1

loading...

Thursday, November 1, 2018

MAKALAH METODE STUDI ISLAM “SUMBER NORMA DAN HUKU ISLAM”

MAKALAH METODE STUDI ISLAM “SUMBER NORMA DAN HUKU ISLAM”

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Hukum islam merupakan kajian filosofis tentang hakikat hukum Islam, sumber asal-muasal hukum Islam dan prinsip penerapannya serta fungsi dan manfaat hukum Islam bagi kehidupan masyarakat yang melaksanakannya. Untuk memahami lebih lenjut mengenai hukum islam perlu pengkajian yang lebih dalam hingga ke akarnya supaya dapat terealisasi dengan baik dalam kehidupan  bermasyarkat guna mencapai kemaslahatan umat Islam.
Dengan demikian dalam kajian ini sangat di perlukan memahami sumber-sumber hukum yang di gunakan dalam menentukan suatu hukum Islam. Sumber utama hukum Islam adalah Al-Quran dan As-Sunnah terhadap segala masalah yang tidak diterangkan dalam kedua sumber tersebut, kaum muslimin diperbolehkan berijtihad dengan mempergunakan akalnya guna menentukan ketentuan hukum. Berijtihad dengan mempergunakan akal dalam permasalahan hukum Islam, yang  pada hakikatnya merupakan pemikiran falsafi itu, direstui oleh Rasulullah SAW, bahkan Allah menyebutkan bahwa mempergunakan akal dan pikiran falsafi itu sangat perlu memaham dalam berbagai persoalan.

B.     Rumusan masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan al-qur’an?
2.      Apa saja nama-nama dan fungsi al-qur’an?
3.      Bagainama sejarah Sejarah pewahyuan al-qur’an?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan apa yang dimaksud dengan al-qur’an.
2.      Untuk mengetahui apa saja nama-nama dan fungsi al-qur’an.
3.      Untuk mengetahui sejarah Sejarah pewahyuan al-qur’an.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sumber norma danhukum islam
1.   Pengertian al-qur’an
Qur’an adalah bentuk masdhar dari kata kerja Qara’a, berarti “bacaan”  kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Pengertian  Al Qur’an Secara Etimologi Kata Al-Qur’an adalah isim mashdar (kata benda) dari kata (قرأ) dengan makna isim Maf’ul, sehingga berarti “bacaan”.Al-Qur’an Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) keduanya bererti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا) sama seperti anda menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan (غفر غفرا وغفرانا). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) kerana ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum. Pengertian Al Qur'an Secara Terminologi Al-Qur’an yang mulia adalah firman Allah Swt. Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad Saw., melalui wahyu yang dibawa oleh jibril, baik lafazh maupun maknanya; membacanya merupakan ibadah, sekaligus merupakan mukjizat yang sampai kepada kita secara mutawatir. Adalah Kalam Allah Ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. firman-Nya, ”(an-Nahl: 89)sebagai berikut:
Artinya:
“Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
Al-Qur’an adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan kepada para rasul melalui perantara jibril. Syaikh Abu Utsman berkata :”Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan makhluk. Barangsiapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.[1]
Al-Qur’an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana firman Allah :dalam Q.S. Asy-Syu’ara: 192-195)
Artinya :
Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas
Al-Qur’an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nass.

a.   Nama-nama dan fungsi al-qur’an
1)      Nama-nama al-qur’an
a)   Al-Quran
Alqur’an artinya: bacaan. Nama Al-qur’an Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Alisra’ ayat  9: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’:9)
b)   Al-Kitab
Alkitab artinya Buku. Nama Al Kitab Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Al Baqarah ayat 2: “Inilah Al Kitab yang tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 2)
c)   Ad-Dzikru
Adzikru artinya pemberi peringatan. Nama Adzikru Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Al-hijr ayat 9: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adzikru, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr:9)
d)  Al-Furqan
Alfurqan artinya pembeda antara yang hak dan yang batil. Nama Alfurqan Allah seb utkan dalam Al-qur’an surah Al-furqan ayat 1: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al Furqaan: 1)
e)   At-Tanzil
Attanzil artinya yang diturunakan. Nama Attanzil Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Asysyuara’ ayat 192: “Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam” (QS. Asysyuara’: 192)
f)    Al-Huda
Alhuda artinya petunjuk. Nama Alhuda Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Al-jin ayat 13: “ Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin:13)


g)   Al-Mau'idhah
Almau’idhah artinya pelajaran atau nasihat.Nama Al-mauidhaha Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah yunus ayat 57: “ Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus 57)
h)   Al-Hukm
Al hukum artinya hukum atau peraturan. Nama Al hukum Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Ar-ra’du ayat 37: “ Dan demikianlah  Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.” (QS. Ar Ra'du:37)
i)     Al-Hikmah
Alhikmah artinya kebijaksanaan. Nama Al hikmah Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Al-isra’ ayat 39:“ Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu,  Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).” (QS. Al Isra':39)
j)  Asy-Syifa'
Asy syifa’ artinya oabat atau penyembuh. namaAsysyifa’ Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah yunus ayat 57: “ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus :57)
k)   Al-Bayan (penerang)
Albayan artinya penerang. Nama Al bayan Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Ali imran ayat 138: “Al-Qur'an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imran:138)
l)     An-Nur
An nur artinya cahaya. Nama An nur Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Annisa’ ayat 174: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an)”. (QS. An- Nisa':174)
m)    Ar-Rahmah
Ar rahmah artinya karunia. Nama Arrahmah Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah An-Namlu ayat 77: “Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An Namlu:77)
n)      Al-Kalam
Al kalam artinya ucapan atau firman. Nama Al kalam Allah sebutkan dalam Al-quran surah At taubah ayat 6: “Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS. At-Taubah:6)
o)      Al-Busyra
Albusyra artinya kabar gembira. Nama Al busyra Allah sebutkan dalam Alqur’an surah An nahlu ayat 102: “ Katakanlah Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. An Nahlu:102)
p)      Al-Balagh
Al-balagh artinya penyampaian atau kabar. Nama Al balagh Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Ibrahim ayat 52: “(Al-Qur'an) ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (QS. Ibrahim:52)
q)      Ar-Ruh
Ar ruh artinya Ruh. Nama Ar ruh Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Asy syura ayat 52: “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami,  Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami, Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy Syuura:52)
r)       Al-Qaul
Al qaul artinya perkataan. Nama Al qaul Allah sebutkan dalam Alqur’an surah Al qashash ayat 51:“Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran.” (QS. Al Qashash:51)
s)       Al-Basha'ir
Al bashair artinya pedoman. Nama Al bashair Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Al jasiyah ayat 20: “Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS. Al Jasiyah:20).[2]
2)      Fungsi Al Qur'an
a)      Al Qur'an Sebagai Petunjuk bagi Manusia
Allah swt menurunkan Al-Qur’an sebagai petujuk umat manusia,seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S AL-Baqarah 2:185)
b)      Al Qur'an Sebagai Sumber pokok ajaran islam
Fungsi AL-Qur’an sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, social, budaya, pendidikan ,ilmu pengethuan dan seni.
c)      Al Qur'an Sebagai Peringatan dan pelajaran bagi manusia
Dalam AL-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu, baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka yang menentang dan mengingkari ajaran Nya.Bagi kita,umat uyang akan datang kemudian rentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur’an.
d)     Al Qur'an Sebagai sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw
Turunnya Al-Qur’an merupakan salah-satu mukjizat yang dimilki oleh nabi Muhammad saw.
b.      Sejarah pewahyuan al-qur’an
Para ulama membagi sejarah turunnya Al-Qur’an dalam dua periode: Periode sebelum hijrah (ayat-ayat makkiyyah) dan periode sesudah hijrah (ayat-ayat madaniyyah), tetapi disini akan dipetakan menjadi tiga periode guna mempermudah dalam pengklasifikasiannya. Periode pertama, pada permulaan turunnya wahyu yang pertama (al Alaq 1-5) Muhammad saw belum diangkat menjadi Rasul, dan hanya berperan sebagai nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya. Sampai pada turunnya wahyu yang kedua barulah Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah: “Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan” (QS 74: 1-2).
(Quraish Shihab) Kemudian sesudah itu, kandungan wahyu ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi Rasulullah saw, dalam membentuk kepribadiannya (Q.s. Al-Muddatsir : 1-7). Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai ketuhanan (Q.s. Al-A’la dan Al-Ikhlash). Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiyah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat Jahiliah ketika itu.
Dapat dilihat, misal dalam surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah Al Ma’un yang menerangkan kewajiban terhadap fakir-miskin dan anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong (http://www.pkesinteraktif.com).  Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksireaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok: Pertama, Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaranajaran Al-Qur’an. Kedua, Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur’an, karena kebodohan mereka (QS 21:24), keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang (QS 43:22), atau karena adanya maksud-maksud tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: “Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan Nubuwwah, kemuliaan apalagi yang tinggal untuk kami. Ketiga, Dakwah Al-Qur’an mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah lainnya. (Quraish Shihab) Periode kedua, sejarah turunnya Al-Qur’an pada periode kedua terjadi selama 8-9 tahun, pada masa ini terjadi pertikaian dahsyat antara kelompok Islam dan Jahiliah. Kelompok oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara untuk menghalangi kemajuan dakwah Islam.
Pada masa itu, ayat-ayat Al-Qur’an di satu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajibankewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu (Q.s. An-Nahl : 125). Sementara di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman terus mengalir kepada kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran (Q.S 41: 13). Selain itu, turun juga ayat-ayat mengenai keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat (Q.S. Yasin 36 : 78-82). (Quraish Shihab: 37) Di sini terbukti bahwa ayat-ayat AlQur’an telah sanggup memblokade paham-paham jahiliah dari segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan dalam rasio dan alam pikiran sehat.
Periode ketiga, pada periode ini dakwah Al-Qur’an telah mencapai atau mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaranajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah AlMunawwarah). Periode ini berlangsung selama 10 tahun. Ini merupakan periode yang terakhir, saat Islam disempurnakan oleh Allah SwT dengan turunnya ayat yang terakhir, Al-Maidah 5: 3, ketika Rasulullah Saw wukuf pada haji wada’ 9 Dzulhijjah 10 H/7 Maret 632 M. Dan ayat terakhir turun secara mutlak, surat AlBaqarah 2: 281, sehingga dari ayat pertama kalinya memakan waktu sekitar [3]

c.       Kandungan pokok al-qur’an
1)      Akidah
Akidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2)      Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian “fuqaha” ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan, dan beribadah haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3)      Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlak. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
4)      Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh, dan jihad.
Sebagai sumber hukum yang utama, maka al-Qur’an memuat sisi-sisi hukum yang mencakup berbagai bidang. Secara garis besar Al-Qur’an memuat tiga sisi pokok hukum , yaitu:
a)   Hukum-hukum I’tiqadiyah. Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban orang mukallaf, meliputi keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, hari Qiyamat dan ketetapan Allah (qadha dan qadar).
b)   Hukum-hukum Moral atau akhlak. Yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan perilaku orang mukallaf guna menghiasi dirinya dengan sifat-sifat keutamaan dan menjauhkan diri dari segala sifat tercela yang menyebabkan kehinaan.
c)   Hukum-hukum Amaliyah, yakni segala aturan hukum yang berkaitan dengan segala perbuatan, perjanjian, dan muamalah sesama manusia. Segi hukum inilah yang lazimnya disebut dengan fiqh Al-Qur’an dan itulah yang dicapai dan dikembangkan oleh ilmu Ushul Al-Fiqh.
Ayat-ayat al-qur’an dari segi kejelasan artinya ada dua macam, keduanya di jelaskan dalam Al-Qur’an surat ali imran ayat 7 , yaitu secara muhkam dan mutasyabih, yang artinya:
“Dia-lah yang menurunkan Al-kitab (Al-Qur’an) kepada kamu di antara(isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lainnya (ayat-ayat) mutasyabihat”.
a) Ayat muhkam adalah ayat yang jelas maknanya, tersingkap secara terang, sehingga menghindarkan keraguan dalam mengartikannya dan menghilangkan adanya beberapa kemungkinan pemahaman
b) Ayat mutasyabih adalah kebalikan yang muhkan, yaitu ayat yang tidak pasti arti dan maknanya, sehingga dapat dipahami dengan beberapa kemungkinan.
5) Peringatan
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al-Qur’an atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambaran yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
6)   Kisah
Al-qur’an juga berisi kisah-kisah mengenai orang-orang terdahulu , baik yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Alloh SWT ataupun kisah-kisah orang yang mendapatkan kejayaan karena ketaatannya kepada Alloh SWT. Kisah-kisah tersebut agar bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahnya.

d.      Metodologi terjemahan al-qur’an
Metode secara etimologi berarti cara atau teknik. Secara terminologi berarti cara yang teratur dan berpikir dengan baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya). Tujuannya adalah memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode atau cara sangat penting dalam mencapai keberhasilan, karena berhasil atau tidaknya suatu tujuan ditentukan oleh metode yang merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Lebih jauh lagi Peter R. Senn mengemukakan. “Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis”. Metode yang digunakan dalam menterjemah adalah Metode tikror yaitu metode super mudah dan super cepat terjemah Al-Qur’an. Metode ini merupakan salah satu metode baru dalam belajar terjemah Al-Quran dengan cara yang sangat mudah, syaratnya: sudah bisa membaca Al-Quran.
Metodenya ditemukan oleh Abu Nibras (Muhammad Ainul Yaqin) yang berasal dari Semarang, berdasarkan pada pengalamannya mengajar (LPPTQ) sistem 40 jam selama 13 tahun (mulai tahun 1997). Outputnya: membuat orang bisa menterjemahkan secara lafdziyyah/perkata (bukan tafsir) pada saat membaca Al-Quran dengan tanpa melihat terjemahnya. Secara bahasa, tikror artinya pengulangan, yakni cara belajar terjemah dengan sistem banyak mengulang. Semakin banyak mengulang, semakin cepat bisa. Dalam penelaahan Abu Nibras, ternyata banyak sekali kata-kata di dalam Al-Quran yang diulang-ulang. Misalnya kata (Hum) yang artinya mereka, diulang sebanyak 3000 kali, kata (Allah), diulang sebanyak 2698 kali, kata (alladzina) yang berarti orang-orang yang, diulang sebanyak 810 kali, kemudian kata (ulaika) yang artinya mereka itu, diulang sebanyak 205 kali.
Suatu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang yang belajar untuk membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang.
Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat. Pembuktian secara ini telah menggemparkan dunia, sungguh sangat istimewanya Al-Qur’an itu. Dengan hasil pengetahuan manusia yang paling mengagumkan itu Al-Qur’an pun telah dapat di buktikan kebenarannya. Maka kalau ada juga orang yang tidak percaya kepadanya, sungguh ini suatu keterlaluan yang tak ada taranya. [4]


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Al-Qur’an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nass.
Nama-nama al-qur’an: al-kitab, ad-dzikru, al-furqan, at-tanzil, al-huda, dll. Dalam funsi al-qur’an: Al Qur'an Sebagai Petunjuk bagi Manusia, Al Qur'an Sebagai Sumber pokok ajaran islam, Al Qur'an Sebagai Peringatan dan pelajaran bagi manusia, Al Qur'an Sebagai sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw.
Para ulama membagi sejarah turunnya Al-Qur’an dalam dua periode: Periode sebelum hijrah (ayat-ayat makkiyyah) dan periode sesudah hijrah (ayat-ayat madaniyyah), tetapi disini akan dipetakan menjadi tiga periode guna mempermudah dalam pengklasifikasiannya. Periode pertama, pada permulaan turunnya wahyu yang pertama (al Alaq 1-5) Muhammad saw belum diangkat menjadi Rasul, dan hanya berperan sebagai nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya.

B.     Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi kelompok 2. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.





[1]Al-Isfahānī, Al-Rāghib. Mufradāt Alfāẓ al-Qur’ān. (Damaskus: Dār al-Qalam, 1992) hal 23

[2]Al-Jurjānī, ‘Alī bin Muḥammad bin ‘Ali. Kitāb al-Ta’rīfāt. (T.tp: Dār al-Bayan li alTurats, 2001)hal 54

[3]Al-Suyūṭī, Jalāl al-Ḍīn. Al-Itqān fī‘Ulūm al-Qur’ān. (Cairo: Maṭba’ah Hijāzī, 2002) hal 67

[4]Arif, Syamsuddin. Orientalis dan Diabolisme Pemikiran. (Jakarta: Gema Insani Press, 2008) hal 78.


No comments:

Post a Comment