MAKALAH Sejarah Pergerakan Nasional “Perjuangan & Diplomasi ”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmar dan
karuni-NYA sehingga dapat menyusun makalah ini dengan dan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai Perjuangan dan Diplomasi, pada Sejarah
Pergerakan Nasional. Atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka kami mengucapkan terima kasih.
Kami menyadar bahwa
dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari baik materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermafaat bagi seluruh pembaca.
Oleh karena itu,
penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
kami kedepannya.
Bengkulu,
Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perjuangan............................................................................................... 3
a. Perjuangan dengan taktik Nonkooperasi........................................... 3
b. Perjuangan dengan taktik Kooperasi................................................. 3
B.
Diplomasi.................................................................................................. 3
a.
Perjanjian
Linggrajati........................................................................ 4
b.
Perjanjian
Renville............................................................................ 4
c.
Perundingan
Roem-Royen................................................................. 5
d.
Konferensi
Meja Bundar (KMB)....................................................... 6
e.
Tokoh
Pejuang Diplomasi Indonesia................................................. 6
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 8
B. Saran......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata “Pergerakan Nasional“ memiliki suatu pengertian yang khas
yakni merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern
ke arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang disebabkan rasa
ketidakpuasan terhadap keadaan masyarakat yang ada. Dengan demikian istilah ini
mengandung arti yang sangat luas. Gerakan yang mereka jalankan memang tidak
hanya terbatas untuk memperbaiki taraf hidup bangsa tetapi juga meliputi
gerakan di berbagai sektor, seperti: sosial, ekonomi,
pendidikan, keagamaan, kebudayaan, wanita, pemuda dan lain-lain.
Istilah
“nasional” berarti bahwa pergerakan-pergerakan tersebut mempunyai cita-cita
nasional untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsanya yang masih terjajah.
Disamping itu, sifat pergerakan pada masa ini lebih bersifat nasional bila
dibanding dengan sifat pergerakan sebelumnya yang bercorak kedaerahan.
Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pergerakan nasional, antara lain adalah :
a.
Faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal), antara
lain: pada waktu itu pada umumnya bangsa-bangsa di Asia sedang menghadapi
imperialisme Barat. Hal inilah yang mendorong bangkitnya nasionalisme Asia.
Selain itu kemenangan Jepang dalam perang melawan Rusia tahun 1905 juga
membuktikan bahwa ternyata Bangsa Timur dapat juga mengalahkan Bangsa Barat.
Disamping adanya gerakan Turki Muda yang bertujuan mencari perbaikan nasib.
b.
Faktor yang berasal dari dalam negeri (internal), yaitu
adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan kesengsaraan dari
bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan kolonial. Ketidakpuasan itu
sebenarnya sudah lama mereka ungkapkan melalui perlawanan bersenjata melawan
Belanda di berbagi daerah, antara lain: perlawanan yang dipimpin oleh
Pattimura, Teuku Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro dll. Namun
perlawanan-perlawanan itu menemui kegagalan karena di antara mereka masih belum
ada rasa persatuan nasional. Kegagalan demi kegagalan inilah yang menyadarkan
para pemimpin bangsa atau dalam hal ini kaum pergerakan nasional untuk merubah
taktik dan strategi perjuangan melawan penjajah dalam mewujudkan cita-cita
mereka, yaitu mencapai “Indonesia Merdeka” dengan mendirikan
organisasi-organisasi modern.
Pergerakan
Negara Indonesia pun memiliki jalan yang tidak mudah. Diantaranya adalah
melalui metode Perjuangan dan Diplomasi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perjuangan?
2. Bagaimana Diplomasi yang dilakukan pihak
Indonesia?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui
Proses Sejarah Pergerakan Nasional
2. Untuk menmahami sejarah dan perjuangan untuk
meraih
kemerdekaan
BAB II
PEMBAHASAN
B. Perjuangan
Berbagai
cara dilakukan organisasi pergerakan untuk lepas dari penjajahan Belanda.
Organisasi pergerakan nasional berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia melalui
cara nonkooperasi dan kooperasi.[1]
a. Perjuangan
dengan taktik Nonkooperasi
Organisasi
pergerakan yang berhaluan nonkooperasi bersikap radikal terhadap pemerintah
Belanda. Radikal disini dimaknai mereka tidak mau bekerjasama dengan pemerintah
kolonial Belanda. Sikap ini diwujudkan dengan bersikap menolak ikut serta dalam
keanggotaan Dewan Rakyat (Volksraad) yang dibentuk pemerintah Kolonial untuk
menampung aspirasi masyarakat pribumi. Segala sesuatu yang dperlukan untuk
mencapai cita-cita Indonesia merdeka akan diusahakan sendiri.
b. Perjuangan
dengan taktik Kooperasi
Organisasi
pergerakan yang berhaluan kooperasi bersikap lunak terhadap pemerintah Kolonial
Belanda. Dalam artian organisasi ini bersedia bekerjasama dengan pemerintah
kolonial Belanda melalui Dewan Rakyat (Volksraad). Perjuangan dengan cara ini
berlangsung setelah gaglnya pemberontakan PKI terhadap pemerintah kolonial pada
tahun 1926 dan 1927. Akibat pemberontakan tersebut pemerintah Kolonial Belanda
Mengeluarkan aturan tentang pembatasan kegiatan berserikat dan berkumpul bagi
organisasi pergerakan, serta melakukan penangkapa dan pengasingan terhadap
sebagian besar tokoh Pergerakan Nasional Indonesia.
C. Diplomasi
Diplomasi artinya
perundingan/perjanjian yang dibuat untuk disepakati. Para pejuang diplomasi
Indonesia berunding dengan Belanda untuk membuat perjanjian yang akan
dilaksanakan. [2]Berikut adalah berbagai perjuangan diplomasi kemerdekaan Indonesia:
a.
Perjanjian Linggrajati
Perjanjian
Linggrajati berlangsung di Linggrajati,Cirebon pada 10 November 1946. Dalam
perundingan, Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan Belanda diwakili Van
Mook. Isi perjanjian Linggrajati adalah:
1.
Belanda
hanya mengakui kekuasaan RI atas Jawa,Madura, dan Sumatera.
2.
RI
dan Belanda bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat dengan nama
Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Indonesia merupakan salah satu negara
bagiannya.
3.
Negara
Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang
diketuai oleh ratu Belanda.
Hasil perundingan ini disebut
sebagai Perjanjian Linggrajati yang ditandatangani di Istana Rijswijk (merdeka)
pada tanggal 25 Maret 1947. Sebenarnya, hasil perundingan ini merugikan
Indonesia. Bagaimana tidak,wilayah Indonesia semakin dipersempit dan Belanda
pun tidak menjalankan dengan baik perjanjian ini. Karena Belanda selalu
melakukan penyerangan besar-besaran ke wilayah Indonesia yang disebut sebagai Agresi
Militer Belanda I.
b.
Perjanjian Renville
Perjanjian Renville berlangsung
di kapal angkatan laut Amerika Serikat USS Renville. Untuk mengawasi
pelaksanaan gencatan senjata dan sengketa Indonesia dengan Belanda. PBB
(perserikatan bangsa-bangsa) membentuk Komite Tiga Negara (KTN) yang anggotanya
dipilih Indonesia dan Belanda.
Anggota KTN adalah Australia
yang dipilih Indonesia, Belgia yang dipilih Belanda dan Amerika Serikat yang
dipilih Australia dan Belgia sebagai penengah. Dalam perjanjian ini Indonesia
diwakili Amir Syarifuddin dan Belanda diwakili R.Abdulkadir Wijoyoatmojo dan
sepertinya si R.Abdul Kadir M. ini orang Indonesia yang memihak Belanda kawan.
Isi perjanjian
Renville adalah:
1.
Belanda
hanya mengakui Wilayah RI atas Jateng,Jogjakarta, Jatim, sebagian kecil Jabar
dan Sumatera.
2.
Tentara
Republik Indonesia (TRI) ditarik mundur dari daerah kedudukan Belanda.
Akibat dari perjanjian Renville
sebenarnya semakin merugikan Indonesia karena wilahnya semakin sempit. Setelah
perjanjian ini tejadi peristiwa penting antara lain pemberontakan PKI di Madiun
dan pemindahan ibukota RI ke Jogjakarta karena Jakarta diduduki Belanda.
Bahkan pada tanggal 18 Desember 1948 Belanda mengumumkan bahwa tidak terikat lagi dengan perjanjian Renville lalu melakukan serangan besar-besaran ke wilayah RI yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda II.
Bahkan pada tanggal 18 Desember 1948 Belanda mengumumkan bahwa tidak terikat lagi dengan perjanjian Renville lalu melakukan serangan besar-besaran ke wilayah RI yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda II.
c.
Perundingan Roem-Royen
Hebatnya perjuangan rakyat dan
tekanan Internasional memaksa Belanda menerima perintah PBB agar menghentikan
agresinya dan kembali ke meja perundingan. Untuk mengawasi jalannya
perundingan, PBB membentuk UNCI (United Nations Comission for Indonesia) Perundingan
ini berjalan berlarut-larut hingga akhirnya ditandatangani pada 7 Mei 1949.
Delegasi Indonesia dipimpin Mr.
Moh. Roem dan Belanda dipimpin dr. Van Royen sebagai penengah adalah UNCI.
Isi perjanjian
Roem-Royen adalah:
1.
Pemerintahan
RI dikembalikan ke Yogyakarta, penghentian perang dan pembebasan tahanan
politik.
2.
Indonesia
dan Belanda bekerja sama mengembalikan perdamaian.
3.
Belanda
menyetujui RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
4.
Akan
diselenggarakan KMB setelah pemerintahan RI kembali ke Jogjakarta.
d.
Konferensi Meja Bundar (KMB)
KMB merupakan tindak lanjut
dari Perundingan Roem-Royen. KMB bertempat di Deen Hag,Belanda pada tanggal 23
Agustus-2 November 1949.
Delegasi Indonesia dipimpin
Moh.Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) atau Badan
Musyawarah negara-negara Federal dipimpin Sultan Hamid II, delegasi Belanda
dipimpin Mr. Van Maarseveen,sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley.
Hasil dari KMB
adalah:
1.
Indonesia
menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda menyerahkan kedaulatan pada
RIS pada akhir Desember 1949.
2.
RIS
dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia-Belanda.
3.
Masalah
Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.
e.
Tokoh Pejuang Diplomasi Indonesia.
Berikut ini
adalah beberapa pejuang diplomasi Indonesia:
1.
Bung
Karno
Bung Karno merupakan pejuang
diplomasi sekaligus presiden Indonesia pertama. Ia lahir di Surabaya pada
tanggal 6 Juni 1901. ditangkap,dipenjara, dan diasingkan merupakan hal biasa
baginya. Bung Karno merupakan ahli diplomasi.Menurutnya,diplomasi adalah cara
terbaik melawan musuhnya. Misalnya, pada waktu berdiplomasi dengan Letjen
Christison. Hasilnya,sekutu menyatakan kedatangannya tidak akan melebur
kemerdekaan RI pada tanggal 1 Oktober 1945. Bung Karno wafat tanggal 21 Juni
1970 dan dimakamkan di Blitar, Jatim.
2.
Drs.
Moh.Hatta
Lahir 12 Agustus 1902 di Bukit
Tinggi,Sumatera Barat. Bersama Bung Karno ia ditangkap,dipenjara,
dan diasingkan. Keberhasilan Bung Hatta dalam diplomasi antara lain:
· Pemimpin Delegasi Indonesia di KMB, Den Haag Belanda.
· penggerak ekonomi dengan membuat koperasi (Sebagai Bapak Koperasi
Indonesia)
· Penggerak pelajar mahasiswa di Belanda.
· Anggota perundingan di Kaliurang, yang dilakukan oleh KTN.
Beliau wafat pada tanggal 14 Maret
1980 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta.
3.
Sri
Sultan Hamuwengkubono IX
Lahir 13 April 1912 di Jogjakarta. Ia
menyatakan Daerah Jogjakarta bersifat kerajaan sebagai bagian NKRI dan Daerah
Istimewa. Keberhasilannya dalam diplomasi antara lain:
· Bersama Letkol Suharto mengatur dan menyiapkan serangan umum 1
Maret 1949 dan berhasil menguasai kembali Jogjakarta.
· Pada tanggal 27 Desember 1949 menandatangani naskah pengakuan
kedaulatan Indonesia dan Belanda di Jakarta.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kata “Pergerakan Nasional“ memiliki suatu pengertian yang khas
yakni merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern
ke arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang disebabkan rasa ketidakpuasan
terhadap keadaan masyarakat yang ada. Dengan demikian istilah ini mengandung
arti yang sangat luas. Gerakan yang mereka jalankan memang tidak hanya terbatas
untuk memperbaiki taraf hidup bangsa tetapi juga meliputi gerakan di berbagai
sektor, seperti: sosial, ekonomi, pendidikan, keagamaan, kebudayaan,
wanita, pemuda dan lain-lain.
Berbagai
cara dilakukan organisasi pergerakan untuk lepas dari penjajahan Belanda.
Organisasi pergerakan nasional berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia melalui
cara nonkooperasi dan kooperasi.
Diplomasi,
merupakan perundingan/perjanjian yang dibuat untuk disepakati. Para pejuang
diplomasi Indonesia berunding dengan Belanda untuk membuat perjanjian yang akan
dilaksanakan.
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Penulis harap kedepannya tulisan makalah ini akan lebih baik lagi
serta fokus dan detail dalam menjelaskan isi dalam makalah ini dengan sumber -
sumber yang lebih banyak dan lengkap yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.
Untuk itulah penulis harap kritik atau saran terhadap penulisan
makalah ini. Sehingga makalah ini akan lebih baik lagi kedepannya. Sebelum
kritik dan saran itu diterima oleh penulis, penulis haturkan terimakasih
sebanyak-banyaknya karena telah membaca makalah ini dan mendiskusikannya lalu
dapat memberikan kritik maupun saran.
DAFTAR
PUSTAKA
Sudiri, P. K. 1993. Sejarah Indonesia Baru Dari Pergerakan
Nasio-nal sampai Dekrit Presiden. Malang:
IKIP Malang.
Poeponegoro, D. dkk. 1994. Sejarah Nasional Indonesia VI.
Jakarta; Balai Pustaka.
______, Tonggak Sejarah Perjuangan Nasional, (online),
tersedia: 27 Oktober 2011 (http://halamanputih.wordpress.com/tag/pemimpin-pergerakan-pemuda-indonesia/)
(30 November 2011)
http://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/02/makalah-tentang-pergerakan-nasional.html
|
No comments:
Post a Comment