1

loading...

Monday, October 29, 2018

Makalah Sastra Daerah Syair dan Talibun

Makalah Sastra Daerah Syair dan Talibun

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Karya sastra merupakan sebuah cipta yang dihasilkan oleh manusia yang memiliki nilai keindahan (nilai estetika) yang bisa berbentuk tulisan ataupun lisan. Secara umum Sastra diambil dari kata serapan bahasa sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi, pedoman ataupun perintah. Menurut Mursal Esten, Kesustraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia.
Berdasarkan pembagiannya, sastra terbagi kepada dua bagian yaitu sastra lama dan sastra modern. Sastra lama merupakan karya sastra yang berbentuk lisan atau ucapan, sering juga disebut sebagai sastra melayu yang proses terjadinya berasal dari ucapan serta cerita orang orang zaman dulu. Sastra lama biasanya berbentuk pantun, seloka, gurindam, syair, mantra serta talibun.
Dari beberapa bentuk sastra lama tersebut di atas, syair dan talibun merupakan bentuk sastra klasik melayu yang sudah mendekati kepunahan akibat tergerus zaman. .Banyak karya puisi lama Indonesia yang terkenal dikalangan sastra dunia, seperti syair yang dikarang oleh hamzah fansuri. Dewasa ini syair sudah mulai pudar dikalangan masyarakat Indonesia, khususnya kaum remaja. Mereka lebih suka pada novel dan karya yang terbit dari barat. Hal ini akan mengurangi kekayaan karya sastra Indonesia yang dulunya menjadi kebanggan di dunia.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengulas tentang syair dan talibun.  Diharapkan dengan melalui ini masyarakat Indonesia lebih tahu dengan lanjut mengenai syair dan talibun ini, serta membangkitkan kembali sastra Indonesia yang pernah hilang dan menjadikannya sebagai ajang mengembangkan diri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian syair?
2.      Bagaimana penggolongan syair menurut isinya?
3.      Apa ciri-ciri syair?
4.      Apa hakekat syair?
5.      Bagaimanakah struktur bentuk syair?
6.      Apa pengertian talibun?
7.      Apa ciri-ciri talibun?
8.      Apa fungsi talibun?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui definisi syair.
2.      Untuk mengetahui jenis syair menurut isinya.
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri syair.
4.      Untuk mengetahui hakekat syair.
5.      Untuk memgetahui struktur bentuk syair.
6.      Untuk mengetahui definisi talibun.
7.      Untuk mengetahui fungsi talibun.

D.    Manfaat Penulisan
1.      Manfaat bagi penulis:
a.       Penulis dapat menambah pengetahuan tentang syair dan talibun dan sebagai bahan referensi dalam pembelajaran puisi lama.
b.      Penulis dapat berbagi pengetahuan mengenai syair dan talibun melalui makalah yang telah dibuat ini.
c.       Penulis dapat melestarikan puisi lama ini melalui pembuatan makalah ini, karena pada zaman sekarang kebanyakan orang lebih tertarik pada youtube, menonton, bermain game, dan lain-lain dari pada membaca syair ataupun talibun.
2.      Manfaat bagi pembaca:
a.       Pembaca dapat mengetahui bagaimana struktur bentuk dari syair dan talibun.
b.      Pembaca dapat mengetahui bagaimana ciri-ciri dari syair dan talibun.
c.       Pembaca dapat menambah sumber bacaan, referensi dalam pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti perasaan yang menyadari, kemudian kata Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam kamus bahasa Indonesia, syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama; sajak; puisi. Menurut Uned (2010:37) syair adalah puisi lama yang terdiri atas 4 (empat) baris yang berakhir dengan bunyi yang sama (berirama aaaa).
Ada yang mendefinisikan syair sebagai tembang yang penuh curahan perasaan. Meskipun demikian, bentuknya bukan puisi arab. Syair terdapat tiga macam yakni syair yang berisi cerita, syair yang mengisahkan kejadian dan syair yang berisi ajaran agama. Selain itu syair merupakan rangkaian kata-kata yang diciptakan pengarangnya dan wujud ekspresinya yang dikontemplasikan dengan alat-alat musik khasnya yaitu rabana.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Ikatan syair terjadi dari empat baris yang bersajak kadang-kadang terdapat juga syair yang bersajak dua-dua baris. Tiap-tiap baris panjangnya biasanya empat kata seperti pantun tetapi perbedaannya ialah empat baris pantun biasanya menyimpulkan sesuatu pikiran, perasaan, dan lain-lain sedangkan syair hampir selalu memakai lipatan empat. Kebanyakan syair ialah lukisan yang panjang-panjang misalnya lukisan suatu cerita, suatu nasehat, suatu ilmu dan lain-lain. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

B.     Ciri-Ciri Syair
Setiap karya sastra khususnya puisi terdapat perbedaan dan ciri khas masing-masing. Adapun ciri dari syair adalah sebagai berikut:
1.      Setiap bait terdiri dari empat baris.
2.      Setiap baris terdiri atas empat kata (antara 8-14 suku kata).
3.      Bersajak a-a-a-a.
4.      Semua baris adalah isi.
5.      Bahasanya biasanya kiasan.
6.      Isinya: Cerita, hikayat, nasehat, petuah, atau tentang ilmu.
7.      Tidak dapat selesai dalam satu bait.

C.    Hakekat Syair
Hakikat syair adalah hal-hal yang diungkapkan penyair dalam syair. Hakikat syair terdiri atas tema, rasa, nada, dan amanat atau pesan. Hakikat syair disebut juga isi syair. Hakikat syair lama sangatlah jelas karena tersurat. Adapun hakekat syair adalah sebagai berikut:
1.      Tema (Sense)
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui syairnya. Tema mengacu pada penyairnya. Tema syair sangat mudah ditemukan karena tersurat langsung dalam syair. Jadi, untuk menemukan tema syair kamu harus tahu isi syair.Tema yang sering digunakan dalam syair seperti tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan,kegagalan hidup, alam, kebaikan, kepahlawanan, kesedihan, kerinduan, pendidikan, budi pekerti, dan perpisahan.
2.      Perasaan (Feeling)
Syair mengungkapkan perasaan penyair. Perasaan penyair dapat berupa sikap, pandangan, perbuatan, ataupun watakkhusus. Perasaan penyair akan muncul saat menghadapi sesuatu. Perasaan yang menjiwai syair bisa perasaan gembira, sedih, terharu, terasing, tersinggung, patah hati, tercekam, tertekan, cemburu, ketakutan, kesepian, takut, menyesal, dan putus asa. Membaca syair dengan suara keras akan lebih membantumu menemukan perasaan penyair. Perasaan yang muncul dalam syairdidasari oleh cara pandang dan pengalaman penyair terhadap sesuatu.
3.      Nada (Tone)
Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itulah tercipta nada syair. Sebuah syair dapat bernada sinis, protes, menggurui, main-main, bercanda, patriotik, belas kasih, dendam, membentak, memelas, takut, mencekam, mencemooh, merendahkan, khusyuk, filosofis, mengejek (menghina), meremehkan, menghasut, mengimbau (menyuruh), dan memuji.
4.      Amanat (Tujuan atau Intention)
Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca syair. Amanat ditentukan sendiri oleh pembaca berdasarkan cara pandang pembaca terhadap sesuatu. Jadi, setiap pembaca dapat berbeda-beda dalam menentukan amanat syair. Meskipun demikian, amanat tidak dapat lepas dari tema yang dikemukakan penyair.

D.    Struktur Bentuk Syair
Unsur-unsur pembangun syair sebagai sesatuan struktur syair. Struktur ini merupakan bentuk atau wujud fisik syair. Strukturnya meliputi unsur-unsur berikut.
1.      Larik (Baris)
Larik merupakan kalimat yang ada dalam syair. Larik-larik syair dibentuk oleh kata-kata yang indah. Kata-kata ini bias bermakna denotasi atau konotasi. Bahkan, bisa juga bermakna kias. Larik atau baris merupakan kelompok kata atau kumpulan kelompok kata.
2.      Bait
Bait berupa kumpulan larik atau kumpulan baris. Jumlah larik dalam bait bisa berbeda-beda. Bait disebut juga kuplet.
3.      Pertautan
Larik-larik dalam syair saling berhubungan dalam membentuk bait. Bait-bait dalam syair saling berhubungan. Isi dalam bait syair pun juga harus berhubungan. Pertautan merupakan pertalian antarlarik atau antarbait yang membentuk kesatuan makna sebuah syair.
4.      Diksi
Diksi disebut juga pilihan kata. Kata-kata yang digunakan dalam syair harus dipilih. Kata-kata yang dipilih harus dapat menggambarkan isi syair. Kata-kata dalam syair bisa berupa kata denotasi atau konotasi.

5.      Pengimajian
Pengimajian disebut juga citraan. Citraan berhubungan dengan pancaindra. Apa yang digambarkan penulis dapat dilihat dari citraan. Ada beberapa citraan yang dapat kamu temukan dalam syair. Citraan yang dapat kamu temukan seperti, Imaji penglihatan (visual), Imaji pendengaran (audio), Imaji perasaan (taktil), Imaji perabaan, Imaji penciuman
6.      Rima
Rima atau sajak biasa disebut persamaan bunyi yang terdapat dalam syair. Persamaan bunyi ini bisa dilihat di akhir larik. Persamaan bunyi bisa juga dilihat di dalam satu larik. Selain memiliki unsur intrinsik, syair lama juga memiliki unsure ekstrinsik. Unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun di luar syair tetapi berhubungan langsung dengan syair. Unsur ekstrinsik merupakan
unsur yang melatarbelakangi terjadinya syair lama. Unsur yang melatarbelakangi syair lama meliputi hal-hal berikut, yaitu Latar belakang pendidikan pengaran, latar belakang budaya, latar belakang sosial, Religi, adat, kebudayaan, nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat

E.     Jenis Syair
Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, antara lain sebagai berikut:
1.      Syair Panji
Syair Panji menceritakan tentang keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
2.      Syair Romantis
Syair Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
3.      Syair Kiasan
Syair Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
4.      Syair Sejarah
Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mangkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
5.      Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu:
a.       Syair Sufi
b.      Syair tentang ajaran Islam
c.       Syair Riwayat Cerita Nabi
d.      Syair Nasihat.[5]
Contoh Syair
1.      Syair Abdul Muluk
Berhentilah kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamit syah padaku sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.

Abdul Muluk putra baginda,
Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik majelis usulnya syahdam
Tiga belas tahun umurnya ada.

Paras elok amat sempurna,
Petah menjelis bijak laksana,
Memberi hati bimbang gulana,
Kasih kepadanya mulya dan hina
Tema: "Syair Abdul Muluk" adalah kisah putra raja yang bijak. Pesan atau amanat hendaklah kita menjadi orang yang bijak dan baik budi agar dicintai sesama. Syair ini termasuk Syair Panji

2.      Contoh Syair Nasihat

Wahai Ananda dengarlah pesan
Pakai olehmu sifat anak jantan
Bertanggung jawab dalam perbuatan
Beban dipikul pantang dielakkan
Wahai Ananda intan pilihan
Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban
Wahai Ananda permata hikmat
Tanggung jawabmu hendaklah ingat
Berani menanggung sebab akibat
Berani berbuat tangan dikebat

Wahai Ananda intan terserlah
Bertanggung jawab dalam bertingkah
Berani menanggung sakit dan susah
Berani mati mempertahankan lidah
Wahai Ananda Bunda berpesan
Tanggung jawabmu jangan tinggalkan
Sakit dan perih engkau tahankan
Aib dan malu engkau tampungkan

F.     Pengertian Talibun
Talibun adalah salah satu bentuk puisi lama yang berbentuk seperti pantun. Talibun sendiri lebih mirip dengan pantun karena memiliki sampiran dan isi. Tetapi talibun berbeda dengan pantun biasa karena talibun memiliki jumlah baris lebih dari 4 baris. Talibun biasanya memiliki baris genap seperti 6 baris, 8 baris, 10 baris. Talibun 8 baris adalah talibun yang paling popular.
Menurut Wikipedia, Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris (mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya. Menurut Ali (2006:486) talibun adalah sajak yang lebih dari empat baris, biasanya terdiri dari 6 atau 20 baris yang bersamaan bunyi akhirnya. Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.

G.    Ciri-Ciri Talibun
Adapun ciri-ciri talibun, diantaranya yaitu:
1.      Merupakan sejenis puisi bebas
2.      Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
3.      Isinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
4.      Tiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
5.      Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
6.      Gaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang berirama seperti pengulangan dan lain-lain)
7.      Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
8.      Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara

H.    Fungsi Talibun

Biasanya tema talibun disesuaikan fungsi talibun tersebut, diantaranya seperti:
1.      Mengisahkan kebesaran/kehebatan sesuatu tempat dan lainnya.
2.      Mengisahkan keajaiban sesuatu benda/peristiwa.
3.      Mengisahkan kehebatan/kecantikan seseorang.
4.      Mengisahkan kecantikan seseorang.
5.      Mengisahkan kelakuan dan sikap manusia.
6.      Mengisahkan perlakuan dimasa lalu.
7.      Mengisahkan seperti peperangan pada masa lalu.
Contoh Talibun

1.      Contoh Talibun 6 Baris

Antara Dunaiawi dan uhkrowi tiada yang dianaktirikan Saudara jauh datang berkunjung sebagai tamu
Selayaknya pula tuan rumah sibuk menjamu
Tamu dari jauh datang mebawa oleh-oleh bak upeti
Berbuat baiklah kepada orang tuamu
Juga terhadap saudara-saudaramu
Agar engkau menjadi manusia yang tau adat dan budi pekerti

2.      Contoh Talibun 8 Baris

Buah nangka manis rasanya tak enak getahnya
Berduri-duri namun tak tajam nan lembut luarnya
Susahlah payah pak petani menanam buah nangka
Maka dari itulah jangan kau buang sia-sia
Janganlah engkau berbuat jahat kepada sesama
Niscaya balasan berat yang engkau terima dari Yang Maha Kuasa
Di akhirat engkau akan dimasukkan Nya ke dalam neraka
Di dunia pun engkau akan hidup sengsara

3.      Contoh Talibun 10 Baris

Berburu mengejar menjangan dengan busur ungu
Menjangan lari tunggang langgang melihat garangnyan pemburu
Pemburu yang lain menggunakan sebapan berlaras
Berharap dapatkan tumpukan daging menjangan
Berharap malam nanti dapat menikmati daging menjangan yang guruh nan kenyal
Kejarlah akhiratmy seperti engkau mengejar buruanmu
Kejarlah duniamu seperti engkau mengejar mangsamu
Dengan begitu engkau akan hidup dengan selaras



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti perasaan yang menyadari, kemudian kata Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Adapun ciri dari syair, yaitu: Setiap bait terdiri dari empat baris, setiap baris terdiri atas empat kata (antara 8-14 suku kata), bersajak a-a-a-a., semua baris adalah isi, bahasanya biasanya kiasan, isinya: Cerita, hikayat, nasehat, petuah, atau tentang ilmu, tidak dapat selesai dalam satu bait.
Hakikat syair adalah hal-hal yang diungkapkan penyair dalam syair. Hakikat syair terdiri atas tema, rasa, nada, dan amanat atau pesan. Unsur-unsur syair, yaitu: larik, bait, pertautan, diksi, pengimajian. dan rima. Adapun jenis syair menurut isinya dapat dibagi menjadi lima, yaitu: syair panji, syair romantis, syair kiasan, syair sejarah, dan syair agama.
Talibun adalah salah satu bentuk puisi lama yang berbentuk seperti pantun. Talibun sendiri lebih mirip dengan pantun karena memiliki sampiran dan isi. Tetapi talibun berbeda dengan pantun biasa karena talibun memiliki jumlah baris lebih dari 4 baris.

B.     Kritik dan Saran
1.      Bagi sebagian mahasiswa, memiliki pengetahuan tentang syair dan talibun atau puisi lama seperti hal yang sangat langka. Oleh karena itu, dosen perlu lebih menjelaskan mengenai syair dan talibun, selain itu mahasiswa juga harus rajin dalam mencari refernsi mengenai puisi lama ini untuk dijadikan bahan dalam pembelajaran.
2.      Masyarakat sekarang memiliki minat baca yang kurang, masyarakat lebih tertarik pada kecanggihan teknologi, membaca novel, puisi, pantun modern, sehingga pengetahuan mengenai puisi lama seperti syair dan talibun sudah semakin berkurang. Jadi, pemerinah semestinya menyediakan perpustakaan keliling khusus puisi lama, bias juga guru Bahasa Indonesia membat perlombaan mengenai syair dan talibun sehingga masyarakat lebih tertarik. 
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Imani
Faklin Brayen. 2014. Makalah Tentang Syair. Faklinbrayen.blogspot.com/2014/09. Diakses 13 September 2014.
Rosidah Albana. 2017.  “Makalah Syair”.  Rossyblackmonster.blogspot.com/2017/12. Diakses 10 Oktober 2018




No comments:

Post a Comment