MAKALAH STRATEGI BERSAING KEWIRAUSAHAAN
BAB II
ISI
A.
Kompetensi Inti Kewirausahaan
Meskipun dalam manajemen perusahaan
modern seperti sekarang ini telah terjadi pergeseran strategi, yaitu dari
strategi memaksimalkan keuntungan pemegang saham (mencari laba perusahaan)
menjadi memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder), akan tetapi konsep laba tidak bisa
dikesampingkan karena merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk
menciptakan manfaat bagi para pemilik kepentingan. Salah satu tugas manajemen
strategis adalah menciptakan laba yang bisa dipergunakan sebagai sumber dana
untuk investasi dan meningkatkan manfaat bagi pemilik kepentingan.
Menurut Albert Widjaja (1993), laba
perusahaan masih merupakan tujuan yang kritis bagi perusahaan dan menjadi
ukuran keberhasilan, tetapi bukan tujuan akhir dari suatu perusahaan.
Perusahaan bisa memperoleh keuntungan bila :
1.
Memiliki keunggulan yang unik
2.
Tercipta dari penemuan yang dilakukan para wirausaha
3.
Dihasilkan dari proses kreatif yang dinamis
4.
Menciptakan daya saing khusus
Menurut teori strategi dinamis dari
Porter (1991), suatu perusahaan dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi
dipenuhi, yaitu:
1.
Tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen (seperti produksi dan
pemasaran) harus secara kolektif memperlihatkan posisi terkuat di pasar.
2.
Tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan perusahaan,
serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan perubahan peluang dan ancaman
lingkungan eksternal.
3.
Perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus sebagai pendorong
untuk menjalankan perusahaan, misalnya dengan reputasi merek dan biaya produksi
yang rendah. Bila kompetensi khusus ini tidak diubah, maka tingkat keuntungan
perusahaan bisa menurun.
Oleh sebab itu, menurut Mintzberg
(1990) dalam teori design school, perusahaan harus mendesain strategi
perusahaan yang cocok antara peluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan
internal yang memadai dan berpedoman pada pilihan alternatif dari strategi
besar (grand strategy), kemudian didukung dengan menumbuhkan kapabilitas inti
yang merupakan kompetensi khusus dari pengelolaan sumber daya perusahaan.
Gery Hamel dan C.K. Parahalad dalam
karyanya Competing for The Future (1994), mengemukakan beberapa definisi kompetensi
inti (core competency) sebagai berikut:
1.
Kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan dalam serangkaian produk
atau jasa.
2.
Kompetensi adalah sekumpulan keterampilan dan teknologi yang dimiliki
perusahaan untuk dapat bersaing.
3.
Kompetensi inti adalah keterampilan yang memungkinkan perusahaan memberikan
manfaat fundamental kepada pelanggan.
4.
Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif merupakan suatu keunikan bersaing
dan memberikan konstribusi terhadap nilai dan biaya konsumen.
Menurut Mahoney dan Pandian (1992),
untuk menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan krisis eksternal,
perusahaan kecil dapat menggunakan teori ‘strategi berbasis sumber daya’
(resource-based strategy). Teori ini mengutamakan pengembangan kapabilitas internal
yang unggul, tidak transparan, sukar ditiru oleh pesaing, memberi daya saing
jangka panjang yang melebihi tuntutan pasar saat ini, dan kebal terhadap
resesi.
Menurut teori ini, perusahaan dapat
meraih keuntungan melalui penggunaan sumber daya yang lebih baik, yaitu dengan:
1.
Pola organisasi dan administrasi yang baik
2. Perpaduan aset fisik berwujud seperti
sumber daya manusia dan alam, serta
aset tidak. berwujud seperti kebiasaan berfikir kreatif (Penrose, 1995)
dan keterampilan manajerial.
3.
Budaya perusahaan
4.
Proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru.
Baik teori strategi dinamis maupun
strategi berbasis sumber daya kelihatanya sangat relevan bila diterapkan dalam
pembangunan dan pengembangan perusahaan kecil di Indonesia yang dihadapkan pada
persaingan bebas dan krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini.
Mengidentifikasikan dan mengevaluasi
kemampuan atau kapabilitas. Kapabilitas diartikan sebagai apa yang dapat
dilakukan oleh perusahaan melalui kerja sama tim (bukan perorangan) untuk
mengembangkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas
tersebut mengintegrasikan ide baru, keterampilan, dan pengetahuan lain yang
menjadi kunci berpikir kreatif.
Menyortir dan mengembangkan
kapabilitas untuk diterapkan di pasar guna mencapai keuntungan tinggi secara
berkesinambungan yang sulit ditiru atau disaingi. Pada tahap ini, kapabilitas
harus dipelihara dalam hal:
1.
Daya tahan, yaitu perlu untuk terus diperbarui atau dimodifikasi dengan mencari
pengetahuan dan ide-ide baru.
2.
Tidak boleh transparan, yaitu dengan mengembangkan kapabilitas yang beragam dan
tidak menggantungkan salah satu sumber kapabilitas sehingga sulit diamati atau
direkonstruksi oleh orang lain.
3.
Memformulasikan strategi pengembangan sumber daya inti dan kapabilitas
seefektif mungkin pada semua kegiatan manajemen.
B.
Strategi Bersaing dalam Kewirausahaan
Menurut Oxford Pocked Dictionary,
strategi merupakan seni perang, khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal
dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana tindakan atau kebajikan dalam
bisnis atau politik dan sebainya.
Menurut Alfred Chandler (1962),
strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan,
dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
sasaran dan tujuan itu.
Menurut Robert D Buzzell &
Bradley T Gale (1987), strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci yang
digunakan oleh manajemen yang mempunyai dampak yang besar pada kinerja
keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan koinitmen sumber daya
yang penting dan tidak dapat diganti dengan mudah.
Menurut Kenneth Andrew (1971),
strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan serta rencana-rencana
penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti
menetapkan bisnis yang di anut atau yang akan di anut oleh perusahaan, dan
jenis atau akan menjadi apa perusahaan ini.
Dalam manajeman strategi yang baru,
Mintzberg mengemukakan 5P yang sama artinya dengan strategi, yaitu:
1.
Strategi adalah Perencanaan (Plan)
Konsep strategi tidak lepas dari aspek
perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu
tujuan di masa depan. Akan tetapi, tidak selamanya strategi adalah perencanaan
ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi juga menyangkut segala sesuatu
yang telah dilakukan sebelumnya. Sebagai contoh, McDonald’s yang selama
bertahun-tahun memegang teguh dan melaksanakan secara konsisten prinsip kualitas,
pelayanan, dan kebersihan. Inilah yang menjadi strategi perusahaan McDonald’s.
2.
Strategi adalah Pola (Patern)
Menurut Mintzberg, srtattegi adalah pola
(strategy is patern), yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy,
karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan. Atau disebut juga
sebagai realized strategy karena telah dilakukan oleh perusahaan.
3.
Strategi adalah Posisi (Position)
Yaitu memposisikan produk tertentu ke pasar
tertentuyang dituju. Strategi sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung
melihat ke bawah, yaitu ke suatu titik bidik di mana produk tertentu bertemu
dengan pelanggan, dan melihat ke luar yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan
eksternal. Sebagai contoh, perusahaan rokok Marlboro dan Sempoerna Mild merupakan
perusahaan yang paling serius mempromosikan produknya di Indonesia.
Masing-masing mempunyai strategi posisi berbeda di pasar. Marlboro
mempromosikan diri sebagai rokok kaum pria sejati yang menyukai tantangan alam
seperti digambarkan melalui iklan-iklannya. Sedangkan Sempoerna Mild lebih
ditujukan kepada generasi muda yang memiliki rokok berkadar tar dan nikotin
ringan.
4.
Strategi adalah Perspektif (Perspektif)
Jika dalam arti Pola dan Posisi cenderung
melihat ke bawah dan ke luar, maka sebaliknya dalam Perspektif cenderung lebih
melihat ke dalam yaitu ke dalam organisasi, dan ke atas yaitu melihat grand
vision dari perusahaan.
5.
Strategi adalah Permainan (Play)
Dalan arti ini, strategi adalah suatu
manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing. Suatu merek misalnya
meluncurkan merek kedua agar posisinya tetap kukuh dan tidak tersentuh, karena
merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan merek kedua tadi.
Strategi The New ‘7-S’s, menurut
Richard A. D’Aveni (1994:253) mengemukakan tujuh kunci keberhasilan perusahaan
dalam lingkungan persaingan yang sangat dinamis, diantaranya:
1.
Superior Stakeholder Satisfaction adalah kepuasan istimewa bagi orang-orang
yang berkepentingan dalam perusahaan yaitu pemegang saham, pemasok, karyawan,
manager, dll.
2.
Soothsaying adalah strategi yang berfokus pada sasaran yaitu perusahaan mencari
posisi yang tepat untuk produk atau jasa yang dihasilkan.
3.
Positioning for Speed adalah strategi dalam memosisikan perusahaan secara tepat
di pasar yaitu perusahaan mengkomunikasikan kepada pelanggan tentang produknya.
4.
Positioning for Surprise adalah strategi dengan membuat posisi yang
mencengangkan melalui produk atau jasa yang unik dan memiliki nilai lebih.
5.
Shifting The Role of The Game adalah mengubah pola persaingan yang dimainkan
perusahaan sehingga pesaing terganggu dengan pola-pola baru tersebut.
6.
Signaling Strategic Intent adalah mengutamakan perasaan yaitu pendekatan dengan
karyawan, relasi, konsumen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
7.
Simultanous and Sequential Strategic Thrusts adalah mengembangkan faktor
pendorong strategi secara simultan dan berurutan melalui pwenciptaan barang dan
jasa yang selalu memberik kepuasan untuk konsumen.
C.
Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing
Berdasarkan analisis kompetitif,
Porter menyatkan bahwa walaupun suatu perusahaan memiliki banyak kekuatan dan
kelemahan dalam berhadapan dengan para pesaing. Terdapat dua jenis dasar
keunggulan kompetitif yang dapat dimiliki oleh suatu perusahaan yaitu biaya
rendah dan deferensiasi yang sangat ditentukan oleh struktur industri. Keduanya
dihasilkan dari kemampuan perusahaan dalam menaggulangi kelima kekuatan dengan
lebih baik dibandingkan pesaingnya. Untuk kepentingan inilah maka Porter
kemudian menyarankan tiga strategi yang harus di pertimbangkan oleh perusahaan
yaitu strategi keunggulan biaya (overall cost leadership), diferensiasi
(differentiation), dan fokus (focus) yang disebutnya sebagai strategi generik
(generic strategies). Startegi fokus terdiri dari dua varian yaitu fokus biaya
dan fokus diferensiasi.
a.
Keunggulan Biaya (Overal Cost Leadership)
Keunggulan biaya merupakan strategi
yang paling jelas dari ketiga strategi generik. Dengan konsep ini, perusahaan
bersiap menjadi produsen berbiaya rendah di dalam industrinya. Sumber
keunggulan biaya bervariasi dan bergantung pada stuktur industri. Produsen
berbiaya rendah harus menemukan dan mengeksploitasi semua sumber keunggulan
biaya. Apabila perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan keseluruhan
keunggulan biaya, maka perusahaan akan menjadi perusahaan berkinerja tinggi di
dalam industrinya asalkan perusahaan dapat menguasai harga pada rata-rata industri.
Strategi keunggulan biaya yang
sukses biasanya mewarnai seluruh hal dalam perusahaan, terbukti dari efisiensi
yang tinggi, biaya overhead yang rendah, kebocoran yang kecil, tidak toleran
terhadap pemborosan, penyaringan ketat terhadap permintaan anggaran, rentang
kendali yang lebar, penghargaan dikaitkan dengan pengurangan biaya, dan
partisipasi karyawan yang luas dalam usaha pengendalian biaya. Beberapa contoh
perusahaan yang terkenal kare strategi keunggulan biaya adalah Wal-Mart, BIC,
Mc Donald’s, Black and Decker, Lincoln Electric, dan Briggs and Sratton.
b.
Diferensiasi (differentiation)
Dalam strategi diferensiasi,
perusahaan berusaha menjadi unik dalam industrinya pada berbagai dimensi yang
secara umum dihargai oleh pembeli. Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk
setiap Industri. Diferensiasi dapat didasarkan pada produk itu sendiri. Sistem
penyerahan produk yang dipergunakan untuk menjualnya, pendekatan pemasaran, dan
faktor lain. Perusahaan yang dapat mencapai dan mempertahankan diferensiasi
akan menjadi perusahaan berkinerja tinggi dalam industrinya. Logika dari
strstegi diferensiasi mengharuskan perusaan memilih atribut untuk
mendiferensiasikan diri secara berbeda dengan atribut pesaingnya.
Startegi diferensiasi yang berhasil
memungkinkan perusahaan menetapkan harga lebih tinggi untuk produknya yang
memperoleh loyalitas pelanggan karena konsumen bisa begitu terikata dengan
fitur-fitur diferensiasi. Fitur-fitur yang membedakan produksuatu perusahaan
bisa mencakup pelayanan yang sangat unggul, ketersediaan suku cadang, dsai
teknis, kinerja produk, umur manfaat pruduk, hemat bahan bakar, atau kemudahan
penggunaan.
c.
Fokus (focus)
Fokus berbeda dengan strategi lain
karena menekan pilihan akan cakupan bersaing yang sempit dalam suau industri.
Dengan mengoptimalkan strategi untuk segmen pasar, penganut strategi fokus
berusaha untuk mencapai keunggulan bersaing di dalam segmen sasaran walaupun
tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Strategi fokus memiliki
dua varian, dalam fokus biaya, perusahaan mengusahakan keunggulan biaya dalam
segmen sasarannya, sedangkan dalam fokus diferensiasi, perusahaan mengusahakan
diferensiasi dalam segmen sasarannya. Apabila perusahaan dapat mencapai
keunggulan biaya yang dapat dipertahankan (fokus biaya) atau diferensiasi
(fokus diferensiasi) dalam segmennya dan segmen tersebut menarik scara
struktural, maka penganut strategi fokus akan menjadi perusahaan yang berkinerja
tinggi di dalam industrinya.
Strategi fokus akan sangat efektif
ketika konsumen mempunyai pilihan atau persyaratan tertentu yang dapat dipenuhi
oleh perusahaan dan ketika perusahaan pesaing tidak berusaha untuk melakukan spesialisasi
dalam segmen konsumen yang sama. Contoh perusahaan yang melakukan strategi
fokus adalah BMW jerman yang secara eksklusif memfokuskan pada pembuatan
mobil-mobil mewah kelas atas. Strategi BMW tersebut bertentangan dengan
paradigma umum industri mobil, yaitu memproduksi mobil untuk pasar masal.
Pendekatan untuk perumusan strategi
bisnis adalah analisis kompetitif yang terdiri dari: Ancaman Pesaing Baru,
Kekuatan Tawar-Menawar dari Pemasok, Kekuatan Tawar-Menawar dari Pembeli,
Ancaman Produk Pengganti, dan Pesaing antar Perusahaan.
d.
Strategi Kepemimpinan Biaya
Strategi Kepemimpinan Biaya adalah
strategi bersaing biaya rendah yang ditunjukkan untuk pasar luas dan
mengharuskan membangun secara agresif fasilitas skala efisien, pengurangan
harga yang gencar, pengendalian biaya dan ongkos yang ketat, penghindaran
pelanggaran-pelanggaran yang marginal, dan meminimalisir biaya seperti R&D,
pelayanan, tenaga penjual, iklan, dan sebagainya.
Harga Murah berfungsi sebagai
hambatan pesaing untuk masuk kedalam industri, dan hanya sedikit yang dapat
menandingi keunggulan biaya pemimpin. Perusahaan yang menerapkan Strategi
Kepemimpinan Biaya ialah Wal Mart dan Gateway 2000.
Resiko
dari Strategi Kepemimpian Biaya adalah :
1.
Kepemimpinan Biaya Tidak Bertahan
2.
Kedekatan dalam diferensiasi menghilang
3.
Para pem-“focus biaya” mencapai biaya yang lebih murah lagi dalam segmen
e.
Strategi Diferensiasi
Strategi Diferensiasi adalah
strategi aktif untuk mendapatkan hasil diatas rata-rata dalam sebuah bisnis
tertentu karena loyalitas merk akan membuat sensitifitas konsumen terhadap
harga menjadi rendah. Diferensiasi diarahkan pada pasar luas dan melibatkan
penciptaan sebuah produk atau jasa yang unik yang membuat perusahaan harus
menetapkan harga premium.
Resiko
dari Strategi Diferensiasi adalah :
1.
Diferensiasi Tidak Bertahan
2.
Kedekatan biaya menghilang
3.Para
pem-“focus diferensiasi” mencapai deferesiasi yang lebih besar lagi dalam
segman
f.
Strategi Fokus
Strategi Fokus adalah strategi
bersaing yang fokus pada kelompok pembeli atau geografis tertentu dan mencoba
melayani ceruk-ceruk ini, dan mengabaikan yang lain. Dalam hal ini perusahaan
harus mencari keunggulan biaya pada segmen sasarannya.
Strategi Fokus didasarkan pada
keyakinan bahwa perusahaan atau unit bisnis yang mengkonsentrasikan upaya-upaya
yang dilakukan dapat melayani target strategis yang sempit dengan lebih efisien
dibandingkan dengan para pesaingnya.
Resiko
dari Strategi Fokus adalah :
1.
Strategi focus ditiru
2.
Pesaing sasaran menghebohkan segmen
3.
Para pem-“focus” baru memecah segmen industri
g.
Strategi Turunan
Contoh dari Strategi Turunan adalah
Produk motor pada Astra Honda Motor (AHM) yang mengeluarkan beberapa produk
andalan untuk tetap menjaga eksistensinya dalam dunia perotomotifan. Misalnya
pada awalnya AHM mengeluarkan produk bernama PCX125, lalu selanjutnya PCX150,
dan seterusnya. Hal ini dinilai sebagai strategi turunan karena terdapat
kemiripan nama pada produk yang dihasilkan. Strategi turunan ini juga
menunjukkan berbagai produk yang beraneka ragam, namun tetap dalam 1 tujuan
yaitu salah satu ajang untuk mengkomunikasikan produk ke masyarakat.
Teori Strategi Generik dan
Keunggulan Bersaing, menurut Michael P. Porter (1997 dan 1998) mengemukakan
strategi agar dapat bersaing:
1.
Persaingan merupakan inti keberhasilan atau kegagalan. Hal ini bergantung pada
keberanian wirausaha untuk bersaing, strategi bersaing ini untuk mempertahankan
posisi keuntungan ketika menghadapi persaingan.
2.
Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan
untuk pelanggan maupun pembeli. Hal ini menggambarkan cara perusahaan memilih
dan mengimplementasikan strategi generik untuk mencapai dan mempertahankan
keunggulan bersaing.
3.
Dua jenis dasar keunggulan bersaing yaitu biaya rendah dan diferensiasi. Hal
ini menggambarkan jika biaya rendah memiliki kemampuan dalam mendesain produk
dan pasar yang lebih efisien dibandingkan pesaing. Sedangkan diferensiasi
adalah kemampuan menciptakan barang yang unik serta memiliki nilai lebih bagi
pembeli.
4.
Dasar keunggulan bersaing, menghasilkan strategi generik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi adalah pola sasaran, maksud
atau tujuan dan kebijakan serta rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan
itu, yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang di anut atau
yang akan di anut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi apa perusahaan
ini
Ada banyak strategi dalam bersaing
diantaranya: strategi bagi pemimpin pasar, bagi yang bukan pemimpin pasar dan
strategi lainnya. Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang
yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama, perubahan
karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi.
Menerapkan strategi secara tepat akan
berdampak pada kemampuan mereka (wirausaha) untuk bersaing dengan usaha lain
serta dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan dengan cara
mengembangkan inovasi produknya. Dengan terus menjaga dan mengembangkan sumber
keunggulan bersaingnya maka kelangsungan usaha tersebut akan tetap terjaga
B. Kritik dan Saran
Tingginya tingkat persaingan yang
ada harus dapat menjadi peluang bagi usaha kecil dankewirausahaan oleh karena
itu para wirausaha tidak hanya berfokus pada strategi inovasi danmenjalin
kemitraan seperti yang telah dibahas sebelumnya, tetapi strategi yang sangat
penting juga yaitu memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk
meningkatkankinerja.
No comments:
Post a Comment