MAKALAH STUDY ISLAM
Gerakan Pembaharuan (Modern) Dalam Islam
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga tugas
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karenanya
kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak .............................................
selaku dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini.
Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu
disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
sekalian. Demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Dan kami
berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Bengkulu, November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pembaharuan dalam islam dikenal juga
dengan modernisasi islam, yang mempunyai tujuan untuk menyesuaikan ajaran yang
terdapat dalam agama dengan ilmu pengetahuan dan filsafat modern, tetapi perlu
diingat bahwa dalam islam ada ajaran yang tidak bersifat mutlak, yaitu
penafsiran dari ajaran-ajaran yang bersifat abadi dari masa ke masa. Dengan
kata lain pembaharuan mengenai ajaran-ajaran yang bersifat mutlak tak dapat
diadakan karena sudah tak bisa lagi diganggu gugat seperti pada hukum-hukum yang
tercantum dalam al-Qur’an.
Pembaharuan dapat dilakukan dengan
meninjau kembali beberapa aspek yang memang memerlukan untuk diperbaharui
seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern yang mampu diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari seperti sekarang ini.
1. Apa
pengertian Pembaharuan dalam Islam ?
2. Apa
faktor yang melatarbelakangi pembaharuan dalam Islam ?
3. Siapa
saja tokoh pembaharuan dalam Islam ?
4. Bagaiamana
dampak pembaharuan dalam Islam ?
1. Untuk
mengetahui pengertian pembaharuan dalam Islam
2. Untuk
mengetahui faktor yang melatarbelakangi pembaharuan dalam Islam
3. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh pembaharuan dalam Islam
4. Untuk
mengetahui dampk dari pembaharun dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat
pembaharuan merujuk kepada makna kata tajdid, kemudian muncul berbagai istilah
yang dipandang memiliki relevansi makna dengan
pembaruan, yaitu modernisme, reformisme, puritanisme, revivalisme dan fundamentalisme.
Di samping kata tajdid, ada istilah lain dalam kosa kata Islam tentang
kebangkitan atau pembaruan, yaitu ishlah. Kata tajdid biasa diterjemahkan
sebagai pembaharuan dan kataishlahsebagai perubahan. Kedua kata tersebut secara bersama-sama mencerminkan suatu tradisi yang
berlanjut, yaitu suatu upaya menghidupkan kembali keimanan Islam beserta
praktik-praktiknya dalam komunitas kaum muslimin.
Berkaitan
hal tersebut, maka pembaruan dalam Islam bukan dalam hal yang menyangkut dengan
dasar atau fundamental ajaran Islam; artinya bahwa pembaruan Islam bukanlah
dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisi nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan lebih
berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar agar
sesuai dengan kebutuhan perkembangan, serta semangat jaman.
Menurut
Harun Nasution,Pembaharuan Islam adalah fikiran dan gerakan untuk menyesuaikan
faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh
pengetahuan dan teknologi modern.
Pemikiran
pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena adanya kontak
yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu, umat Islam
abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran dibandingankan
dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan peradaban.
Sebelum periode modern, hubungan atau kontak antara Islam dan Barat sebenarnya
sudah terjadi, terlebih antara Kerajaan Utsmani (yang mempunyai daerah
kekuasaan di daratan Eropa) dengan beberapa negara Barat. Namun kontak dengan
kebudayaan Barat ini semakin intens saat jatuhnya kekuatan Mesir oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis, disusul
dengan imperialisasi Barat terhadap negara-negara muslim lainnya. Kondisi itu
akhirnya membuka pemikiran pemuka- pemuka intelektual dan pemerintahan Islam di
Mesir untuk segera mengadakan upaya-upaya pembaharuan. Di antara hal-hal yang
mendorong lahirnyanya gerakan pembaharuan dan modernisasi Islam adalah:
1. Adanya
sifat jumud (stagnan) yang telah membuat umat Islam berhenti berpikir dan berusaha.
Selama
umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berpikir (berijtihad) maka mereka
tidak mungkin mengalami kemajuan. Kemajuan masyarakat hanya akan bisa tercapai
melalui pengkajian ilmu pengetahuan yang terus menerus untuk kemudian
diaplikasikan dalam teknologi terapan dan kehidupan sosial yang nyata demi
kemajuan masyarakat. Untuk itulah maka perlu diadakan upaya pembaharuan dengan
memberantas sikap jumud dan menggerakkan kembali tradisi ijtihad di kalangan
umat Islam.
2. Persatuan di
kalangan umat Islam mulai terpecah belah.
Umat
Islam tidak akan mengalami kemajuan apabila tidak ada persatuan dan kesatuan
yang diikat oleh tali ukhuwah Islamiyah. Karena itu maka lahirlah suatu gerakan
pembaharuan yang berupaya memberikan inspirasi kepada seluruh umat Islam untuk
bersatu dan melawan imperialisme Barat.
3. Hasil adanya kontak
yang terjadi antara dunia Islam dan Barat.
Dengan
adanya kontak ini mereka sadar bahwa mereka mengalami kemunduran dibandingkan
Barat. Terutama pasca terjadinya peperangan antara kerajaan Utsmani dengan
kerajaan Eropa, di mana pada masa-masa sebelumnya kerajaan Utsmani selalu
menang dalam peperangan namun saat itu mengalami kekalahan. Hal ini membuat
tokoh-tokoh kerajaan Utsmani berupaya menyelidiki rahasia kekuatan militer
Eropa. Ternyata rahasianya adalah “sistem militer modern”yang dimiliki Eropa,
sehingga,pembaharuan dalam dunia Islam pun salah satunya dipusatkan pada bidang
militer.
4. Meski demikian,
pembaharuan dalam Islam berbeda dengan renaissance dalam dunia
Barat.
Jika
renaissance Barat muncul dengan cara “menyingkirkan” peran agama dari kehidupan
masyarakat, maka pembaharuan Islam sebaliknya, yakni untuk tujuan memperkuat
prinsip dan ajaran Islam itu sendiri demi kemashlahatan dunia secara lebih
luas. Pada saat dunia Islam mengalami kemunduran, bangsa Barat justru mengalami kemajuan dan berhasil
melakukan ekspansi wilayah perdagangan
baru. Meski jalur strategis perdagangan yang selama itu menjadi jalur
internasional telah dikuasai oleh umat Islam sehingga bangsa Barat sulit
melakukan transaksi-transaksi perdagangan melalui jalur tersebut, namun dengan
didukung oleh kesuksesan Christoper Columbus (1492M) yang berhasil menemukan
benua Amerika, juga Vasco da Gama yang berhasil menemukan jalur ke Timur
melalui Tanjung Harapan pada tahun 1498M.
1) Muhammad Ibn Abd al-Wahhab
Nama
lengkapnya adalah Muhammad Ibn Abd al-
Wahhab bin Sulaiman bin‘Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Buraid
bin Muhammad bin Buraidbin Musyarraf. Ia dilahirkan di kota ‘Uyainah (sebelah
utara kota Riyadh) pada tahun 1115 Hijriyah, bertepatan dengan tahun 1703
Masehi di tengah-tengah keluarga Ulama. Ayah, kakek dan paman-paman beliau
adalah para Ulama, sehingga sejak kecil beliau sudah menghafal al-Quran dan
belajar fiqh, tafsir dan hadits dari ayah beliau. Saat sudah mencapai usia
baligh beliau berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan ia bertemuu
serta menimba ilmu dari para ulama
Mekkah dan Madinah. Beliau juga berangkat menuju Basrah dan menimba ilmu dari
para Ulama Basrah ketika itu.
Muhammad Ibn Abd al-Wahhab memulai dakwahnya
di kota Huraimila`, yaitu tempat tinggal ayahanda beliau yang menjabat sebagai
hakim di sana. Beliau mulai mengajak untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah
swt, dan menjelaskan bahaya syirik serta bahaya beribadah kepada selain Allah.
Tetapi sepeninggal ayahanda, beliau kembali ke ‘Uyainah dan kembali berdakwah
di sana. Lantaran terjadi berbagai tekanan, akhirnya beliau meninggalkan kota
‘Uyainah menuju Dir’iyah.
Di kota Dir’iyah inilah Muhammad Ibn
Abd al-Wahhab bertemu dengan Amir Muhammad bin Su’ud sebagai pemimpin kota
Dir’iyah ketika itu, yang akhirnya mereka berdua sepakat untuk menyebarkan
dakwah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab, yaitu untk memurnikan ajaran Islam dari
segala bentuk syirik, bid’ah dan khurafat, serta mengembalikan kaum Muslimin
kepada ajaran Islam yang benar sesuai yang dibawa oleh Rasulullah saw dan telah
dipraktekkan oleh para sahabat. Kerjasama yang penuh berkah inilah yang
merupakan cikal bakal Kerajaan Saudi Arabia yang kita kenal sekarang. Pada masa
itu, negeri-negeri Islam benar-benar mengalami kemerosotan dari segala aspek,
kaum Muslimin mengalami kemunduran moral dan akhlak, praktek kesyirikan
tersebar dimana-mana, berdoa kepada selain Allah, meminta pertolongan kepada pohon serta batu-batu
keramat, serta praktek sihir dan
perdukuna hampir merata di tegah-tengah kaum Muslimin.
Dengan munculnya dakwah Muhammad Ibn
Abd al-Wahhab ini di tengah Jazirah Arab, dan dibantu oleh kekuatan pedang Amir
Muhammad bin Su’ud yang kemudian menyebar ke negeri-negeri Islam lainnya, maka
pantaslah jika beliau dijuluki sebagai pembaharu abad kedua belas Hijriyah.
Masa kecil Muhammad Ibn Abd al-Wahhab
lebih banyak dipergunakan untuk mempelajari al-Quran, tidak banyak dipergunakan
untuk bermain-main bersma teman sebayanya,
shingga beliau telah hafal al-Quran sebelum umurnya mencapai 10 tahun. Beliau
memiliki ketajaman pemahaman yang kuat biasa, cerdas, cepat menghafal dan fasih
pengucapan kata-katanya.
Sebelum beliau melakuka perjalanan jauh
ke berbagai negeri untuk menuntut ilmu, hal yang pertama kali beliau lakuka
adalah menyibukkan diri dengan sungguh-sungguh menggali ilm agama dari ayahnya
sendiri. Maka dasar-dasar ilmu yang kuat sudah belaiu miliki semenjak umur
beliau berkisar antara sepluh tahun di ‘Uyainah, salah satu daerah di Najed.
Beliau mencapai usia baligh sebelum usianya
genap 12 tahun. Pada usia itu, sesudah usianya baligh, beliau sudah disuruh
menjadi imam shalat oleh ayahnya, dan ayahnya pun menikahkannya. Setelah itu,,
pada usia yang sama, beliau pergi haji memnuhi rukun Islam yang kelima dan
selanjutnya beliau mengunjungi kota Madinah dan menetap di sana selama dua
bulan, baru sesudah itu beliau kembali ke kampung halamannya. Itu adalah
perjalanan ibadah haji pertama beliau. Dan tampaknya, selama dua bulan beliau
tinggal di Madinah beliau sempat menghadiri
beberapa pelajaran dari beberapa Ulama di Masjid Nabawi. Tetapi yang
paling berpengaruh bagi beliau adalah
ketika bertemu dengan dua Ulama besar yang kelak menjadi guru-gurunya pula pada
pengembaraan ilmiah berikutnya, yaitu Syaikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif dan
Syaikh Muhammad Hayat as-Sindi.
2) Jamaluddin Al-Afghani
Jamaluddin al-Afghani adalah salah
seorang tokoh penting penggerak
pembaruan dan kebangkitan Islam abad ke-19. Ia dilahirkan pada 1838 M.
Ayahnya bernama Sayyid Syafdar, seorang
penganut mazhab Hanafi. Menuru L. Stoddard, Jamaluddin dilahirkan di Asadabad
dekat Hamazan di Persia, namun ia
berkebangsaan Afganistan, bukan Persia seperti dinyatakan dalam namanya.
Sejak kecil, Jamaluddin telah menekuni berbagai cabang ilmu keislaman, seperti
tafsir, Hadits, tasawuf, dan filsafat Islam. Ia juga belajar bahasa Arab dan
Persia. Sejak remaja ia mulai menekuni filsafat dan ilmu eksakta menurut sistem pelajaran Eropa modern. Dalam sebuah
konspirasi, Inggris berhasil menghasut penguasa Mesir untuk mengusir
al-Afghani. Akhirnya ia dibuang ke India dan ditahan di sana pada 1879. Dari India
ia menjalani kehidupa yang mobile,seperti di London, Paris, Teheran,dan
Istanbul. Jamaluddin wafat pada usia 59 tahun pada 9 Maret karena penyakit
kanker.
3) Muhammad Abduh
Muhammad Abduh dilahirkan pada 1849 M di
sebuah desa pertanian di lembah Sungai Nil. Ayahnya, Abdul Hasan Khairullah,
adalah seorang keturunan Turki yang telah lama menetap di Mesir. Adapun ibunya
dalah seorang Arab yang masih mempunyai hubungan dengan keluarga Umar ibn
al-Khattab, khalifah kedua dalam Islam setelah Nabi Muhammad saw wafat.
Pendidikan dasar Abduh ditangani
langsung oleh ayahnya yang mengajarkan membaca dan menulis setra ilmu-ilmu
keislaman. Selanjutnya, ia belajar
menghafal Al-Quran di bawah bimbingan seorang hafiz. Selama dua tahun, Abduh
berhasil menghafal Al-Quran dengan sempurna. Selanjutnya, dalam usia lima belas
tahun ia ikirim ayahnya ke Madrasah al-Ahmadi di Thantha untuk belajar ilmu
agama. Pada usia 16 tahun, ayahnya menikahkannya. Namun pendiikan masih tetap
berlanjut hingga ia menyelesaikan studinya di al-Azhar pada 1877. Selanjutnya,
ia mengembangka ilmunya dengan mengajar di Dar al-`Ulum, di samping juga
mengajar di rumahnya sendiri. Di rumahnya, ia mengajarkan buku tentang akhlak
berjudul Tahdzib al-Akhlaq karangn Ibn Miskawaih, yang sudah diterjemahkan oleh
al-Thanthawi. Abduh wafat pada 11 Juli 1905. Jenazahnya diiringi oleh ribuan
orang yang mencintainya. Bukan hanya orang Muslim, orang-orang Yahudi dan
Nasrani pun ikut berbondong-bondong memberi penghormatan terakhir kepada
tokoh penggerak pembaruan Islam ini.
4) Muhammad Rasyid Rida
Nama lengkapnya adalah Muhammad Rasyid bin
Ali Rida bin Muhammad Syamsuddin bin Muhammmad Baharudin bin Mulla Ali Kalifa.
Ia lahr di al-Qalamun,sebuah desa dekat Tripoli di tepi Pantai Mediteranian
sebelah utara Lebanon (Syiria),pada tanggal 27 Jumadil Ula 1282 H /23 september
1865 M dan meninggal pada 23 Jumadil Ula 1354 H/22 Agustus 1935. Secara
geneologis, ia masih memeliki pertalian darah dengan al-Husein bin Ali bin Abi
Thalib, cucu Nabi Muhammad dari garis Fatimah. Pendidikannya dimulai pada
kuttab di Qalamun, lalu kesekolah nasional Usmani, sekolah nasional Islam
Tripoli (al-madrasah al-Wataniah al-Islamiah) tahun 1882, dan Sekolah Agama di
Tropoli.
Pemikiran
pembaharuan Muhammad Rasyid Rida secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :
a. Keagamaan
, menurut Rasyid Rida bahwa kemunduran yang diderita umat islam karena mereka
tidak mengamalkan ajaran islam yang sebenarny, mereka telah menyeleweng dari
ajaran tersebut. Untuk itu, umat islam harus dikembalikan pada ajarn islam yang
semestinya,bebas dari segala bid’ah,sederhana dalam ibadah dan muamalah. Ia
juga menganjurkan pembaharuan dalam bidang hokum yakni penyatuan madzhab.
b. Pendidikan,
Rasyid Rida mengajukan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum dengan ilmu-ilmu
agama islam di sekolah-sekolah. Maka kurikulum yang ada perlu dimasukkan
teologi,pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, ilmu hitung,
ilmu kesehatan, bahasa asing, dan ilmu kesejahteraan keluarga, disamping
ilmu-ilmu agama seperti tfsir, fikih, hadis, dan sebagainya yang biasa
diajarkan di sekolah-sekolah tradisional.
c. Politik,
menurut Rasyid Ridha bahwa faham nasionalisme bertentangan dengan ajaran
peersaudaraan seluruh umat islam.persaudaraan dalam islam tidak mengenal adanya
perbedaan bahasa, tanah air dan bangsa.
Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide
pembaharuan itu ketika masih berada di
Suria, tetapi usaha-usahnya mendapat tantangan dari pihak kerajaan Usmani. Ia
merasa terikat dan tidak bebas dan oleh karena itu memutuskan pindah ke Mesir,
dekat dengan Muhammad Abduh. Pada bulan Januari 1898 ia sampai di negeri
gurunya ini.
Beberapa bulan kemudian ia mulai
menerbitkan majalah termasyhur, Al-Manar. Didalam nomor pertama dijelaskan
bahwa tujuan al-manar antar lain mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, social
dan ekonomi, memberantas tahayul dan bid’ah yang masuk kedalam tubuh islam,
menghilangkan faham fatalism yang terdapat dalam kalangan umat islam, serta
faham-faham salah yang dibaw tarekat-tarekat tasawuf, meningkatkan mutu
pendidikan dan membela umat islam terhadap permainan politik Negara-negara
barat.
5) Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun
1876. Ia berasal dari keluarga Kasta Brahmana Khasmir. Ayahnya bernama Nur
Muhammad yang terkenal saleh adalah guru pertamanya. Untuk meneruskan studinya
ia kemudian pergi ke Lahore dan belajar disana sampai memperoleh gelar
kesarjanaan M.A. Dikota inilah ia
berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis, yang menurut
keterangan mendorong Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Di tahun 1905 ia
pergi keNegara ini dan masuk ke universitas Cambridge untuk mempelajari
filsafat. 2 tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan disinilahn ia
memperoleh gelar Ph.D, Dalam tasawuf. Tesis doctoral yang diajukannya berjudul
; The development of metaphysic in Persia ( perkembangan metafisik di Persia).
Pemikiran pembaharuan Muhammad Iqbal secara garis besar terdiri dari tiga
bidang,:
a. Keagamaan,
Muhammad Iqbal memandang bahwa kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan
umat islam dalam pemikiran dan ditutupnya
pintu ijtihad. Islam menurutnya mengajarkan dinamisme, al-Qur’an
senantiasa menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat
dalam alam seperti matahari, bulan, pertukaran siang malam, dan sebagainya.
Oleh karena itu, ijtihad dianggap sebagai prinsip yang dipakai dalam soal gerak
dan perubahan dalam hidup social manusia sehingga ijtihad mempunyai kedudukan
penting dalam pembaharuan Islam.
b. Pendidikan,
Muhammad Iqbal tidak menjadikan Barat sebagai model pembaharuannya karena menolak kapitalisme dan
imperialise yang dipengaruhi oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan
agama. Yang harus diambil umat islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.
c. Politik,
Muhammad Iqbal memandang bahwa India pada hakekatnya tersusun dari dua bangsa,
Islam, dan Hindu. Umat islam India harus menuju
pada pembentukan Negara sendiri, terpisah dari negara Hindu di India
sehingga beliau dipandang sebagai bapak Pakistan Pemikiran-pemikiran Muhammad
Iqbal mempengaruhi dunia islam pada umumnya, terutama dalam pembaharuan di
India. Ia menimbulkan paham dinamisme di kalangan umat islam india dan
menunjukn jalan yang harus mereka tempuh untuk masa depan agar umat islam
minoritas di anak benua itu dapat
bertahan hidup dari tekanan luar dengan terwujudnya republic Pakistan.
Pembaharuan di Negara-negara timur tengah
tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke
Indonesia. Pengaruh- pengaruh dari pembaharuan tersebut antra lain :
1. Gema
pembaharuan yang dilakukan oleh JaWahab maludin Al-Afghani dan Syekh Muhammad
Abdul samapai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji
Muhammad Miskin , Haji Abdul Rahman dan Haji Salman Faris , mereka sepulang
dari tanah suci terilhami oleh syekh Abdul Wahab. Pengaruh pemikiran pembaharu
Timur Tengah tersebut adalah timbulnya gerakan Paderi. Gerakan tersebut ingin
membersihkan ajaran islam yang telah tercampur baur dengan perbuatan yang bukan
Islam. Hal itu menimbulakn pertentangan antara golongan adat dan golongan
paderi.
2. Pada
tahun 1903 M, Murid-murid dari syekh Ahmad Khatib , seorang ulama besar bangsa Indonesi di Mekkah yang mendapat
kedudukan mulia dikalangan masyarakat dan pemerintah Arab, kembali dari tanah
Suci. Merekalah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan Minangkabau dan akhirnya
berkembang ke seluruh Indonesia. Diantara mereka itu adalah Buya Hamka, syekh daud
rasyid dan K.H Ahmad Dahlan.
3. Munculnya
berbagai organisasi dan kelembagaan Islam Modern Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat
keagamaan, politik, maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah Sarekat Islam,
PNI, Partai Muslimin Indonesia dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
Menurut Harun Nasution, Pembaharuan Islam
adalah fikiran dan gerakan untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam
dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh pengetahuan dan teknologi
modern. Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama
karena adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya
kontak itu, umat Islam abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami
kemunduran dibandingankan dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik
kemajuan peradaban Tokoh-tokoh pembaharuan dalam islam diantaranya : Muhammad Ibn
Abd al-Wahhab, Jamaludin Al-Afgani, Muhmmad Abduh, Rasyid Rida, dan Muhammad
Iqbal. Pembaharuan di Negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di
lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia, antara lain
dengan munculnya organisasi-organisasi keagmaan, politik, ekonomi, dan
lain-lain.
Bilamana dalam makalah ini terdapat
kekeliruan maka saran dari pembaca sangat diharapkan agar karya ini dapat
dijadikan suatu bahan informasi sesuai dengan tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi,
“ Pembaharuan Islam (Memahami Makna, Landasan,
dan Substansi Metode)“ dalam
jurnal
Studi dan Budaya, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2004).
Iqbal,Muhammad dan Amin
Husein Nasution. 2013.Pemikiran
Politik Islam. Jakarta:
Penerbit
Kencana Prenada Media Group.
Nasution,Harun.1994. Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemimkiran
dan Gerakan,
Jakarta:Bulan
Bintang.
Nuryandi,“Pengaruh Gerakan Modernisasi Islam Terhadap
Perkembangan Islam di
Indonesia”,diakses
dari http://www.nuryandi.com/2014/05/pengaruh-gerakan-modernisasi-islam.html?m=1
No comments:
Post a Comment