MAKALAH KEWIRAUSAHAAN HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN ,TUJUAN DAN MANFAAT BAGI PENDIDIKAN DI SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memilki
kompetensi kewirausahaan dari lima dimensi kompetensi minimal yang harus
dikuasai guna menunjang keprofesiannya dalam melaksanakan tugasnya.
Salah satu peran kepala
sekolah/madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah yang
mampu mewujudkan kualitas siswa yang kreatif, inovatif, berpikir kritis dan
berjiwa kewirausahaan (enterpreunership). Dan tidak kalah penting adalah
kepala sekolah dapat membimbing, menjadi contoh dan menggerakkan guru dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah/madrasah.
Dalam rangka
menciptakan wirausaha-wirausaha tersebut, salah satu caranya adalah dengan
memberikan pendidikan kewirausahaan kepada peserta didik pada semua jenjang
pendidikan.
Pendidikan kewirausahaan kedepannya
bisa menciptakan wirausaha-wirausaha yang handal. Apabila pemerintah Indonesia tidak mampu membentuk
wirausaha-wirausaha baru yang handal maka diperkirakan akan semakin banyak
jumlah pengangguran di Indonesia, dan hal ini tentu akan berimbas pada
penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka dari itu dirasa sangat
penting untuk mengembangkan kurikulum pendidikan kewirausahaan agar mampu
mencetak wirausaha-wirausaha baru yang handal. Hal ini tentu saja tidak menjadi
tanggung jawab pemerintah semata, atau guru semata namun menjadi tanggung jawab bagi semua pihak yang terkait di
dalamnya termasuk juga stakeholder/masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Hakikat dan Tujuan Kewirausahaan dalam
Pendidikan di sekolah?
2.
Bagaimana
Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah?
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk Memahami hakikat
Kewirahuasahaan di sekolah
2. Untuk Memahami Tujuan dan Manfaat
Kewirausahaan disekolah
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Tujuan Kewirausahaan dalam Pendidikan di sekolah
Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif
berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Seseorang yang memilki
karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
Kewirausahaan
merupakan terjemahan dari kata entrepreneurship yang diartikan
sebagai the backbone economy, yaitu syarat pusat perekonomian atau
sebagai tailbone of economy, yaitu pengendali perekonomian suatu
bangsa
Sikap
kewirausahaan yang tangguh sangat dibutuhkan oleh setiap penyelenggara sekolah
sekarang dan ke depan dalam rangka menghadirkan sebuah lembaga sekolah yang
murah namun berkualitas serta produktif. Kewirausahaan atau entrepreneurship
merupakan sikap untuk melakukan suatu usaha dimana terampil memanfaatkan
peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya. sedangkan
pelaku yang mengendalikan badan usaha dan memiliki karakteristik di atas
disebut entrepreneur atau wirausahawan.
Penyelenggara
sekolah yang berjiwa wirausahawan akan selalu berpikir dan bertindak untuk
mencari pemecahan. Oleh karena itu, wirausahawan
adalah seseorang yang memiliki daya kreatifitas dan inovasi yang
sangat tinggi. Mereka terampil dalam menemukan ide-ide baru serta berusaha
kerja keras mengikuti (mewujudkan) ide-ide tersebut. Pengelola sekolah yang
memiliki kreatifitas tinggi akan mudah menemukan peluang, konsekuensi serta
alternatif tindakannya, juga dapat menggambarkan masa
depan dari sekolah yang dikelolanya. Pengelola sekolah yang berjiwa wirausaha
selalu mengacu pada motif pencapaian tujuan, disiplin, waktu, kerja keras, cara
mendelegasikan, terampil, percaya diri, spekulasi pasar, berani mengambil
resiko, institusi swasta, belajar dari kesalahan, pandai meyakinkan orang
pelayanan yang memuaskan berbagai pihak, tidak suka sistem, memecahkan masalah
di luar sistem. Selain itu, pola tingkah laku kewirausahaan mencakup
kemampuan untuk menggunakan sumber daya yang dimilki orang lain, serta
keahlian, ide-ide dan bakat-bakatnya, serta memutuskan sumber daya apa saja[1]
yang dapat digunakan dalam rangka mengembangkan sekolah serta mengawasinya.
Pengelola
sekolah yang berjiwa wirausahawan harus mampu melihat dan memanfaatkan peluang
mengumpulkan potensi dan kemampuan lembaga yang dipimpinnya serta masyarakat
yang ada di sekitarnya. Potensi-potensi tersebut kemudian dianalisis dengan
cermat, sehingga dapat dipilih jenis usaha prodSuksi/jasa yang
paling tepat dan dipercaya efektif dan berkembang ke depan serta menentukan
tindakan yang tepat untuk mengimplementasikannya.
Dalam hal
ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan
melalui berbagai aspek:
1.
Pendidikan
Kewirausahaan Terintegrasi dalam Seluruh
Mata Pelajaran
Pendidikan
kewirausahaan terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah
penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga
hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai.
terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan
nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari
melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas
pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga
dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal,
menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan
menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan
nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang
ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat
menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem
penilaian.
Dalam
pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat
ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut
harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka
penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai
nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah
nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya.
Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata
pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman
nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata
pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang
diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 (enam)
nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, kepemimpinan,
orientasi pada tindakan dan kerja keras.
Integrasi
pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan
pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan.
Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan
dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam
silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan.
Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan
dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana
materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai
kewirausahaan.
Prinsip
pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan
mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan
sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya
melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan
selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip
ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat.
Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Pengintegrasian
nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan melalui langkah-langkah
berikut:
a. Mengkaji SK dan
KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah tercakup didalamnya.
b. Mencantumkan
nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SKdan KD kedalam
silabus.
c. Mengembangkan
langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan
melakukan integrasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.
d. Memasukan
langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
RPP.
Pendidikan kewirausahaan dapat diintegrasikan pada
mata pelajaran seperti berikut ini:
a.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN),
nilai kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu kepemimpinan dan orientasi pada
tindakan.
b.
Matematika, nilai
kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu mandiri, kreatif, berani mengambil
resiko dan kerja keras.
c.
Bahasa Indonesia, nilai
kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu kreatif.
d.
Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP), nilai kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu mandiri, kreatif,
orientasi pada tindakan, dan kerja ker
e.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
nilai kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu kreatif, orientasi pada
tindakan, dan kerja keras.
f.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
nilai kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu mandiri, kepemimpinan,
berorientasi pada tindakan, dan kerja keras.
g.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK), nilai kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu mandiri,
berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, dan kerja keras.
2.
Pendidikan
Kewirausahaan yang Terpadu dalam
Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra
Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri,
keluarga dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah menyediakan sejumlah
kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka; menyelenggarakan kegiatan yang memberikan
kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan
mandiri dan atau kelompok.
Pendidikan kewirausahaan terpadu
dalam kegiatan ekstra kurikuler misalnya:
a. Pramuka,
nilai kewirausahaan yang bisa diterapkan pada kegiatan ini adalah kepemimpinan,
kreatif, dan mandiri.
b. Paskibra,
nilai kewirausahaan yang bisa diterapkan pada kegiatan ini adalah mandiri,
kepemimpinan, kreatif, dan berorintasi pada tindakan
c. Olahraga
(Voli, Basket, Sepak bola, Bulu tangkis), nilai kewirausahaan yang bisa
diterapkan pada kegiatan ini adalah berani mengambil resiko dan kerja keras.
d. Kesenian
(Menari, Menyanyi, Musik), nilai kewirausahaan yang bisa diterapkan pada
kegiatan ini adalah kreatif, mandiri, dan kerja keras.
3.
Pendidikan
Kewirausahaan melalui Pengembangan Diri
Pengembangan
diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian
integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan
upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta
didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan
masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir,
serta kegiatan ekstra kurikuler.
Pengembangan
diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan kompetensi dan
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi
dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
Pengembangan
diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam
kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar,
wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian.
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan
terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan
secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang
diikuti oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan
dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui
pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business
day’ (bazar, karya peserta didik, dll)
Melalui kegiatan pengembangan diri
seperti bazaar, mading, dan prakarya siswa dapat menumbuhkan nilai-nilai
kewirausahaan seperti kreatif, mandiri, dan kerja keras.
B.
Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kewirausahaan Di
Sekolah
Adapun tujuan-tujuan kewirausahaan
bagi lembaga SD, SMP,SMA, dan perguruan tinggi, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan
Kewirausahaan Di Sekolah Dasar
a. Meningkatkan jumlah wirausahawan yang
berkualitas.
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para
wirausahawan untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan sekolah dan masyarakat.
c. Membudayakan semangat, sikap, perilaku
dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat.
d. Menumbuhkembangkan kesadaran dan
orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap sekolah dan masyarakat.
2.
Tujuan pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Menengah
Pertama(SMP)
a. Meningkatkan daya kreatifitas berpikir
siswa dalam melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil yang berbeda
dengan produk yang telah ada.
b. Menciptakan sikap dan prilaku yang mudah
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas
c. Membentuk motivasi yang kuat untuk
menjadi seorang pembisnis sejak dini
d. Memiliki rasa ingin tahu secara mendalam
dan luas dari apa yang di pelajari,dilihat dan didengar.
3.
Tujuan pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Menengah
Atas (SMA)
a. Menerapkan perilaku tepat waktu.
b. Menerapkan perilaku yang tepat janji.
c. Membentuk pribadi yang disiplin.
d. Membentuk pribadi yang ulet dan mau
bekerja keras.
e. Membentuk pribadi yang memiliki jiwa
toleran dan mau menolong sesama.
f. Mengasah keterampilan para siswa dengan
membuat dan menciptakan produk yang sesuai dengan minat dan daya beli.
g. Meningkatkan daya inovasi dan
kreativitas siswa melaluipembuatan produk-produk.
h. Menciptakan iklim belajar, bekerja,
berkarya, dan berpartisipasi yang menyenangkan.
4.
Tujuan Kewirausahaan di Perguruan
Tinggi
a.
Pendidikan saja sudah tidak cukup menjadi bekal untuk masa
depan.’’dahulu saya berpikir pendidikan
saja sudah cukup membuat Indonesia mandiri
b.
, tetapi sekarang mengapa tetap saja kita tebelakang?
Ternyata kita tidak hanya cukup menguasai ilmu yang umum saja. Bangsa ini
membutuhkan orang-orang yang sanggup mengubah ‘kesulitan’menjadi ‘peluang’dan
memeberikan kontribusi bagi perusahaan.
c.
Memajukan perekonomian Indonesia dan menjadi lokomotif
peningkatan kesajahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
d.
Membudayakan sikap unggul, prilaku positif, dan kreatif.
e.
Agar sukses di dunia kerja atau usaha, tidak cukup orang
pandai bicara. Yang dibutuhkan adalah bukti nyata/realitas. Oleh karena
itu,kewirausahaan adalah ilmu nyata yang bisa mewujudkannya.
f.
Menjadi bekal ilmu untuk mencari nafkah, bertahan hidup, dan
berkembang.
Terdapat tiga manfaat penting jika
sekolah dikelola menggunakan konsep kewirausahaan, yaitu bagi lembaga sekolah/perguruan tinggi, siswa/mahasisiwa, dan masyarakat.
1. Manfaat
Kewirausahaan bagi Sekolah
Konsep
kewirausahaan sekolah diarahkan kepada penciptaan dan pengembanagan unit usaha
yang profit taking, dimana menghasilkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan (costumer).
Semakin besar kebutuhan
costumer yang dapat terpenuhi oleh jasa atau produk yang dihasilkan sekolah,
maka akan semakin besar pula profit yang diperoleh sekolah itu dan semakin
besar pula sumber dana yang diperoleh untuk menunjang biaya proses pendidikan
yang diselenggarakan oleh sekolah itu. Karena memperoleh dana mandiri, maka
sekolah bebas dari intervensi ketat dan tidak terikat dengan konsekuensi apapun
sehingga secara bebas pula mengalokasikan dana tersebut sesuai kebutuhannya.
Pada akhirnya nanti, melalui pengembangan kewirausahaan di sekolah diharapkan
dapat meningkatkan gairah dalam penyelenggaraan proses pendidikan,
menyejahterakan sivitas sekolah, serta meningkatkan produktifitas kerja, dan
secara tidak langsung ikut meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), menekan
pengangguran dan menekan kriminalitas, serta meningkatkan aktualisasi diri
(self actualization) sekolah sebagai laboratorium masyarakat.
2. Manfaat Kewirausahaan bagi Siswa
Pengembangan kewirausahaan sekolah juga diharapkan memberikan keuntungan kepada
siswa, dimana dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan
kewirausahaan dan manajerial tingkat sederhana untuk mengelola dan memasarkan
suatu produk, dalam bentuk kurikuler, kokurikuler, dan atau ekstrakurikuler.
Agar lebih efektif, maka siswa hendaknya juga terlibat aktif secara langsung
dalam pengembangan unit produksi/jasa sekolah atau bekerjasama dengan instansi
mitra lain terkait melalui program pendidikan sistem ganda atau dual system
education. Melalui pola ini, selain siswa dapat mempraktikkan pendidikan dan
pelatihan teoritis terhadap dunia nyata sebenarnya, juga dapat menemukan
kendala serta peluang dan atau menemukan ide-ide baru yang lebih tinggi lebih
memilki alternatif-alternatif dalam meniti masa depannya, terutama mapu menciptakan
lapangan kerja bagi dirinya sendiri serta berpartisipasi menggerakkan ekonomi
masyarakat sesuai kondisi lingkungan fisik dan sosiobudaya di
masyarakat. Selain itu, pada diri siswa akan tertanam minat dan kemampuan
untuk berpartisipasi membangun secara nyata daerah atau lingkungannya.
3. Manfaat Kewirausahaan bagi Masyarakat Sekitar
Salah satu tujuan pengembangan kewirausahaan sekolah adalah menghasilkan
produk/jasa yang dijual ke masyarakat atau costumer. Semakin besar kebutuhan
costumer yang dapat terpenuhi oleh jasa atau produk yang dihasilkan sekolah,
maka akan semakin besar pula profit yang diperoleh sekolah, artinya
kewirausahaan sekolah harus diarahkan dapat melayani kebutuhan dan dapat
menyelesaikan persoalan masyarakat atau costumer secara maksimal. Pada
akhirnya, masyarakat sekitar memilki sentiment positif sekolah yang selanjutnya
akan meningkatkan rasa memilki atau sense of belonging terhadap
sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kewirausahaan
merupakan terjemahan dari kata entrepreneurship yang diartikan sebagai the
backbone economy, yaitu syarat pusat perekonomian atau sebagai tailbone of
economy, yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa.
Kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya,
bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan
pendapatan dalam kegiatan usahanya.
B.
Saran
Telah
selesainya makalah yang kami susun apabila ada kesalahan dalam, penulisan,
kata-kata kurang pas, maka kami selaku orang yang bersangkutan dalam penyusunan
makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga
makalah yang telah kami susun bisa bermanfaat bagi pembaca sesuai pelajaran
yang telah kami susun mengenai masa kejayaan dan kemunduran ada kalahnya disana
ada bisa memhahami apa yang telah kami masukan sesuai dengan buku yang kami
dapatkan dan kami masukan kedalam maklah sesuai dengan pokok pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Saiman, Leonardus. (2009). Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus- kasus. Penerbit: Salemba Empat .
Suharyadi, dkk. (2007). Kewirausahaan Membangun usaha Sukses Sejak usia Muda. Jakarta:
Salemba Empat.
Suparyanto. (2013). Kewirausahaan (Konsep dan Realita pada Usaha kecil). Bandung:
Alfabeta.
No comments:
Post a Comment