1

loading...

Thursday, November 1, 2018

MAKALAH Ilmu Perbandingan Agama “Agama Konghuchu”

MAKALAH  Ilmu Perbandingan Agama  “Agama Konghuchu”

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Menurut sepanjang sejarah, orang-orang Cina sudah hidup bermasya-rakat dengan budaya yang tinggi sejak tahun 2007 SM. Beberapa sumber kuno mengemukakan bahwa mereka telah mempunyai Sje-tsing yaitu buku tentang pujian-pujian dan Shu Ching yaitu buku tentang sejarah, yang memberi kesan bahwa mereka sudah percaya pada satu Tuhan (monoteisme) yang disebutnya Shang ti atau Penguasa tertinggi yang berada di Tien (surga).
Kemudian orang-orang Cina itu di tanah airnya dipengaruhi ajaran Budha, Tao dan Konghuchu, yang kemudian dibawa pula mereka yang pergi merantau. Konghuchu atau Konfusius adalah seorang ahli filsafat Cina yang terkenal sebagai orang pertama pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang mendasar.
Definisi agama menurut agama Khonghucu, Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.
Didalam makalah ini, penulis akan membahas tentang sejarah Agama Kong Hu Chu dan Nabi Kongzi, Sejarah Agama Kong Hu Chu di Indonesia, Ajaran Pokok Agama Kong Hu Chu, Konsep Ketuhanan Agama Kong Hu Chu, Kitab, Tempat Ibadah dan Tarian Tradisional Agama Kong Hu Chu.




B.            Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah di dalam makalah ini adalah :
1.         Jelaskan secara singkat Sejarah Agama Kong Hu Chu dan Nabi Kongzi !
2.         Jelaskan Sejarah Agama Kong Hu Chu di Indonesia !
3.         Bagaimana Konsep Ketuhanan Dalam Agama Konghuchu dan Watak Sejati / Sifat Kodrati Umat Manusia, Menurut Agama Konghuchu ? Jelaskan !
4.         Apa saja Ajaran Pokok Agama Konghuchu dan Hal-hal yang Perlu Diketahui Dalam Agama Khonghucu ? jelaskan !
5.         Jelaskan Intisari ajaran Agama Konghuchu !
6.         Apa saja Kitab-Kitab Ajaran Agama Konghuchu ? Jelaskan !
7.         Apa nama Tempat Ibadah Agama Konghuchu ? & jelaskan apa peran Rohaniawan Agama Konghuchu !
8.         Jelaskan Sejarah Tahun Baru Imlek !
9.         Jelaskan bagaimana Berpuasa Dalam Agama Konghuchu !
10.     Sebutkan Nabi-Nabi Dalam Agama Konghuchu !
11.     Jelaskan Sejarah Barongsai !

C.           Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penulisan dari makalah ini adalah :
Untuk memberikan pemahaman dan menambah wawasan ilmu pengetahuan terhadap para Mahasiswa tentang sejarah Agama Konghuchu.
Sehingga, Mahasiswa diharapkan mampu untuk lebih menghargai serta menerima keberadaan dan kepercayaan Agama Konghuchu yang sebenarnya menyembah pada satu Tuhan (Monoteis) yang mereka yakini.
Oleh karena itu, didalam makalah ini Penulis mencoba memberikan pemaparan dan pemahaman secara detail tentang Agama Konghuchu.



BAB II
PEMBAHASAN

A.           Sejarah Agama Konghuchu dan Nabi Kongzi

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2d/Confucius_02.png

Kelahiran Nabi Kongzi, (Ayah : Siok Liang Hut, ibu : Gian Tien Cai).
Sembahyang di Bukit Ni, Jaman Chun Chiu, tatkala raja dinasti Ciu, Ling Ong memerintah 20 tahun, tersebutlah di negeri Lo, seorang perwira yang bertubuh tinggi, besar, kuat serta perkasa, bernama Khong Hut. alias Siok Liang. Lebih dari itu, beliau seorang yang sederhana, jujur dan Satya. Beliau Satya kepada Thian, Tuhan Yang Maha Esa, berbakti kepada leluhur, mencintai, dan tenggang rasa kepada sesamanya
Beliau sudah berputeri 9 orang dan berputera seorang; namun sayang, anak laki-laki yang hanya seorang, yang diberi nama Bing Phi atau Pik Ni itu semenjak kecil telah cacat lumpuh kaki, sehingga dipandang tak dapat melanjutkan kurun keluarganya. Hal ini amat mendukakan hati beliau yang tak ingin melihat patah penghormatan kepada leluhurnya.
Ikut merasakan suasana prihatin itu, istri beliau, Ibu Gan, Tien cai, sering mengikuti suaminya naik ke bukit Ni, melakukan puja dan doa ke hadirat Thian, Tuhan Yang Maha Esa agar dikaruniai seorang putera yang suci dan mulia untuk melanjutkan kurun keluarganya.

Muncul Sang Kilien, Doa suci seorang ibu yang khusyuk penuh iman itu telah berkenan kepada THIAN, Tuhan Yang Maha Esa. Suatu malam Ibu Gan, Tiencai beroleh penglihatan, datanglah Malaikat Bintang Utara dan berkata kepadanya, “Terimalah Karunia Tuhan Yang Maha Esa seorang putera Agung dan Suci, seorang Nabi. Engkau harus melahirkannya di lembah Khongsong.” 
Sang Kilien, hewan suci berwujud seperti seekor kijang atau anak lembu, bertanduk tunggal dan bersisik seperti seekor naga. Dari mulutnya menyemburkan keluar sepotong Kitab dari batu kumala yang bertuliskan, “Putera Sari Air Suci akan menggantikan dinasti Ciu yang sudah lemah dan akan menjadi raja tanpa mahkota.” Ibu Tiencai mengikatkan pita merah pada tanduk hewan itu. Kilien mengandung kias sifat negatif dan positif (Iem Yang), hanya muncul kalau ada raja suci memerintah, seperti pada jaman Giau dan Sun.
Lahir Nabi Khongcu (Kongzi), Pada malam suci tanggal 27 Pig Gwe (ada yang menghitung bertepatan dengan tanggal 3 Oktober, ada yang menetapkan tanggal 28 September) 551 SM, lahirlah Nabi Khongcu di dunia yang sudah lama menantikanNya itu. Diceritakan, malam itu, saat menjelang kelahiran, muncullah dua ekor naga berjaga-jaga di antara gunung-gunung dekat bangunan tua di lembah Khongsong tempat kelahiranNya, Sungguh hari yang mulia ini penuh arti dan tidak dapat dilupakan bagi umat yang beriman kepadaNya.

-       Agama Kong Hu Chu
Kongzi (Hua Yu) atau Khongcu (dialek Hokian) atau Confucius (Latin) adalah nama nabi terakhir dalam agama Konghucu.  Ia lahir tanggal 27, bulan 8, tahun 0001 Imlek atau 551 SM.  Kongzi adalah nabi terbesar dalam agama Konghucu dan oleh sebab itu banyak orang yang kemudian menamai Ru Jiao sebagai Confucianism, yang kemudian di Indonesia dikenal sebagai Agama Konghucu.

Peristiwa-peristiwa Dalam Hidup Nabi :
1.    Usia 3 tahun ayah beliau wafat.
2.    Usia 6 tahun telah menunjukkan sifat-sifat kenabiannya; dalam bermain senang mengajak dan memimpin kawan-kawannya menirukan orang melakukan ibadah dan sembahyang.
3.    Usia 15 tahun beliau telah memiliki semangat belajar yang luar biasa.
4.    Usia 19 tahun menikah dengan seorang gadis dari marga Jian Guan dari Negeri Song.
5.    Usia 20 tahun diangkat menjadi Menteri lumbung oleh Keluarga Besar. Ji.
6.    Usia 21 tahun dikarunia seorang putera yang diberi nama Li alias Bo Yu.
7.    Usia 24 tahun, ibu beliau wafat (ada yang mengatakan ibu Yan Zheng Cai Wafat ketika beliau berusia 17 tahun). Beliau berkabung 3 tahun. Jenasah kedua orang tuanya dimakamkan di gunung Fang Shan. Setelah selesai masa berkabung beliau sudah banyak menerima murid.
8.    Usia 29 tahun beliau belajar musik kepada Shi Xiang, seorang guru musik yang termasyur.
9.    Usia 30 tahun disertai dua orang murid: Nan-gong Jing-shu dan Meng-yi Zi (keduanya putera bangsawan besar keluarga Meng, yakni Meng-xi Zi. Beliau berkunjung ke Ibukota Negeri Zhou untuk mempelajari Li (Kesusilaan) dan peradaban dinasti Zhou, disana beliau bertemu dengan penjaga perpustakaan kerajaan bernama Lao Dan dan guru musik bernama Chang Hong.
10.  Usia 35 tahun beliau ke Negeri Qi karena di Negeri Lu terjadi kekalutan dan Raja mudanya Lu Zhao Gong lari ke Negeri Qi. Waktu itu Negeri Qi diperintah oleh Raja Muda Qi JIng Gong dengan perdana menterinya Yan Ying atau Yan Ping Zhong yang terkenal pandai.

11.  Usia 36 tahun beliau kembali ke Negeri Lu dan meneruskan mendidik murid-muridnya.
12.  Usia 51 tahun sampai 55 tahun beliau aktif dalam pemerintahan yang waktu itu Raja Mudanya ialah Lu Ding Gong. Beliau pernah menjabat sebagai Walikota Zhong Dou dan menteri pekerjaan umum. Jabatan yang tertinggi dan terakhir adalah sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Kehakiman Da Si Kou.
13.  Usia 56 tahun pada hari Dong Zhi meninggalkan Negeri Lu dan mulai pengembaraannya ke berbagai Negeri sebagai Mu-Duo (Genta Rohani Tuhan). TIAN Tuhan Yang Maha Esa telah mengutus-Nya sebagai Nabi Segala Masa, Yang Lengkap, Besar dan Sempurna/Ji Da Cheng. Beliau mengembara lebih kurang 13 tahun.
14.  Tahun 483 SM Li atau Bo Yu, putera beliau meninggal dunia.
15.  Tahun 482 SM Yan Hui, Murid yang termaju dan diharapkan menjadi penerus beliau meninggal dunia.
16.  Tahun 481 SM salah seorang pegawai Keluarga Besar Ji Kang Zi telah membunuh Qi Lin dalam perburuan Raja Muda Lu Ai Gong.
17.  Akhir tahun 480 SM Zi Lu atau Zhong You (murid beliau yang gagah berani penuh kejujuran) gugur di Negeri Wei karena disana terjadi pemberontakan.
18.  Tanggal 18 Er Yue. Nabi Wafat.

B.            Sejarah Agama Kong Hu Chu di Indonesia
Penyebaran Agama KongHuChu, Agama Konghucu dipeluk berbagai bangsa di : Asia, Amerika dan Eropa. Negara yang penduduknya banyak menganut agama atau setidaknya memahami ajaran atau filosofi Konghucu (Ru Jiao) : Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Mongolia, Singapura, Taiwan, Tiongkok dan Vietnam. Hari kelahiran Kongzi bahkan diperingati setiap tahun dengan berbagai acara ritual dan prosesi keagama-an, seminar dan ditetapkan sebagai Hari Libur.
Menurut PBB tahun 1956, “Religion and Its Followers Throughout the World”, pemeluk agama Konghucu berjumlah 300.290.500 jiwa. Di Indonesia sendiri, kedatangan agama Konghucu diperkirakan telah terjadi sejak akhir jaman pra sejarah, terbukti dari ditemukannya benda pra sejarah seperti kapak sepatu yang terdapat di Indo China dan Indonesia, yang tidak terdapat di India dan Asia Kecil.  Penemuan ini membuktikan telah terjadi hubungan antara kerajaan-kerajaan yang terdapat di daratan yang kita kenal sekarang sebagai Tiongkok dengan Indonesia.
Pendiri Dinasti Xia, dinasti pertama dalam sejarah Tiongkok kuno, adalah Xia Yu, yang merupakan orang Yunan, atau nenek moyang bangsa Melayu. Mengingat masuknya Islam ke Indonesia banyak dibawa saudagar atau orang Tionghoa, sedangkan agama asli orang Tionghoa adalah Ru Jiao (Konghucu) dan Da Jiao (Tao), maka dapat dipastikan bahwa masuknya Islam, Konghucu dan Tao berbarengan, sekitar abad XIII. 

1.    Berdirinya lembaga-lembaga agama Khonghucu di Indonesia :
a.    1918 diresmikan Khong Kauw Hwee (Kong Jiao Hui 孔教會) di kota Surakarta, menyusul pula kota-kota lainnya.
b.    Tahun 1920an Kong Jiao Hui 孔教會 Surabaya menerbitkan majalah Djiep Tek Tjie Boen (Ru De Zhi Men 入德之門).
c.    1923 mulai dilakukan musyawarah untuk membentuk badan pusat
yang  dinamakan Khong Kauw Tjong Hwee (Kong Jiao Zong Hui 孔教總會) di Yogyakarta. Bandung dipilih sebagai kedudukan pusat organisasi dan Poei Kok Gwan terpilih sebagai ketua umum. Keputusan ini didukung oleh Khong Kauw Hwee dari kota Surabaya, Sumenep, Kediri, Surakarta, Semarang, Blora, Purbolinggo, Cicalengka, Wonogiri, Yogyakarta, Kartasura, dan Pekalongan. Pada tahun itu pula, diterbitkan majalah Khong Kauw Gwat Poo atau Kong Jiao Yue Bao 孔教月報.
d.   25 September 1924 diadakan Kongres di Bandung yang tujuan utamanya membahas penyeragaman tata ibadah di seluruh tanah air.
e.    25 Desember 1938 diadakan konferensi di Surakarta dan kedudukan pusat dialihkan ke kota Surakarta, ketua umum Tio Tjien Ik, sekretaris Auw Ing Kiong dan diterbitkan majalah bulanan Bok Tok Gwat Po (Mu Duo Yue Bao).
f.     20 Februari 1939 diadakan perayaan Tahun Baru Imlek bersama di Surakarta.

2.    Berdirinya Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN)
Pada konferensi yang diselenggarakan di Sala pada tanggal 16 April 1955 disepakati dibentuk kembali Lembaga Tertinggi Agama Khonghucu Indonesia dengan memakai nama Perserikatan K’ung Chiao Hui Indonesia yang diketuai Dr. Sardjono. Tanggal 16 April 1955 disepakati sebagai hari jadi Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, disingkat MATAKIN.
Dengan dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 477/74054/ BA.01.2/ 4683/95 tanggal 18 November 1978 antara lain menyatakan bahwa agama yang diakui oleh pemerintah yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha mulailah keberadaan umat Khonghucu dipinggirkan. Keputusan politik ini yang sesungguhnya batal demi hukum, karena sangat bertentangan dengan Hak Asasi Manusia, disamping itu bertentangan dengan UUD pasal 29 ayat 2 yang memberikan kebebasan beragama dan beribadat.
MATAKIN atas nama umat Khonghucu Indonesia telah menerima Pancasila sebagai asas organisasinya tahun 1987 seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Pasal 2 Bab 2 (MATAKIN,1987:2). Pada tahun 1983 MATAKIN atas nama umat Khonghucu Indonesia telah menyatakan kebulatan tekad untuk menerima Pancasila sebagai asas tunggal dalam lembaga keagamaan mereka.


3.    Agama Khonghucu pada zaman Orde Baru
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNNK7cmkiYFrykBrhaMfur08LNGnj0eihi6i1pkA_Qrj6fSWa9Tl8wEO5c10GJ6Q5v1gcbRP911UGfimIMe2CQEizM9Zp-ZjLw6wM3xx_7AJlTms1p_buNNsxNdiFX6lAO6zh-rZGLDC4/s1600/21374459.JPG
Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk agama, hanya 5 agama yang diakui.
Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai atheis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Buddha, Katolik, atau Kristen. Klenteng yang merupakan tempat ibadah kepercayaan tradisional Tionghoa juga terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri menjadi vihara yang merupakan tempat ibadah agama Buddha.

4.    Agama Khonghucu pada zaman Orde Reformasi
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/6/6d/Abdurrahman_Wahid_dgn_Istri_Sinta_Nuriyah_%28foto_resmi%29.jpg/220px-Abdurrahman_Wahid_dgn_Istri_Sinta_Nuriyah_%28foto_resmi%29.jpg
Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.
Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa. Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak.


C.           Konsep Ketuhanan Dalam Agama Konghuchu dan Watak Sejati / Sifat Kodrati Umat Manusia, Menurut Agama Konghuchu.
Ru Jiao atau agama Konghucu adalah agama monoteis, percaya hanya pada satu Tuhan, yang disebut sebagai Tian, Tuhan Yang Maha Esa atau Shangdi (Tuhan Yang Maha Kuasa). Tuhan dalam konsep Konghucu tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan, namun tiada satu wujud pun yang tanpa Dia. Dilihat tiada nampak, didengar tidak terdengar, namun dapat dirasakan oleh orang beriman. Dalam Yijing dijelaskan bahwa Tuhan itu Maha Sempurna dan Maha Pencipta (Yuan) : Maha Menjalin, Maha Menembusi dan Maha Luhur (Heng) : Maha Pemurah, Maha Pemberi Rahmat dan Maha Adil (Li), dan Maha Abadi Hukumnya (Zhen).
Sifat kodrati atau watak sejati manusia (Xing) menurut Agama Konghucu adalah bersih dan baik, karena berasal dari Tian sendiri. Agar sifat baik ini bisa terpelihara, maka manusia perlu berupaya hidup di dalam Jalan yang diridhoi Tuhan (Jalan Suci,Dao). Menyadari bahwa agama-agama diturunkan Tuhan lewat para nabi untuk kepentingan umat manusia, maka umat Konghucu wajib hidup penuh susila, tepasalira, penuh toleransi dan penghormatan kepada umat agama lain.

D.           Ajaran Pokok Agama Konghuchu dan Hal-hal yang Perlu Diketahui Dalam Agama Konghuchu
Seperti halnya ajaran pokok agama lain, dalam agama Konghucu  dikenal hubungan antara manusia dengan Sang Khalik dan hubungan antara sesama manusia.  Dalam kosa kata Agama Konghucu disebut sebagai Zhong Shu, Satya kepada (Firman) Tuhan, dan Tepasalira (tenggang rasa) kepada sesama manusia. Prinsip Tepasalira ini kemudian ditegaskan dalam beberapa sabdanya yang terkenal, “Apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan diberikan kepada orang lain” dan “Bila diri sendiri ingin tegak (maju), berusahalah agar orang lain tegak (maju)”.  Kedua sabda ini dikenal sebagai “Golden Rule” (Hukum Emas) yang bersifat Yin dan Yang.
Dalam berbagai kesempatan Kongzi menekankan pentingnya manusia mempunyai “Tiga Pusaka Kehidupan”, “Tiga Mutiara Kebajikan” atau “Tiga Kebajikan Utama”, yaitu : Zhi, Ren dan Yong.  Ditegaskan bahwa, “Yang Zhi tidak dilamun bimbang”, yang “Ren tidak merasakan susah payah”, dan yang “Yong tidak dirundung ketakutan”.
Hal-hal yang perlu diketahui dalam agama Konghuchu :
1.         Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)
2.         menetapkan klenteng sebagai tempat ibadah umat Khonghucu.
3.         Menetapkan Si shu Wu jing (四書五經) sebagai kitab suci resmi
4.         Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi
5.         Hari-hari raya keagamaan lainnya : Imlek, Hari lahir Khonghucu (28-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek). Dan Rohaniawan, Jiao Sheng (Penebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).

E.            Intisari ajaran Agama Kong Hu Cu
1.    Falsafah Dasar
-   Tian adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:
   Yuan : yang selalu hadir.  Heng : yang selalu berhasil.
   Li  : selalu membawa berkah. Zhen  : selalu adil, tidak membeda-bedakan.
-   Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian Ming) dalam diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya.
-   Ren / perikemanusiaan menjadi dua bagian, yaitu Zhong (setia) dan Shu (solidaritas). Zhong kependekan dari istilah zhong yi Tian (setia kepada Tuhan), yaitu berserah diri, lahir batin kepada Tuhan. Shu merupakan dari istilah shu yi ren (solider kepada sesama manusia atau "cinta kasih sejati".

2.    Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) agama Khonghucu :
a.    Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
b.    Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
c.    Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
d.   Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
e.    Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
f.     Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
g.    Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
h.    Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
3.    Lima Sifat Mulia (Wu Chang) :
a.    Ren - Cinta Kasih, yaitu sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran, tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat manusia yang paling mulia dan luhur.
b.    Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban, yaitu sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Bila Ren sudah ditegakkan, maka Yi harus menyertai.
c.    Li - Kesusilaan/ Kepantasan, yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan budi pekerti.
d.   Zhi – Bijaksana, yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh pengertian.
e.    Xin - Dapat dipercaya, yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menetapti janji.

4.    Lima Etika (Wu Lun)
Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi manusia.

a.     Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
b.     Hubungan antara Suami dan Isteri
c.     Hubungan antara Orang tua dan anak
d.    Hubungan antara Kakak dan Adik
e.     Hubungan antara Kawan dan Sahabat

5.    Delapan Kebajikan (Ba De)
a.    Xiao - Laku Bakti : yaitu berbakti kepada orangtua, leluhur, dan guru.
b.    Ti - Rendah Hati : yaitu sikap kasih sayang antar saudara.
c.    Zhong - Setia : yaitu kesetiaan terhadap, teman, kerabat,
d.   dan negara.
e.    Xin - Dapat Dipercaya
f.     Li - Susila : yaitu sopan santun dan bersusila.
g.    Yi - Bijaksana : yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
h.    Lian-Suci Hati : yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
i.      Chi-Tahu Malu: yaitu sikap malu jika melanggar etika / budi pekerti.

F.            Kitab-Kitab Ajaran Agama Konghuchu
Agama Khonghucu memiliki 2 (dua) kitab utama yaitu Kitab Si Shu () dan Kitab Wu Jing ().
1.    Kitab Si Shu
si shu
Kitab Si Shu () yang langsung bersumber pada Nabi Khongcu hingga, Meng Zi (hokian: Bingcu – 孟子). Terdiri dari beberapa bab, yaitu :

a.    Da Xue / Thai Hak (大學) (Kitab Ajaran Besar
-       Merupakan Kitab Tuntunan Pembinaan Diri.
-       Ditulis oleh Cing Cu / Zheng Zi atau Cham / Can alias Cu I /Zi
Xing
 murid Nabi Khongcu yang mampu memahami asasYi Yi Guan Zhi.
-       Tdd Bab Utama dan 10 Bab uraian, 1.753 huruf + 134 huruf (dari Bab V substitusi Cu Hi / Zhu Xi). Yang tersurat pada Bab Utama adalah ayat langsung dari Nabi Khongcu sendiri.
b.     Zhong Yong / Tiong Yong (中庸) (Kitab Tengah Sempurna)
-       Ditulis oleh Cu Su / Zi Si alias Khong Khiep / Kong Ji cucu Nabi Khongcu. Terdiri dari Bab Utama dengan 32 bab uraian, 3.568 huruf.
-       Merupakan Kitab Keimanan.
c.    Lun Gi / Lun Yu (論語) (Kitab Sabda Suci)
-  Terdiri dari 2 (dua) jilid, masing-masing 10 Bab, 15.917 huruf.
- Merupakan kumpulan tulisan percakapan & diskusi, terutama antara  
   Cingcu dan Yucu.
- Cakupan aspek ajaran Nabi Khongcu dan ajarannya, selaku Bok Tok
   terdapat dalam Kitab ini.
d. Meng Zi / Bing Cu (孟子) (Kitab Bingcu)
- Karya Bing Cu / Meng Zi dan para muridnya Ban Ciang / Wan Zhang
   dan Khong Sun Thio / Gong Sun Chou.
-  Tdd 7 bab masing-masing 2 bagian, 35.377 huruf.
-  Penegasan Bing Cu menegakkan Kemurnian Ajaran Nabi Khongcu.

2.    Kitab Wu Jing
 (Untaian Lima Kitab) merupakan kitab-kitab Suci yang berasal dari para Nabi Purba & Raja Suci, merupakan Kitab yang mendasari Agama Khonghucu. Wu Jing ini dihimpun oleh Nabi Khongcu. Terdiri dari :
a.    Shi Jing 詩經 (Kitab Sajak)
http://scdc.binus.ac.id/kbmk/wp-content/uploads/sites/31/2013/07/shi-jing.jpg
Disebut pula Pa Jing (Kitab Kuncup Bunga). Tdd 39.222 huruf. Merupakan kumpulan 311 sajak dari seleksi ± 3000 sajak yang dilakukan Nabi Khongcu, kini tinggal 305 buah sajak, Sajak-sajaknya adalah :
Guo  Feng  ( ),  Nyanyian Rakyat (menggambarkan adat–istiadat) 15 buku 160 Sanjak, Xiao  Ya  ( ), Pujian Kecil (Puja pengiring upacara di istana) 8 buku 80 Sanjak, Da  Ya  ( ), Pujian Besar (Kidung Puja untuk Wen Wang   3 buku 3 Sanjak, Song  () , Kidung  Suci mengiringi  peribadahan 3 buku  40  Sanjak

b.   Shu Jing 書經 (Kitab Hikayat)- Kitab Dokumentasi Sejarah Suci
Terdiri dari 25.700 huruf dengan 58 bab (4 buku 6 jilid). Kitab yang dihimpun  oleh  Nabi  Kongzi  ( ) . Shu Jing terbagi menjadi :
-       Yu Shu, di dalamnya ada Giaw Tian / Yao Dian dan Sun Tian / Shun Dian (Perundangan   Baginda Yao dan Shun).
-       Xia Shu, 4 bab naskah Dinasti Xia (2205 – 1766 SM).
-       Shang Shu, 17 bab naskah Dinasti Shang (1766 – 1122 SM).
-       Zhou Shu, 3 jilid 32 bab naskah Dinasti Zhou (1122 – 255 SM).

c.    Yi Jing 易經 (Kitab Perubahan)
http://scdc.binus.ac.id/kbmk/wp-content/uploads/sites/31/2013/07/YAK-KING.jpg

Disebut  Xi Jing  ( ), Kitab Baginda Fu Xi  ( ) tahun 2953 – 2838 SM.  Kitab ini adalah Kitab Wahyu yang mempunyai nilai universal.
Tafsir  atas  Tuan;  Tuan  Zhuan                               ( )        2  Jilid
Tafsir  atas  Xiang;  Xiang  Zhuan                            ( )        2  Jilid
Tafsir  Besar,  Xi  Ci  Zhuan                                   (      2  Jilid
Tafsir  Rohani  atau  Sari  Pati, Wen  Yan                ( )        1  Jilid
Diskusi tentang Diagram, Suo Gua Zhuan                (  )  1  jilid
Peraturan tentang Diagram, Xu Gua Zhuan              (  )  1  Jilid
Serba-Serbi tentang Diagram, Za Gua Zhuan           (  )  1  Jilid

d.   Li Jing (禮經) – Kitab Kesusilaan
http://scdc.binus.ac.id/kbmk/wp-content/uploads/sites/31/2013/07/Li-Ji.jpg
Disebut juga Dai Jing (kumpulan orang marga Tay). Terdiri dari 99.020 huruf. Kitab  ini sebenarnya  terdiri  dari  tiga  Kitab  yaitu : 
-       Zhou Li  ( ) :  Kesusilaan Dinasty Zhouhuruf. Pemerintahan Zhou
-       Yi  Li  ( ) : Kesusilaan  dan  Peribadahan Nama  lain,  Li  Gu  Jing (   ) ,  Kitab  Peribadahan  Kuno
-       Li Ji  ( ) : Catatan Kesusilaan Nama lain, Dai  Jing  ( ), Kitab Marga  Dai.

e.    Chun Qiu Jing (春秋經) – Kitab Chun Chiu
Disebut juga Lin Jing karena Nabi Khongcu mengakhiri tulisan deng-an peristiwa terbunuhnya sang Kilin. Terdiri dari 18.000 huruf yang ditulis Nabi Khongcu. 

G.           Tempat Ibadah & Rohaniawan Agama Konghuchu
klenteng02
Tempat ibadah Konghucu adalah Litang, Miao (Bio), Kongzi Miao, Khongcu Bio dan Kelenteng. Litang, selain merupakan tempat sembahyang, juga merupakan tempat kebaktian berkala (biasanya setiap hari Minggu atau tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek). Di sini umat mendapat siraman rohani (khotbah) dari para rohaniwan. Miao dan Kelenteng biasanya hanya merupakan tempat sembahyang.
Rohaniwan agama Konghucu terdiri atas : Xueshi, Wenshi, Jiaosheng, Zhanglao dan Ketua-Ketua/Pimpinan-Pimpinan Majelis dan Tempat Ibadah. Sebelum menjadi Xueshi (biasa disingkat Xs), harus melalui jenjang Wenshi (Ws). Sebelum menjadi Wenshi, harus melalui jenjang Jiaosheng (Js). Tokoh yang sudah mencapai tingkatan sesepuh atau sangat senior di sebut Zhanglao (Zl).
Setiap rohaniwan, sesepuh dan para pimpinan tempat ibadah yang memegang mandat dan Surat Pengangkatan dari Dewan Pengurus Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) / menerima Surat Liyuan Rohaniwan (persidian, peneguhan iman) dari Dewan Rohaniwan MATA-KIN, memiliki kewenangan :
a.       Menyelenggarakan kebaktian bagi umat Konghucu di daerahnya.
b.      Melakukan Liyuan umat.
c.       Memimpin berbagai upacara suci bagi umat Konghucu, sesuai Hukum Agama Konghucu, termasuk Hukum Perkawinan Agama Konghucu, yang diatur dalam Tata Agama Konghucu.

H.           Sejarah Tahun Baru Imlek
Imlek adalah religi dan tradisi Konfucian (Rujiao / Kongjiao). Kalender Imlek (Yin li) adalah kalender yang dihitung mulai dari tahun lahirnya Nabi Kongzi tahun 551 SM. Jadi tahun 2007 ini berarti tahun 551+2007 = 2558 Imlek. Karena awal tahunnya dimulai dari awal kelahiran Sang Nabi, maka kalender Imlek juga disebut Khongcu-lek.
Kalender Imlek pertama kali diciptakan oleh Huang Di, seorang Nabi/Raja agung dalam agama Ru jiao / Khonghucu. Lalu kalender ini diteruskan oleh Xia Yu, sorang raja suci/nabi dalam agama Khonghucu pada Dinasti Xia (2205-1766SM). Dengan jatuhnya dinasti Xia dan diganti oleh Dinasti Shang (1766-1122 SM), maka system kalendernya juga berganti. Tahun barunya dimulai tahun 1 dan bulannya maju 1 bulan sehingga kalau kalender yang dipakai Xia tahun baru jatuh pada awal musim semi.
Dinasti Shang lalu diganti oleh Dinasti Zhou (1122-255SM), dan bergantilah system penanggalannya juga. Tahun barunya jatuh pada saat matahari berada di garis 23,5 derajat Lintang Selatan yaitu tanggal 22 Desember saat puncak musim dingin. Dinasti Zhou lalu diganti Dinasti Qin (255-202 SM). Begitu pula ketika Dinasti Qin diganti oleh Dinasti Han (202 SM-206 M).
Pada zaman Dinasti Han, Kaisar Han Wu Di yang memerintah pada tahun 140-86 SM lalu mengganti sistem kalendarnya dan mengikuti anjuran Nabi Kongzi untuk memakai system Dinasti Xia. Dan sebagai penghorma-tan atas Nabi Kongzi, maka tahun kelahiran Nabi Kongzi 551 SM ditetap-kan sebagai tahun ke-1. Dengan demikian penanggalan Imlek adalah pera-yaan umat Khonghucu.
Kata kebajikan yang dikenang Konghucu/Konfusius :
“Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan.”
“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”
I.              Puasa Dalam Agama Konghucu
Dalam agama Khonghucu, kita mengenal adanya ibadah berpuasa (Chai). Sebagaimana tertulis dalam Kitab Kesusilaan (Li-Ji) XXII yang berbunyi : “Ketika tiba waktu menaikan sembahyang, seorang Susilawan akan bersuci diri dengan cara berpuasa lahir bathin.
Makna puasa dalam agama Khonghucu ada 2, yaitu :
1.    Sebagai sarana mensucikan diri dalam persiapan melaksanakan sembahyang besar kepada Tuhan YME.
2.    Sebagai pelatihan mengendalikan diri agar selalu dapat menjaga perilaku, tutur kata, dan perbuatan yang tidak melanggar kesusilaan, sehingga jiwa kita sepenuhnya dapat kembali pada Cinta Kasih.

Nabi Khongcu bersabda ”Bila setiap orang dalam setiap hari dapat kembali kepada Kesusilaan, maka dunia akan kembali kepada Cinta Kasih. Puasa dari bentuknya, menggolongkan puasa menjadi 2 jenis, yaitu Puasa secara Rohani dan Puasa secara Jasmani.
Puasa secara Rohani itu, wajib dilakukan secara terus menerus setiap saat oleh umat, wujudnya adalah : memegang teguh pada sikap yang membatasi diri terhadap 4 pantangan, yaitu “Tidak melihat yang tidak susila, tidak mendengar yang tidak susila, tidak membicarakan yang tidak susila, dan tidak melakukan yang tidak susila.”
Sementara Puasa secara Jasmani, ada beberapa bentuk, secara garis besarnya adalah Berpantang makan daging (vegetarian) secara berkala pada hari sembahyang tertentu, Berpantang makan daging secara permanen. Puasa penuh, tidak makan dan minum dari pagi sampai sore pada hari sebelum melakukan sembahyang besar. Perlu menjadi catatan, bahwa pada saat melaksanakan Puasa secara Jasmani itu, tidak boleh meninggalkan Puasa Rohaninya.


Pada saat menjelang sembahyang besar “Cing Thien Kong/ Pai Thi Kong” Berpantang daging dan berpuasa 1 hari setelah merayakan Tahun Baru Imlek, pada tanggal 2 s/d 8 bulan pertama Imlek, dengan cara seperti berikut :
1.    Pada tanggal 2 s/d 7 bulan pertama Imlek, makannya tanpa daging.
2.    Pada tanggal 8 bulan pertama Imlek dilakukan puasa penuh dari pukul 05.30 s/d pukul 22.00. Sebelumnya pada sore harinya tanggal 8 tersebut saat mandi keramas.
3.    Tepat pada pukul 21.00 saat dimulai sembahyang besar s/d pukul 22.00.
4.    Selesai sembahyang baru dimulai berbuka puasa dengan makanan tanpa daging.

J.             Nabi-Nabi Dalam Agama Konghucu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnc5kY64Rs6kn9UKo645SU60bAEViSowP3kl98U5JVwSf821zdmZ8SHUoh2PZhWCuFqDj4fC60iP5hMx2KoMgSBisIh9KHmDlSQsSVE0-811ySMQk7qmm7PXTgVuIOMOKeeexTiwnffiIe/s400/Sheng+Ren.jpg
Sheng Ren ( ) adalah istilah nabi dalam Agama Khonghucu. Dalam Agama Khonghucu setidaknya dikenal ada banyak nabi, mulai dari Fu Xi sampai Nabi Kong Zi.
1. Fu Xi (2953 – 2838 s.M.). 
2. Nu Wa 女媧 (Sejaman Fu Xi). 
3. Shen Nong (2838 - 2698 s.M.). 
4. Huang Di / Oey Tee (2698 – 2598 s.M.). 
5. Permaisuri Huang Di, Lei Zu (sejaman dengan Huang Di). 
6. Cang Jie 蒼頡
7. Jiang Yuan
8. Yao / Giau (2357 – 2255 s.M.)
9.   Shun (2255 – 2205 s.M.). 
10. Hou Ji 后稷
11. Gao Yao (Sejaman dengan Raja Yao). 
12. Xia Yu atau Yu Agung. 
13. Xie
14. Yi (abad 23 / 22 s.M.). 
15. Yi Yin (abad 17 s.M.). 
16. Shang Tang / Cheng Tang (1783 - 1753s.M). 
17. Nabi Lai Zu , Peng Zhu atau Zhong Hui
18. Wat / Yue (abad 14/13 SM). 
19. Gong Liu 公劉
20. Bo Yi dan Shu Qi (abad ke 12 s.M.). 
21. Tai Jiang 太姜
22. Tai Ren
23. Wen Wang atau Nabi Ji Chang .
24. Nabi Jiang Ji Ya 姜子牙, atau Tai Gong Wang  太公望.
25. Zhou Gong / Pangeran Zhou.
26. Liu Xia Hui .
27. Yan Zheng Zai (abad ke 6 s.M.).
28. Kong Zi (551 s.M. – 479 s.M.). 

K.           Sejarah Barongsai
Barongsai adalah tarian tradisional China dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi.


Kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian barongsai melegenda.
Fungsi Barongsai Secara tradisional, orang China menggunakan barongsai sebagai simbol pembawa kesuksesan dan keberuntungan; digunakan pada acara-acara perayaan seperti Tahun Baru Imlek dan pada acara-acara seremoni seperti pembukaan tempat usaha baru. Barongsai juga dipercaya dapat “membersihkan” suatu tempat dari hal-hal negatif. Dalam Feng Shui, barongsai memiliki beberapa arti yang dapat dapat membuat tempat anda menjadi lebih bagus karena :
1.      Menghilangkan energi negatif – Suara yang nyaring dari drum dan gembrengan akan menyucikan atau membersihkan sebuah daerah/tempat yang chi/energi negatif dan jelek, menjadi energi yang baru dan bagus.
2.      Mengusir roh halus yang tidak baik – Kekuatan dari tarian dan keberadaan dari barongsai akan cukup untuk mengusir roh jahat keluar dari lokasi, dan memastikan bahwa usaha yang Anda kerjakan lebih sukses.
3.      Membawa Keberuntungan – Sebagai simbol kekuatan dan membawa keberuntungan, dengan keberadaan barongsai.
                   http://www.tionghoa.info/wp-content/uploads/2012/06/barongsai3-225x300.jpg                          barongsai tonggak
                Barongsai nomor lantai                            Barongsai nomor tonggak
                         (Tradisional)                                              (Internasional)
BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Kelahiran Nabi Kongzi, (Ayah : Siok Liang Hut, ibu : Gian Tien Cai). Kongzi (Hua Yu) atau Khongcu (dialek Hokian) atau Confucius (Latin) adalah nama nabi terakhir dalam agama Konghucu.  Ia lahir tanggal 27, bulan 8, tahun 0001 Imlek atau 551 SM.  Kongzi adalah nabi terbesar dalam agama Konghucu dan oleh sebab itu banyak orang yang kemudian menamai Ru Jiao sebagai Confucianism, yang kemudian di Indonesia dikenal sebagai Agama Konghucu.
MATAKIN atas nama umat Khonghucu Indonesia telah menerima Pancasila sebagai asas organisasinya tahun 1987 seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Pasal 2 Bab 2 (MATAKIN, 1987:2). Pada tahun 1983 MATAKIN atas nama umat Konghucu Indonesia telah menyatakan kebulatan tekad untuk menerima Pancasila sebagai asas tunggal dalam lembaga keagamaan mereka.
Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk agama, hanya 5 agama yang diakui.
Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.
Tuhan dalam konsep Konghucu tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan, namun tiada satu wujud pun yang tanpa Dia. Dilihat tiada nampak, didengar tidak terdengar, namun dapat dirasakan oleh orang beriman.
Sifat kodrati atau watak sejati manusia (Xing) menurut Agama Konghucu adalah bersih dan baik, karena berasal dari Tian sendiri. Seperti halnya ajaran pokok agama lain, dalam agama Konghucu  dikenal hubungan antara manusia dengan Sang Khalik dan hubungan antara sesama manusia. 
Intisari ajaran Agama Kong Hu Chu :
1.    Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) agama Khonghucu
2.    Lima Sifat Mulia (Wu Chang)
3.    Lima Etika (Wu Lun)
4.    Delapan Kebajikan (Ba De)
5.    Kitab-Kitab Ajaran Agama Konghuchu
Agama Khonghucu memiliki 2 (dua) kitab utama yaitu Kitab Si Shu () dan Kitab Wu Jing ().
Tempat ibadah Konghucu adalah Litang, Miao (Bio), Kongzi Miao, Khongcu Bio dan Kelenteng. sebagai penghorma-tan atas Nabi Kongzi, maka tahun kelahiran Nabi Kongzi 551 SM ditetap-kan sebagai tahun ke-1. Dengan demikian penanggalan Imlek adalah pera-yaan umat Khonghucu.
Dalam agama Khonghucu, kita mengenal adanya ibadah berpuasa (Chai). Sebagaimana tertulis dalam Kitab Kesusilaan (Li-Ji) XXII yang berbunyi : “Ketika tiba waktu menaikan sembahyang, seorang Susilawan akan bersuci diri dengan cara berpuasa lahir bathin.
Sejarah Barongsai, Barongsai adalah tarian tradisional China dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi.






DAFTAR PUSTAKA
Mubarrak, Zakky, 2008. MPKT Buku Ajar II : Manusia, Akhlak, Budi Pekerti dan Masyarakat. Depok : Penerbit FEUI
Kaelany, DR, 2009. Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press
Andi. 2011. Agama di Indonesia. (http://lamanbaca.blogspot.com/2011/08/agama-di-indonesia.html diakses (Tanggal 10 desember 2013)
@ Dirangkum oleh  Ws. Budi S. Tanuwibowo, Ketua Umum “MATAKIN”, dari berbagai sumber.












DAFTAR ISI
Halaman Depan.....................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang................................................................................ 1
B.        Rumusan Masalah........................................................................... 2
C.        Tujuan Penulisan............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Sejarah Agama Kong Hu Chu dan Nabi Kongzi.............................. 3
B.     Sejarah Agama Kong Hu Chu di Indonesia...................................... 6
C.     Konsep Ketuhanan Dalam Agama Konghuchu dan Watak Sejati
/ Sifat Kodrati Umat Manusia, Menurut Agama Konghuchu........... 10
D.    Ajaran Pokok Agama Konghuchu dan Hal-hal yang Perlu
Diketahui Dalam Agama Khonghuchu............................................. 10
E.     Intisari ajaran Agama Konghuchu..................................................... 11
F.      Kitab-Kitab Ajaran Agama Konghuchu........................................... 13
G.    Tempat Ibadah & Rohaniawan Agama Konghuchu......................... 17
H.    Sejarah Tahun Baru Imlek................................................................. 18
I.       Puasa Dalam Agama Konghuchu...................................................... 19
J.       Nabi-Nabi Dalam Agama Konghuchu.............................................. 20
K.    Sejarah Barongsai.............................................................................. 21

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................






No comments:

Post a Comment