MAKALAH Ilmu Perbandingan Agama “Agama Konghuchu”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut sepanjang sejarah, orang-orang Cina sudah hidup bermasya-rakat
dengan budaya yang tinggi sejak tahun 2007 SM. Beberapa sumber kuno
mengemukakan bahwa mereka telah mempunyai Sje-tsing yaitu buku tentang
pujian-pujian dan Shu Ching yaitu buku tentang sejarah, yang memberi kesan
bahwa mereka sudah percaya pada satu Tuhan (monoteisme) yang disebutnya Shang
ti atau Penguasa tertinggi yang berada di Tien (surga).
Kemudian orang-orang Cina itu di tanah airnya dipengaruhi ajaran Budha, Tao
dan Konghuchu, yang kemudian dibawa pula mereka yang pergi merantau. Konghuchu
atau Konfusius adalah seorang ahli filsafat Cina yang terkenal sebagai orang
pertama pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina
yang mendasar.
Definisi agama menurut agama Khonghucu, Berdasarkan kitab Zhong Yong
agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar
manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni
"hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat
kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus
satya menegakkan firmanNya.
Didalam makalah ini, penulis akan membahas tentang sejarah Agama Kong Hu
Chu dan Nabi Kongzi, Sejarah Agama Kong Hu Chu di Indonesia, Ajaran Pokok Agama
Kong Hu Chu, Konsep Ketuhanan Agama Kong Hu Chu, Kitab, Tempat Ibadah dan
Tarian Tradisional Agama Kong Hu Chu.
B.
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah di dalam
makalah ini adalah :
1.
Jelaskan
secara singkat Sejarah Agama Kong Hu Chu dan Nabi Kongzi !
2.
Jelaskan Sejarah Agama Kong Hu Chu di Indonesia !
3.
Bagaimana Konsep Ketuhanan
Dalam Agama Konghuchu dan Watak Sejati / Sifat Kodrati Umat Manusia, Menurut
Agama Konghuchu ? Jelaskan !
4.
Apa saja Ajaran Pokok Agama
Konghuchu dan Hal-hal yang Perlu Diketahui Dalam Agama Khonghucu ? jelaskan !
5.
Jelaskan Intisari ajaran Agama Konghuchu !
6.
Apa saja Kitab-Kitab Ajaran Agama Konghuchu ? Jelaskan
!
7.
Apa nama Tempat Ibadah
Agama Konghuchu ? & jelaskan apa peran Rohaniawan Agama Konghuchu !
8.
Jelaskan Sejarah Tahun Baru Imlek !
9.
Jelaskan bagaimana Berpuasa Dalam Agama Konghuchu !
10.
Sebutkan Nabi-Nabi Dalam Agama Konghuchu !
11.
Jelaskan Sejarah Barongsai
!
C.
Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penulisan dari makalah
ini adalah :
Untuk
memberikan pemahaman dan menambah wawasan ilmu pengetahuan terhadap para
Mahasiswa tentang sejarah Agama Konghuchu.
Sehingga, Mahasiswa diharapkan mampu
untuk lebih menghargai serta menerima keberadaan dan kepercayaan Agama
Konghuchu yang sebenarnya menyembah pada satu Tuhan (Monoteis) yang mereka
yakini.
Oleh karena itu, didalam makalah ini
Penulis mencoba memberikan pemaparan dan pemahaman secara detail tentang Agama
Konghuchu.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Agama Konghuchu dan Nabi Kongzi
Kelahiran Nabi
Kongzi, (Ayah : Siok Liang Hut, ibu : Gian
Tien Cai).
Sembahyang
di Bukit Ni, Jaman Chun Chiu, tatkala raja dinasti Ciu, Ling Ong memerintah 20 tahun,
tersebutlah di negeri Lo, seorang perwira yang bertubuh tinggi, besar, kuat
serta perkasa, bernama Khong Hut. alias Siok Liang. Lebih dari itu, beliau
seorang yang sederhana, jujur dan Satya. Beliau Satya kepada Thian, Tuhan Yang
Maha Esa, berbakti
kepada leluhur, mencintai, dan tenggang rasa kepada sesamanya
Beliau sudah berputeri 9 orang dan berputera seorang; namun sayang, anak
laki-laki yang hanya seorang, yang diberi nama Bing Phi atau Pik Ni itu
semenjak kecil telah cacat lumpuh kaki, sehingga dipandang tak dapat
melanjutkan kurun keluarganya. Hal ini amat mendukakan hati
beliau yang tak ingin melihat patah penghormatan kepada leluhurnya.
Ikut merasakan suasana prihatin itu, istri beliau, Ibu Gan, Tien cai,
sering mengikuti suaminya naik ke bukit Ni, melakukan puja dan doa ke hadirat
Thian, Tuhan Yang Maha Esa agar dikaruniai seorang putera yang suci dan mulia
untuk melanjutkan kurun keluarganya.
Muncul Sang Kilien, Doa suci seorang ibu yang khusyuk penuh iman itu
telah berkenan kepada THIAN, Tuhan Yang Maha Esa. Suatu malam Ibu Gan,
Tiencai beroleh penglihatan, datanglah Malaikat Bintang Utara dan berkata kepadanya, “Terimalah Karunia
Tuhan Yang Maha Esa seorang putera Agung dan Suci, seorang Nabi. Engkau harus
melahirkannya di lembah Khongsong.”
Sang Kilien, hewan suci berwujud
seperti seekor kijang atau anak lembu, bertanduk tunggal dan bersisik seperti
seekor naga. Dari mulutnya menyemburkan keluar sepotong Kitab dari batu kumala yang bertuliskan,
“Putera Sari Air Suci akan menggantikan dinasti Ciu yang sudah lemah dan akan
menjadi raja tanpa mahkota.” Ibu Tiencai mengikatkan pita
merah pada tanduk hewan itu. Kilien mengandung kias sifat
negatif dan positif (Iem Yang), hanya muncul kalau ada raja suci memerintah,
seperti pada jaman Giau dan Sun.
Lahir Nabi Khongcu (Kongzi), Pada malam suci tanggal 27 Pig Gwe (ada
yang menghitung bertepatan dengan tanggal 3 Oktober, ada yang menetapkan
tanggal 28 September) 551 SM, lahirlah Nabi Khongcu di dunia yang sudah lama
menantikanNya itu. Diceritakan, malam itu, saat menjelang kelahiran, muncullah
dua ekor naga berjaga-jaga di antara gunung-gunung dekat bangunan tua di lembah
Khongsong tempat kelahiranNya, Sungguh hari yang mulia ini penuh arti dan tidak
dapat dilupakan bagi umat yang beriman kepadaNya.
- Agama Kong
Hu Chu
Kongzi (Hua Yu) atau Khongcu (dialek Hokian) atau Confucius (Latin) adalah
nama nabi terakhir dalam agama Konghucu. Ia lahir tanggal 27, bulan 8,
tahun 0001 Imlek atau 551 SM. Kongzi adalah nabi terbesar dalam agama
Konghucu dan oleh sebab itu banyak orang yang kemudian menamai Ru Jiao sebagai
Confucianism, yang kemudian di Indonesia dikenal sebagai Agama Konghucu.
Peristiwa-peristiwa
Dalam Hidup Nabi :
1. Usia 3 tahun ayah beliau wafat.
2. Usia 6 tahun telah menunjukkan sifat-sifat kenabiannya; dalam
bermain senang mengajak dan memimpin kawan-kawannya menirukan orang melakukan
ibadah dan sembahyang.
3. Usia 15 tahun beliau telah memiliki semangat belajar yang luar
biasa.
4. Usia 19 tahun menikah dengan seorang gadis dari marga Jian Guan
dari Negeri Song.
5. Usia 20 tahun diangkat menjadi Menteri lumbung oleh Keluarga Besar.
Ji.
6. Usia 21 tahun dikarunia seorang putera yang diberi nama Li alias Bo
Yu.
7. Usia 24 tahun, ibu beliau wafat (ada yang mengatakan ibu Yan Zheng
Cai Wafat ketika beliau berusia 17 tahun). Beliau berkabung 3 tahun. Jenasah
kedua orang tuanya dimakamkan di gunung Fang Shan. Setelah selesai masa
berkabung beliau sudah banyak menerima murid.
8. Usia 29 tahun beliau belajar musik kepada Shi Xiang, seorang guru
musik yang termasyur.
9. Usia 30 tahun disertai dua orang murid: Nan-gong Jing-shu dan
Meng-yi Zi (keduanya putera bangsawan besar keluarga Meng, yakni Meng-xi Zi.
Beliau berkunjung ke Ibukota Negeri Zhou untuk mempelajari Li (Kesusilaan) dan
peradaban dinasti Zhou, disana beliau bertemu dengan penjaga perpustakaan
kerajaan bernama Lao Dan dan guru musik bernama Chang Hong.
10. Usia 35 tahun beliau ke Negeri Qi karena di Negeri Lu terjadi kekalutan
dan Raja mudanya Lu Zhao Gong lari ke Negeri Qi. Waktu itu Negeri Qi diperintah
oleh Raja Muda Qi JIng Gong dengan perdana menterinya Yan Ying atau Yan Ping Zhong
yang terkenal pandai.
11. Usia 36 tahun beliau kembali ke Negeri Lu dan meneruskan mendidik
murid-muridnya.
12. Usia 51 tahun sampai 55 tahun beliau aktif dalam pemerintahan yang
waktu itu Raja Mudanya ialah Lu Ding Gong. Beliau pernah menjabat sebagai
Walikota Zhong Dou dan menteri pekerjaan umum. Jabatan yang tertinggi dan
terakhir adalah sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Kehakiman Da Si Kou.
13. Usia 56 tahun pada hari Dong Zhi meninggalkan Negeri Lu dan mulai
pengembaraannya ke berbagai Negeri sebagai Mu-Duo (Genta Rohani Tuhan). TIAN
Tuhan Yang Maha Esa telah mengutus-Nya sebagai Nabi Segala Masa, Yang Lengkap,
Besar dan Sempurna/Ji Da Cheng. Beliau mengembara lebih kurang 13 tahun.
14. Tahun 483 SM Li atau Bo Yu, putera beliau meninggal dunia.
15. Tahun 482 SM Yan Hui, Murid yang termaju dan diharapkan menjadi
penerus beliau meninggal dunia.
16. Tahun 481 SM salah seorang pegawai Keluarga Besar Ji Kang Zi telah
membunuh Qi Lin dalam perburuan Raja Muda Lu Ai Gong.
17. Akhir tahun 480 SM Zi Lu atau Zhong You (murid beliau yang gagah
berani penuh kejujuran) gugur di Negeri Wei karena disana terjadi
pemberontakan.
18. Tanggal 18 Er Yue. Nabi Wafat.
B.
Sejarah Agama Kong Hu Chu di Indonesia
Penyebaran Agama KongHuChu, Agama Konghucu dipeluk berbagai bangsa di : Asia, Amerika dan
Eropa. Negara yang penduduknya banyak menganut agama atau setidaknya memahami
ajaran atau filosofi Konghucu (Ru Jiao) : Hongkong, Indonesia, Jepang,
Korea, Malaysia, Mongolia, Singapura, Taiwan, Tiongkok dan Vietnam. Hari
kelahiran Kongzi bahkan diperingati setiap tahun dengan berbagai acara ritual
dan prosesi keagama-an, seminar dan ditetapkan sebagai Hari Libur.
Menurut PBB tahun 1956, “Religion and Its Followers Throughout the
World”, pemeluk agama Konghucu berjumlah 300.290.500 jiwa. Di Indonesia
sendiri, kedatangan agama Konghucu diperkirakan telah terjadi sejak akhir jaman
pra sejarah, terbukti dari ditemukannya benda pra sejarah seperti kapak sepatu
yang terdapat di Indo China dan Indonesia, yang tidak terdapat di India dan
Asia Kecil. Penemuan ini membuktikan telah terjadi hubungan antara
kerajaan-kerajaan yang terdapat di daratan yang kita kenal sekarang sebagai
Tiongkok dengan Indonesia.
Pendiri Dinasti Xia, dinasti pertama dalam sejarah Tiongkok kuno,
adalah Xia Yu, yang merupakan orang Yunan, atau nenek moyang bangsa Melayu. Mengingat
masuknya Islam ke Indonesia banyak dibawa saudagar atau orang Tionghoa,
sedangkan agama asli orang Tionghoa adalah Ru Jiao (Konghucu) dan Da Jiao
(Tao), maka dapat dipastikan bahwa masuknya Islam, Konghucu dan Tao
berbarengan, sekitar abad XIII.
1. Berdirinya
lembaga-lembaga agama Khonghucu di Indonesia :
a. 1918 diresmikan Khong Kauw Hwee (Kong Jiao
Hui 孔教會) di kota Surakarta,
menyusul pula kota-kota lainnya.
b. Tahun 1920an Kong Jiao Hui 孔教會
Surabaya menerbitkan majalah Djiep Tek Tjie Boen (Ru De Zhi Men 入德之門).
c. 1923 mulai dilakukan musyawarah untuk
membentuk badan pusat
yang dinamakan
Khong Kauw Tjong Hwee (Kong Jiao Zong Hui 孔教總會) di Yogyakarta.
Bandung dipilih sebagai kedudukan pusat organisasi dan Poei Kok Gwan terpilih sebagai ketua umum.
Keputusan ini didukung oleh Khong Kauw Hwee dari kota Surabaya,
Sumenep, Kediri, Surakarta,
Semarang,
Blora, Purbolinggo, Cicalengka,
Wonogiri,
Yogyakarta,
Kartasura,
dan Pekalongan.
Pada tahun itu pula, diterbitkan majalah Khong Kauw Gwat Poo atau Kong Jiao Yue Bao 孔教月報.
d. 25 September 1924 diadakan Kongres di
Bandung yang tujuan utamanya membahas penyeragaman tata ibadah di seluruh tanah
air.
e. 25 Desember 1938 diadakan konferensi di
Surakarta dan kedudukan pusat dialihkan ke kota Surakarta, ketua umum Tio Tjien Ik, sekretaris Auw Ing Kiong dan diterbitkan majalah
bulanan Bok Tok Gwat Po (Mu Duo Yue Bao).
2. Berdirinya
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN)
Pada konferensi yang diselenggarakan di Sala pada tanggal 16 April
1955 disepakati dibentuk kembali Lembaga Tertinggi Agama Khonghucu Indonesia
dengan memakai nama Perserikatan K’ung Chiao Hui Indonesia yang diketuai Dr. Sardjono. Tanggal 16 April 1955
disepakati sebagai hari jadi Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia,
disingkat MATAKIN.
Dengan dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.
477/74054/ BA.01.2/ 4683/95 tanggal 18 November 1978 antara lain menyatakan bahwa
agama yang diakui oleh pemerintah yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha mulailah
keberadaan umat Khonghucu dipinggirkan. Keputusan politik ini yang sesungguhnya
batal demi hukum, karena sangat bertentangan dengan Hak Asasi Manusia,
disamping itu bertentangan dengan UUD pasal 29 ayat 2 yang memberikan kebebasan
beragama dan beribadat.
MATAKIN atas nama umat Khonghucu Indonesia telah menerima Pancasila
sebagai asas organisasinya tahun 1987 seperti tercantum dalam Anggaran Dasar
Pasal 2 Bab 2 (MATAKIN,1987:2). Pada tahun 1983 MATAKIN atas nama umat
Khonghucu Indonesia telah menyatakan kebulatan tekad untuk menerima Pancasila
sebagai asas tunggal dalam lembaga keagamaan mereka.
3. Agama
Khonghucu pada zaman Orde Baru
Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk
aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa
di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa
menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk agama, hanya 5 agama yang diakui.
Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai atheis
dan komunis),
pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama
yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Buddha,
Katolik,
atau Kristen. Klenteng
yang merupakan tempat ibadah kepercayaan tradisional Tionghoa juga terpaksa
mengubah nama dan menaungkan diri menjadi vihara
yang merupakan tempat ibadah agama Buddha.
4. Agama
Khonghucu pada zaman Orde Reformasi
Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai
mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan
presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan bahwa agama-agama yang
banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu,
Buddha dan Khonghucu.
Gus Dur secara terbuka pernah
menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa.
Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan Kim Han yang
menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden
Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak.
C.
Konsep Ketuhanan Dalam Agama Konghuchu dan Watak Sejati / Sifat Kodrati Umat Manusia, Menurut
Agama Konghuchu.
Ru
Jiao atau agama Konghucu adalah agama monoteis, percaya hanya pada satu Tuhan,
yang disebut sebagai Tian, Tuhan Yang Maha Esa atau Shangdi (Tuhan Yang Maha
Kuasa). Tuhan dalam konsep Konghucu tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan,
namun tiada satu wujud pun yang tanpa Dia. Dilihat tiada nampak, didengar tidak
terdengar, namun dapat dirasakan oleh orang beriman. Dalam Yijing dijelaskan
bahwa Tuhan itu Maha Sempurna dan Maha Pencipta (Yuan) : Maha Menjalin, Maha Menembusi
dan Maha Luhur (Heng) : Maha Pemurah, Maha Pemberi Rahmat dan Maha Adil (Li),
dan Maha Abadi Hukumnya (Zhen).
Sifat
kodrati atau watak sejati manusia (Xing) menurut Agama Konghucu adalah bersih dan baik, karena berasal dari Tian sendiri. Agar
sifat baik ini bisa terpelihara, maka manusia perlu berupaya hidup di dalam
Jalan yang diridhoi Tuhan (Jalan Suci,Dao). Menyadari bahwa agama-agama
diturunkan Tuhan lewat para nabi untuk kepentingan umat manusia, maka umat
Konghucu wajib hidup penuh susila, tepasalira, penuh toleransi dan penghormatan
kepada umat agama lain.
D.
Ajaran Pokok Agama Konghuchu dan Hal-hal yang Perlu Diketahui Dalam Agama Konghuchu
Seperti halnya ajaran pokok agama lain, dalam agama Konghucu
dikenal hubungan antara manusia dengan Sang Khalik dan hubungan antara sesama
manusia. Dalam kosa kata Agama Konghucu disebut sebagai Zhong Shu, Satya
kepada (Firman) Tuhan, dan Tepasalira (tenggang rasa) kepada sesama manusia. Prinsip
Tepasalira ini kemudian ditegaskan dalam beberapa sabdanya yang terkenal, “Apa
yang diri sendiri tiada inginkan, jangan diberikan kepada orang lain” dan “Bila
diri sendiri ingin tegak (maju), berusahalah agar orang lain tegak
(maju)”. Kedua sabda ini dikenal sebagai “Golden Rule” (Hukum Emas) yang
bersifat Yin dan Yang.
Dalam berbagai kesempatan Kongzi menekankan pentingnya manusia
mempunyai “Tiga Pusaka Kehidupan”, “Tiga Mutiara Kebajikan” atau “Tiga
Kebajikan Utama”, yaitu : Zhi, Ren dan Yong. Ditegaskan bahwa, “Yang Zhi
tidak dilamun bimbang”, yang “Ren tidak merasakan susah payah”, dan yang “Yong
tidak dirundung ketakutan”.
Hal-hal yang perlu diketahui dalam agama Konghuchu :
2.
menetapkan klenteng
sebagai tempat ibadah umat Khonghucu.
4.
Menetapkan tahun baru Imlek,
sebagai hari raya keagamaan resmi
5.
Hari-hari raya keagamaan lainnya : Imlek, Hari lahir
Khonghucu (28-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani
(Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek). Dan Rohaniawan,
Jiao Sheng (Penebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao
(Tokoh/Sesepuh).
E.
Intisari ajaran Agama Kong Hu Cu
1. Falsafah
Dasar
- Tian adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia
tidak dapat memahami hakikat sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan
ciri-ciri berikut:
Yuan : yang selalu hadir. Heng : yang selalu berhasil.
Li : selalu
membawa berkah. Zhen : selalu adil, tidak membeda-bedakan.
-
Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan
firman Tian (Tian
Ming) dalam diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya.
-
Ren / perikemanusiaan menjadi dua bagian, yaitu Zhong
(setia) dan Shu (solidaritas). Zhong kependekan dari istilah zhong yi
Tian (setia kepada Tuhan), yaitu berserah diri, lahir batin kepada
Tuhan. Shu merupakan dari istilah shu yi ren (solider kepada sesama
manusia atau "cinta kasih sejati".
2. Delapan
Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) agama Khonghucu :
a. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Cheng Xin Huang Tian)
b. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng
Juen Jie De)
c. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang
(Cheng Li Ming Ming)
d. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh
(Cheng Zhi Gui Shen)
e. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng
Yang Xiao Shi)
f. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi
Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
g. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu
Jing (Cheng Qin Jing Shu)
h. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng
Xing Da Dao)
3. Lima Sifat
Mulia (Wu Chang) :
a. Ren - Cinta Kasih, yaitu sifat mulia
pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran,
tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan
sifat manusia yang paling mulia dan luhur.
b.
Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban, yaitu sifat mulia
pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Bila Ren
sudah ditegakkan, maka Yi harus menyertai.
c.
Li - Kesusilaan/ Kepantasan, yaitu sifat mulia pribadi
seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan budi pekerti.
d.
Zhi – Bijaksana, yaitu sifat mulia pribadi seseorang
yang arif bijaksana dan penuh pengertian.
e.
Xin - Dapat dipercaya, yaitu sifat pribadi seseorang
yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menetapti
janji.
4. Lima Etika
(Wu Lun)
Lima hubungan norma etika dalam
bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi manusia.
a. Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
b. Hubungan antara Suami dan Isteri
c. Hubungan antara Orang tua dan anak
d. Hubungan antara Kakak dan Adik
e. Hubungan antara Kawan dan Sahabat
5. Delapan
Kebajikan (Ba De)
a. Xiao - Laku Bakti : yaitu berbakti kepada
orangtua, leluhur, dan guru.
b. Ti - Rendah Hati : yaitu sikap kasih sayang
antar saudara.
c. Zhong - Setia : yaitu kesetiaan terhadap, teman,
kerabat,
d. dan negara.
e. Xin - Dapat Dipercaya
f. Li - Susila : yaitu sopan santun dan
bersusila.
g. Yi - Bijaksana : yaitu berpegang teguh pada
kebenaran.
h. Lian-Suci Hati : yaitu sifat hidup yang
sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
i. Chi-Tahu Malu: yaitu sikap malu jika
melanggar etika / budi pekerti.
F.
Kitab-Kitab Ajaran Agama Konghuchu
Agama Khonghucu memiliki 2 (dua) kitab utama yaitu Kitab Si Shu (四书) dan Kitab Wu Jing (五经).
1.
Kitab
Si Shu 四書
Kitab Si Shu (四书) yang langsung bersumber pada Nabi Khongcu hingga, Meng Zi (hokian:
Bingcu – 孟子). Terdiri dari beberapa bab, yaitu :
a.
Da Xue / Thai Hak (大學) (Kitab Ajaran Besar
-
Merupakan Kitab Tuntunan Pembinaan Diri.
-
Ditulis oleh Cing Cu / Zheng Zi atau
Cham / Can alias Cu I /Zi
Xing murid Nabi Khongcu yang mampu memahami asasYi Yi Guan Zhi.
Xing murid Nabi Khongcu yang mampu memahami asasYi Yi Guan Zhi.
-
Tdd Bab Utama dan 10 Bab uraian, 1.753 huruf + 134
huruf (dari Bab V substitusi Cu Hi / Zhu Xi). Yang tersurat pada
Bab Utama adalah ayat langsung dari Nabi Khongcu sendiri.
b.
Zhong Yong / Tiong Yong (中庸) (Kitab Tengah Sempurna)
-
Ditulis oleh Cu Su / Zi Si alias Khong Khiep / Kong Ji
cucu Nabi Khongcu. Terdiri dari Bab Utama dengan 32 bab uraian, 3.568 huruf.
-
Merupakan Kitab Keimanan.
c.
Lun Gi / Lun Yu (論語) (Kitab Sabda Suci)
- Terdiri dari 2 (dua) jilid, masing-masing
10 Bab, 15.917 huruf.
- Merupakan kumpulan tulisan percakapan & diskusi, terutama antara
Cingcu dan Yucu.
Cingcu dan Yucu.
- Cakupan aspek ajaran Nabi Khongcu dan ajarannya, selaku Bok Tok
terdapat dalam Kitab ini.
terdapat dalam Kitab ini.
d. Meng Zi / Bing Cu (孟子) (Kitab Bingcu)
- Karya Bing Cu / Meng Zi dan para muridnya Ban Ciang / Wan Zhang
dan Khong Sun Thio / Gong Sun Chou.
dan Khong Sun Thio / Gong Sun Chou.
- Tdd 7 bab masing-masing 2 bagian,
35.377 huruf.
- Penegasan Bing Cu menegakkan
Kemurnian Ajaran Nabi Khongcu.
2. Kitab Wu
Jing 五 經
(Untaian
Lima Kitab) merupakan kitab-kitab Suci yang berasal
dari para Nabi Purba & Raja Suci, merupakan Kitab yang mendasari Agama
Khonghucu. Wu Jing ini dihimpun oleh Nabi Khongcu. Terdiri dari :
a.
Shi Jing 詩經 (Kitab Sajak)
Disebut pula Pa Jing (Kitab Kuncup Bunga).
Tdd 39.222 huruf. Merupakan kumpulan 311 sajak dari seleksi ± 3000 sajak yang
dilakukan Nabi Khongcu, kini tinggal 305 buah sajak, Sajak-sajaknya adalah :
Guo Feng (國 風), Nyanyian Rakyat (menggambarkan
adat–istiadat) 15 buku 160 Sanjak, Xiao Ya (小 雅), Pujian Kecil (Puja pengiring upacara di
istana) 8 buku 80 Sanjak, Da Ya (大 雅), Pujian Besar (Kidung Puja untuk Wen
Wang 文 王 3 buku 3 Sanjak, Song (頌) , Kidung Suci mengiringi peribadahan
3 buku 40 Sanjak
b.
Shu Jing 書經 (Kitab Hikayat)- Kitab Dokumentasi Sejarah Suci
Terdiri dari 25.700 huruf dengan 58 bab (4 buku 6 jilid). Kitab yang
dihimpun oleh Nabi Kongzi (孔 子) . Shu Jing terbagi menjadi :
-
Yu Shu, di dalamnya ada Giaw Tian / Yao Dian dan
Sun Tian / Shun Dian (Perundangan Baginda Yao dan Shun).
-
Xia Shu, 4 bab naskah Dinasti Xia (2205
– 1766 SM).
-
Shang Shu, 17 bab naskah Dinasti Shang (1766
– 1122 SM).
-
Zhou Shu, 3 jilid 32 bab naskah Dinasti Zhou (1122 –
255 SM).
c.
Yi Jing 易經 (Kitab Perubahan)
Disebut Xi Jing (羲 經), Kitab Baginda Fu Xi (伏 羲) tahun 2953 – 2838
SM. Kitab ini adalah Kitab Wahyu yang mempunyai
nilai universal.
Tafsir atas Tuan; Tuan
Zhuan (彖 傳)
2 Jilid
Tafsir atas Xiang; Xiang
Zhuan (象 傳)
2 Jilid
Tafsir Besar, Xi Ci
Zhuan
(繫 辭 傳)
2 Jilid
Tafsir Rohani atau Sari Pati,
Wen
Yan (文 言)
1 Jilid
Diskusi tentang Diagram, Suo Gua Zhuan
(說 卦 傳) 1 jilid
Peraturan tentang Diagram, Xu Gua
Zhuan (序 卦 傳) 1 Jilid
Serba-Serbi tentang Diagram, Za Gua
Zhuan (雜 卦 傳) 1 Jilid
d.
Li Jing (禮經) – Kitab Kesusilaan
Disebut juga Dai Jing (kumpulan orang
marga Tay). Terdiri dari 99.020
huruf. Kitab ini sebenarnya terdiri dari tiga Kitab yaitu
:
-
Zhou Li (周 禮) : Kesusilaan Dinasty Zhouhuruf.
Pemerintahan Zhou
-
Yi Li (儀 禮) : Kesusilaan dan
Peribadahan Nama lain, Li Gu Jing (禮 古 經) , Kitab
Peribadahan Kuno
-
Li Ji (禮 記) : Catatan Kesusilaan Nama lain, Dai
Jing (戴 經), Kitab Marga Dai.
e.
Chun Qiu Jing (春秋經) – Kitab Chun Chiu
Disebut juga Lin Jing karena Nabi Khongcu mengakhiri tulisan deng-an
peristiwa terbunuhnya sang Kilin. Terdiri dari 18.000 huruf yang ditulis Nabi
Khongcu.
G.
Tempat Ibadah
& Rohaniawan Agama Konghuchu
Tempat ibadah
Konghucu adalah Litang, Miao (Bio), Kongzi Miao, Khongcu Bio dan Kelenteng.
Litang, selain merupakan tempat sembahyang, juga merupakan tempat kebaktian
berkala (biasanya setiap hari Minggu atau tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek).
Di sini umat mendapat siraman rohani (khotbah) dari para rohaniwan. Miao dan
Kelenteng biasanya hanya merupakan tempat sembahyang.
Rohaniwan agama
Konghucu terdiri atas : Xueshi, Wenshi, Jiaosheng, Zhanglao dan Ketua-Ketua/Pimpinan-Pimpinan
Majelis dan Tempat Ibadah. Sebelum menjadi Xueshi (biasa disingkat Xs), harus
melalui jenjang Wenshi (Ws). Sebelum menjadi Wenshi, harus melalui jenjang
Jiaosheng (Js). Tokoh yang sudah mencapai tingkatan sesepuh atau sangat senior
di sebut Zhanglao (Zl).
Setiap
rohaniwan, sesepuh dan para pimpinan tempat ibadah yang memegang mandat dan
Surat Pengangkatan dari Dewan Pengurus Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia
(MATAKIN) / menerima Surat Liyuan Rohaniwan (persidian, peneguhan iman) dari
Dewan Rohaniwan MATA-KIN, memiliki kewenangan :
a.
Menyelenggarakan
kebaktian bagi umat Konghucu di daerahnya.
b.
Melakukan
Liyuan umat.
c.
Memimpin
berbagai upacara suci bagi umat Konghucu, sesuai Hukum Agama Konghucu, termasuk
Hukum Perkawinan Agama Konghucu, yang diatur dalam Tata Agama Konghucu.
H.
Sejarah Tahun Baru Imlek
Imlek
adalah religi dan tradisi Konfucian (Rujiao / Kongjiao). Kalender Imlek (Yin li)
adalah kalender yang dihitung mulai dari tahun lahirnya Nabi Kongzi
tahun 551 SM. Jadi tahun 2007 ini berarti tahun 551+2007 = 2558 Imlek. Karena
awal tahunnya dimulai dari awal kelahiran Sang Nabi, maka kalender Imlek juga
disebut Khongcu-lek.
Kalender Imlek
pertama kali diciptakan oleh Huang Di, seorang Nabi/Raja agung dalam agama
Ru jiao / Khonghucu. Lalu kalender ini diteruskan oleh Xia Yu, sorang raja suci/nabi dalam agama
Khonghucu pada Dinasti Xia (2205-1766SM). Dengan jatuhnya
dinasti Xia dan diganti oleh Dinasti Shang
(1766-1122 SM), maka system kalendernya juga berganti. Tahun barunya dimulai
tahun 1 dan bulannya maju 1 bulan sehingga kalau kalender yang dipakai Xia
tahun baru jatuh pada awal musim semi.
Dinasti Shang
lalu diganti oleh Dinasti Zhou (1122-255SM), dan bergantilah
system penanggalannya juga. Tahun barunya jatuh pada saat matahari berada di
garis 23,5 derajat Lintang Selatan yaitu tanggal 22 Desember saat puncak musim
dingin. Dinasti Zhou lalu diganti Dinasti Qin
(255-202 SM). Begitu pula ketika Dinasti Qin diganti oleh Dinasti Han
(202 SM-206 M).
Pada zaman Dinasti Han,
Kaisar Han Wu Di yang memerintah pada tahun
140-86 SM lalu mengganti sistem kalendarnya dan mengikuti anjuran Nabi Kongzi
untuk memakai system Dinasti Xia. Dan sebagai penghorma-tan atas Nabi Kongzi,
maka tahun kelahiran Nabi Kongzi 551 SM ditetap-kan sebagai tahun ke-1. Dengan
demikian penanggalan Imlek adalah pera-yaan umat Khonghucu.
Kata kebajikan yang dikenang
Konghucu/Konfusius :
“Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam
tindakan.”
“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”
I.
Puasa Dalam Agama Konghucu
Dalam agama Khonghucu, kita mengenal adanya
ibadah berpuasa (Chai). Sebagaimana tertulis dalam Kitab Kesusilaan (Li-Ji)
XXII yang berbunyi : “Ketika tiba waktu menaikan sembahyang, seorang Susilawan
akan bersuci diri dengan cara berpuasa lahir bathin.
Makna puasa dalam agama Khonghucu ada 2,
yaitu :
1. Sebagai sarana mensucikan diri dalam
persiapan melaksanakan sembahyang besar kepada Tuhan YME.
2. Sebagai pelatihan mengendalikan diri agar
selalu dapat menjaga perilaku, tutur kata, dan perbuatan yang tidak melanggar
kesusilaan, sehingga jiwa kita sepenuhnya dapat kembali pada Cinta Kasih.
Nabi Khongcu bersabda ”Bila setiap orang dalam
setiap hari dapat kembali kepada Kesusilaan, maka dunia akan kembali kepada
Cinta Kasih. Puasa dari bentuknya, menggolongkan puasa menjadi 2 jenis, yaitu
Puasa secara Rohani dan Puasa secara Jasmani.
Puasa secara Rohani itu, wajib dilakukan secara terus menerus
setiap saat oleh umat, wujudnya adalah : memegang teguh pada sikap yang
membatasi diri terhadap 4 pantangan, yaitu “Tidak melihat yang tidak susila,
tidak mendengar yang tidak susila, tidak membicarakan yang tidak susila, dan
tidak melakukan yang tidak susila.”
Sementara Puasa secara Jasmani, ada beberapa bentuk, secara garis besarnya
adalah Berpantang makan daging (vegetarian) secara berkala pada hari sembahyang
tertentu, Berpantang makan daging secara permanen. Puasa penuh, tidak makan dan
minum dari pagi sampai sore pada hari sebelum melakukan sembahyang besar. Perlu
menjadi catatan, bahwa pada saat melaksanakan Puasa secara Jasmani itu, tidak
boleh meninggalkan Puasa Rohaninya.
Pada saat menjelang sembahyang besar “Cing
Thien Kong/ Pai Thi Kong” Berpantang daging dan berpuasa 1 hari setelah
merayakan Tahun Baru Imlek, pada tanggal 2 s/d 8 bulan pertama Imlek, dengan
cara seperti berikut :
1. Pada tanggal 2 s/d 7 bulan pertama Imlek,
makannya tanpa daging.
2. Pada tanggal 8 bulan pertama Imlek
dilakukan puasa penuh dari pukul 05.30 s/d pukul 22.00. Sebelumnya pada sore
harinya tanggal 8 tersebut saat mandi keramas.
3. Tepat pada pukul 21.00 saat dimulai
sembahyang besar s/d pukul 22.00.
4. Selesai sembahyang baru dimulai berbuka
puasa dengan makanan tanpa daging.
J.
Nabi-Nabi Dalam Agama Konghucu
Sheng Ren (聖 人) adalah istilah nabi
dalam Agama Khonghucu. Dalam Agama Khonghucu setidaknya dikenal ada banyak
nabi, mulai dari Fu Xi sampai Nabi Kong Zi.
1. Fu Xi 伏 羲 (2953 – 2838 s.M.).
2. Nu Wa 女媧 (Sejaman Fu Xi).
3. Shen Nong 神 農 (2838 - 2698 s.M.).
4. Huang Di 黃 帝 / Oey Tee (2698 – 2598
s.M.).
5. Permaisuri Huang Di, Lei Zu 嫘 祖 (sejaman dengan Huang
Di).
6. Cang Jie 蒼頡.
7. Jiang Yuan 姜 嫄.
8. Yao 堯 / Giau (2357 – 2255 s.M.)
9. Shun 舜 (2255 – 2205 s.M.).
10. Hou Ji 后稷.
11. Gao Yao皋 陶 (Sejaman dengan Raja
Yao).
12. Xia Yu 夏 禹 atau Yu Agung.
13. Xie 契.
14. Yi 益 (abad 23 / 22 s.M.).
15. Yi Yin伊 尹 (abad 17 s.M.).
16. Shang Tang 商 湯 / Cheng Tang 成 湯 (1783 - 1753s.M).
17. Nabi Lai Zu 莱 朱, Peng Zhu atau Zhong Hui 仲 虺.
18. Wat / Yue 說 (abad 14/13 SM).
19. Gong Liu 公劉.
20. Bo Yi 伯 夷dan Shu Qi 叔 齊 (abad ke 12 s.M.).
21. Tai Jiang 太姜.
22. Tai Ren 太 任.
23. Wen Wang 文 王 atau Nabi Ji Chang 姬 昌.
24. Nabi Jiang Ji Ya 姜子牙, atau Tai Gong Wang 太公望.
25. Zhou Gong 周 公 / Pangeran Zhou.
26. Liu Xia Hui 柳 下 惠.
27. Yan Zheng Zai 顏 徵 在 (abad ke 6 s.M.).
28. Kong Zi 孔 子 (551 s.M. – 479
s.M.).
K.
Sejarah Barongsai
Barongsai adalah tarian tradisional China dengan menggunakan sarung yang
menyerupai singa. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama
tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga
sebelum masehi.
Kesenian
Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589
Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan
pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama
Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu.
Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian barongsai melegenda.
Fungsi
Barongsai Secara
tradisional, orang China menggunakan barongsai sebagai simbol pembawa
kesuksesan dan keberuntungan; digunakan pada acara-acara perayaan seperti Tahun Baru Imlek
dan pada acara-acara seremoni seperti pembukaan tempat usaha baru. Barongsai
juga dipercaya dapat “membersihkan” suatu tempat dari hal-hal negatif. Dalam Feng Shui,
barongsai memiliki beberapa arti yang dapat dapat membuat tempat anda menjadi
lebih bagus karena :
1.
Menghilangkan
energi negatif – Suara yang nyaring dari drum dan gembrengan akan menyucikan
atau membersihkan sebuah daerah/tempat yang chi/energi negatif dan jelek,
menjadi energi yang baru dan bagus.
2.
Mengusir
roh halus yang tidak baik – Kekuatan dari tarian dan keberadaan dari barongsai
akan cukup untuk mengusir roh jahat keluar dari lokasi, dan memastikan bahwa
usaha yang Anda kerjakan lebih sukses.
3.
Membawa
Keberuntungan – Sebagai simbol kekuatan dan membawa keberuntungan, dengan
keberadaan barongsai.
Barongsai nomor lantai Barongsai
nomor tonggak
(Tradisional) (Internasional)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kelahiran
Nabi Kongzi, (Ayah : Siok
Liang Hut, ibu : Gian Tien Cai). Kongzi (Hua Yu) atau Khongcu (dialek Hokian) atau
Confucius (Latin) adalah nama nabi terakhir dalam agama Konghucu. Ia
lahir tanggal 27, bulan 8, tahun 0001 Imlek atau 551 SM. Kongzi adalah
nabi terbesar dalam agama Konghucu dan oleh sebab itu banyak orang yang
kemudian menamai Ru Jiao sebagai Confucianism, yang kemudian di Indonesia
dikenal sebagai Agama Konghucu.
MATAKIN atas nama umat Khonghucu Indonesia telah menerima Pancasila
sebagai asas organisasinya tahun 1987 seperti tercantum dalam Anggaran Dasar
Pasal 2 Bab 2 (MATAKIN, 1987:2). Pada tahun 1983 MATAKIN atas nama umat Konghucu
Indonesia telah menyatakan kebulatan tekad untuk menerima Pancasila sebagai
asas tunggal dalam lembaga keagamaan mereka.
Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk
aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di
Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa
menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk agama, hanya 5 agama yang diakui.
Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai
mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan
presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan bahwa agama-agama yang
banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu,
Buddha dan Khonghucu.
Tuhan dalam konsep Konghucu tidak dapat diperkirakan dan
ditetapkan, namun tiada satu wujud pun yang tanpa Dia. Dilihat tiada nampak,
didengar tidak terdengar, namun dapat dirasakan oleh orang beriman.
Sifat kodrati atau watak sejati manusia (Xing) menurut Agama
Konghucu adalah bersih dan baik, karena
berasal dari Tian sendiri. Seperti halnya ajaran pokok agama lain, dalam agama
Konghucu dikenal hubungan antara manusia dengan Sang Khalik dan hubungan
antara sesama manusia.
Intisari ajaran Agama Kong Hu Chu :
1. Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)
agama Khonghucu
2. Lima Sifat Mulia (Wu Chang)
3. Lima Etika (Wu Lun)
4. Delapan Kebajikan (Ba De)
5. Kitab-Kitab Ajaran Agama Konghuchu
Agama Khonghucu memiliki 2 (dua) kitab utama yaitu Kitab Si Shu (四书) dan Kitab Wu Jing (五经).
Tempat ibadah Konghucu adalah Litang, Miao (Bio), Kongzi Miao,
Khongcu Bio dan Kelenteng. sebagai penghorma-tan atas Nabi Kongzi, maka tahun
kelahiran Nabi Kongzi 551 SM ditetap-kan sebagai tahun ke-1. Dengan demikian
penanggalan Imlek adalah pera-yaan umat Khonghucu.
Dalam agama Khonghucu, kita mengenal adanya
ibadah berpuasa (Chai). Sebagaimana tertulis dalam Kitab Kesusilaan (Li-Ji)
XXII yang berbunyi : “Ketika tiba waktu menaikan sembahyang, seorang Susilawan
akan bersuci diri dengan cara berpuasa lahir bathin.
Sejarah Barongsai, Barongsai adalah tarian tradisional China dengan menggunakan sarung yang
menyerupai singa. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama
tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga
sebelum masehi.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarrak,
Zakky, 2008. MPKT Buku Ajar II : Manusia, Akhlak, Budi Pekerti dan
Masyarakat. Depok : Penerbit FEUI
Kaelany,
DR, 2009. Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press
Andi. 2011. Agama di Indonesia. (http://lamanbaca.blogspot.com/2011/08/agama-di-indonesia.html
diakses (Tanggal 10 desember 2013)
@ Dirangkum oleh Ws. Budi S. Tanuwibowo, Ketua Umum “MATAKIN”,
dari berbagai sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
Depan.....................................................................................
Kata
Pengantar..................................................................................... i
Daftar
Isi................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Agama Kong Hu Chu dan Nabi Kongzi.............................. 3
B. Sejarah Agama Kong Hu Chu di Indonesia...................................... 6
C. Konsep Ketuhanan Dalam Agama Konghuchu dan Watak Sejati
/ Sifat Kodrati Umat
Manusia, Menurut Agama Konghuchu........... 10
D. Ajaran Pokok Agama Konghuchu dan Hal-hal yang Perlu
Diketahui Dalam Agama Khonghuchu............................................. 10
E. Intisari ajaran Agama Konghuchu..................................................... 11
F. Kitab-Kitab Ajaran Agama Konghuchu........................................... 13
G. Tempat Ibadah & Rohaniawan Agama Konghuchu......................... 17
H. Sejarah
Tahun Baru Imlek................................................................. 18
I. Puasa Dalam Agama Konghuchu...................................................... 19
J. Nabi-Nabi Dalam Agama Konghuchu.............................................. 20
K. Sejarah Barongsai.............................................................................. 21
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................ 23
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................
No comments:
Post a Comment