MAKALAH PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem reproduksi
adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.Terdiri dari testis, ovarium
dan bagian alat kelamin lainnya.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmufaal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup,
sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati.
sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati.
Sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami gangguan atau masalah. Gangguan
reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa penyakit atau kelainan.
B. Tujuan
1.
Mengetahui bagaimana
memahami penyakit pada sistem reproduksi pria
2.
Mengetahui bagaimana
memahami penyakit pada sistem reproduksi wanita
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Gangguan Sistem Reproduksi Pria
a. Prostatitis
Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
peradangan (-itis) prostate.
Hipertropi
prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat sebagai akibat
dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan obstruksi saluran
kemih (Thomson, 1993: 1997).
Benigna
prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling dalam
(medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi menimbulkan
penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke
arah basis vesika urinaria.
Penyebab dari Prostatitis
Prostatitis
adalah infeksi dari prostate yang seringkali disebabkan oleh beberapa dari
bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi-infeksi kantong kemih. Ini
termasuk E. coli, Klebsiella, dan Proteus.
Penyebab
secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi ada dugaan oleh
faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi perubahan
keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi
konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer.
Tanda/Gejala-Gejala Dari Prostatitis
·
Kesulitan-kesulitan
dengan ejakulasi.
·
Disfungsi ereksi.
·
Biasanya ada urgensi.
·
Frekuensi dari membuang air
kecil.
·
Dysuria (kencing yang
menyakitkan atau sulit).
·
Demam.
b. Epididimitis
Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal
ini terdapat peradangan pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian
belakang testis tempat penyimpanan sperma yang sudah dewasa.
Penyebab
paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif secara seksual
(sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia trachomatis adalah mikroba
penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria gonorrhoeae.
Tanda dan gejala dari Epididymitis
·
Epididimitis biasanya
menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara bertahap seperti nyeri pada testis
atau epididimis.
·
Testis mungkin menjadi
hangat dan / atau merah.
·
Darah di dalam air mani
(hemospermia)
·
Demam
·
Ejakulasi yang
menyakitkan
·
Nyeri pada testis
·
Nyeri saat buang air
kecil (disuria)
·
Sebuah benjolan atau
gumpalan di testis
Hipogonadisme adalah
kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang
memadai. Hipogonadisme bisa dialami sejak janin berkembang di perut, sebelum
masa puber, atau saat dewasa.
Hipogonadisme dibagi
menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Pada
hipogonadisme primer testis mengalami kelainan, kadar testoteron rendah
disertai meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan
hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar
hipofisis di otak yang mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon
testosteron dan hormon gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi
ini disebut hipogonadisme-hipogonadotropik.
Penyebab Hipogonadisme
·
Infeksi pada testis
·
Trauma pada testis
akibat dikebiri atau kecelakaan
·
Sindrom Klinefelter
·
Pengobatan kanker
·
Radang buah zakar
·
Hemokromatosis
·
Sindrom Kallman
·
HIV/AIDS
·
Penuaan
·
Obesitas
·
Tumor
Tanda dan gejala dari Hipogonadisme
Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
·
Pada pria alat
kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
·
Alat kelamin tidak
jelas antara wanita atau pria.
Hipogonadisme yang terjadi saat puber
·
Suara kurang mendalam
·
Massa otot menurun
·
Pertumbuhan penis dan
testikel terganggu
Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa
·
Mandul
·
Disfungsi ereksi
·
Kelelahan
·
Penurunan gairah
seksual
d. Impotensi
Impotensi adalah suatu gangguan
seksual yang ditandai dengan gejala ketidakmampuan penderita dalam
mempertahankan tingkat ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami
istri. Pria impotensi tidak dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan
hubungan seks suami istri sampai selesai.
Tingkat
impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat, dikalangan medis
lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat
gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali
untuk ereksi.
Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan
dalam beberapa kategori berikut :
·
Impotensi Organik.
Impotensi organik
disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana penis penderita
tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.
·
Impotensi Fungsional.
Impotensi fungsional
disebabkan karena faktor-faktor patologis atau penyakit seperti: komplikasi
suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah, pemakaian alkohol
yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan merokok yang sangat kronis.
·
Impotensi Psikis.
Merupakan jenis
impotensi yang paling sering ditemukan, penyebabnya adalah hal yang bersifat
kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan,
rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut,
was-was, dan lain-lain.
Impotensi
merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa dirasakan oleh penderita
bersama pasangannya saat melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu,
gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali,
yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara
terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat diketahui
adanya tanda dan gejala impotensi.
B. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita
a. Kanker serviks
Kanker
serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel
serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga
bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
Kanker
servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke
arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina)
(Riono, 1999).
Kanker
serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas
yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari
rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat
sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas,
tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan
disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).
Penyebab
utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan
kanker.
Tanda/gejala dari Kanker Serviks.
·
Pendarahan setelah
senggama/berhubungan
·
Pendarahan spontan yang
terjadi antara periode menstruasi rutin.
·
Timbulnya keputihan
yang bercampur dengan darah dan berbau.
·
Nyeri panggul dan
gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
·
Nyeri ketika
berhubungan seksual.
b. Vaginitis
Vaginitis adalah
infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau jamur
(Manuaba,2001)
Vaginitis
adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung pada vagina
atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)
Penyebab dari Vaginitis
·
Jamur
Umumnya disebabkan
oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva /
vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan
dengan bau yang khas.
·
Bakteri
Biasanya diakibatkan
oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan
ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis.
Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan,
penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.
·
·
Virus
Keputihan yang
diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma,
herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus
herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di
sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan
condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau
yang sering menyerang ibu hamil
·
Parasit
Keputihan akibat
parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak
seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau
tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit
keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam
pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.
Tanda dan Gejala :
·
Pruritus vulvae
·
Nyeri vagina yang hebat
·
Disuria eksterna dan
interna
·
Rash pada vulva
·
Eritematosa
·
Sekret khas seperti
keju lembut.
·
Secret banyak dan bau
busuk
·
Edema vulva
·
Vagina berbau busuk dan
amis
·
Perdarahan pervaginam
·
Dispareunia
c. Bartolinitis
Bartolinitis
adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai
dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai
demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas
·
Virus : kondiloma
akuminata dan herpes simpleks.
·
Jamur : kandida
albikan.
·
Protozoa : amobiasis
dan trikomoniasis.
·
Bakteri : neiseria
gonore.
Tanda/Gejala Bartolitis
·
Pada vulva : perubahan
warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
·
Kelenjar bartolin
membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat
disertai demam
·
Kebanyakkan wanita
dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat
berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di
sekitar alat kelamin.
·
Terdapat abses pada
daerah kelamin
·
Pada pemeriksaan fisik
ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
d. Kista Ovarium
Kista ovarium adalah
suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau
ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah
kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar
dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul (Winkjosastro, et.
all, 1999).
Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Kista
ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau
korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari
epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Penyebab Kista Ovarium
·
Gaya hidup tidak sehat.
·
Konsumsi makanan yang
tinggi lemak dan kurang serat
·
Zat tambahan pada
makanan
·
Kurang olah raga
·
Terpapar denga polusi
dan agen infeksius
·
Sering stress
Faktor genetik
Dalam
tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi,
protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
·
menstruasi yang tidak
teratur, disertai nyeri.
·
perasaan penuh dan
dtertekan diperut bagian bawah.
·
nyeri saat bersenggama.
·
perdarahan.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
·
Gangguan haid
·
Jika sudah menekan
rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
·
Dapat terjadi peregangan
atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
·
Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut :
·
Asites
·
Penyebaran ke omentum
(lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
·
Perut membuncit, kembung,
mual, gangguan nafsu makan,
·
Gangguan buang air
besar dan kecil.
·
Sesak nafas akibat
penumpukan cairan di rongga dada.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reproduksi manusia secara
vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh),
oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut.
Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan
alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah
disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
Untuk itu
memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi dapat
berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
Selain itu
dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan penyebab
kelainan dan gangguan system Reproduksi.
3.2 Saran
3.2.1 Diharapkan kepada mahasiswa/i agar
dapat memahami dan mempelajari lebih dalam tentang sistem reproduksi pada
manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup
agar tetap lestari.
3.2.2 Diharapkan kepada pengajar materi
ini agar bisa membimbing mahasiswa/i dengan baik agar mahasiswa/i dapat
memahami dengan mudah tentang konsep materi ini. Dan yang paling penting adalah
setelah mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang
negatif.
|
No comments:
Post a Comment