1

loading...

Sunday, December 30, 2018

MAKALAH PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA


MAKALAH PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Kepribadian merupakan sesuatu hal yang tersurat dan tersirat pada diri seorang manusia. Kepribadian seorang manusia dipengaruhi oleh banyak aspek. Kepribadian seorang manusia juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan dan kebahagiaan seseorang.
            Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda meskipun, terkadang memiliki kemiripan ataupun kesamaan. Ada beberapa manusia yang memiliki kepribadian baik adapula yang kurang baik. Seperti yang saya sampaikan tadi, bahwasanya kepribadian manusia beragam disebabkan oleh banyak aspek.
            Kepribadian yang cenderung baik ataupun kurang baik tersebut sebenarnya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Melihat banyaknya potensi yang dimiliki oleh manusia terutama akal, seharusnya manusia mampu mengurangi kekurangan dan memupuk kelebihan yang ada pada dirinya.
            Pendidikan merupakan bagian yang memiliki porsi cukup banyak terhadap terbentuknya kepribadian manusia. Pendidikan meliputi pendidikan dalam kandungan, pendidikan orang tua dan pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan yang tepat akan mewujudkan manusia yang memiliki kepribadian yang baik.
            Pada masa sekarang sering kali ditemukan manusia yang memiliki kepribadian yang kurang baik sehingga menimbulkan permasalahan pada dirinya sendiri ataupun makhluk disekitarnya. Padahal sudah dijelaskan didalam al-Qur’an bahwasanya manusia memiliki tugas sebagai khalifah dibumi. Bagaimana jika makhluk yang dijadikan khalifah tersebut ternyata memiliki kepribadian yang kurang baik?.
            Memang pengetahuan mengenai kepribadian manusia yang paling valid hanya Tuhan dan dirinyalah yang mengetahui, namun setidaknya kita memanfaatkan akal yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita untuk menyelidiki, mengarahkan dan mewujudkan kepribadian manusia yang seutuhnya. Terlebih posisi kita sebagai seorang praktisi pendidikan, seharusnya kita mengetahui apa itu kepribadian dan segala macam pengetahuan mengenai hal tersebut agar kita mampu memberikan upaya yang tepat untuk menciptakan generasi bangsa yang memiliki kepribadian yang baik untuk kemajuan bangsa.
            Atas dasar itulah, penulis berargumen bahwa kita sebagai praktisi pendidikan perlu untuk mengetahui segala informasi mengenai proses perkembangan kepribadian manusia.

B. Rumusan Masalah
                                                                 
1. Apakah maksud dari Perkembangan Kepribadian Manusia ?
2. Apakah Gangguan Kepribadian Manusia ?
3.Apakah Faktor-faktor yang empengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia ?
4. Apa saja Konsep-Konsep yg berhubungan dalam Kepribadian ?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami maksud dari Perkembangan Kepribadian Manusia !
2. Mengetahui gangguan Kepribadian Manusia !
3. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian Manusia !
4. Mengetahui Konsep-konsep yg berhubungan dengan Kepribadian !

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Perkembangan Kepribadian Manusia
Kepribadian didalam bahasa inggris disebut dengan “personality” berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu prosopon atau persona yang berarti ‘topeng’ yang biasa digunakan dalam pertunjukan teater. Para pemain drama dalam pementasan teater biasanya menggunakan topeng dan berekspresi sesuai dengan topeng yang dipakainya.[1]
Menurut Gordon Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. (Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment to his environment).[2]
Didalam buku Daniel dan Lawrence dikemukakan bahwa kepribadian merupakan kualitas psikologis yang memberikan kontribusi terhadap ketahanan (enduring) individu dan pola khusus dari perasaan, pola pikir, dan perilaku. Enduring disini diartikan bahwa karakteristik kepribadian merupakan kualitas yang setidaknya konsisten sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi dalam kehidupan seseorang.[3]
Perkembangan kepribadian manusia dinyatakan senantiasa berupah oleh para ahli. Dibawah ini akan saya paparkan beberapa fase perkembangan manusia menurut para ahli, antara lain:
1.      Allport
Allport menyatakan perkembangan kepribadian manusia dikategorikan dalam tiga fase perkembangan sebagai berikut:
a.       Masa bayi (neonatus)
Pada saat ini, bayi belum memiliki sifat-sifat khusus, yang muncul hanyalah hasil dari interaksi dengan lingkungan. Pada masa ini, bayi didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa nikmat. Sebagian dari tingkah laku bayi dipandang sebagai awal pola kepribadiannya kemudian. Pada tahun pertama anak telah menunjukkan dengan pasti watak yang khas. Pada paruh kedua tahun pertama, anak sudah mulai menampakkan kualitas-kualitas unik yang kiranya menjadi atribut kepribadiannya yang bersifat tetap.
b.      Masa kanak-kanak
Pada masa ini, pengasuhan orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian dimasa mendatang. 
c.       Masa dewasa
Pada masa dewasa ini, ditemukan kepribadian yang tingkah lakunya ditentukan oleh sifat yang sudah terorganisasi secara harmoni. Pada masa dewasa, faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia adalah kesadarannya terhadap tujuan hidup selanjutnya. Mereka sudah tidak lagi terlalu terikat oleh orang tua maupun lingkungannya. Perilakunya didasarkan atas kesadaran, kemauan/niat/ motivasi dan pengetahuan.
2.      Freud
Freud mengembangan teori kepribadian yang merujuk pada perkembangan seksual. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut:


a         Tahap Oral
Tahap oral dimulai dari 0-1 tahun. Pada tahap ini, anak menjadikan mulut sebagai sumber kenikmatan. Perbuatan seperti menghisap dan menelan merupakan metode utama untuk mendapatkan kepuasan. Misalnya seorang anak memasukan jari kedalam mulutnya.
b        Tahap Anal
Tahap ini dimulai dari 1-3 tahun. Anus menjadi sumber kenikmatan pada masa ini. misalnya yaitu dengan BAB. Pada masa ini, orang tua harus memulai untuk melatih kebersihan pada anak.
c         Tahap Phalllik
Tahap ini terjadi pada usia 4-5 tahun. Anak mulai memperhatikan alat kemaluannya. Pada masa ini terjadi perkembangan psikologis, terutama terkait dengan kehidupan psikososial keluarga atau perilakunya terhadap anak. Anak mulai berperilaku mementingkan dirinya sendiri dan berorientasi pada dirinya sendiri.
d        Tahap Latensi
Tahap ini dimulai pada usia 6-12 tahun. Tahap ini merupakan tahap tenang dimana segala sesuatu yang berhubungan dengan seks dihambat dan ditekan. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan mengalihkan dorongan yang tidak sesuai dengan sesuatu yang lebih baik. misalnya dengan mengerjakan tugas sekolah dan olahraga.
Anak sudah mulai mengembangkan relasi sosial melalui perhatian dan pertemanan meskipun hanya terbatas pada teman yang memiliki jenis kelamin sama. Proses identifikasi juga engalami perluasan yang tidak hanya terbatas pada orang tuanya namun semua orang yang ada disekitarnya.
e         Tahap Genital
Tahap ini kisaran umur 12 atau 13 tahun. Pada tahap ini, seorang anak mulai masuk pada masa remaja yang ditandai dengan kematangan organ reproduksi. Anak sudah mulai mencintai orang lain dan memiliki motif altruis (memperhatikan orang lain).
Pada masa ini anak terdorong untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan kelompok dan perhatiannya sudah tidak pada kenikmatan dirinya sendiri akan tetapi pada kehidupan sosial yang nyata.[4]

B.  Gangguan Kepribadian Manusia

Gangguan kepribadian merupakan pola pengalaman dan perilaku tidak wajar sehubungan dengan pikiran, pikiran, perasaan, hubungan pribadi, dan pengendalian dorongan keinginan.[5]
Karakter seseorang ditampakkan oleh kepribadiannya, yairu pola pikir, perasaan dan perilaku kebiasaan yang dimilikinya. Apabila sesorang tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang lain atau cenderung antisosial, maka orang tersebut dapat didiagnosis sebagai orang yang menderita gangguan kepribadian.[6]
Mahari menyebutkan terdapat 10 macam gejala gangguan kepribadian yang diidentifikasi dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) antara lain:
1.      Gangguan antisosial yakni kurangnya penghargaan atas nilai-nilai moral yang dianut oleh masyarakat. Hal ini ditandai dengan ketidaksanggupan seseorang untuk hidup bersandingan dengan orang lain atau mematuhi aturan masyarakat.
2.      Gangguan antisosial atau sifat menghindar. Hal ini ditandai dengan pengindaran secara sosial,  rasa tidak setara dengan orang lain, serta sangat sensitif terhadap kritik.
3.      Kondisi psikologis yang tidak stabil yakni kurangnya kesadaran akan identitas pribadi, sikap yang meledak-ledak dan tidak stabil.
4.      Gangguan pola ketergantungan terhadap orang lain, yakni rasa ketergantungan yang berlebih terhadap orang lain yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk membuat keputusan sendiri dan kurangnya rasa percaya diri.
5.      Sikap gemar berpura-pura, orang ini sering memperlihatkan reaksi berlebihan terhadap berbagai situasi dan bersikap pura-pura.
6.      Gangguan kepribadian yang mendewakan diri sendiri, orang yang mengalami gangguan ini biasanya menghayalkan keagungan diri sendiri, kurang berempati terhadap orang lain dan terlalu sensitif terhadap pendapat orang lain.
7.      Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif dicirikan dengan mendambakan kesempurnaan berlebihdan terlalu kaku.
8.      Gangguan kepribadian berupa rasa takut berlebihan pada sesuatu atau orang lain. Ditandai dengan rasa tidak percaya, ketakutan tanpa alasan dan dendam terhadap orang lain.
9.      Gangguan kepribadian skizoid. Ditandai dengan variasi emosi yang terbatas dan dingin terhadap relasi sosial.
10.  Gangguan kepribadian skizotipal yakni penyimpangan pola pikir, keyakinan ganjil, penampilan perilaku dan pemikiran yang tidak wajar.[7]

C.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia

Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia antara lain:
1.      Faktor genetik atau hereditas
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh bawaan.
2.      Faktor Lingkungan
Alfred Adler dalam bukunya Dede Rahmat Hidayat menjelaskan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh posisi kelahiran dalam keluarga, situasi sosial, dan pengasuhan. Tokoh lain berpendapat bahwa kebudayaan dan perkembangan zaman juga berpengaruh terhadap kepribadian. Sebagian besar tokoh sependapat bahwa faktor lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan kepribadian bahkan, tokoh hereditaspun juga mengakui hal tersebut. 
3.      Faktor belajar
Beberapa tokoh psikologi berpendapat bahwa kepribadian manusia  dipengaruhi oleh bagaimana seseorang belajar.
4.      Faktor pengasuhan
Sebagian tokoh psikologi berpendapat bahwa pengasuhan memiliki peranan yang besar terhadap kepribadian anak. Pengasuhan yang ditekankan disini yaitu pengasuhan orang tua. Orang tua yang mengasuh dengan penuh kehangatan, selalu memberikan rasa aman dan senantiasa memberikan penghargaan kepada anaknya sejak kecil berpengaruh terhadap kepribadian anak tersebut pada dewasanya nanti.
Penelitian lainnya menunjukkan anak yang tidak dibesarkan dengan pengasuhan yang saya sampaikan tadi, menyebabkan seseorang ketika dewasa menjadi cemas dan cenderung memiliki skor tinggi dalam penentangan, kemarahan, ketidakpatuhan, dan perilaku bermasalah lainnya.
5.      Faktor perkembangan
Freud menyatakan bahwa kepribadian dibentuk dan menetap pada usia 5 tahun dan akan sulit berubah setelah masa tersebut. Banyak pihak yang menyetujui pernyataan Freud tersebut, akan tetapi diantara orang yang menyetujui tersebut juga berpendapat bahwa kepribadian akan tetap berkembang melalui masa kanak-kanak tersebut hingga sepanjang hayat.
Costa & McCrae kepribadian akan terus berkembang hingga seseorang mencapai usia 30 tahun. Pada usia tersebut kepribadian seseorang akan stabil dan relatif tidak berubah.
Mc Adam berpendapat bahwa perkembangan kepribadian pada masa dewasa dapat dijelaskan dalam tiga tingkat, antara lain: kecenderungan sifat yang diturunkan, perhatian personal merujuk kepada perasaan sadar, rencana-rencana, tujuan-tujuan dan narasi hidup yang berdampak pada pembentukan diri, pencapaian identitas, dan menemukan penyatuan tujuan dalam hidup.
6.      Faktor Kesadaran
Hampir semua teori kepribadian secara implisit dan eksplisit, menjelaskan proses kesadaran. Kesadaran tersebut digunakan secara rasional untuk membuat perencanaan dan mengarahkan jalan hidup.
7.      Faktor Ketidaksadaran
Para ahli psikologi menemukan bahwa pemikiran dan memori ditekan ke dalam ketidaksadaran. Ketidaksadaran adalah kekuatan besar  yang mungkin lebih besar dari apa yang dipikirkan.[8]
D. Konsep Yang Berhubungan Dengan Kepribadian

Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
·      Karakter                   : Konsenkuen tidaknya dalam mematuhi etika  perilaku atau konsisten atau tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat
·      Temperamen             : Disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya mereaksi Terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
·      Sikap                        : Sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen
·      Stabilitas Emosi       : Kadar kestabilan  reaksi emosional terhadap rangsangan dari Lingkungan.
·      Responsibilitas         : Kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi (tanggung jawab)
·      Sosiabilitas               : Disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Seperti sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. 
1.        Unsur Dalam Kepribadian
Unsur-unsur dalam  kepribadian ada tiga, meliputi :
1)      Pengetahuan
Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca indranya, yang masuk  keberbagai sel di bagian-bagian tertentu  dari otaknya. Dan di dalam otak tersebutlah, semuanya diperoses menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu  ke alam sekitar. Didalam psikologi, hal tersebut dikenal sebagai “ persepsi ” yaitu : “ Seluruh peroses akal manusia yang sadar ”.
Adakalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi  suatu pengambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian penggambaran yang terfokus yang terjadi karena pemusatan secara lebih intensif, didalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan “ Pengamatan”.
2)      Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan, sebaliknya dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.
Perasaan, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negatif.
3)      Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena dipengaruhi oleh pengetahuannya, tetapi karena memang sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan kemauan yang sudah  merupakan naluri disebutdorongan”.
Ada 7 macam dorongan naluri:
                                       i.          Dorongan untuk mempertahankan hidup
                                     ii.          Dorongan seks
                                   iii.          Dorongan untuk berupaya mencari makanan
                                   iv.          Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia
                                     v.          Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya
                                   vi.          Dorongan untuk berbakti
                                 vii.          Dorongan akan keindahan

2.        Pembagian Kepribadian
Pada dasarnya setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda satu sama lainnya, penelitian mengenai kepribadian manusia sudah dilakukan oleh para ahli sejak dulu kala. Seperti halnya Paul Gunadi membagi tipe kepribadian seseorang menjadi empat jenis, yaitu :
1)          Tipe Sanguin
Tipe ini mempunyai banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, bisa membuat lingkungannya gembira, senang. Tapi kelemahannya adalah cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Jadi orang dengan kepribadian sanguin mudah sekali dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Dia kurang bisa menguasai diri atau penguasaan dirinya lemah. Dalam buku milik Tim LaHaye, orang-orang sanguin cenderung mudah jatuh ke dalam pencobaan, karena godaan dari luar bisa begitu memikatnya, dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.
2)          Tipe Flegmatik
Tipe ini adalah orang yang cenderung tenang dan dari luar cenderung tidak beremosi. Dia tidak menampakkan emosi misalnya, sedih atau senang. Jadi naik turun emosinya tidak nampak dengan jelas. Orang ini cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik dan introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Jadi dia adalah seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan juga seorang pengkritik yang berbobot. Kelemahannya adalah cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah. Kelemahannya ini membuat dia jadi orang yang kurang mau berkorban bagi yang lain. Maka salah satu hal yang perlu ditingkatkan dalam dirinya adalah kemurahan hati. Karena dia cenderung menjadi orang yang egois.
3)          Tipe Melankolik
Orang yang melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup ini dan perasaannya sangat kuat, sangat sensitif. Kelemahan orang melankolik adalah orang-orang yang mudah sekali dikuasai oleh perasaan. Perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Tidak mudah bagi orang melankolik itu untuk terangkat, untuk senang, atau tertawa terbahak-bahak.
4)          Tipe Kolerik
Seorang kolerik berorientasi pada pekerjaan, dan pada tugas. Dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang kolerik adalah kurangnya kemampuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga minim, karena perasaannya kurang bermain.
Lain halnya dengan Paul Gunadi, Eduard Spranger ahli ilmu jiwa dari Jerman, mencoba mengadakan penyelidikan kepribadian manusia dengan cara lain. Ia mengadakan penggolongan tipe manusia berdasarkan sikap manusia itu terhadap nilai kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat. Nilai kebudayaan itu di baginya menjadi enam golongan, yaitu : politik, ekonomi, social, seni, agama, dan teori. Berdasarkan hal tersebut, ia membagi kepribadian manusia menjadi enam golongan, yaitu :
               i.          Manusia politik      : Orang bertipe politik ini memiliki sifat suka menguasai orang lain.
             ii.          Manusia ekonomi   : Yakni, suka bekerja dan mencari untung merupakan sifat-sifat yang paling dominan pada tipe oang ini.
           iii.          Manusia social       : Orang bertipe social memiliki sifat-sifat suka mengabdi dan berkorban untuk orang lain.
           iv.          Manusia seni.         : Jiwa orang yang bertipe ini, selalui dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan.
             v.          Manusia agama.     : Bagi mereka yang lebih penting dalam hidup ialah mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
           vi.          Manusia teori         : Sifat-sifat manusia ini antara lain suka berfikir, berfilsafat, dan mengabdi pada ilmu.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
              Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, perkembangan dan kepribadian adalah sesuatu hal yang saling berhubungan didalam diri pribadi masing-masing insan manusia.
              Dimana  “ Perkembangan menunjuk pada suatu peroses manusia kearah yang lebih baik atau sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang lagi. Perkembangan menunjuk ada perubahan yang bersifat stagnan dan tidak dapat diputar kembali. Sedangkan “ Kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya “.
              Sedangkan perkembangan sosial merupakan, pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Kemampuan sosial anak merupakan diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul atau bersosial dengan orang dilingkungannya.

B. Saran dan Kritik
            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik dari rekan-rekan mahasiswa dan kepada dosen pembimbing khususnya, yang bersifat membangunan untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya. Dan atas  kebijaksanaan para pembaja, penulis mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan Kepribadian, Jakarta, Rineka Cipta
Dede Rahmat Hidayat, 2002 Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, Bogor: Ghalia Indonesia
J. Mahari dkk, 2005.Kiat Mengatasi Gangguan Kepribadian,Yogyakarta:Saujana,
Inge Hutagalung,2007. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif, Jakarta: Indeks,
Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, 2007. Kepribadian Teori dan Penelitian, terj. Aliya Tusyani dkk, Jakarta: Salemba Humanika,



[1] Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal.  6.
[2] Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif, (Jakarta: Indeks, 2007), hal. 1-2.
[3]  Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, Kepribadian Teori dan Penelitian, terj. Aliya Tusyani dkk, (Jakarta: Salemba Humanika, 2007), hal. 10.
[4] Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal.  34-36.
[5] J. Mahari dkk, Kiat Mengatasi Gangguan Kepribadian, (Yogyakarta: Saujana, 2005), hal. 17.
[6] Ibid., hal. 17-18.
[7] Ibid., hal. 19-21.
[8] Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 6-16.

No comments:

Post a Comment