MAKALAH STUDI ISLAM Simulasi pentingnya pendidikan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya. Kehidupan yang layak
dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap
masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara –
cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucap puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa
sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SWT atas petunjuk
dan risalah-Nya, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang
telah membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama
kepada search engine google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah
ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. …..
i
KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
·
Latar Belakang ………………………………………………………………………. ……
1
·
Rumusan Masalah ……………………………………………………………………
·
Tujuan masalah...................................
·
manfaat
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………… ….. 3
4.1
Kesimpulan …………………………………………………………… ….. 13
4.2
Saran ………………………………………………………………….. ….. 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu
interaksi positif antara pengajar dan pelajar. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran diperlukan suatu pemilihan model pembelajaran yang tepat. Ada banyak
model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk membangun interaksi dan
komunikasi yang baik antara pebelajar dan pembelajar.
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain (Joyce dan Weil, 1980:1). Model pembelajaran
dapat dijadikan pola pikiran, artinya para pembelajar boleh memilih model
pembelajaran yang sesuai dan efisien utntuk mencapai tujuan pembelajarannya.
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam
memebelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif
dalam pembelajaran. Setiap metode mengajar memiliki karakteristik yang
berbeda-beda dalam membentuk pengalaman balajar siswa, tetapi satu dengan yang
lainnya saling menunjang.
B.RUMUSAN MASALAH
1.smulasi pentingnya pendidikan?
C.TUJUAN MASALAH
1.Untuk mengetahui smulasi
pentingnya pendidikan?
D.MANFAAT
simulasi
yaitu membantu peserta didik mempraktekan keterampilan dalam membuat keputusan
dan penyelesaian masalah, mengembakan kemampuan interaksi antarmanusia dan
memberikan kesempatan peserta didik untuk menerapkan berbagai prinsip,teori
serta untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
BAB II
PEMBAHASAN
A.pengertian pentingnya stimulasi pendidikan
Simulasi
adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi
atau proses nyata, dengan peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi
dengan situasi di lingkungannya. Peserta didik mengaplikasikan pengetahuannya
yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini berguna untuk untuk
memberikan respons (membuat keputusan atau melakukan tindakan) untuk mengatasi
masalah /situasi dan menerima umpan balik tentang respons
tersebut (Rheba de dan Martha A. Thompson, 1987).
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi
adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan
(imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran
suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistic atau pemeran.
Menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2005: 129) simulasi adalah
sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah
perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi
dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat
variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya.
Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri
utama itu bisa dimodifikasi secara nyata.
Menurut Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi
cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan
kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan
oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.
2.2
Prasyarat Pengoptimalan Pembelajaran dengan Metode Simulasi
Sri
Anitah, W. DKK (2007: 5.24) penggunaan metode simulasi menuntut beberapa
kemampuan guru atau fasilitator, antara lain:
a. Mampu
membimbing siswa atau warga belajar dalam mengarahkan teknik, prosedur dan
peran yang akan dilakukan siswa dalam simulasi,
b. Mampu
memberikan ilustrasi,
c. Mampu
menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi,
d. Mampu
mengamati proses simulasi yang dilakukan siswa atau warga belajar.
Adapun
kondisi dan kemampuan siswa atau warga belajar yang harus diperhatikan dalam
penerapan metode simulasi adalah:
a. Kondisi,
minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam bersimulasi,
b. Pemahaman
terhadap pesan yang akan disimulasikan,
c. Kemampuan
dasar berkomunikasi dan berperan.
1. Tujuan Metode Simulasi
Tujuan metode simulasi yaitu membantu peserta
didik mempraktekan keterampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian
masalah, mengembakan kemampuan interaksi antarmanusia dan memberikan kesempatan
peserta didik untuk menerapkan berbagai prinsip,teori serta untuk meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Tipe Metode Simulasi
Menurut Sandra de Young (1990), ada tiga tipe simulasi,
yaitu simulation exercise, simulation game, dan role playing. Berikut ini akan
diuraikan metode simulation exercise dan role playing.
a. Latihan
simulasi
Latihan simulasi (simulation exercise) adalah metode
pembelajaran simulasi yang menyajikan situasi nyata yang terkontrol. Peserta
didik dapat memanipulasi situasi tersebut, sehingga pemahaman peserta didik
menjadi lebih baik terhadap situasi tersebut.
Simulasi latihan meliputi: writen simulation, simulasi
dengan visual dan live simulation patient.
b. Bermain
peran
Bermain peran (role playing) adalah suatu bentuk drama
dimana peserta didik secara spontan memperagakan peran-peran dalam berinteraksi
yang terkait dengan masalah/ tantangan dan hubungan antarmanusia.
Metode simulasi tidak langsung dilakukan pada klien,
tetapi dipraktikan seakan-akan kondisinya nyata, sehingga kesalahan tidak bersifat
fatal. Ada tiga macam bentuk simulasi untuk bermain peran yaitu: kasus aktif,
model dan klien. Pada kasus aktif diberikan data tentang klien nyata yang
memerlukan pengambilan keputusan kemudian data ditambah untuk mengembangkan
kemampuan pengambilan keputusan.
3. Petunjuk
Penggunaan Metode Simulasi
Berikut
ini petunjuk apabila akan menggunakan metode pembelajaran simulasi.
a) Simulasi
harus meningkatkan pencapaian tujuan
b) Perhatikan
syarat simulasi tentang jumlah peserta didik, waktu yangdiperlukan, alat, dan
tempat.
c) Pembimbing
simulasi harus memahami jalannya simulasi
d) Uji
coba dilakukan pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh pembimbing
e) Peserta
didik mempunyai latar belakang teori dan keterampilan untuk berperan serta
dalam simulasi
f) Peserta
didik harus mengerti tujuan peran serta mereka pada simulasi
g) Petunjuk
tertulis lengkap dan diberikan pada peserta didik
h) Pembimbing
bertanggungjawab untuk menginterupsi simulasi apabila waktu telah lewat dan
muncul masalah, atau peserta belum kompeten.
2.6
Prosedur Penggunaan Metode Simulasi
Sri
Anitah, W. DKK (2007: 5.23) prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan
metode simulasi adalah:
a) Menetapkan
topik simulasi yang diarahkan oleh pendidik,
b) Menetapkan
kelompok dan topik-topik yang akan dibahas,
c) Simulasi
diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang
dimainkan,
d) Proses
pengamatan pelaksanaan simulasi dapat dilakukan dengan diskusi,
e) Mengadakan
kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan simulasi.
2.7
Proses Pembimbingan Pada Metode Simulasi
a) Menyampaikan
tujuan simulasi
b) Menjelaskan
jalannya simulasi
c) Mengatur
peserta didik untuk untuk memerankan sesuai dengan perannya dalam simulasi
d) Melakukan
uji coba pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh pembimbing
e) Memberikan
komentar setelah simulasi, bila ada masalah dan peserta didik kurang menguasai
f) Melakukan
diskusi untuk membahas proses simulasi
2.8
Karakteristik Metode Simulasi
Sri
Anitah, W. DKK (2007: 5.23) memaparkan tentang karakteristik metode
simulasi sebagai berikut:
a) Pembinaan
kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan bagian dari
keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi,
b) Metode
ini menuntut lebih banyak aktivitas siswa,
c) Dapat
digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual, bahan pembelajaran dapat
diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial, maupun masalah-masalah
sosial.
2.9
Kelebihan Dan Kekurangan Metode Simulasi
Kelebihan
a) Memperkaya
pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengalaman yang tidak langsung
diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah sosial.
b) Peserta
didik berkesempatan untuk menyalurkan perasaan yang terpendam sehingga mendapat
kepuasan, kesegaran dan kesehatan jiwa.
c) Sekalipun
bukan tujuan metode ini, melalui simulasi dapat dikembangkan bakat dan
kemampuan yang mungkin dimiliki oleh peserta didik,misalnya dalam seni
drama,bermain peran dan sebagainya.
d) Simulasi
menuntut imajinasi peserta didik
e) Siswa
dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya
f) Dapat
membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial (merupakan implementasi
pembelajaran yang berbasis kontekstual),
g) Membina
hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok.
h) Simulasi
menuntut hubungan informal antara guru dan peserta didik yang akrab dan
fleksibel. Ini berarti menghendaki guru yang demokratis bukan otoriter
Kekurangan
a) Pengalaman
yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sempurna dengan
kenyataan dilapangan atau dalam kehidupan
b) Tidak
jarang simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sedangkan fungsinya sebagai
alat belajar jadi terabaikan
c) Pelaksanaan
simulasi sering menjadi kaku, bahkan jadi salah arah, karena kurangnya
pengalaman keterampilan atau penguasan siswa terhadap masalah sosial yang
diperankan
d) Simulasi
dipengaru`hi oleh faktor-faktor emosional seperti rasa malu,ragu-ragu atau
takut yang dapat memengaruhi peserta didik dalam melakukan simulasi.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Simulasi adalah metode pembelajaran yang
menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi atau proses nyata, dengan
peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi di
lingkungannya.Metode simulasi ini bertujuan untuk membantu peserta didik
mempraktekan keterampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah,
mengembakan kemampuan interaksi antarmanusia dan memberikan kesempatan peserta
didik untuk menerapkan berbagai prinsip,teori serta untuk meningkatkan
kemampuan kognitif,afektif dan psikomotor.
B.Kritik dan
Saran
Agar kegiatan belajar mengajar berjalan
efektif , maka guru harus mampu memilih mana metode mengajar yang
paling sesuai di dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan
efektif jika berlangsung dalam situasi dan kondisi yang kondusif, hangat,
menarik, menyenangkan, dan wajar. Oleh karena itu guru perlu memahami berbagai
metode mengajar dengan berbagai karakteristiknya, sehingga mampu memilih metode
yang tepat dan mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai
dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Faras Handayani (ed): Stimulasi Otak untuk Kecerdasan. Penerbitan
Sarana Bobo, Jakarta, 2009.
Soetjiningsih: Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta, 1995.
Tilaar, H.R.1999.pendidikan, kebudayaan, dan Masyarakat
Madani indonesia bandung.:Rosda Karya.
No comments:
Post a Comment