1

loading...

Wednesday, October 31, 2018

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN IPA “Strategi Pembelajaran Kooperatif”

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN IPA “Strategi Pembelajaran Kooperatif”
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dilakukan dalam kondisi apapun untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan. Dalam proses belajar mengajar tidak bisa dianggap gampang karena memerlukankomponen-komponen yang saling berkaitan. Seperti interaksi antara guru dan siswa, sarana prasarana, administrasi, dan model pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membuat siswa lebih memahami pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Dalam model pembelajaran terdapat pendekatan dan metode yang digunakan. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik dalam mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran yang digunakan guru sangat berpengaruh dalam menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan kelancaran proses belajr mengajar, serta pencapaian prestasi pembelajaran yang memuaskan.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasrkan faham konstruktivis. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian, karakteristik dan prinsip dari strategi pembelajaraan kooperatif?
2.      Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif?
3.      Apakah kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran kooperatif?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian, karakteristik dan prinsip dari strategi pembelajaran kooperatif.
2.      Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan strategi  pembelajaran kooperatif.
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran kooperatif.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil belajar yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Dengan kata lain, cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima  serta merespons masukan-masukan dari siswa. Strategi pembelajaran diacukan sebagai penataan cara-cara, sehingga terwujud urutan langkah prosedur yang dapat digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.[1] Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dan dan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan permasalahan. Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
1.      Rustaman et al, (2003:206) menyatakan strategi pembelajaran kooperatif merupakan slah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berfikir rasional.
2.      Sugandi, (2002:14) pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungannya yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok.[2]
3.      Slavin dalam Isjoni pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.
4.      Sunal dan Hans dalam Isjoni mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif erupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran.
5.      Agus Suprijono mengemukakan bahwa pembelajarn kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Pembelajaran koperatif (cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan pada positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok. Cooperative learning lebih dari sekedar belajrar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompo-kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal.[3]
B.     Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif
       Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif  motivasi, sosial, perkembangan koknitif dan elaborasi kognitif.
       Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian, keberhasilan setiap individu pada dsarnya adalah keberhasilan kelompok.
       Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan.
       Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berfikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menanbah pengetahuan kognitifnya.[4]
Slavin (1995) mengemukan tiga konsep sentral karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu :
1.      Penghargaan kelompok
                  Pembelajaran kooperatif menggunakn tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan ini diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan.
2.      Pertanggung jawaban individu
      Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada pemblajaran individu dari semua anggota yang saling membantu dalam belajr. Adanya pertanggung jawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3.      Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
      Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skorsing yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skorsing ini siwa yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.[5]
C.    Prinsip Startegi pembelajaran kooperatif
Terdapat empat prinsip pembelajaran kooperatif yaitu:
1.      Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)
      Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian yugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua nggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkinn diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok.
2.      Tanggung jawab perseorangan (IndividualAccountability)
      Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang  pertama. Karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggota kelompoknya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawa sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
3.      Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
      Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda.
4.      Partisipasi dan komunikasi (participation communication)
      Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara menyatakan ketidak setujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggap baik dan berguna.[6]
D.    Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat tahap, yaitu:
1.      Penjelasan materi
Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok. Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab, bahkan kalau guru juga dapat menggunakan demonstarsi. Disamping itu, guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menatik siswa.
2.      Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Melalui pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandikan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
3.      Penilain
Penilaian dalam sistem pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan secara individu maupun secara kelompok. Tes individual biasanya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
4.      Pengakuan tim
Team recognition adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau diberi hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotovasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.[7]
E.     Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran kooperatif
a.      Keunggulan strategi pembelajaran kooperatif
1.      Melalui pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu tergantung pada guru, tetapi dapat kepercayaan kemampuanberpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2.      Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan, mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3.      Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk menghargai orang lain dan menghargai agar segala keterbatasannya serta menerima segala kekurangan.
4.      Pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar.
5.      Pembelajaran kooperatif merupakan setrategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang posotif dengan orang lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap positif terhadap sekolah.
6.      Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik.
7.      Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa mengelola informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8.      Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat mningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan berfikir. Hal ini berguna untuk pendidikan jangka panjang.
b.      Kelemahan strategi pembelajaran kooperatif
1.      Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
2.      Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup.
3.      Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung ada kecendrungan topik permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktuyang ditentukan.
4.      Saat diskusi terkadang hanya didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
5.      Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip pada anggota yang tidak disiplin.[8]






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pembelajaran koperatif (cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan pada positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok. strategi pembelajaran kooperatif merupakan slah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berfikir rasional. Dan pembelajaran kooperatif ini memiliki tiga konsep sentral karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu : Penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu, Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan.
  Prinsip-prinsip strategi pembelajaran kooperatif yaitu, Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), Tanggung jawab perseorangan (IndividualAccountability), Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), Partisipasi dan komunikasi (participation communication).

B.     Saran
Makalah yang kami buat ini belumlah sempurna, untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini. Semoga Dari makalah ini diharapkan dapat menjadi bekal kita nantinya sebagai calon pendidik agar tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.









DAFTAR PUSTAKA

FUAD, Jauhar. STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Studi Eksperimen). Jurnal Pemikiran Keislaman, [S.l.], v. 20, n. 1, mar, 2013(25 oktober 2018).
Nurmi, Strategi Pembelajaran Kooperatif Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Peserta Didik,
Vol 3,No 2,2010 (25 oktober 2018)
Sanjaya, Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Belajar. Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.
Walid,Ahmad.2017. Strategi Pembelajaran IPA.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.



[1] FUAD, Jauhar. STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Studi Eksperimen). Jurnal Pemikiran Keislaman, [S.l.], v. 20, n. 1, mar, 2013(25 oktober 2018).
[2] Nurmi, Strategi Pembelajaran Kooperatif Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Peserta Didik, Vol 3,No 2,2010 (25 oktober 2018)
[3] Walid,Ahmad.2017. Strategi Pembelajaran IPA.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
[4] Sanjaya, Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Belajar. Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.
[5] Walid,Ahmad.2017. Strategi Pembelajaran IPA.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
[6] Sanjaya, Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Belajar. Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.
[7] Sanjaya, Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Belajar. Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.
[8] Walid,Ahmad.2017. Strategi Pembelajaran IPA.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

No comments:

Post a Comment