MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI
MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAMPENDEKATAN PSIKOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehadiran agama Islam yang di bawa Nabi Muhammad SAW diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di
dlamnya terdapat petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi
hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas luasnya.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat dalam sumber ajarannya, Al-quran dan
hadis, tampak sangat ideal
dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai
akal pikiran melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap
seimbang dalam memenuhi kebutuhan materialdan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai
waktu, bersikap
terbuka, demokratis, berorientasi
pada kualitas, egaliter kemitraan, anti fedoalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan
persaudaraan, berakhlak mulia dan sikap positif lainnya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari pendekatan psikologi?
2. Bagaimana pendekatan psikologi dalam studi
islam?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari pendekatan
psikologi
2. Mengetahui pendekatan psikologi dalam studi
islam
BAB II
A.
Pendekatan Psikologi
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang
melalui gejala perilaku yang di amatinya. Menurut Dzakiah Deradjat mengatakan
sebagaimana dikutip oleh Abuddinata dalam bukunya Metodologi Studi Islam,
perilaku seseorang yang tampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi oleh
keyakinan yang di anutnya. Seseorang yang saling berjumpa maka akan mengucapkan
salam, hormat pada orang tua, guru, menutup aurat, rela berkorban untuk
kebenaran, dan sebagainya merupakan gejala-gejala keagamaan yang dapat di
jelaskan melalui ilmu jiwa agama. Ilmu jiwa agama sebagaimana dikemukakan oleh
Zakiah Dradjat, tidak akan mempersoalkan benar tidaknya suatu agama yang dianut
seseorang, melainkan yang dipentingkan adalah bagaimana keyakinan agama
tersebut terlihat pengaruhnya dalam perilaku penganutnya.
Dalam ajaran agama banyak kita jumpai istilah-istilah yang
menggambarkan sikap batin seseorang. Misalnya sikap beriman dan bertakwa kepada
Allah, sebagai
orang yang shaleh, orang yang berbuat baik, orang yang sidiq
(jujur), dan
sebagainya. Semua itu adalah gejala-gejala kejiwaan yang berkaitan dengan
agama. Dengan ilmu kejiwaan ini seseorang selain akan mengetahui tingkat
keagamaan yang di hayati, dipahami, dan di
amalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama
ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkat usianya. Dengan ilmu ini agama
menemukan cara yang tepat dan cocok untuk menanamkannya.[1]
Kita misalnya dapat mengetahui pengaruh dari shalat, puasa, zakat, haji, dan
ibadah lainnya dengan melalui ilmu jiwa. Dengan pengetahuan ini maka dapat di
susun langkah-langkah baru yang lebih efisien lagi dalam menanamkan ajaran
agama. Itulah sebabnya ilmu jiwa ini banyak digunakan sebagai alat untuk
menjelaskan gejala atau sikap keagamaan seseorang.
Dari uraian tersebut kita melihat ternyata agama dapat
di pahami melalui berbagai pendekatan. Dengan pendekatan itu semua orang akan
sampai pada agama. Seorang teolog, sosiolog, antropolog, sejarawan, ahli
ilmu jiwa, dan budayawan sampai pada pemahaman agama yang benar. Di sini kita
melihat bahwa agama bukan hanya monopoli kalangan
teolog dan normatif belaka, melainkan agama dapat di pahami semua orang sesuai dengan
pendekatan dan kesanggupan yang dimilikinya. Dari keadaan demikian seseorang
akan mengalami kepuasan dari agama karena seluruh persoalan hidupnya mendapat
bimbingan dari agama.[2]
B.
Pendekatan
Psikologi Dalam Studi Islam
Pendekatan psikologi merupakan pendekatan yang bertujuan untuk
melihat keadaan jiwa pribadi-pribadi yang beragama. Dalam pendekatan ini yang
menarik bagi peneliti adalah keadaan jiwa manusia dalam hubungannya dengan
agama, baik
pengaruh maupun akibat. Lebih lanjut, bahwa
pendekatan psikologi bertujuan untuk menjelaskan fenomena keberagaman manusia
yang dijelaskan dengan mengurai keadaan jiwa manusia. Sebagai disiplin ilmu
yang otonom, maka psikologi agama juga memiliki beberapa pendekatan antara lain
:
1.
Pendekatan Strutktural
Pendekatan ini dipakai oleh Wilhem Wundt. Pendekatan struktural
adalah pendekatan yang berujuan untuk mempelajari pengalaman
seseorang untuk berdasarkan tingkatan atau kategori tertentu. Struktur
pengalaman tersebut dilakukan dengan menggunakan metode pengalaman dan
intropeksi.
2.
Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini pertama kali dugunakan oleh William James (1990 M
),ia adalah penemu labolatorium psikologi pertama kali di Amerika pada
Universitas Harvard. Pendekatan fungsional adalah pendekatan yang dilakukan
untuk mempelajari bagaimana agama dapat berfungsi atau
berpengaruh terhadap tingkah laku hidup individu dalam kehidupannya.
3.
Pendekatan Psiko-analisis
Pendekatan ini pertama kali dilakukan oleh Sigmung Freud (1856-1939
M). Pendekatan psiko-analisis adalah suatu pendekatan yang di lakukan untuk
menjelaskan tentang pengaruh agama dalam kepribadian seseorang dan hubungannya dengan
penyakit-penyakit jiwa. Pendekatan psikologi sangat bergantung erat dengan
teori psikologi umum yang di kembangkan oleh sarjana-sarjana eropa. Karena itu
pendekatan studi islam juga menggunakan teori-teori yang sama perbedaanyaa
hanya beberapa dasarnya dan ruang lingkupnya yang lebih sempit. Islamisasi
psikologi sendiri belum mampu menemukan teori-teori khusus
yang bisa digunakan dalam pendekatan studi ke-islaman. Akan tetapi hal tersebut
bukan hal yang salah atau memalukan karena tidak bertentangan dengan
ajaran-ajaran Islam. pendekatan psikologi bertujuan untuk menjelaskan keadaan
jiwa seseorang. Keadaan jiwa tersebut dapat dilihat melalui
tingkah laku, sikap, cara berfikir dan berbagai gejala jiwa lainnya. Dalam penelitian, informasi
tentang gejala-gejala tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti
observasi, wawancara, atau dari surat maupun dokumen pribadi yang di teliti. Lebih rinci, ada
beberapa teknik untuk mendapatkan informasi dari sumber informasi yang
digunakan dalam penggunaan pendekatan psikologis, yakni :
1.
Studi Dokumen Pribadi (personal Document)
teknik ini bertujuan untuk menemukan
informasi terkait dengan kejiwaan seseorang pada dokumen yang bersifat pribadi, seperti
surat, autobiograpi, catatan
harian atau tulisan lainnya yang merupakan karya pribadi yang diteliti.
2.
Kuisioner dan
Wawancara.
C.
Signifikansi Dalam Studi Islam
Dari segi tingkatan kebudayaan,agama merupakan universal cultural. Salah satu prinsip teori fungsional menyatakan
bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya. Karena
sejak dulu hingga sekarang agama dengan tangguh dengan eksistensinya, berarti
ia mempunyai dan memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat (Djamari, 1993 : 79).
Oleh karena itu, secara umum studi islam menjadi penting karena agama, termasuk
islam,memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat.
Dalam pengantar simposium nasional yang di selenggarakan oleh forum
komunikasi mahasiswa pasca sarjana (FKMP) IAIN Syrif Hidayatullah Jakarta, tanggal
6 agustus 1998 di pusat pengkajian Islam dan masyarakat (PPIM), Harun Nasution
(1998 : 1) mengatakan sebagaimana dikutip oleh Drs. Atang Abd. Hakim, M.A dan Dr. Jaih Mubarok Dalam bukunya Metode Studi Islam bahwa persoalan yang menyangkut usaha perbaikan pemahaman dan
penghayatan agama terutama dari sisi etika dan moralitas kurang mendapat tempat
yang memadai.[3]
Situasi keberagaman di Indonesia cenderung menampilkan kondisi
keberagaman yang legalistik-formalistik. Agama “harus” di manifestasikan dalam
bentuk ritual-formal,sehingga muncul
formalisme keagamaan yang lebih mementingkan “bentuk” daripada “isi”. Kondisi
seperti itu menyebabkan agama kurang di pahami sebagai seperangkat paradigma moral dan etika yang
bertujuan membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan. Di samping itu, formalisme gejala keagamaan yang
cenderung individualistik daripada kesolehan sosial mengakibatkan munculnya
sikap kontra produktif seperti nepotisme, kolusi, dan
korupsi (Harun Nasution, 1998 : 1-2). Harun Nasution (1998 : 2-3 ) berpandangan bahwa orang yang
bertakwa adalah orang yang melaksanakan perintah tuhan dan menjauhi larangan-Nya.
Dengan demikian, orang yang bertakwa adalah orang yang dekat dengan tuhan, dan yang dekat dengan yang maha suci adalah “suci”, orang-orang
yang sucilah yang mempunyai moral yang tinggi.
Gambaran yang dikemukakan oleh Harun Nasution di atas mendapat
sambutan cukup serius dari Masdar F Mas’udi. Masdar F Mas’udi (1998:1 dan 3)
mengatakan kesalahan kita sebagai umat islam di Indonesia, adalah mengabaikan
agama sebagai sistem nilai etika dan moral yang relevan bagi kehidupan manusia
sebagai mahluk yang bermartabat dan berahlak budi. Karena itulah, kita
tersentak ketika pertemuan memperlihatkan dunia sesuatu yang sangat ironi :
negara indonesia yang penduduknya 100 % beragama, mayoritas
beragama Islam (sekitar 90 %), dan para pejabatnya merayakan hari-hari besar agama, ternyata
menduduki peringkat terkemuka di antara negara-negara yang paling korup di
dunia.
Dari gambaran umat Islam Indonesia di atas, kita
dapat mengetahui bahwa agama islam di Indonesia belum sepenuhnya dipahami dan
dihayati oleh umat islam. Oleh karena itu signifikansi studi islam di indonesia
adalah mengubah pemahaman dan penghayatan keislaman masyarakat Muslim Indonesia secara
khusus, dan masyarakat beragama pada umumnya. Adapun perubahan yang di harapkan
adalah format formalisme keagamaan Islam diubah menjadi format
agama yang substansif. Sikap enklusivisme, kita ubah menjadi sikap
universalisme, yakni agama yang tidak mengabaikan nilai-nilai spiritualitas dan
kemanusiaan karena pada dasarnya agama diwahyukan untuk manusia.[4]
D.
Contoh Pendekatan Studi Islam
oleh Ilmu Psikologi
Seperti yang sudah kita bahas di atas bahwa pendekatan psikologi
dalam studi Islam hanya fokus terhadap kejiwaan manusia. Oleh karena itu
psikologi dalam studi Islam hanya mencari masalah perilaku dan kejiwaan manusia
yang berkaitan dengan agama Islam. Berikut adalah beberapa contoh pendekatan
psikologis dalam studi Islam, sebagai berikut :
1. Kondisi Spiritual
Masalah yang pertama adalah masalah perasaan seseorang. Seorang
ahli tasawwuf merasakan bahwa Allah selalu dekat dengannya setiap hari. Ia
merasakan kehadiran Allah di dalam hatinya. Oleh sebab itu untuk merasakan
bahwa Allah selalu dekat dengannya, ia selalu melakukan dzikir setiap saat
secara sadar.
Ia tak pernah membiarkan lisannya diam tanpa berdzikir kepada Allah
sehingga yang ia dapatkan adalah ketentraman jiwa dan ketenangan hati sebagai seorang
hamba Allah. Masalah yang difokuskan dalam studi islam dalam kasus ini adalah
perasaan manusia yakni dekat dengan Allah dan proses munculnya perasaan
tersebut hingga mempengaruhi perilakunya (melakukan dzikir).
2. Kebutuhan Kepuasan Manusia
Masalah selanjutnya yang dapat dikaji oleh pendekatan psikologi
dalam studi Islam adalah perihal kepuasan seorang manusia dengan kehidupan yang
dijalaninya. Dalam suatu masyarakat, kepuasan ini dapat dibedakan menjadi 2
kasus yaitu seorang hamba yang memiliki ekonomi sederhana namun ibadahnya lebih
tinggi. Ia suka menolong kepada sesama yang membutuhkan, ia tak pernah
melewatkan sholat satu kali pun.
Sedangkan seorang hamba yang memiliki ekonomi cukup bahkan berlebih
namun tingkat ibadahnya rendah. Ia tidak peduli dengan sesama dan jarang
melakukan sholat, akibatnya ia selalu merasa bahwa kekayaan yang dimilikinya
tak pernah cukup. Fokus pendekatan psikologi dalam kasus ini adalah mencari
pengaruh tingkat ibadah seseorang antara ekonomi rendah dan tinggi terhadap rasa
puas yang dimiliki di dalam kehidupannya.
3. Penerapan Agama dalam Sehari-hari
Masalah selanjutnya adalah bagaimana pengaruh agama yang dibawa
terhadap perilaku manusia sehari-harinya. Seseorang yang sudah terbiasa membaca
Al-Qur’an dan berdoa akan berbeda dengan seorang hamba
yang angkuh dan tidak mau berdoa.
4. Rasa Menghormati
Begitu pula ketika seseorang memasuki tempat ibadanya harus tetap
menujukkan rasa hormat kepada penganut agama lain. Seperti kita ketahui
bahwa rumah ibadah merupakan rumah yang senantiasa memberikan pengalaman batin
sehingga dapat menimbulkan perilaku sesuai dengan keyakinan yang mereka yakini.
Untuk itu sikap saling hormat-menghormati antar umat beragama harus kita
galakkan melalui pendekatan psikologi.
5. Tingkah Laku
Pendekatan psikologi dalam studi Islam juga dapat digunakan untuk
menelaah masalah tingkah laku seorang muslim ketika berjumpa dengan umat muslim
lainnya. Ditambah dengan bagaimana sikapnya dalam menghormati kedua orang
tuanya, rela berkorban untuk sesamanya dan memperjuangkan kebenaran.
6. Ketuhanan
Gejala berikutnya yang dapat dikaji melalui pendekatan psikologi
dalam studi Islam adalah banyak muslim yang tiba-tiba keluar dari jalur agama.
Seperti ketika seseorang yang taan dan ahli ibadah malah berubah menjadi orang
yang lalai dan meninggalkan perintah Allah.
Masalah berikutnya adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
seseorang untuk keluar dari agama Islam atau murtad. Faktor-fakor ini bisa
ditemukan melalui pendekatan psikologi dalam studi Islam. Sebab menurut
psikologi agama, seseorang yang murtad terhadap agamanya bisa disebabkan oleh
dua hal yaitu faktor intern atau yang berasal dari dalam dirinya sendiri dan
faktor ekstern yang berasal dari pengaruh luar atau pengaruh lingkungan tempat
dia tinggal.
7. Lingkungan Sekitar
Kajian berikutnya yang dapat dianalisa menggunakan pendekatan
psikologi dalam studi Islam adalah pengrauh dari sosok anggota keluarga dalam
hal ini adlaah ayah terhadap perilaku dan sikapnya kepada agama. Keyakinan dan
ketaatan yang dimiliki soerang anak bisa bergantung dari orang tuanya.
Seorang anak dari bapak yang suka mabuk dan berperilaku kasar
terhadapnya akan mempengaruhi sikap sang anak terhadap agama yang dianutnya.
Sedangkan seorang anak yang dididik oleh seorang bapa yang ahli ibadah dan
memperlakukan anaknya dengan lemah lembut juga akaan mempengaruhi sikap anak
terhadap agamanya.
8. Teman Bermain
Gejala berikutnya yang dapat dikaji dengan psikologi studi Islam
adalah pengaruh komunitas terhadap hal-hal yang berbau mistik berkaitan dengan
kehidupan beragama. Dimana kebanyakan masyarakat Indonesia melakukan
penghayatan agama dengan mengadakan ritual-ritual alamiah dibanding dengan
penalaran konsep agama di dalam urusan dunia.
9. Keberadaan Pemuka Agama
Kemudian gejala terakhir yang dapat dikaji oleh pendekatan
psikologi dalam studi Islam adalah bagaimana pengaruh seorang penceramah,
ustadz atau seorang ulama dalam mengajak jamaah atau pengikutnya untuk
melakukan seperti yang mereka arahkan. Jika para jamaah terpengaruh maka hal
ini juga yang akan mempengaruhi perilakunya terhadap agama yang dianutnya.[5]
A.
Kesimpulan
Dari
pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan psikologi dalam studi islam
adalah ilmu yang berkaitan dengan ilmu jiwa. Dimana dalam pendekatan
psikologi adalah ajaran agama banyak kita jumpai istilah-istilah yang menggambarkan
sikap batin seseorang. Misalnya sikap beriman dan bertakwa kepada Allah, sebagai
orang yang shaleh, orang yang berbuat baik, orang yang sidiq
(jujur), dan
sebagainya. Semua itu adalah gejala-gejala kejiwaan yang berkaitan dengan
agama. Dengan ilmu kejiwaan ini seseorang selain akan mengetahui tingkat
keagamaan yang di hayati, dipahami, dan di
amalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan
agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkat usianya. Dengan ilmu ini
agama menemukan cara yang tepat dan cocok untuk menanamkannya. Dan pendekatan
psikologi bertujuan untuk menjelaskan fenomena keberagaman manusia yang dijelaskan
dengan mengurai keadaan jiwa manusia. Beberapa contoh dari pendekatan Studi Islam meliputi :
Kondisi Spiritual, Kebutuhan Kepuasan Manusia,
Penerapan Agama dalam Sehari-hari, Rasa Menghormati, Tingkah
Laku, Ketuhanan, Lingkungan Sekitar, Teman Bermain,
Keberadaan Pemuka Agama.
B. Saran
Demikian makalah ini
kami buat. Semoga apa yang kami diskusikan dapat menambah rasa syukur kita
kepada Allah dan menambah pengetahuan kami dan pembaca. Adapun dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan yang masih perlu kami sempurnakan. Untuk
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
kami ucapan terima kasih.
Drs. Atang Abd. Hakim, M.A dan Dr. Jaih Mubarok, Metodologi
Studi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2000 )
Fitri Febri, Psikologi Agama,
(dosenpsikologi.com/contoh-pendekatan-psikologis-dalam-studi-islam : diakses
pada 29 desember 2017)
[1] Abuddinnata, Metodologi Studi Islam ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2014), hlm. 58
[2] Abuddinnata, Metodologi Studi Islam ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2014), hlm. 59
[3] Drs. Atang Abd. Hakim, M.A dan Dr. Jaih Mubarok, Metodologi
Studi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2000 ), hlm. 7-8
[4] Drs. Atang Abd. Hakim, M.A dan Dr. Jaih Mubarok, Metodologi
Studi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2000 ), hlm. 9
[5] Fitri Febri, Psikologi Agama, (dosenpsikologi.com/contoh-pendekatan-psikologis-dalam-studi-islam
: diakses pada 29 desember 2017)
No comments:
Post a Comment