1

loading...

Monday, November 12, 2018

MAKALAH PMDI


MAKALAH PMDI

  
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Segala puji  bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. .Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw,beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dengan rahmat dan inayah dari Allah SWT,bahwa penulis telah menyelesaikan tugas makalah yang berjudul 
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit halangan atau rintangan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua kalangan sehingga kendala – kendala yang penyusun hadapi bisa teratasi.
Selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan tugas makalah ini dan petunjuk kepada penulis sehinga termotivasi dalam menyusun makalah ini. Teman – teman yang telah memberikan dorongan Dan Motivasi  kepada Penulis dalam menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan. Khususnya bagi penulis semoga tujuan dalam pembuatan makalah ini bisa tercapai.

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb

Bengkulu, 11 November 2018









BAB 1
LATAR BELAKANG
1.      Pedahuluan
Fazlur Rahman adalah salah satu intelektual muslim era abad XX, yang mempunyai semangat revolusioner besar dalam pembaharuan moralitas dan religiusitas keagamaan dan sistem pendidikan Islam. Sumbangsi intelektualitasnya yang fenomenal dan monumental menempatkan dirinya sebagai satu dari intelektual Muslim yang mempunyai pengaruh besar bagi pemikiran pembaharuan dalam dunia islam bahkan dunia pendidikan. Maka tidak heran hingga saat ini karya-karyanya masih menjadi rujukan dan bacaan yang sangat sayang jika dilewatkan. Semangat yang tak kenal waktu dan situasi inilah yang sudah semestinya kita adopsi  untuk di realisasikan dalam kehidupan kita saat ini.
Selanjutnya akan dibahas lebih jauh tentang corak pandang pemikiran Falzur Rahman serta sumbangsi-sumbangsi konkritnya dalam dunia Islam umumnya, dan khusunya dalam dunia pendidikan Islam itu sendiri.
Dalam dunia pendidikan Islam, Rahman juga memainkan perannya karena ikut berpartisipasi dengan menyumbangsikan gagasan pembaharuannya dalam sitem pendidikan Islam yang mungkin akhir-kahir ini sedikit banyak mengalami kemerosotan.
Demokratisasi dalam pendidikan adalah salah satu gagasan revolusionernya dalam dunia pendidikan Islam, dengan menghargai potensi yang dibawah oleh peserta didik. Dalam penerapannya diharapakan peserta didik mampu mengembangakan kreatifitas mereka dalam pendidikan ke arah yang positif dalam pengembangan kognitif, afektif dan psikomotiriknya.
Lebih jauh lagi Rahman berpendapat bahwa manusia itu harus terus-menerus melakukan perjuangan yang tak henti-hentinya dalam mengembangkan hidup,kreativitas, kekuasaan, keadilan, hal itu dilakukan agar manusia tetap survive dan makmur. (Assegaf, 2013: 225).

2.      RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1)      Bagaimanakah Riwayat Hidup ( Biografi ) Fazlur Rahman ?
2)       Apa saja Karya dan Artikel Fazlur Rahman ?
3)      Bagaimana pemikiran Fazlur Rahman tentang pendiddkan tinggi islam ?
4)      Bagaimana pendidikan tinggi islam

3.      TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)      Menjelaskan tentang riwayat hidup (Biografi) Fazlur Rahman
2)       Menjelaskan tentang pemikiran Fazlur Rahman tentang
BAB11
PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup ( Biografi ) Fazlur Rahman
Fazlur Rahman lahir pada tanggal 21 September 1919 yang letaknya di Hazara sebelum terpecahnya India, kini merupakan bagian dari Pakistan. Fazlur Rahman di besarkan dalam madzhab Hanafi. Madzhab Hanafi merupakan madzhab yang didasari al-Qur’an dan Sunnah, akan tetapi cara berfikirnya lebih rasional. Dengan demikian tidak dapat di pungkiri Fazlur Rahman juga rasional di dalam berfikirnya, meskipun ia mendasarkan pemikirannya pada al-Qur’an dan as-sunnah.
Fazlur Rahman dilahirkan dari keluarga miskin yang taat pada agama. Fazlur Rahman beruntung memiliki seorang ayah yang betul-betul memperhatikannya dalam hal mengaji dan menghafal al-Qur’an, sehingga dalam usia 10 tahun, Rahman telah hafal al-Qur’an seluruhnya. Selanjutnya pada usia 14 tahun, ia sudah mulai belajar filsafat, bahasa Arab, teologi, hadis dan tafsir. Apalagi setelah beliau menguasai beberapa bahasa asing, seperti bahasa Persia, Urdu, Inggris, Perancis, Jerman, Latin dan Yunani, semakin memperteguh kualitas intelek-tualitasnya.
Walaupun ia di besarkan dalam keluarga yang mempunyai pemikiran tradisional akan tetapi ia tidak seperti pemikir tradisional yang menolak pemikiran modern, bahkan Ayahnya berkeyakinan bahwa islam harus memandang modernitas sebagai tantangan dan kesempurnaan.
Ayahnya Maulana Shihabudin adalah alumni dari sekolah menengah terkemuka di India, Darul Ulum Deoband. Meskipun Fazlur Rahman tidak belajar di Daril Ulum, ia menguasai kurikulum Dares Nijami yang di tawarkan di lembaga tersebut dalam kajian privat dengan Ayahnya, ini melengkapi latar belakangnya dalam memahami islam tradisional dengan perhatian khusus pada fikih, Ilmu kalam, Hadits, Tafsir, Mantiq, dan Filsafat. Setelah mempelajari ilmu-ilmu dasar ini, ia melanjutkan ke Punjab University di Lahore dimana ia lulus dengan penghargaan untuk bahasa Arabnya dan di sana juga ia mendapatkan gelar MA-nya. Pada tahun 1946 ia pergi ke Oxford dengan mempersiapkan disertasi dengan Psikologi Ibnu Sina di bawah pengawasan professor Simon Van Den Berg. Disertasi itu merupakan terjemah kritikan dan kritikan pada bagian dari kitab An-Najt, milik filosof muslim kenamaan abad ke-7, setelah di Oxford ia mengajar bahasa Persia dan Filsafat Islam di Durham University Kanada dari tahun 1950-1958. Ia meninggalkan Inggris untuk menjadi Associate Professor pada kajian Islam di Institute Of Islamic Studies Mc. Gill University Kanada di Montreal. Dimana dia menjabat sebagai Associate Professor Of Philosophy.
Pada awal tahun 60 an Fazlur Rahman kembali ke Pakistan. Pada bulan Agustus 1946 Fazlur Rahman di tunjuk sebagai Direktur Riset Islam, setelah sebelumnya menjabat sebagai staf lembaga tersebut. Selain menjabat sebagai Direktur Lembaga Riset Islam, pada tahun 1964 ia di tunjuk sebagai anggota dewan penasehat Ideologi Pemerintah Pakistan. Namun usaha Fazlur Rahman sebagai seorang pemikir modern di tentang keras oleh para ulama tradisional-findamentalis. Puncak dari segala kontroversialnya memuncak ketika 2 bab karya momumentalnya, Islam ( 1966 ) di tentang keras karena pernyataan Fazlur Rahman dalam buku tesebut “Bahwa Al-Qur’an itu secara keseluruhan adalah kalam Allah dan dalam pengertian biasa juga seluruhnya merupakan perkataan Muhammad“ sehingga Fazlur Rahman di anggap orang yang memungkiri Al-Qur’an kemudian pada 5 September 1986 ia mengundurkan diri dari jabatan Direktur lembaga Riset Islam yang langsung di kabulkan oleh Ayyub Khan.
Tidak kurang dari 18 tahun lamanya Fazlur Rahman menetap di Chicago dan mengkomunikasikan gagasan-gagasannya baik lewat lisan maupun tulisan sampai akhir tahun memanggilnya pulang pada tahun 26 juli 1988 jauh sebelum ia sudah terkena penyakit diabetes yang kronis dan serangan jantung sehingga ia harus di operasi. Operasi ini berhasil se tidak-tidaknya untuk beberapa minggu hingga ajal menjemputnya. Kepergian beliau merupakan suatu kehilangan bagi dunia Intelektual Islam.
B. Karya-karya Fazlur Rahman :
     a.     Am Is l996.
     b.    Islamic Methodology in History 1965.
     c.     Prophecy in Islam.
     d.    Major Themes of The Qur’an ( 1980 ).
     e.     The Philosophy of Mulasadra.
     f.     Islam and Modernity Transformative of on Intelektual Tradition ( 1982 ).
Artikel Fazlur Rahman :
a.       Some Islamic Issues In the Ayyub Khan Era.
b.      Islamic Challenges and Opportunist.
c.       Forwards Reformulating The Methodology of Islamic Law : Syaikh Yamani on Public Interest in Islamic Low.
d.      Islam Legacy and Contemporary Challenges
e.       Islam in The Contemporary World
f.       Root of Islamic Neo Fundamentalism.

C.    Pemikiran Fazlur Rahman
Di antara pemikiran Fazlur Rahman antara lain :
a.       Ia menegaskan bahwa al-Qur’an bukanlah suatu karya misterius atau karya sulit yang memerlukan manusia berlatih secara teknis untuk memahami dan menafsirkan perintah-perintahnya, di sini di jelaskan pula prosedur yang benar untuk memahami al-Qur’an.
b.      Seseorang harus mempelajari al-Qur’an dalam Ordo Histories untuk mengapresiasikan tema-tema dan gagasan-gagasannya.
c.       Seseorang harus mengkajikan dalam konteks latar belakang social historisnya, hal ini tidak hanya berlaku untuk ayat-ayatnya secara individual tapi juga untuk al-Qur’an secara keseluruhan. Tanpa memahami latar belakang mikro dan makronya secara memadai. Menurut Fazlur Rahman, besar kemungkinan seseorang akan salah tangkap terhadap élan dan maksud al-Qur’an aktifitas Nabi baik di Mekkah atau di Madinah.
d.      Dalam karyanya Islam and Modernity 1982 Fazlur Rahman menekankan, akan mutlak perlunya mensistematiskan materi ajaran al-Qur’an. Tanpa usaha ini bisa terjadi penerapan ayat-ayatnya secara individual dan terpisah berbagai situasi akan menyesatkan.

D. Konsep pendidikan dan pendidikan tinggi Islam Fazlur Rahman
Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman  mencakup dua pengertian besar (Dr.Sutrisno, 2006:170 ) . Yaitu :
a.       Pendidikan Islam dalam pengertian Praktis, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam Islam, seperti di Pakistan, Mesir, Sudan, Saudi, Iran, Turki, Maroko, Indonesia dan lain-lain.
b.      Pendidikan tinggi Islam yang disebut dengan intelektualisme Islam.
Lebih dari itu, pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman dapat dipahami juga sebagai proses untuk menghasilkan manusia (ilmuan) integratif, yang padanya terkumpul sifat-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya.
a)      Tujuan Pendidikan Islam
Dengan mendasarkan pada al-Qur’an, tujuan pendidikan menurut Fazlu Rahman adalah untuk mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperolehnya akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang kreatif, yang memungkin manusia untuk memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebaikan umat manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan, dan keteraturan dunia
Dewasa ini pendidikan Islam sedang dihadapkan dengan tantangan yang jauh lebih berat dari masa permulaan penyebaran islam. Tantangan tersebut berupa timbulnya aspirasi dan idealisme umat  manusia yang serba multi interest dan berdimensi nilai ganda dengan tuntutan hidup yang multi  komplek pula .Ditambah lagi dengan beban psikologis umat islam dalam menghadapi barat. Dalam kondisi kepanikan spiritual itu,strategi pendidikan Islam yang dikembangkan diseluruh dunia Islam secara universal bersifat mekanis. Akibatnya munculah golongan yang menolak segala apa yang berbau Barat,bahkan adapula yang mengharamkan pengambil alihan ilmu dan teknologinya.Sehingga apabila kondisi ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kemunduran umat Islam.
Menurut Rahman, ada beberapa hal yang harus dilakukan Pertama, tujuan pendidikan Islam yang bersifat desentif dan cenderung berorientasi hanya kepada kehidupan akhirat tersebut harus segera diubah.Tujuan pendidikan islam harus berorientasi kepada klehidupan dunia dan akhirat sekaligus serta bersumber pada Al-Qur’an.
Kedua, beban psikologis umat Islam dalam menghadapi Barat harus segera dihilangkan.Untuk menghilangkan beban psikologis umat Islam tersebut,Rahman menganjurkan supaya dilakukan kajian Islam yang menyeluruh secara historis dan sistimatis mengenai perkembangan disiplin-disiplin ilmu Islam seperti teologi, hukum, etika, hadis ilmu-ilmu sosial dan filsafat dengan berpegang kepada Al-Qur’an sebagai penilai.
Ketiga, sikap  negatif umat Islam terhadap ilmu  pengetahuan juga  harus dirubah. Sebab menurut  Rahman, ilmu pengetahuan  tidak ada yang salah, yang salah  adalah penggunanya.
b)      Sistem Pendidikan Islam
Fazlur Rahman berpendapat, bahwa “kita tidak bisa lepas dari system pendidikan Barat karena umat Islam juga ingin belajar dengan dunia Barat, tetapi system pendidikan Barat telah mendehumanisme dan membekukan jiwa manusia” Dari sini dapat kita asumsikan bahwa Rahman mencoba mengintegrasikan antara ilmu sekuler (modern) dan ilmu-ilmu agama. Namun yang saat ini menjadi pombardir penghalangnya adalah karena sering terjadinya dikotomi dalam dunia pendidikan Islam.
Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan, menurut Rahman dunia pendidikan Islam harus memberi ruang bagi ilmu-ilmu sekuler (modern), atau dalam arti kata luas harus adanya integrasi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu sekuler/sains. Dengan pola integrasi ini maka tidak akan lagi terjadi dikotomi dalam dunia pendidikan Islam. Jadi, hendaknya dalam silabus-silabus pembelajaran harus dicantumkan ilmu-ilmu di luar agama, seperti sosiologi, antropologi, biologi dan sebagainya.
Zaman selalu mengalami perkembangan, sudah semestinya pendidikan Islam harus merespons dan dituntut pula untuk berkembang secara dinamis dalam mewujudkan manusia yang kritis dan kreatif sehingga mampu mandiri dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan sekitar. Oleh karena itu perlunya di terapkan konsep pendidikan demokratis yang selalu membuka ruang kebebasan dan perubahan yang bersifat positif dan dinamis di berbagai lembaga pendidikan agar dapat memenuhi tuntutan tersebut di atas.
c)      Anak Didik (Peserta Didik)
Dalam proses trasnpormasi ilmu pengetahuan dalam pendidikan,  peserta didik menjadi obyek dari pendidikan itu sendiri, namun bukan karena dia menjadi obyek maka tidak diberikan kebebasan dalam mengakpresikan dan mengembangkan kreativitas mereka, akan tetapi dengan mengsinergikan  antara peserta didik dan tujuan pendidikan, maka peserta didik harus diberikan keluasan ruang dan waktu untuk mengeksplorasikan semua imajinasi kreatif mereka untuk pengembangan pribadi mereka.
Kemerdekaan (kebebasan) adalah hak dasar bagi setiap manusia yang ada di dunia ini. Dengan kebebasan manusia dapat keratif dan dapat mengetahui tujuan yang di anggapnya baik. Namun, dal mengimplementasikan kemerdekaan tentunya tidak melanggar kebebasan orang lain.
d)     Pendidik (Mu’allim)
Era kontemporer ini dirasakan sangat minimnya pendidik, namun bukan tenaga pendidiknya yang kurang, lebih dari itu problema yang kita hadapi sekarang minimnya guru yang professional dan mempunyai klasifikasi kemampuan yang memadai. Dalam mengatasi kelangkaan tenaga pendidik seperti itu, Fazlur Rahman menawarkan beberapa gagasan, yaitu
ü  Merekrut dan mempersiapkan anak didik yang memiliki bakat-bakat terbaik dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap lapangan agama (Islam). Anak didik seperti ini harus dibina dan diberikan insentif yang memadai untuk membantu memnuhi keperluannya dalam peningkatan karir intelektual mereka.
ü  Mengangkat lulusan madrasah yang relatif cerdas atau menunjuk sarjana-sarjana modern yang telah memperoleh gelar doktor di universitas-universitas Barat dan telah berada di lembaga-lembaga keilmuan tinggi sebagai guru besar-guru besar bidang studi bahasa Arab, bahasa Persi, dan sejarah Islam.
ü  Mengangkat beberapa lulusan madrasah yang memiliki pengetahuan bahasa Inggris dan mencoba melatih mereka dalam teknik riset modern dan sebaliknya menarik para lulusan universitas bidang filsafat dan ilmu-ilmu sosial dan memberi mereka pelajaran bahasa Arab dan disiplin-disiplin Islam klasik seperti Hadis dan yurisprudensi Islam.
ü  Menggiatkan para pendidik untuk melahirkan karya-karya keislaman secara kreatif dan memiliki tujuan. Di samping menlulis karya-karya tentang sejarah, filsafat, seni, juga harus mengkonsentrasikannya kembali kepada pemikiran Islam.







BAB 111
PENUTUP
Fazlur Rahman merupakan salah satu intelektual muslim yang hidup pada era abad 20an, dia berkebangsaan asli Palestina dan lahir disana, namun karena ada beberapa permasalahan internal dengan ulam-ulama tradisional di Pelestina ia pergi ke Amerika Serikat dan menjadi guru besar di Chicago.
Awal penjajakan intelektualitasya, di mulai dengan menyelesaikan S1 dan S2 dalam bidang bahasa Arab pada Universitas Punjab, dan kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan program S3 nya di Oxford University, Inggris dalam bidang  fislafat. Setelah itu ia terus mengembangkan disiplin ilmu pengetahuannya dan menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di Kanada dan Inggris serta mengisi tulisan-tulisan dalam jurnal-jurnal ilmiah dan juga mengisi di beberapa seminar-seminar yang di adakan di beberapa negara.
Puncak dari perkembangan intelektualitasnya adalah ketika ia hijrah dan menetap di Chicago, dia menjadi dosen tetap disanana, dan dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Chicago dalam bidang Pemikiran Islam. Disini ia mendapat kebebasan untuk mengeksplorasikan semua imajinasi kreatifnya. Disinilah ia mulai menulis karya-karya fenomenalnya di beberapa jurnal dan buku yang hingga saat ini masih tersebar luas di seluruh tokoh buka  yang ada di dunia ini.
Menurutnya dalam dunia Islam sendiri terdapat banyak hal yang hingga saat ini masih  perluh adanya rekontruksi dan pembaharuan , misalnya dalam bidang pendidikan, Moral dan religiusitas keagamaan, pola pengembangan ilmu pengetahuan, sosial bermasyarakat, dan intraksi dengan dunia Barat.
Dalam dunia pendidikan Islam sendiri masih banyak yang perluh di rekontruksi dan perbaikan, karena fenaomena saat ini, menunjukkann pada siklus dimana umat Muslim mengalami kemerosotan dan ketertinggalan dari dunia Barat. Tentunya dunia pendidikan memainkan peran yang sangat vital dalam pembentukan dan memprodact generasi-genarasi muslim yang mempunyai intelektualitas yang tinggi, dan mampu memberikan arah-arah baru bagi umat Islam untuk kembali kepada dunia keemasan Islam masa silam.









DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Abd. Rachman,2013, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ali Safyan, Skripsi Kritik Fazlur Rahman Terhadap Uzlah, Semarang, Fakulatas Ushuluddin    IAIN Walisongo Semarang, 2001.


No comments:

Post a Comment