MAKALAH PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kepribadian merupakan sesuatu hal
yang tersurat dan tersirat pada diri seorang manusia. Kepribadian seorang
manusia dipengaruhi oleh banyak aspek. Kepribadian seorang manusia juga
memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan dan kebahagiaan seseorang.
Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda
meskipun, terkadang memiliki kemiripan ataupun kesamaan. Ada beberapa manusia
yang memiliki kepribadian baik adapula yang kurang baik. Seperti yang saya
sampaikan tadi, bahwasanya kepribadian manusia beragam disebabkan oleh banyak
aspek.
Kepribadian yang cenderung baik ataupun kurang baik
tersebut sebenarnya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Melihat
banyaknya potensi yang dimiliki oleh manusia terutama akal, seharusnya manusia
mampu mengurangi kekurangan dan memupuk kelebihan yang ada pada dirinya.
Pendidikan merupakan bagian yang memiliki porsi cukup
banyak terhadap terbentuknya kepribadian manusia. Pendidikan meliputi
pendidikan dalam kandungan, pendidikan orang tua dan pendidikan formal dan
non-formal. Pendidikan yang tepat akan mewujudkan manusia yang memiliki
kepribadian yang baik.
Pada masa sekarang sering kali ditemukan manusia yang
memiliki kepribadian yang kurang baik sehingga menimbulkan permasalahan pada
dirinya sendiri ataupun makhluk disekitarnya. Padahal sudah dijelaskan didalam
al-Qur’an bahwasanya manusia memiliki tugas sebagai khalifah dibumi. Bagaimana
jika makhluk yang dijadikan khalifah tersebut ternyata memiliki kepribadian
yang kurang baik?.
Memang pengetahuan mengenai kepribadian manusia yang
paling valid hanya Tuhan dan dirinyalah yang mengetahui, namun setidaknya kita
memanfaatkan akal yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita untuk menyelidiki,
mengarahkan dan mewujudkan kepribadian manusia yang seutuhnya. Terlebih posisi
kita sebagai seorang praktisi pendidikan, seharusnya kita mengetahui apa itu
kepribadian dan segala macam pengetahuan mengenai hal tersebut agar kita mampu
memberikan upaya yang tepat untuk menciptakan generasi bangsa yang memiliki
kepribadian yang baik untuk kemajuan bangsa.
Atas dasar itulah, penulis berargumen bahwa kita sebagai
praktisi pendidikan perlu untuk mengetahui segala informasi mengenai proses
perkembangan kepribadian manusia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah maksud dari Perkembangan Kepribadian Manusia ?
2.
Apakah Gangguan Kepribadian Manusia ?
3.Apakah
Faktor-faktor yang empengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia ?
4.
Apa saja Konsep-Konsep yg berhubungan dalam Kepribadian ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Memahami maksud dari Perkembangan Kepribadian Manusia !
2.
Mengetahui gangguan Kepribadian Manusia !
3.
Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian Manusia !
4.
Mengetahui Konsep-konsep yg berhubungan dengan Kepribadian !
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Kepribadian Manusia
Kepribadian
didalam bahasa inggris disebut dengan “personality” berasal dari bahasa
Yunani Kuno yaitu prosopon atau persona yang berarti ‘topeng’
yang biasa digunakan dalam pertunjukan teater. Para pemain drama dalam
pementasan teater biasanya menggunakan topeng dan berekspresi sesuai dengan
topeng yang dipakainya.[1]
Menurut
Gordon Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai
sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan. (Personality is the dynamic organization within the
individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment
to his environment).[2]
Didalam
buku Daniel dan Lawrence dikemukakan bahwa kepribadian merupakan kualitas
psikologis yang memberikan kontribusi terhadap ketahanan (enduring)
individu dan pola khusus dari perasaan, pola pikir, dan perilaku. Enduring
disini diartikan bahwa karakteristik kepribadian merupakan kualitas yang
setidaknya konsisten sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi dalam kehidupan
seseorang.[3]
Perkembangan
kepribadian manusia dinyatakan senantiasa berupah oleh para ahli. Dibawah ini
akan saya paparkan beberapa fase perkembangan manusia menurut para ahli, antara
lain:
1.
Allport
Allport menyatakan perkembangan
kepribadian manusia dikategorikan dalam tiga fase perkembangan sebagai berikut:
a. Masa
bayi (neonatus)
Pada
saat ini, bayi belum memiliki sifat-sifat khusus, yang muncul hanyalah hasil
dari interaksi dengan lingkungan. Pada masa ini, bayi didorong oleh kebutuhan
untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa nikmat. Sebagian dari tingkah
laku bayi dipandang sebagai awal pola kepribadiannya kemudian. Pada tahun
pertama anak telah menunjukkan dengan pasti watak yang khas. Pada paruh kedua
tahun pertama, anak sudah mulai menampakkan kualitas-kualitas unik yang kiranya
menjadi atribut kepribadiannya yang bersifat tetap.
b. Masa
kanak-kanak
Pada
masa ini, pengasuhan orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian dimasa mendatang.
c. Masa
dewasa
Pada
masa dewasa ini, ditemukan kepribadian yang tingkah lakunya ditentukan oleh
sifat yang sudah terorganisasi secara harmoni. Pada masa dewasa, faktor yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia adalah kesadarannya terhadap
tujuan hidup selanjutnya. Mereka sudah tidak lagi terlalu terikat oleh orang
tua maupun lingkungannya. Perilakunya didasarkan atas kesadaran, kemauan/niat/
motivasi dan pengetahuan.
2.
Freud
Freud
mengembangan teori kepribadian yang merujuk pada perkembangan seksual. Adapun
tahap-tahapnya sebagai berikut:
a
Tahap Oral
Tahap
oral dimulai dari 0-1 tahun. Pada tahap ini, anak menjadikan mulut sebagai
sumber kenikmatan. Perbuatan seperti menghisap dan menelan merupakan metode
utama untuk mendapatkan kepuasan. Misalnya seorang anak memasukan jari kedalam
mulutnya.
b
Tahap Anal
Tahap
ini dimulai dari 1-3 tahun. Anus menjadi sumber kenikmatan pada masa ini.
misalnya yaitu dengan BAB. Pada masa ini, orang tua harus memulai untuk melatih
kebersihan pada anak.
c
Tahap Phalllik
Tahap
ini terjadi pada usia 4-5 tahun. Anak mulai memperhatikan alat kemaluannya.
Pada masa ini terjadi perkembangan psikologis, terutama terkait dengan
kehidupan psikososial keluarga atau perilakunya terhadap anak. Anak mulai
berperilaku mementingkan dirinya sendiri dan berorientasi pada dirinya sendiri.
d
Tahap Latensi
Tahap
ini dimulai pada usia 6-12 tahun. Tahap ini merupakan tahap tenang dimana segala
sesuatu yang berhubungan dengan seks dihambat dan ditekan. Pada tahap ini anak
mengembangkan kemampuan mengalihkan dorongan yang tidak sesuai dengan sesuatu
yang lebih baik. misalnya dengan mengerjakan tugas sekolah dan olahraga.
Anak
sudah mulai mengembangkan relasi sosial melalui perhatian dan pertemanan
meskipun hanya terbatas pada teman yang memiliki jenis kelamin sama. Proses
identifikasi juga engalami perluasan yang tidak hanya terbatas pada orang
tuanya namun semua orang yang ada disekitarnya.
e
Tahap Genital
Tahap
ini kisaran umur 12 atau 13 tahun. Pada tahap ini, seorang anak mulai masuk
pada masa remaja yang ditandai dengan kematangan organ reproduksi. Anak sudah
mulai mencintai orang lain dan memiliki motif altruis (memperhatikan orang
lain).
Pada
masa ini anak terdorong untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan kelompok dan
perhatiannya sudah tidak pada kenikmatan dirinya sendiri akan tetapi pada
kehidupan sosial yang nyata.[4]
B. Gangguan
Kepribadian Manusia
Gangguan
kepribadian merupakan pola pengalaman dan perilaku tidak wajar sehubungan
dengan pikiran, pikiran, perasaan, hubungan pribadi, dan pengendalian dorongan
keinginan.[5]
Karakter
seseorang ditampakkan oleh kepribadiannya, yairu pola pikir, perasaan dan
perilaku kebiasaan yang dimilikinya. Apabila sesorang tidak dapat menyesuaikan
diri dengan orang lain atau cenderung antisosial, maka orang tersebut dapat
didiagnosis sebagai orang yang menderita gangguan kepribadian.[6]
Mahari
menyebutkan terdapat 10 macam gejala gangguan kepribadian yang diidentifikasi
dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) antara
lain:
1.
Gangguan antisosial yakni kurangnya
penghargaan atas nilai-nilai moral yang dianut oleh masyarakat. Hal ini
ditandai dengan ketidaksanggupan seseorang untuk hidup bersandingan dengan
orang lain atau mematuhi aturan masyarakat.
2.
Gangguan antisosial atau sifat
menghindar. Hal ini ditandai dengan pengindaran secara sosial, rasa tidak setara dengan orang lain, serta
sangat sensitif terhadap kritik.
3.
Kondisi psikologis yang tidak stabil
yakni kurangnya kesadaran akan identitas pribadi, sikap yang meledak-ledak dan
tidak stabil.
4.
Gangguan pola ketergantungan terhadap
orang lain, yakni rasa ketergantungan yang berlebih terhadap orang lain yang
ditandai dengan ketidakmampuan untuk membuat keputusan sendiri dan kurangnya
rasa percaya diri.
5.
Sikap gemar berpura-pura, orang ini
sering memperlihatkan reaksi berlebihan terhadap berbagai situasi dan bersikap
pura-pura.
6.
Gangguan kepribadian yang mendewakan
diri sendiri, orang yang mengalami gangguan ini biasanya menghayalkan keagungan
diri sendiri, kurang berempati terhadap orang lain dan terlalu sensitif
terhadap pendapat orang lain.
7.
Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
dicirikan dengan mendambakan kesempurnaan berlebihdan terlalu kaku.
8.
Gangguan kepribadian berupa rasa takut
berlebihan pada sesuatu atau orang lain. Ditandai dengan rasa tidak percaya,
ketakutan tanpa alasan dan dendam terhadap orang lain.
9.
Gangguan kepribadian skizoid. Ditandai
dengan variasi emosi yang terbatas dan dingin terhadap relasi sosial.
10.
Gangguan kepribadian skizotipal yakni
penyimpangan pola pikir, keyakinan ganjil, penampilan perilaku dan pemikiran
yang tidak wajar.[7]
C. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia
Setiap
manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan karena
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian manusia antara lain:
1.
Faktor genetik atau hereditas
Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh
bawaan.
2.
Faktor Lingkungan
Alfred
Adler dalam bukunya Dede Rahmat Hidayat menjelaskan bahwa kepribadian
dipengaruhi oleh posisi kelahiran dalam keluarga, situasi sosial, dan
pengasuhan. Tokoh lain berpendapat bahwa kebudayaan dan perkembangan zaman juga
berpengaruh terhadap kepribadian. Sebagian besar tokoh sependapat bahwa faktor
lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan kepribadian bahkan,
tokoh hereditaspun juga mengakui hal tersebut.
3.
Faktor belajar
Beberapa
tokoh psikologi berpendapat bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh bagaimana seseorang belajar.
4.
Faktor pengasuhan
Sebagian
tokoh psikologi berpendapat bahwa pengasuhan memiliki peranan yang besar
terhadap kepribadian anak. Pengasuhan yang ditekankan disini yaitu pengasuhan
orang tua. Orang tua yang mengasuh dengan penuh kehangatan, selalu memberikan
rasa aman dan senantiasa memberikan penghargaan kepada anaknya sejak kecil
berpengaruh terhadap kepribadian anak tersebut pada dewasanya nanti.
Penelitian
lainnya menunjukkan anak yang tidak dibesarkan dengan pengasuhan yang saya
sampaikan tadi, menyebabkan seseorang ketika dewasa menjadi cemas dan cenderung
memiliki skor tinggi dalam penentangan, kemarahan, ketidakpatuhan, dan perilaku
bermasalah lainnya.
5.
Faktor perkembangan
Freud
menyatakan bahwa kepribadian dibentuk dan menetap pada usia 5 tahun dan akan
sulit berubah setelah masa tersebut. Banyak pihak yang menyetujui pernyataan
Freud tersebut, akan tetapi diantara orang yang menyetujui tersebut juga
berpendapat bahwa kepribadian akan tetap berkembang melalui masa kanak-kanak
tersebut hingga sepanjang hayat.
Costa
& McCrae kepribadian akan terus berkembang hingga seseorang mencapai usia
30 tahun. Pada usia tersebut kepribadian seseorang akan stabil dan relatif
tidak berubah.
Mc
Adam berpendapat bahwa perkembangan kepribadian pada masa dewasa dapat
dijelaskan dalam tiga tingkat, antara lain: kecenderungan sifat yang
diturunkan, perhatian personal merujuk kepada perasaan sadar, rencana-rencana,
tujuan-tujuan dan narasi hidup yang berdampak pada pembentukan diri, pencapaian
identitas, dan menemukan penyatuan tujuan dalam hidup.
6.
Faktor Kesadaran
Hampir
semua teori kepribadian secara implisit dan eksplisit, menjelaskan proses kesadaran.
Kesadaran tersebut digunakan secara rasional untuk membuat perencanaan dan
mengarahkan jalan hidup.
7.
Faktor Ketidaksadaran
Para
ahli psikologi menemukan bahwa pemikiran dan memori ditekan ke dalam
ketidaksadaran. Ketidaksadaran adalah kekuatan besar yang mungkin lebih besar dari apa yang
dipikirkan.[8]
D. Konsep Yang Berhubungan Dengan Kepribadian
Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan
tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
·
Karakter
: Konsenkuen tidaknya dalam mematuhi etika
perilaku atau konsisten atau tidaknya dalam memegang pendirian atau
pendapat
·
Temperamen : Disposisi reaktif
seseorang, atau cepat lambatnya mereaksi Terhadap rangsangan-rangsangan yang
datang dari lingkungan.
·
Sikap : Sambutan terhadap objek yang bersifat positif,
negatif atau ambivalen
·
Stabilitas Emosi : Kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari Lingkungan.
·
Responsibilitas : Kesiapan untuk
menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau
menerima resiko secara wajar atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi
(tanggung jawab)
·
Sosiabilitas : Disposisi
pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Seperti
sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
1.
Unsur
Dalam Kepribadian
Unsur-unsur
dalam kepribadian ada tiga, meliputi :
1) Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam
alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca indranya,
yang masuk keberbagai sel di
bagian-bagian tertentu dari otaknya. Dan
di dalam otak tersebutlah, semuanya diperoses menjadi susunan yang dipancarkan
oleh individu ke alam sekitar. Didalam
psikologi, hal tersebut dikenal sebagai “ persepsi ” yaitu : “ Seluruh peroses akal manusia yang sadar ”.
Adakalanya
suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu pengambaran berfokus tentang lingkungan
yang mengandung bagian-bagian penggambaran yang terfokus yang terjadi karena
pemusatan secara lebih intensif, didalam pandangan psikologi biasanya disebut
dengan “ Pengamatan”.
2) Perasaan
Selain
pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan,
sebaliknya dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang
buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti
itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.
Perasaan, disamping
segala
macam
pengetahuan
agaknya
juga
mengisi
alam
kesadaran
manusia
setiap
saat
dalam
hidupnya.
Perasaan
adalah
suatu
keadaan
dalam
kesadaran
manusia yang karena
pengetahuannya
dinilai
sebagai
keadaan yang positif
atau
negatif.
3) Dorongan
Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagai perasaan lain yang tidak
ditimbulkan
karena
dipengaruhi oleh pengetahuannya, tetapi
karena
memang
sudah
terkandung di dalam
organismenya, khususnya
dalam
gennya, sebagai
naluri. Dan kemauan yang
sudah merupakan naluri disebut“dorongan”.
Ada
7 macam dorongan naluri:
i.
Dorongan untuk mempertahankan hidup
ii.
Dorongan seks
iii.
Dorongan untuk berupaya mencari makanan
iv.
Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi
dengan sesama manusia
v.
Dorongan untuk meniru tingkah laku
sesamanya
vi.
Dorongan untuk berbakti
vii.
Dorongan akan keindahan
2.
Pembagian
Kepribadian
Pada dasarnya
setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda satu sama lainnya, penelitian
mengenai kepribadian manusia sudah dilakukan oleh para ahli sejak dulu kala.
Seperti halnya Paul Gunadi membagi tipe kepribadian seseorang menjadi empat
jenis, yaitu :
1)
Tipe Sanguin
Tipe
ini mempunyai banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, bisa
membuat lingkungannya gembira, senang. Tapi kelemahannya adalah cenderung
impulsif, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Jadi orang dengan
kepribadian sanguin mudah sekali dipengaruhi oleh lingkungannya dan
rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Dia kurang bisa menguasai diri atau
penguasaan dirinya lemah. Dalam buku milik Tim LaHaye, orang-orang sanguin
cenderung mudah jatuh ke dalam pencobaan, karena godaan dari luar bisa begitu
memikatnya, dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.
2)
Tipe Flegmatik
Tipe
ini adalah orang yang cenderung tenang dan dari luar cenderung tidak beremosi.
Dia tidak menampakkan emosi misalnya, sedih atau senang. Jadi naik turun
emosinya tidak nampak dengan jelas. Orang ini cenderung bisa menguasai dirinya
dengan cukup baik dan introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat,
menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Jadi dia
adalah seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan juga seorang pengkritik
yang berbobot. Kelemahannya adalah cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau
susah. Kelemahannya ini membuat dia jadi orang yang kurang mau berkorban bagi
yang lain. Maka salah satu hal yang perlu ditingkatkan dalam dirinya adalah
kemurahan hati. Karena dia cenderung menjadi orang yang egois.
3)
Tipe Melankolik
Orang
yang melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus,
yang paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup ini dan perasaannya
sangat kuat, sangat sensitif. Kelemahan orang melankolik adalah orang-orang
yang mudah sekali dikuasai oleh perasaan. Perasaan yang mendasari hidupnya
sehari-hari adalah perasaan yang murung. Tidak mudah bagi orang melankolik itu
untuk terangkat, untuk senang, atau tertawa terbahak-bahak.
4)
Tipe Kolerik
Seorang
kolerik berorientasi pada pekerjaan, dan pada tugas. Dia adalah seseorang yang
mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa
melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab dengan tugas yang
diembannya. Kelemahan orang kolerik adalah kurangnya kemampuan untuk bisa
merasakan perasaan orang lain, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain
juga minim, karena perasaannya kurang bermain.
Lain halnya
dengan Paul Gunadi, Eduard Spranger ahli ilmu jiwa dari Jerman, mencoba
mengadakan penyelidikan kepribadian manusia dengan cara lain. Ia mengadakan
penggolongan tipe manusia berdasarkan sikap manusia itu terhadap nilai
kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat. Nilai kebudayaan itu di baginya
menjadi enam golongan, yaitu : politik, ekonomi, social, seni, agama, dan
teori. Berdasarkan hal tersebut, ia membagi kepribadian manusia menjadi enam
golongan, yaitu :
i.
Manusia politik : Orang bertipe politik ini memiliki sifat suka
menguasai orang lain.
ii.
Manusia ekonomi : Yakni, suka bekerja dan mencari untung
merupakan sifat-sifat yang paling
dominan pada tipe oang ini.
iii.
Manusia social :
Orang bertipe social memiliki sifat-sifat suka mengabdi dan berkorban untuk orang lain.
iv.
Manusia seni. :
Jiwa orang yang bertipe ini, selalui dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan.
v.
Manusia agama. :
Bagi mereka yang lebih penting dalam hidup ialah mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
vi.
Manusia teori :
Sifat-sifat manusia ini antara lain suka berfikir, berfilsafat, dan mengabdi pada ilmu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa,
perkembangan dan kepribadian adalah sesuatu hal yang saling berhubungan didalam
diri pribadi masing-masing insan manusia.
Dimana “
Perkembangan menunjuk pada suatu peroses manusia kearah yang lebih baik atau
sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang lagi. Perkembangan menunjuk ada
perubahan yang bersifat stagnan dan tidak dapat diputar kembali. Sedangkan “
Kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya “.
Sedangkan perkembangan sosial merupakan, pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Kemampuan sosial anak merupakan diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul atau bersosial dengan orang
dilingkungannya.
B. Saran dan Kritik
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran serta kritik dari rekan-rekan mahasiswa dan kepada dosen pembimbing
khususnya, yang bersifat membangunan untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Dan atas
kebijaksanaan para pembaja, penulis mengucapkan terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Munawar
Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan
Kepribadian, Jakarta, Rineka Cipta
Dede
Rahmat Hidayat, 2002 Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling,
Bogor: Ghalia Indonesia
J.
Mahari dkk, 2005.Kiat Mengatasi Gangguan Kepribadian,Yogyakarta:Saujana,
Inge
Hutagalung,2007. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi
Positif, Jakarta: Indeks,
Daniel
Cervone, Lawrence A. Pervin, 2007. Kepribadian Teori dan Penelitian, terj.
Aliya Tusyani dkk, Jakarta: Salemba Humanika,
[1] Dede Rahmat
Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 6.
[2] Inge
Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif,
(Jakarta: Indeks, 2007), hal. 1-2.
[3] Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, Kepribadian Teori dan
Penelitian, terj. Aliya Tusyani dkk, (Jakarta: Salemba Humanika, 2007),
hal. 10.
[4] Dede Rahmat
Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 34-36.
[5] J. Mahari dkk, Kiat
Mengatasi Gangguan Kepribadian, (Yogyakarta: Saujana, 2005), hal. 17.
[6] Ibid., hal.
17-18.
[7] Ibid.,
hal. 19-21.
[8] Dede Rahmat
Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 6-16.
No comments:
Post a Comment