MAKALAH PMDI
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Segala
puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. .Shalawat
serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Saw,beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dengan
rahmat dan inayah dari Allah SWT,bahwa penulis telah menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul
Dalam
penyusunan makalah ini tidak sedikit halangan atau rintangan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah
ini berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua kalangan sehingga
kendala – kendala yang penyusun hadapi bisa teratasi.
Selaku
Dosen pembimbing yang telah memberikan tugas makalah ini dan petunjuk kepada
penulis sehinga termotivasi dalam menyusun makalah ini. Teman – teman yang
telah memberikan dorongan Dan Motivasi kepada Penulis dalam menyusun
makalah ini.
Semoga
makalah ini bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan. Khususnya bagi penulis semoga tujuan dalam pembuatan makalah ini
bisa tercapai.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb
Bengkulu, 11 November 2018
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.
Pedahuluan
Fazlur
Rahman adalah salah satu intelektual muslim era abad XX, yang mempunyai
semangat revolusioner besar dalam pembaharuan moralitas dan religiusitas
keagamaan dan sistem pendidikan Islam. Sumbangsi intelektualitasnya yang
fenomenal dan monumental menempatkan dirinya sebagai satu dari intelektual
Muslim yang mempunyai pengaruh besar bagi pemikiran pembaharuan dalam dunia
islam bahkan dunia pendidikan. Maka tidak heran hingga saat ini karya-karyanya
masih menjadi rujukan dan bacaan yang sangat sayang jika dilewatkan. Semangat
yang tak kenal waktu dan situasi inilah yang sudah semestinya kita
adopsi untuk di realisasikan dalam kehidupan kita saat ini.
Selanjutnya
akan dibahas lebih jauh tentang corak pandang pemikiran Falzur Rahman serta
sumbangsi-sumbangsi konkritnya dalam dunia Islam umumnya, dan khusunya dalam
dunia pendidikan Islam itu sendiri.
Dalam
dunia pendidikan Islam, Rahman juga memainkan perannya karena ikut berpartisipasi
dengan menyumbangsikan gagasan pembaharuannya dalam sitem pendidikan Islam yang
mungkin akhir-kahir ini sedikit banyak mengalami kemerosotan.
Demokratisasi
dalam pendidikan adalah salah satu gagasan revolusionernya dalam dunia
pendidikan Islam, dengan menghargai potensi yang dibawah oleh peserta didik.
Dalam penerapannya diharapakan peserta didik mampu mengembangakan kreatifitas
mereka dalam pendidikan ke arah yang positif dalam pengembangan kognitif,
afektif dan psikomotiriknya.
Lebih
jauh lagi Rahman berpendapat bahwa manusia itu harus terus-menerus melakukan
perjuangan yang tak henti-hentinya dalam mengembangkan hidup,kreativitas,
kekuasaan, keadilan, hal itu dilakukan agar manusia tetap survive dan makmur.
(Assegaf, 2013: 225).
2.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka
rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah Riwayat Hidup (
Biografi ) Fazlur Rahman ?
2) Apa saja Karya dan
Artikel Fazlur Rahman ?
3) Bagaimana pemikiran Fazlur Rahman
tentang pendiddkan tinggi islam ?
4) Bagaimana pendidikan tinggi islam
3.
TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan tentang riwayat hidup
(Biografi) Fazlur Rahman
2) Menjelaskan tentang pemikiran
Fazlur Rahman tentang
BAB11
PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup ( Biografi ) Fazlur
Rahman
Fazlur
Rahman lahir pada tanggal 21 September 1919 yang letaknya di Hazara sebelum
terpecahnya India, kini merupakan bagian dari Pakistan. Fazlur Rahman di
besarkan dalam madzhab Hanafi. Madzhab Hanafi merupakan madzhab yang didasari
al-Qur’an dan Sunnah, akan tetapi cara berfikirnya lebih rasional. Dengan
demikian tidak dapat di pungkiri Fazlur Rahman juga rasional di dalam
berfikirnya, meskipun ia mendasarkan pemikirannya pada al-Qur’an dan as-sunnah.
Fazlur
Rahman dilahirkan dari keluarga miskin yang taat pada agama. Fazlur Rahman
beruntung memiliki seorang ayah yang betul-betul memperhatikannya dalam hal
mengaji dan menghafal al-Qur’an, sehingga dalam usia 10 tahun, Rahman telah
hafal al-Qur’an seluruhnya. Selanjutnya pada usia 14 tahun, ia sudah mulai
belajar filsafat, bahasa Arab, teologi, hadis dan tafsir. Apalagi setelah
beliau menguasai beberapa bahasa asing, seperti bahasa Persia, Urdu, Inggris,
Perancis, Jerman, Latin dan Yunani, semakin memperteguh kualitas
intelek-tualitasnya.
Walaupun
ia di besarkan dalam keluarga yang mempunyai pemikiran tradisional akan tetapi
ia tidak seperti pemikir tradisional yang menolak pemikiran modern, bahkan
Ayahnya berkeyakinan bahwa islam harus memandang modernitas sebagai tantangan
dan kesempurnaan.
Ayahnya
Maulana Shihabudin adalah alumni dari sekolah menengah terkemuka di India,
Darul Ulum Deoband. Meskipun Fazlur Rahman tidak belajar di Daril Ulum, ia
menguasai kurikulum Dares Nijami yang di tawarkan di lembaga tersebut dalam
kajian privat dengan Ayahnya, ini melengkapi latar belakangnya dalam memahami
islam tradisional dengan perhatian khusus pada fikih, Ilmu kalam, Hadits,
Tafsir, Mantiq, dan Filsafat. Setelah mempelajari ilmu-ilmu dasar ini, ia
melanjutkan ke Punjab University di Lahore dimana ia lulus dengan penghargaan
untuk bahasa Arabnya dan di sana juga ia mendapatkan gelar MA-nya. Pada tahun
1946 ia pergi ke Oxford dengan mempersiapkan disertasi dengan Psikologi Ibnu
Sina di bawah pengawasan professor Simon Van Den Berg. Disertasi itu merupakan
terjemah kritikan dan kritikan pada bagian dari kitab An-Najt, milik filosof
muslim kenamaan abad ke-7, setelah di Oxford ia mengajar bahasa Persia dan
Filsafat Islam di Durham University Kanada dari tahun 1950-1958. Ia
meninggalkan Inggris untuk menjadi Associate Professor pada kajian Islam di
Institute Of Islamic Studies Mc. Gill University Kanada di Montreal. Dimana dia
menjabat sebagai Associate Professor Of Philosophy.
Pada
awal tahun 60 an Fazlur Rahman kembali ke Pakistan. Pada bulan Agustus 1946
Fazlur Rahman di tunjuk sebagai Direktur Riset Islam, setelah sebelumnya
menjabat sebagai staf lembaga tersebut. Selain menjabat sebagai Direktur
Lembaga Riset Islam, pada tahun 1964 ia di tunjuk sebagai anggota dewan
penasehat Ideologi Pemerintah Pakistan. Namun usaha Fazlur Rahman sebagai
seorang pemikir modern di tentang keras oleh para ulama
tradisional-findamentalis. Puncak dari segala kontroversialnya memuncak ketika
2 bab karya momumentalnya, Islam ( 1966 ) di tentang keras karena pernyataan
Fazlur Rahman dalam buku tesebut “Bahwa Al-Qur’an itu secara keseluruhan adalah
kalam Allah dan dalam pengertian biasa juga seluruhnya merupakan perkataan
Muhammad“ sehingga Fazlur Rahman di anggap orang yang memungkiri Al-Qur’an
kemudian pada 5 September 1986 ia mengundurkan diri dari jabatan Direktur
lembaga Riset Islam yang langsung di kabulkan oleh Ayyub Khan.
Tidak
kurang dari 18 tahun lamanya Fazlur Rahman menetap di Chicago dan
mengkomunikasikan gagasan-gagasannya baik lewat lisan maupun tulisan sampai
akhir tahun memanggilnya pulang pada tahun 26 juli 1988 jauh sebelum ia sudah
terkena penyakit diabetes yang kronis dan serangan jantung sehingga ia harus di
operasi. Operasi ini berhasil se tidak-tidaknya untuk beberapa minggu hingga
ajal menjemputnya. Kepergian beliau merupakan suatu kehilangan bagi dunia
Intelektual Islam.
B. Karya-karya Fazlur Rahman :
a. Am
Is l996.
b. Islamic
Methodology in History 1965.
c. Prophecy
in Islam.
d. Major
Themes of The Qur’an ( 1980 ).
e. The
Philosophy of Mulasadra.
f. Islam
and Modernity Transformative of on Intelektual Tradition ( 1982 ).
Artikel
Fazlur Rahman :
a. Some
Islamic Issues In the Ayyub Khan Era.
b. Islamic
Challenges and Opportunist.
c. Forwards
Reformulating The Methodology of Islamic Law : Syaikh Yamani on Public Interest
in Islamic Low.
d. Islam
Legacy and Contemporary Challenges
e. Islam
in The Contemporary World
f. Root
of Islamic Neo Fundamentalism.
C.
Pemikiran
Fazlur Rahman
Di antara pemikiran Fazlur Rahman
antara lain :
a. Ia
menegaskan bahwa al-Qur’an bukanlah suatu karya misterius atau karya sulit yang
memerlukan manusia berlatih secara teknis untuk memahami dan menafsirkan
perintah-perintahnya, di sini di jelaskan pula prosedur yang benar untuk
memahami al-Qur’an.
b. Seseorang
harus mempelajari al-Qur’an dalam Ordo Histories untuk mengapresiasikan
tema-tema dan gagasan-gagasannya.
c. Seseorang
harus mengkajikan dalam konteks latar belakang social historisnya, hal ini
tidak hanya berlaku untuk ayat-ayatnya secara individual tapi juga untuk
al-Qur’an secara keseluruhan. Tanpa memahami latar belakang mikro dan makronya
secara memadai. Menurut Fazlur Rahman, besar kemungkinan seseorang akan salah
tangkap terhadap élan dan maksud al-Qur’an aktifitas Nabi baik di Mekkah atau
di Madinah.
d. Dalam
karyanya Islam and Modernity 1982 Fazlur Rahman menekankan, akan mutlak
perlunya mensistematiskan materi ajaran al-Qur’an. Tanpa usaha ini bisa terjadi
penerapan ayat-ayatnya secara individual dan terpisah berbagai situasi akan
menyesatkan.
D. Konsep pendidikan dan pendidikan tinggi Islam Fazlur
Rahman
Pendidikan
Islam menurut Fazlur Rahman mencakup dua pengertian besar
(Dr.Sutrisno, 2006:170 ) . Yaitu :
a. Pendidikan
Islam dalam pengertian Praktis, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam
Islam, seperti di Pakistan, Mesir, Sudan, Saudi, Iran, Turki, Maroko, Indonesia
dan lain-lain.
b. Pendidikan
tinggi Islam yang disebut dengan intelektualisme Islam.
Lebih
dari itu, pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman dapat dipahami juga sebagai
proses untuk menghasilkan manusia (ilmuan) integratif, yang padanya terkumpul
sifat-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur,
dan sebagainya.
a) Tujuan
Pendidikan Islam
Dengan
mendasarkan pada al-Qur’an, tujuan pendidikan menurut Fazlu Rahman adalah untuk
mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang
diperolehnya akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang kreatif, yang
memungkin manusia untuk memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebaikan umat
manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan, dan keteraturan dunia
Dewasa
ini pendidikan Islam sedang dihadapkan dengan tantangan yang jauh lebih berat
dari masa permulaan penyebaran islam. Tantangan tersebut berupa timbulnya
aspirasi dan idealisme umat manusia yang serba multi interest dan
berdimensi nilai ganda dengan tuntutan hidup yang multi komplek
pula .Ditambah lagi dengan beban psikologis umat islam dalam menghadapi barat.
Dalam kondisi kepanikan spiritual itu,strategi pendidikan Islam yang
dikembangkan diseluruh dunia Islam secara universal bersifat mekanis. Akibatnya
munculah golongan yang menolak segala apa yang berbau Barat,bahkan adapula yang
mengharamkan pengambil alihan ilmu dan teknologinya.Sehingga apabila kondisi
ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kemunduran umat Islam.
Menurut
Rahman, ada beberapa hal yang harus dilakukan Pertama, tujuan pendidikan Islam
yang bersifat desentif dan cenderung berorientasi hanya kepada kehidupan
akhirat tersebut harus segera diubah.Tujuan pendidikan islam harus berorientasi
kepada klehidupan dunia dan akhirat sekaligus serta bersumber pada Al-Qur’an.
Kedua,
beban psikologis umat Islam dalam menghadapi Barat harus segera
dihilangkan.Untuk menghilangkan beban psikologis umat Islam tersebut,Rahman
menganjurkan supaya dilakukan kajian Islam yang menyeluruh secara historis dan
sistimatis mengenai perkembangan disiplin-disiplin ilmu Islam seperti teologi,
hukum, etika, hadis ilmu-ilmu sosial dan filsafat dengan berpegang kepada
Al-Qur’an sebagai penilai.
Ketiga,
sikap negatif umat Islam terhadap ilmu pengetahuan
juga harus dirubah. Sebab menurut Rahman,
ilmu pengetahuan tidak ada yang salah, yang salah adalah
penggunanya.
b) Sistem
Pendidikan Islam
Fazlur
Rahman berpendapat, bahwa “kita tidak bisa lepas dari system pendidikan Barat
karena umat Islam juga ingin belajar dengan dunia Barat, tetapi system
pendidikan Barat telah mendehumanisme dan membekukan jiwa manusia” Dari sini
dapat kita asumsikan bahwa Rahman mencoba mengintegrasikan antara ilmu sekuler
(modern) dan ilmu-ilmu agama. Namun yang saat ini menjadi pombardir
penghalangnya adalah karena sering terjadinya dikotomi dalam dunia pendidikan
Islam.
Dari
penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan, menurut Rahman dunia pendidikan
Islam harus memberi ruang bagi ilmu-ilmu sekuler (modern), atau dalam arti kata
luas harus adanya integrasi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu sekuler/sains.
Dengan pola integrasi ini maka tidak akan lagi terjadi dikotomi dalam dunia
pendidikan Islam. Jadi, hendaknya dalam silabus-silabus pembelajaran harus
dicantumkan ilmu-ilmu di luar agama, seperti sosiologi, antropologi, biologi
dan sebagainya.
Zaman
selalu mengalami perkembangan, sudah semestinya pendidikan Islam harus
merespons dan dituntut pula untuk berkembang secara dinamis dalam mewujudkan
manusia yang kritis dan kreatif sehingga mampu mandiri dalam menyesuaikan diri
dalam lingkungan sekitar. Oleh karena itu perlunya di terapkan konsep
pendidikan demokratis yang selalu membuka ruang kebebasan dan perubahan yang
bersifat positif dan dinamis di berbagai lembaga pendidikan agar dapat memenuhi
tuntutan tersebut di atas.
c) Anak
Didik (Peserta Didik)
Dalam
proses trasnpormasi ilmu pengetahuan dalam pendidikan, peserta didik
menjadi obyek dari pendidikan itu sendiri, namun bukan karena dia menjadi obyek
maka tidak diberikan kebebasan dalam mengakpresikan dan mengembangkan
kreativitas mereka, akan tetapi dengan mengsinergikan antara peserta
didik dan tujuan pendidikan, maka peserta didik harus diberikan keluasan ruang
dan waktu untuk mengeksplorasikan semua imajinasi kreatif mereka untuk
pengembangan pribadi mereka.
Kemerdekaan
(kebebasan) adalah hak dasar bagi setiap manusia yang ada di dunia ini. Dengan
kebebasan manusia dapat keratif dan dapat mengetahui tujuan yang di anggapnya
baik. Namun, dal mengimplementasikan kemerdekaan tentunya tidak melanggar
kebebasan orang lain.
d) Pendidik
(Mu’allim)
Era
kontemporer ini dirasakan sangat minimnya pendidik, namun bukan tenaga
pendidiknya yang kurang, lebih dari itu problema yang kita hadapi sekarang
minimnya guru yang professional dan mempunyai klasifikasi kemampuan yang
memadai. Dalam mengatasi kelangkaan tenaga pendidik seperti itu, Fazlur Rahman
menawarkan beberapa gagasan, yaitu
ü Merekrut
dan mempersiapkan anak didik yang memiliki bakat-bakat terbaik dan mempunyai
komitmen yang tinggi terhadap lapangan agama (Islam). Anak didik seperti ini
harus dibina dan diberikan insentif yang memadai untuk membantu memnuhi
keperluannya dalam peningkatan karir intelektual mereka.
ü Mengangkat
lulusan madrasah yang relatif cerdas atau menunjuk sarjana-sarjana modern yang
telah memperoleh gelar doktor di universitas-universitas Barat dan telah berada
di lembaga-lembaga keilmuan tinggi sebagai guru besar-guru besar bidang studi
bahasa Arab, bahasa Persi, dan sejarah Islam.
ü Mengangkat
beberapa lulusan madrasah yang memiliki pengetahuan bahasa Inggris dan mencoba
melatih mereka dalam teknik riset modern dan sebaliknya menarik para lulusan
universitas bidang filsafat dan ilmu-ilmu sosial dan memberi mereka pelajaran
bahasa Arab dan disiplin-disiplin Islam klasik seperti Hadis dan yurisprudensi
Islam.
ü Menggiatkan
para pendidik untuk melahirkan karya-karya keislaman secara kreatif dan
memiliki tujuan. Di samping menlulis karya-karya tentang sejarah, filsafat,
seni, juga harus mengkonsentrasikannya kembali kepada pemikiran Islam.
BAB 111
PENUTUP
Fazlur
Rahman merupakan salah satu intelektual muslim yang hidup pada era abad 20an,
dia berkebangsaan asli Palestina dan lahir disana, namun karena ada beberapa
permasalahan internal dengan ulam-ulama tradisional di Pelestina ia pergi ke
Amerika Serikat dan menjadi guru besar di Chicago.
Awal
penjajakan intelektualitasya, di mulai dengan menyelesaikan S1 dan S2 dalam
bidang bahasa Arab pada Universitas Punjab, dan kemudian dilanjutkan dengan
menyelesaikan program S3 nya di Oxford University, Inggris dalam
bidang fislafat. Setelah itu ia terus mengembangkan disiplin ilmu
pengetahuannya dan menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di Kanada dan
Inggris serta mengisi tulisan-tulisan dalam jurnal-jurnal ilmiah dan juga
mengisi di beberapa seminar-seminar yang di adakan di beberapa negara.
Puncak
dari perkembangan intelektualitasnya adalah ketika ia hijrah dan menetap di
Chicago, dia menjadi dosen tetap disanana, dan dikukuhkan sebagai guru besar
Universitas Chicago dalam bidang Pemikiran Islam. Disini ia mendapat kebebasan
untuk mengeksplorasikan semua imajinasi kreatifnya. Disinilah ia mulai menulis
karya-karya fenomenalnya di beberapa jurnal dan buku yang hingga saat ini masih
tersebar luas di seluruh tokoh buka yang ada di dunia ini.
Menurutnya
dalam dunia Islam sendiri terdapat banyak hal yang hingga saat ini masih perluh
adanya rekontruksi dan pembaharuan , misalnya dalam bidang pendidikan, Moral
dan religiusitas keagamaan, pola pengembangan ilmu pengetahuan, sosial
bermasyarakat, dan intraksi dengan dunia Barat.
Dalam
dunia pendidikan Islam sendiri masih banyak yang perluh di rekontruksi dan
perbaikan, karena fenaomena saat ini, menunjukkann pada siklus dimana umat
Muslim mengalami kemerosotan dan ketertinggalan dari dunia Barat. Tentunya
dunia pendidikan memainkan peran yang sangat vital dalam pembentukan dan memprodact
generasi-genarasi muslim yang mempunyai intelektualitas yang tinggi, dan mampu
memberikan arah-arah baru bagi umat Islam untuk kembali kepada dunia keemasan
Islam masa silam.
DAFTAR
PUSTAKA
Assegaf, Abd. Rachman,2013, Aliran
Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ali Safyan, Skripsi Kritik Fazlur
Rahman Terhadap Uzlah, Semarang, Fakulatas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, 2001.
No comments:
Post a Comment