt pestisida organik itu pada 10 liter air, lalu
semprotkan pada tanaman yang terserang trips hingga merata, terutama
dibagian bawah daun. Trips tidak langsung mati, tetapi silahkan diamati
tiga hari setelah disemprot. Kalau masih ada sisa hama Trips, silahkan
disemprot lagi. Selain mengendalikan trips, pestisida organik itu juga
memupuk tanaman.
- Apabila
serangannya berat dan belum terkendali dengan pestisida organik,
lakukan penyemprotan dengan insektisida, seperti Marcis, Pentacron 500
EC, dsb. .
- Lakukan
penyemprotan dengan pestisida organik secara kontinyu, seminggu sekali.
Pestisida organik dapat dibuat sendiri dengan ”resep” : daun Suren 0,5
kg, daun Mahoni 0,5 kg, daun Sirsat 0,5 kg, daun kayu manis 0,5 kg,
sirih 1 ikat, Serai harum 5 batang. Semua bahan tersebut ditumbuk hingga
halus. Lalu rendam dalam air kencing (urine) kambing 5 liter. Tambahkan
garam dapur 1 ons dan aduk sampai merata. Diamkan selama 3 x 24 jam,
lalu disaring, ampasnya dibuang, pestisida siap digunakan. Penggunaannya
: larutkan 0,5 lt pestisida organik itu pada 10 liter air, lalu
semprotkan pada tanaman yang terserang trips hingga merata, terutama
dibagian bawah daun. Trips tidak langsung mati, tetapi silahkan diamati
tiga hari setelah disemprot. Kalau masih ada sisa hama Trips, silahkan
disemprot lagi. Selain mengendalikan trips, pestisida organik itu juga
memupuk tanaman.
- Kutu
daun (M.persicae) dikendalikan dengan memasang Yellow trap sebanyak 40
trap/ha. Selain itu, dapat dikendalikan juga dengan menggunakan
pestisida organik seperti pada pengendalian trips diatas. Apabila
serangannya berat dan belum terkendali dengan pestisida organik, tanaman
dapat disemprot dengan insektisida Pentacron 500 EC.
- Nematoda
puru akar, merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah
perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan
makanan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu
kerusakan akibat nematode dapat memudahkan bakteri masuk dan
mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah dengan
menanam varietas cabe yang tahan terhadap nematode dan melakukan
penggiliran tanaman. Dan apabila lahan yang ditanami merupakan daerah
endemi, pemberian nematisida (Jordan 5 GR, Furadan 3 G atau lainnya)
dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.
- Hama
pengisap daun (T.palmi)dikendalikan dengan memasang White Trap sebanyak
40 Trap/ha. Selain itu, dapat dikendalikan juga dengan menggunakan
pestisida organik seperti pada pengendalian trips diatas. Apabila
serangannya berat dan belum terkendali dengan pestisida organik, tanaman
dapat disemprot dengan insektisida Pentacron 500 EC.
- Hama
lain seperti belalang, ulat jengkal (Plusia calsites) dan lainnya yang
menyerang daun dikendalikan dengan insektisida setelah mencapai ambang
ekonomi. Untuk hama tikus,
- Pestisida Hayati (biologis). Selain pestisida kimia, pengendalian hama terutama ulat dan belalang dapat juga menggunakan pestisida hayati, yaitu disemprot dengan insektisida berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospeine, dan Thuricide.
- Rebah
semai ( dumping off ) . Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat
dipersemaian. Jamur penyebabnya adalah Phytium sp. Untuk tindakan
pencegahan dapat dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan
menyemprot fungisida sistemik Kudanil 75 WP saat dipersemaian dan saat
pindah tanam.
- Penyakit
anthracnose buah, disebabkan oleh jamur Coletroticum capsii. Penyakit
antracnose sering disebut sebasgai penyakit patek oleh kalangan petani.
Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap, selanjutnya akan
timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk. Untuk
pengendaliannya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
- Sejak
awal pertanaman, siapkan lahan dengan baik, pH netral dan selalu bersih
terus menerus selama pertanaman, tidak ada air tergenang disaluran air
kebun.
- Berikan
pupuk berimbang, dimulai dengan pupuk organik yang ”matang” ditambah
pupuk kimia yang seimbang N-P-K, Ca – Mg – S, dan unsur mikro. Dimusim
hujan hindari penggunaan pupuk Urea sebagai sumber N. Jangan memberikan
pupuk berlebihan.
- Lakukan
pengamatan setiap hari. Bila ditemukan ada gejala awal patek dibuah
cabe, ambil semua cabe yang terserang lalu musnahkan dengan cara dibakar
atau dibenam ketanah sedalam > 60 cm.
- Kalau
masih ada tanda serangan didaun atau batang, lakukan penyemprotan
dengan fungisida Pentacur 722 AS dengan konsentrasi sesuai petunjuk pada
label. Penyemprotan fungisida sebaiknya bergantian jenis dengan
fungisida lain yang digunakan, sampai tanaman sembuh. Lakukan
penyemprotan dengan baik dan benar.
- Sejak
awal pertanaman, siapkan lahan dengan baik, pH netral dan selalu bersih
terus menerus selama pertanaman, tidak ada air tergenang disaluran air
kebun.
- Penyakit
busuk tanaman, disebabkan oleh jamur Phytopthora. Gejalanya adalah
bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan lama
kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabe pada bagian
daun, batang maupun buah. Pengendaliannya adalah dengan menyemprot
fungisida Pentacur 722 AS bergantian dengan fungisida Kudanil 75 WP
(sistemik) atau lainnya.
- Penyakit
layu fusarium. Disebabkan oleh jamur Fusarium capsii. Pada tanaman cabe
biasanya mulai menyerang tanaman saat fase generatif. Serangan biasanya
pada bagian pangkal batang, sehingga apabila serangan jamur sampai
melingkari batang, tanaman akan menjadi lalu permanen atau mati. Untuk
mencegahnya dianjurkan penyiraman Kudanil 75 WP pada lubang tanam dengan
konsentrasi 5 gram/liter/lima tanaman, mulai saat tanaman menjelang
berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.
- Penyakit
layu bakteri. Disebabkan oleh Bacterium solanacearum. Penyakit ini
dapat menyerang sejak dipesemaian, sehingga penangannya dimulai dari
saat bibit masih dipesemaian. Beberapa langkah pengendalian yang
dilakukan adalah:
- Lakukan
prinsip budidaya tanaman sehat, mulai dari persiapan lahan yang bukan
bekar tanaman famili terong-terongan. Tanah subur, pupuk berimbang,
jangan menggunakan Urea sebagi sumber N, dan pH netral. Hindarkan
mengairi tanaman yang bersumber dari air yang melewati kampung atau
pasar.
- Media pesemaian sehat, sehari sebelum pindah tanam, celupkan bibit beberapa menit kelarutan bakterisida (Agrep, Agrimycin dsb).
- Lakukan
pengamatan pertanaman tiap hari. Biasanya tanaman rentan terserang
bakteri saat menjelang berbunga. Kenali gejala awalnya, yang biasanya
dapat dilihat saat panas terik, tanaman layu sementara dan sorenya segar
kembali. Lakukan pengocoran bakterisida ditanaman itu dan beberapa
tanaman disekitarnya, beberapa kali sampai gejala layu tidak berkembang
lagi.
- Lakukan
prinsip budidaya tanaman sehat, mulai dari persiapan lahan yang bukan
bekar tanaman famili terong-terongan. Tanah subur, pupuk berimbang,
jangan menggunakan Urea sebagi sumber N, dan pH netral. Hindarkan
mengairi tanaman yang bersumber dari air yang melewati kampung atau
pasar.
- Penyakit
bercak daun cabe disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya
berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat
kehitaman pada tepinya. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot
fungisida Pentacur 722 AS bergantian dengan fungisida Kudanil 75 WP atau
lainnya sesuai dengan kondisi serangan.Khusus
penyakit cabe yang sekarang sedang ”populer”, yaitu penyakit virus
kuning atau bule, banyak kasus yang dialami petani diberbagai daerah.
Wilayah penyebaran penyakit yang belum ada obatnya itu sudah begitu
luasnya.
- Penyakit mozaik virus. Penyakit
ini dilapangan dikenal dengan ”penyakit virus kuning”. Penyebab dari
penyakit ini adalah virus. Para ahli sampai sekarang bahkan belum dapat
menentukan apakah virus itu termasuk makhluk hidup atau bukan. Karena
virus memiliki sifat yang tidak dimiliki makhluk hidup umumnya. Virus
dapat dikristalkan, lalu setelah kristal dihancurkan, virus akan aktif
kembali.
Virus dapat bertahan dan aktif ditanah hingga puluhan tahun. Virus tertentu dapat bertahan pada suhu 120 derajat Celsius, melebihi titik didik air. Virus menyerang tanaman atau mkhluk hidup lain dengan cara masuk kedalam sel, lalu larut dalam larutan sel dan makan protein yang menjadi penggerak utama kehidupan sel. Sel yang terserang menjadi keriput dan lama-lama mati. Kalau serangan itu merajalela kebeberapa sel, jadinya tanaman menjadi keriput, atau pada tanaman tertentu seperti cabe dapat disebut ”kriting”. Selain daun kriting, bagian sel yang terserang mati dan hilang hijau daunnya sehingga daun berubah warna menjadi kuning. Daun yang kuning tidak dapat melaksanakan asimilasi sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.Saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit mozaik virus ini. Sebagai tindakan pengendalian dapat dilakukan penyemprotan terhadap hewan pembawa virus (vektor) tersebut yaitu insektisida aphids dengan menyemprot insektisida Marcis 25 EC bergantian dengan Kempo 400 SL, Pentacorn 500 EC atau lainnya. Kalau vektornya adalah akarina (kutu daun berkaki delapan) kendalikan dengan akarisida Samite 135EC. Untuk mengurangi gangguan penyakit yang belum ditemukan obatnya ini, beberapa ujicoba telah dilakukan, termasuk penggunaan tanaman pagar pembatas (border) yang mengelilingi kebun cabe.
Tanaman pembatas itu berfungsi ”menghalangi/menghambat/mengurangi” peredaran aphids kekebun cabe. Beberapa tanaman yang terlihat ada pengaruh positif yang dapat digunakan untuk borders adalah jagung yang ditanam tiga baris zig-zag mengelilingi kebun. Namun karena umur jagung lebih pendek dari cabe, kadang saat jagung tua, border menjadi tidak rapat, sehingga aphids penular virus ada yang menerobos masuk kebun cabe, sehingga dapat terjadi serangan virus ini. Selain border tanaman, dapat digunakan border dari jaring penutup (sreen) yang memiliki lobang lebih kecil dari 0,5 mm. Sekarang screen itu sudah banyak digunakan oleh petani-petani modern diluar negeri. Beberapa petani dalam negri didaerah Lembang – Bandung, daerah Kecamatan Ngablak, Pakis – Kabupaten Magelang telah menggunakan screen itu. Screen yang memiliki daya tahan hingga empat tahun itu, cukup efektif dan menguntungkan. Serangan virus kuning akan berkurang didataran tinggi lebih dari 800 m dpl, karena aphids penular (vektor) kurang nyaman hidup didataran tinggi.Untuk pencegahan serangan hama penyakit, gunakan benih cabe yang sehat dan bibitnya diberi diberi perlakuan pestisida sebelum tanam. Apabila terjadi serangan atau untuk tujuan pencegahan lakukan aplikasi pestisida sesuai jenis hama dan penyakit yang menyerang.
No comments:
Post a Comment