1

loading...

Thursday, November 1, 2018

MAKALAH DAKWAH RASULULLAH DI MEKKAH

MAKALAH DAKWAH RASULULLAH DI MEKKAH


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan ghirah dakwah sebagai muslim sekaligus sebagai da’i di muka bumi ini sudah selayaknyalah kita mengkaji napak tilas sejarah dakwah Rasulullah SAW. Karena dari sejarah Rasulullah itulahakan banyak hal yang akan kita petik sebagai pelajaran baik metode maupun hal-hal yang harus kita lakukan dan hal-hal yang tidak boleh kita lakukan.
Sudah selayaknyalah kita pahami sejarah Rasulullah ini karena sudah banyak orang yang mengkaji , baik dari kalangan orang muslim seniri maupun dari kalangan non-muslim atau yang kita sebut para orientalis.
Sejarah dakwah Rasulullah di Makkah ini sangat menarik untukkita bahas karena di sinilah gendering yang pertama kali ditabuh oleh perintah Allah dan Rasul-Nya dan para sahabatnya dalam rangka menegakkan panji islam dan menanamkan aqiadah yang haq dan yang sesuai dengan Al-Qur’an yang difirmankan oleh Allah SWT yang telah lama tidak tampak setelah wafatnya nabi Ibrahim.
Dan di masa ini, ada beberapa tahapan yang sangat penting sebagai pelajaran yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi, dakwah secara terang-terangan dan dakwah di luar Makkah serta penyebarannya yang dimulai dari tahun kesepuluh dari nubuwah hingga hijrah ke Madinah

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Cara Dakwah Nabi Di Mekkah ?
2.      Bagaimana Tekanan Yang Dilakukan Oleh Kaum Kafir Quraisy Terhadap Nabi dan Sahabat Sahabat Nabi ?
3.      Bagaimana Reaksi Dan Aksi Nabi Terhadap Ancaman Dan Blockade Kafir Quraisy ?
4.      Bagaimana Dakwah Nabi Secara Terang Terangan   ?
5.      Bagaimana Pengaruh Dakwah Nabi Secara Terang Terangan Terhadap Perkembangan Islam?
6.      Bagaimana Orang Yang Kafir Quraisy Menentang Dakwah Nabi ?

C.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Cara Dakwah Nabi Di Mekkah
2.      Untuk Mengetahui Tekanan Yang Dilakukan Oleh Kaum Kafir Quraisy Terhadap Nabi dan Sahabat Sahabat Nabi
3.      Untuk Mengetahui Reaksi Dan Aksi Nabi Terhadap Ancaman Dan Blockade Kafir Quraisy
4.      Untuk Mengetahui Dakwah Nabi Secara Terang Terangan  
5.      Untuk Mengetahui Pengaruh Dakwah Nabi Secara Terang Terangan Terhadap Perkembangan Islam
6.      Untuk Mengetahui Orang Yang Kafir Quraisy Menentang Dakwah Nabi

















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Cara Dakwah Nabi Di Mekkah
Dalam Al-Qur’an Allah menegaskan bahwa Muhammad SAW diutus untuk menebar rahmat buat seluruh alam[1] Al-Mubarakfury menyimpulkan bahwa materi dakwah dii Makkah adalah sebagai berikut:
  1. Tauhid
  2. Iman kepada hari kiamat
  3. Pembersih jiwa dengan menjauhi segala kemungkaran dan kekejian yang  menimbulkan akibat buruk, dan dengan melakukan hal-hal baik dan utama.
  4. Penyerahan segala urusan kepada Allah
  5. Semua itu setelah beriman kepada rislah Muhammad[2]
Metode dakwah adalah ilmu tentang cara menyampaikan dakwah dan cara menghilangkan halangan-halangan yang merintangi sampainya tujuan dakwah.
      Adapun sistim pembinaan dan pendidikan yang dikembangkan rasulullah saw adalah sistim kaderisasi dengan membina beberapa para sahabat Kemudian para sahabat ini mengembangkan islam keberbagai penjuru dunia .
      Pada awal-awal perkembangan islam pada waktu itu ,masyarakat islam menampilkan diri sebagai masyarakat alternative ,yang memberi warna tertentu pada kehidupan manusia karakter yang paling penting ditampilkan oleh masyarakat islam ketika itu adalah kedamaian dan kasih sayang
      Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa prinsip dakwah rasulullah SAW,yaitu sebagai berikut:
  1. Mengetahui medan melalui penelitian dan penerungan
  2. Melalui perencanaan pembinaan ,pendidikan dan pengembangan serta pembangunan masyarakat.
  3. Melalui secara bertahap.
  4. Melalui cara dan strategi hijrah .
  5. Melalui syiar dan pranata islam.
  6. Melalui musyawarah dan kerja sama.
  7. Melalui cara yang toleran dan saling menghargai pendapat.
  8. Melalui nilai-nilai kemanusiaan,kebebasan dan demokratis.
  9. Menggunakan bahasa kaumnya.
  10. Melalui surat .
  11. Melalui uswah hasanahdan syuhada ala an-nasa dan melalui peringatan, dorongan dan motivasi
  12. Melalui kelembutan pengampunan.
Dari prinsi dan langkah-langkah perjuangan rasulullah saw di atas ,dapat diturunkan kaidah-kaidah dakwah rasulullah saw sebagai berikut:
  1. tauhidullah.
  2. Ukhuwah islamiah.
  3. Muswah (sikap persamaan antar sesama manusia)
  4. Musyawarah
  5. Ta’awun(sikap gotong royong)
  6. Takaful al-ijtima(sikap pertanggung jawaban bersama)
  7. Jihad dan ijtihad
  8. Fastahiq al-khairot  (sikap dan semangat berlomba_lomba dalam kebaikan)[3]

B.     Tekanan Yang Dilakukan Oleh Kaum Kafir Quraisy Terhadap Nabi dan Sahabat Sahabat Nabi
1.      Kemarahan Kaum Quraisy
Kemarahan orang-orang Quraisy terhadap segala yang didakwahkan oleh Muhammad SAW. kepada masyarakat Mekah dianggap sebagai jaran yang menghina leluhur nenek moyang mereka dan merendahkan atau menghina Tuhan-Tuhan berhala mereka[4]
2.      Intimidasi terhadap Umat Islam
Bangsa Quraisy melancarkan permusuhan dan intimidasi terhadap Nabi Muhammad SAW. berserta para pengikut-pengikutnya. Mereka memaksa budak-budak mereka yang masuk Islam untuk kembali menyembah berhala, apabila mereka menolak, maka mereka akan disiksa sehingga mereka sekarat atau menyerah.
Terlalu banyak pengikut Rasulullah SAW. yang sudah disiksa diluar perikemanusiaan, terutama perngikut Islam dari golongan budak. Adapun terhadap Rasulullah SAW., mereka belum berani melakukan gangguan karena Rasulullah masih dilindungi oleh paman beliau, Abu Thalib.
Disamping itu, Beliau masih keturunan Bani Hasyim yang memiliki kedudukan tinggi dan martabat tinggi dalam pandangan masyarakat Quraisy sehingga Beliau masih disegani.
3.      Mempengaruhi paman Rasulullah (Abu Thalib)
Beberapa pemuka atau tokoh Quraisy menemui Abu Thalib dan meminta agar Muhammad menghentikan segala kegiatannya dalam menyiarkan Islam. Apabila Abu Thalib tidak dapat melakukannya, maka mereka yang akan menghentikannya.
Akan tetapi, Muhammad SAW. mengambil sikap menolak dan dengan tegas mengatakan kepada pamannya. “Demi Allah, wahai paman, sekiranya mereka letakkan matahari di tanganku dan bulan di rangan kiriku agar meninggalkan pekerjaan ini (menyeru pada agama Allah) sehingga tersiar (di muka bumi ini) atau aku akan binasa karenanya, tetapi aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini”.
4.      Penganiayaan dan Hijrah ke Habsyah
Kemarahan luar biasa terjadi pada kaum Quraisy karena gagal menghentikan Rasulullah SAW. dari dakwahnya. Mereka kemudian melancarkan bermacam-macam gangguan dan penghinaan kepada Rasulullah SAW. serta menambahkan siksaan hingga di luar batas perikemanusiaan terhadap pengikut Beliau.
Akhirnya, Nabi Muhammad SAW. pun tidak tahan melihat penderitaan sahabat-sahabatnya itu, sehingga Nabi Muhammad SAW. menganjurkan mereka hijrah ke Habsyah (Abesinia) yang masyarakatnya banyak menganut Kristen. Raja Habsyah saat itu bernama Najasyi dan dikenal sangat adil.
Pada rombongan pertama yang berangkat, terdapat 10 orang laki-laki dan 4 orang permepuan, kemudian disusul oleh rombongan selanjutnya, sehingga 100 orang.
Diantaranya mereka adalah Usman bin Affan beserta istrinya, Ruqayah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman ibn Auf, Ja’far bin Abu Thalib. Peristiwa ini terjadi pada tahun kelima setelah Rasulullah diangkat menjadi rasul atau pada tahun 615 M. Akan tetapi, meskipun gangguan tersebut menimpa Rasulullah SAW., beliau tetap tinggal di Mekah. [5]

C.    Reaksi Dan Aksi Nabi Terhadap Ancaman Dan Blockade Kafir Quraisy
Untuk mempertahankan diri dari ancaman-ancaman kaum Quraisy maka Nabi Muhammad SAW membentuk pasukan- pasukan tentara yang bertugas menjaga kota Madinah terhadap setiap serangan mendadak yang mungkin datang dari suku-suku
Badui atau kaum Quraisy. Peperangan pertama antara tentara Muslim dan tentara Quraisy terjadi di suatu tempat yang bernama Badar pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke dua Hijrah. Peperangan ini dinamakan "Perang Badar" dan kaum Muslimin memperoleh kemenangan yang besar. [6]
Kekalahan yang diderita kaum Quraisy ini tidak dapat mereka terima dan bertekatmengadakanpembalasan. Maka disiapkanlah 3000 orang tentara dengan perlengkapan senjata yang lengkap dan dengan perbekalan yang cukup. Turut pula membantu orang-orang Quraisy ini beberapa Kabilah Arab lain seperti Arab Kinana dan Tihamah. Pada pertengahan bulan Sya'ban tahun 3 Hjrah berangkatlah pasukan tentara kaum Quraisy tersebut menuju Madinah. Segera setelah Nabi Muhammad mendengar berita gerakan musuh itu, beliaupun segera keluar kota Madinah dengan kekuatan sekitar 1000 orang tentara untuk menyongsong musuh yang menyerang. Kedua pasukan yang bermusuhan itu bertemu di kaki gunung Uhud yang terletak di sebelah utara Madinah. Perang ini disebut "Perang Uhud" dan karena jumlah tentara Pengikut Nabi jauh lebih kecil dibanding tentara kaum Quraisy, maka tentara Pengikut Nabimenderita kekalahan. Ikut gugur dalam peperangan ini adalah paman NabiMuhammad yang bernama Hamzah, sedangkan beliau sendiri menderita luka-luka. Dalam pertempuran ini dari kaum Pengikut Nabi Muhammad gugur sebagai shuhada sekitar 70 orang.Atas kekalahan ini Nabi Muhammad SAW pun mempersiapkan kembali pasukannya agar mendapatkan kembali pada kedudukan mereka semula.
Agar kota Madinah tidak dapat diserang dengan mudah maka kaum Pengikut Nabi Muhammad membuat parit yang dalam dan lebar sebelah utara kota Madinah, karena diperkirakan kaum Quraisy akan menyerang kota Madinah dari arah ini. Bagian kota lainnya mereka jaga dengan rapi dan kuat. Rumah-rumah dihubungkan dan lorong-lorong ditutup, sehingga kota Madinah merupakan sebuah benteng. Sementara itu orang-orang Yahudi tidak senang melihat kenyataan bahwa keberadaan Nabi Muhammad SAW di Madinah bukan hanya sebagai pemimpin agama tetapi juga sebagai penguasa kota Madinah. Oleh sebab itu orang Yahudi Bani Nadhir melakukan percobaan pembunuhan atas Nabi [7]

D.    Dakwah Nabi Secara Terang Terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: ayat: 214-216. Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antaralain sebaga berikut: [8]
1.      Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far binAbu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
2.      Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah,terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah binAbdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
1.      Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
2.      Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus danKhazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah. [9]
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah.
 Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib. Strategi Dakwah Rasulullah saw Periode Mainah  antara lain:
1.      Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan kaum Anshar.
2.      Memellihara dan mempertahankan masyarakat Islam.
3.      Meletakkan dasar-daar politik ekonomi dan social untk masyarakat IslamDengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan nagari “ Baldtun Thiyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah disebut “ Madinatul Munawwarah ”

E.     Pengaruh Dakwah Nabi Secara Terang Terangan Terhadap Perkembangan Islam
Dakwah Nabi Muhammad saw.secara terang terangan kepada masyarakat luas. Dakwah ini dilakukan nabi setelah selama tiga tahun beliau berdakwah secara sembunyi sembunyi selama itu pula beliau berdakwah dari rumah ke rumah,dari satu orang ke orang lain,dan berhasil mengislam kanpuluhan orang. Setelah iti Allah AWT.menurunka perintah agar nabi berdakwah secara terang terangan.
Dengan perintah tegas dari Allah SWT.Nabi segera mengumpulkan masyarakat luas di bukit shafa, dalam seruannya nabi saw.mengajak manusia agar menyembah Allah tuhan semesta Alam dan tidak menyembah berhala. Mereka diminta bersaksi bahwa Muhammad adalah urtusan Allah. Mereka harus senantiasa berbuat baik dan meninggalkan semua bentuk perbuatan tercela.
Dalam sejarah Islam Nabi Muhammad saw.adalah nabi besar. Beliau dipilih Allah sebagai utusannya.yang terakhir dan menyempurnakan nabi dan rasul sebelumnya. Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw.sangat lengkap berlaku sepanjang masa sampai hari kiamat tiba.[10]

F.     Orang Yang Kafir Quraisy Menentang Dakwah Nabi
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya, pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu ishaq dan Al-Waqidi. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya, tetapi tidak semua orang terdekatnya mau menerima dakwah ini. Sebagai contoh Abu Thalib yang tidak meyakini ajaran yang dibawa oleh Muhammad. Begitu pula dengan salah satu pamannya yang bernama Abu Lahab, bahkan menjadi penentang keras dakwah Muhammad. [11]
1.      Abu Lahab - Abu Lahab bin 'Abdul Muttalib adalah paman Nabi Muhammad yang terkenal akan kebenciannya terhadap ajaran Islam. Namanya disebut dalam Al-Qur'an Surah Al-Lahab yang merupakan pengutukkan atasnya sebagai salah satu musuh Islam. Nama lengkapnya adalah Abdul al-Uzza bin 'Abdul Muttalib dan panggilannya Abu Lahab (bapak dari api yang berkobar), karena pipinya selalu merah atau seperti terbakar. Istrinya adalah Ummu Jamil, yang telah melahirkan dua anak Utbah bin Abu Lahab and Utaybah bin Abu Lahab.
2.      Ummu Jamil - Auraa’ binti Harb bin Umayyah adalah istri dari Abu Lahab salah satu orang yang memusuhi Muhammad. Terkenal dengan nama Ummu Jamil binti Harb Namanya di kutuk di dalam Al-Qur'an Surat Al-Lahab, sebagai salah satu musuh Islam. Ummu Jamil merupakan salah satu tokoh wanita Quraisy dan saudara perempuannya Abu Sufyan (bapaknya Muawiyyah). Sama dengan suaminya, ia juga merupakan wanita yang paling besar bencinya dan permusuhannya terhadap Muhammad. Ia dan suaminya bahu-membahu dalam permusuhan dan dosa. Ia selalu mencurahkan segenap daya dan upayanya untuk mengganggu dan memusuhi Muhammad. Pernah ia membawa dahan yang penuh duri, lalu ia sebarkan di jalan yang sering dilalui oleh Muhammad pada waktu malam, sehingga melukai beliau dan para shahabatnya.
3.      Abu Jahal - Amr bin Hisyām (w. 17 Maret, 624) atau lebih dikenal dengan sebutan Abu Jahal, adalah salah seorang pemimpin penduduk Mekkah, yang terkenal akan permusuhannya terhadap kaum Muslim. Dalam Perang Badar Pasukan Muslim yang sangat berdisiplin bergerak maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat dan berhasil menghancurkan barisan pertahanan Mekkah yang dipimpin oleh Abu Jahal. Pada saat Perang Badar itu menewaskan beberapa pemimpin penting Quraisy, antara lain ialah Umayyah bin Khalaf dan Abu Jahal sendiri alias Amr bin Hisyam. "Semua suku Arab akan mendengar bagaimana kita akan maju ke depan dengan segala kemegahan kita, dan mereka akan mengagumi kita untuk selama-lamanya." - Amr bin Hisyam
4.      Abu Sufyan - Shakhr bin Harb, atau lebih dikenal dengan panggilannya Abu Sufyan bin Harb, adalah salah seorang pemimpin utama Bani Quraisy di Mekkah yang sangat menentang Muhammad, akan tetapi di kemudian hari memeluk agama Islam. Keturunan Abu Sufyan kemudian mendirikan dinasti Umayyah yang memerintah dunia Islam antara tahun 661-750. Abu Sufyan adalah kepala suku Bani Abdu Syams, salah satu dari cabang suku Quraisy. Ia adalah salah satu pemimpin utama Quraisy dan orang terpandang di Mekkah. Bagi Abu Sufyan, Muhammad dan kaum muslim dipandang sebagai ancaman terhadap tatanan sosial Mekkah dan seseorang yang bertujuan untuk kekuasaan politik serta berpaling dari dewa-dewa Quraisy. [12]





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Perhatian dakwah terfokus pada upaya untuk menyampaikan dakwah dan menyebarkannya secara sirriyah ( sembunyi) maupun jahriyah, dimulai dari orang yang paling dekat, dalam rangka menyelamatkan manusia dari kesesatan menuju ptunjuk dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju alam yang terang benderang.
2.      Memperhatikan aspek tarbiyah (pengkaderan terpadu) bagi orang yang menerima dakwah dengan berupaya untuk menyucikan heti orang yang dididik dan menumbuhkan mereka selalu dalam suasana hidayah.

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.








DAFTAR PUSTAKA


Atang dkk, 2009,Metodology Study Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Nata, Abuddin. Metedologi Study Islam. 1998. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2013

Sejarah kebudayaan islam untuk kelas VII semester gasal, pustaka furqan ,

K. Ali, Sejarah Islam;Tarikh Pramodern, Jakarta : raja grafindo persada, 2003,

Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq Al-Makhtum, Jakarta:Darul Haq, 2005,

M. al-Ghazali, Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad,  Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2008, hal107

 



[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hal.9
[2] Sejarah kebudayaan islam untuk kelas VII semester gasal, pustaka furqan , hal.17
[3] Sejarah kebudayaan islam untuk kelas VII semester gasal, pustaka furqan , hal.19
[4] K. Ali, Sejarah Islam;Tarikh Pramodern, Jakarta : raja grafindo persada, 2003, hal.27
[5] Sejarah kebudayaan islam untuk kelas VII semester gasal, pustaka furqan , hal 21
[6]   Atang dkk, 2009,Metodology Study Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya hal  99
[7] Sejarah kebudayaan islam untuk kelas VII semester gasal, pustaka furqan , hal.19
[8]  Atang dkk, 2009,Metodology Study Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya hal 69
[9] Sejarah kebudayaan islam untuk kelas VII semester gasal, pustaka furqan , hal.17
[10] Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq Al-Makhtum, Jakarta:Darul Haq, 2005, hal49
[11]  M. al-Ghazali, Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad,  Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2008, hal 105
[12]  M. al-Ghazali, Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad,  Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2008, hal107

No comments:

Post a Comment