1

loading...

Thursday, November 1, 2018

MAKALAH PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

MAKALAH PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmufaal (fisiologi).  Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat  bertahan  hidup,
sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium)  atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati.
Sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami gangguan atau masalah. Gangguan reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa penyakit atau kelainan.
B.     Tujuan
1.         Mengetahui bagaimana memahami penyakit pada sistem reproduksi pria
2.         Mengetahui bagaimana memahami penyakit pada sistem reproduksi wanita
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Gangguan Sistem Reproduksi Pria
a.       Prostatitis

Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peradangan (-itis) prostate.
            Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan obstruksi saluran kemih (Thomson, 1993: 1997).
            Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria.
Penyebab dari Prostatitis
            Prostatitis adalah infeksi dari prostate yang seringkali disebabkan oleh beberapa dari bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi-infeksi kantong kemih. Ini termasuk E. coli, Klebsiella, dan Proteus.
            Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer.
Tanda/Gejala-Gejala Dari Prostatitis
·         Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.
·         Disfungsi ereksi.
·         Biasanya ada urgensi.
·         Frekuensi dari membuang air kecil.
·         Dysuria (kencing yang menyakitkan atau sulit).
·         Demam.
b.      Epididimitis

Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat peradangan pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis tempat penyimpanan sperma yang sudah dewasa.
            Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif secara seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia trachomatis adalah mikroba penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria gonorrhoeae.
Tanda dan gejala dari Epididymitis
·         Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara bertahap seperti nyeri pada testis atau epididimis.
·         Testis mungkin menjadi hangat dan / atau merah.
·         Darah di dalam air mani (hemospermia)
·         Demam
·         Ejakulasi yang menyakitkan
·         Nyeri pada testis
·         Nyeri saat buang air kecil (disuria)
·         Sebuah benjolan atau gumpalan di testis
c.       Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa dialami sejak janin berkembang di perut, sebelum masa puber, atau saat dewasa.
Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer testis mengalami kelainan, kadar testoteron rendah disertai meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak yang mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-hipogonadotropik.
Penyebab Hipogonadisme
·         Infeksi pada testis
·         Trauma pada testis akibat dikebiri atau kecelakaan
·         Sindrom Klinefelter
·         Pengobatan kanker
·         Radang buah zakar
·         Hemokromatosis
·         Sindrom Kallman
·         HIV/AIDS
·         Penuaan
·         Obesitas
·         Tumor
Tanda dan gejala  dari Hipogonadisme
Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
·         Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
·         Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.
Hipogonadisme yang terjadi saat puber
·         Suara kurang mendalam
·         Massa otot menurun
·         Pertumbuhan penis dan testikel terganggu
Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa
·         Mandul
·         Disfungsi ereksi
·         Kelelahan
·         Penurunan gairah seksual
d.      Impotensi

Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan gejala ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai selesai.
            Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat, dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi.

Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam beberapa kategori berikut :
·         Impotensi Organik.
         Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.
·         Impotensi Fungsional.
         Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis atau penyakit seperti: komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah, pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan merokok yang sangat kronis.
·         Impotensi Psikis.
         Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan, penyebabnya adalah hal yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan, rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut, was-was, dan lain-lain.
            Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa dirasakan oleh penderita bersama pasangannya saat melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali, yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat diketahui adanya tanda dan gejala impotensi.

B.     Gangguan Sistem Reproduksi Wanita
a.       Kanker serviks

            Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
            Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).
            Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).
            Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
Tanda/gejala dari Kanker Serviks.
·         Pendarahan setelah senggama/berhubungan
·         Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
·         Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
·         Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
·         Nyeri ketika berhubungan seksual.
  
b.      Vaginitis

            Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau jamur (Manuaba,2001)
            Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)
 Penyebab dari Vaginitis
·         Jamur
         Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas.
·         Bakteri
         Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.
·       
·         Virus
         Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil
·         Parasit
         Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.
Tanda dan Gejala :
·         Pruritus vulvae
·         Nyeri vagina yang hebat
·         Disuria eksterna dan interna
·         Rash pada vulva
·         Eritematosa
·         Sekret khas seperti keju lembut.
·         Secret banyak dan bau busuk
·         Edema vulva
·         Vagina berbau busuk dan amis
·         Perdarahan pervaginam
·         Dispareunia



c.       Bartolinitis

            Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas
·         Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
·         Jamur : kandida albikan.
·         Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
·         Bakteri : neiseria gonore.
Tanda/Gejala Bartolitis
·         Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
·         Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
·         Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
·         Terdapat abses pada daerah kelamin
·         Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.

d.      Kista Ovarium
            
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul  (Winkjosastro, et. all, 1999).
            Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
            Kista  ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Penyebab Kista Ovarium
·         Gaya hidup tidak sehat.
·         Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
·         Zat tambahan pada makanan
·         Kurang olah raga
·         Terpapar denga polusi dan agen infeksius
·         Sering stress


Faktor genetik
            Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
·         menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
·         perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
·         nyeri saat bersenggama.
·         perdarahan.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
·         Gangguan haid
·         Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
·         Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
·         Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut :
·         Asites
·         Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
·         Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
·         Gangguan buang air besar dan kecil.
·         Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
         Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
          Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
          Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.
 3.2    Saran
3.2.1      Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
 3.2.2      Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing mahasiswa/i dengan baik agar mahasiswa/i dapat memahami dengan mudah tentang konsep materi ini. Dan yang paling penting adalah setelah mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.










iii
 
 

No comments:

Post a Comment