MAKALAH KESEHATAN MATERNAL DAN MORTALITAS BAYI DALAM PERSPEKTIF
ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Lebih dari 50 juta perempuan di dunia menderita akan masalah yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi yang buruk ataupun penyakit serius yang
berhubungan dengan kehamilan. Disetiap tahunnya lebih dari 500.000 perempuan
meninggal akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran bayi. Kebanyakan kematian
terjadi di Asia, namun resiko kematian tertinggi terjadi di Afrika.
Fakta diatas menunjukkan bahwa Kesehatan Maternal dan Mortalitas
Bayi amat lah penting. Banyak faktor yang menyebabkan sedikitnya yang peduli
akan Kesehatan Ibu dan kematian bayi. Salah satunya adalah Kurang memadainya
Saran Prasarana dan Pelayanan. Hal diatas sangat membutuhkan perhatian dari
berbagai pihak. Namun, masalah ini dapat diselesaikan dengan kerja sama yang
baik dari berbagai pihak. Agar di dapat hasil yang signifikan dalam upaya
mengatasi kematian ibu dan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Kesehatan Maternal dan Mortalitas
Bayi
Kesehatan maternal dan mortalitas bayi merupakan tercapainya
Kesehatan ibu dan bayi serta upaya mencegah kematian dini pada ibu dan bayi.
Hal ini membutuhkan perhatian dari banyak pihak. Di negara berkembang, lebih
dari 10 juta anak meninggal setiap tahunnya, yang sebagian besarnya dapat
dicegah melalui nutrisi yang cukup, pelayanan yang baik dan perawatan medik
yang memadai. Meskipun rata-rata mortalitas anak-anak berumur dibawah 5 tahun
berkurang 15% sejak tahun 1990 serta Kematian anak turun pesat 25 tahun
terakhir, namun kemajuan ini menurun sejak tahun 1990-an, dan sedikit negara
yang mengalami kemajuan pada periode yang sama. Rata-rata mortalitas yang
tinggi di berbagai negara dikarenakan oleh hasil pelayanan kesehatan
reproduktif yang tidak memadai bagi perempuan dan ruang kelahiran yang tidak
sesuai. Oleh karenanya, seluruh dunia bekerja sama untuk mengurangi rasio
mortalitas maternal tersebut menjadi tiga perempat antara tahun 1990-2015.
Dengan kerja sama yang erat dan terarah akan sangat menentukan
keberhasilan dalam berbagai kebijakan dan strategi yang disusun untuk mengatasi
kematian ibu dan anak, terutama dalam proses persalinan. Kepercayaan yang
dianut masyarakat juga sebagai peran penting dalam menentukan perilaku
kesehatan, termasuk untuk kesehatan maternal dan bayi.
Islam pun telah membahas akan pentingnya kesehatan maternal dan
bayi dalam berbagai ajarannya. Posisi ibu merupakan posisi penting, bahkan
dikatakan bahwa Surga berada di telapak kaki ibu. Pada masa Baginda Rasulullah
Saw, ajaran Islam telah berhasil menghilangkan adat istiadat Suku Arab yaitu
kasus pembunuhan anak perempuan yang baru lahir (female infanticide). Namun,
adat istiadat juga memiliki kontribusi penting yang mempengaruhi visi Islam
tentang Perempuan. Angka kematian di berbagai negara Islam pun masih tergolong
tinggi daripada negara lainnya. Untuk itu, perilaku sehat dalam kesehatan reproduksi
perlu ditingkatkan, begitu pun dengan kesalahan perilaku dalam penanganan
masaah reproduksi harus dihilangkan dengan strategi dan kebijakan yang mengatur
hal tersebut.
2.
Kesehatan Reproduksi dalam Ajaran
Islam
Al-Qur’an dan Al-Hadits banyak membahas tentang masalah kesehatan
reproduksi. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa Allah sangat menghargai kesulitan
dan penderitaan ibu saat melahirkan. Allah memberikan kewajiban bagi hamba-Nya
untuk berbuat paik kepada kedua orang tuanya, terutama Ibu.
Kami perintah kan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai meyapihnya adalah tiga puluh
bulan... (QS. Al-Ahqaf [46] : 15).
Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang
ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah
lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKudan kepada kedua
ibu bapakmu, hanya kepadaKu-lah kamu kembali. (QS. Luqman [31] : 14).
Al-Hadits menyatakan bahwa ibu merupakan orang yang paling berhak
untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan, bahkan dibandingkan ayah, ataupun
orang lain yang dekat.
Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak
mendapatkan pelayanan dan persahabatanku?” Nabi SAW menjawab
“Ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu
dan yang lebih dekat kepadamu.” (Mutaffak’Alaih).
Al-Qur’an juga mendorong umat Islam untuk menjaga kemurnian
keturunannya. Perempuan yang mengalami perceraian dengan suaminya wajib
menunggu masa iddah selama 3 kali masa menstruasi atau sekitar 3 bulan, sebelum
diperbolehkan menikah lagi dengan laki-laki lainnya.
Perempuan-perempuan yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu)
tiga kal quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah
dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan
suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka itu
menghendaki ishlah. Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu
tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS. Al-Baqarah [2] : 228).
Islam juga mengajarkan ibu untuk menyusui anak-anaknya. Al-Qur’an
mengajarkan bahwa periode menyusui tersebut, jika dilakukan dengan penuh,
lamanya 2 tahun.
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah memberi
makan kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf... (QS. Al-Baqarah [2] :
233).
Perempuan yang hamil dan menyusui dalam ajaran Islam memiliki
berbagai dispensasi. Selain berhak mendapatkan nafkah dari ayah bayi yang
dikandungnya, mereka juga diperkenankan untuk tidak berpuasa selama bulan
Ramadhan dan dapat diganti di hari lain. Sehingga mereka mendapatkan nutrisi
dan gizi yang cukup bagi anak-anaknya, baik janin dalam kandungan maupun bayi
yang sedang menyusui.
Tata cara penyambutan kelahiran bayi pun juga diajarkan dalam
Islam. Tata cara tersebut untuk mengingatkan orang tua bahwa mereka akan
menjalani babak baru kehidupan seseorang. Bayi yang baru lahir sesegra mungkin
dibacakan Adzan ke telinga kanan oleh Ayahnya. Dengan pembacaan Adzan ini, bayi
sedini mungkin mendengar nama penciptanya “Allah” dan kalimat “Tiada Tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Dengan demikian, orang tua
telah sedini mungkin mendidik anak-anaknya dengan cara Islam. Kemudian langsung
dibacakan doa iqamah. Selain itu, terdapat cara penyambutan lainnya sesuai adat
istiadat setempat.
Islam sangat menekankan pentingnya pemberian air susu ibu kepada
bayi. Menurut ajaran Islam, ibu yang menyusui walaupun telah bercerai dengan
suaminya, memiliki hak untuk mendapatkan nafkah dari suaminya. Penelitian
ilmiah saat ini menunjukkan pentingnya pemberian air susu ibu secara eksklusif
selama dua tahun bagi ketahanan tubuh dan perkembangan bayi, lebih baik
daripada susu formula dan susu sapi.
3.
Strategi dan Kebijakan Kesehatan
Reproduksi
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengadakan the U.N. Millennium
Summit, pada bulan September 2000, yang menghasilkan delapan tujuan
perkembangan millenium (MDGs) yang mencakup peningkatan kesehatan maternal dan
pengurangan kematian balita.
Untuk mencapai tujuan pada bidang tersebut, baik negara secara
regional maupun nasional menyusun berbagai strategi dan kebijakan. Middle East
and North Africa/MENA telah secara bersama-sama menyusun strategi pembangunan
regional. Yang diantaranya membahas tentang kesehatan reprduksi dan keluarga
berencana, perlindungan dan kesehatan perempuan serta perlindungan dan
kesehatan anak-anak.
1)
Promosi Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana
Selama tahun
1996 kesehatan reproduksi telah diteruskan oleh WHO melalui serangkaian proses
konsultatif. Kantor regional secara aktif berpartisipasi pada pertemuan kedua
dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam kesehatan keluarga dan reproduktif
yang dilakukan pusat WHO di Jenewa bulan Juni 1996.
Seperti
tahun-tahun sebelumnya, pusat Program Khusus Penelitian, Pengembangan, dan
Pelatihan Penelitian tentang Reproduksi Manusia WHO meneruskan bantuan aktif
untuk mengkolaborasi pusat di Mesir, Republik Islam Iran, Pakistan, dan Sudan
untuk melakukan kegiatan penelitian pada tahap yang berbeda-beda dalam
reproduksi manusia.
Program ini
memberikan kekuatan yang signifikan pada berbagai negara di wilayah. Kantor
regional secara aktif berpartisipasi dalam mengembangkan metode evaluasi cepat
untuk pelayanan kesehatan maternal dan anak di Irak untuk meningkatkan kualitas
pelayanan ini, dan memperkenalkan paket ibu-anak pada pelayanan distrik di
Mesir. Kantor regional berkolaborasi dengan markas WHO dan UNICEF
mengorganisasikan kursus untuk ahli pelatihan konseling pemberian ASI di
Alexandria, Mesir bulan September 1996. Kemudian dilanjutkan dengan kolaborasi
bersama United Nations Population Fund (UNFPA) untuk memberikan dukungan dalam
berbagai area kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana.Islam dan
Pilihan Reproduksi Perempuan
Dalam Islam
membahas masalah kesehatan reproduksi memiliki tingkat fleksibilitas yang
tinggi. Namun, masing-masing negara memiliki Politik dan budaya yang menjadi
salah satu faktor untuk mengimplementasikan ajaran tersebut. Negara memiliki
peran dalam membentuk opini tentang perempuan yang dapat berbeda satu sama
lainnya.
Dari perspektif
feminis aktivis hak asasi, istilah reproduksi memiliki implikasi dua prinsip
dasar. Prinsip pertama yaitu otonomi, yang berarti perempuan dapat mengambil
keputusan sendiri berkiatan dengan hal reproduksi, dan mendapatkan akses
informasi dan pelayanan yang membuat pilihannya mungkin. Prinsip kedua terdapat
pemahaman bahwa kesehatan reproduksi merupakan bagian integral dari kehidupan
seseorang perempuan, dan dengan demikian tidak hanya terbentuk hanya oleh
kondisi medik, namun juga oleh tekanan sosial dan kekuatan hubungan sosial yang
terentang ari keuarga sampai institusi internasional.
2)
Mortalitas Bayi
Untuk mencapai
pengurangan mortalitas bayi dilakukan berbagai upaya, terutama dengan
meningkaykan kualitas pelayanan keseharan. Kematian bayi juga tidak terlepas
dari kondisi sosial, ekonomi dan adat istiadat yang memengaruhi perilaku
pasangan yang memiliki anak. Kasus aborsi yang terjadi, misalnya, sering kali
dipengaruhi hal-hal di luar teknis pelayanan kesehatan.
Selain itu,
terdapat berbagai kasus di mana kematian bayi yang baru lahir sering kali
terjadi tiba-tiba,bahkan tanpa sebab yang jelas. Bayi tampaknya tidak mengidap
kelainan atau penyakit tertentu. Bayi yang sedang tidur dengan tenang tiba-tiba
meninggal. Namun, melalui penelitian terlihat berbagai perilaku yang dapat
menjadi risiko yang berhubungan dengan kematian tersebut. Gejala kematian ini dikenal
dengan istilah Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
3)
Kesehatan Ibu dan Anak Menurut
UNICEF
Isu-isu Penting
Menurut data
UNICEF Setiap tiga menit, di manapun di Indonesia, satu anak balita meninggal
dunia. Selain itu, setiap jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan
atau karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan.
Peningkatan
kesehatan ibu di Indonesia, yang merupakan Tujuan Pembangunan Milenium (MDG)
kelima, berjalan lambat dalam beberapa tahun terakhir. Rasio kematian ibu,
diperkirakan sekitar 28 per 100.000kelahiran hidup, tetap tinggal di atas 200
selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu. Hal ini bertentangan dengan negara-negar miskin di
sekitar Indonesia yang menunjukkan peningkatan lebih besar pada MDG kelima.
4)
Pola-pola Kematian Anak
Sebagian besar
kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal),
bulan pertama kehidupan. Seperti di negara berkembang lainnya yang mencapai
status pendapatan menengah, kematian anak Indonesia karena infeksi dan penyakit
anak-anak lainnya telah mengalami penurunan, seiring dengan peningkatan
pendidikan ibu, kebersihan rumah tangga dan lingkungan, pendapatan dan akses ke
pelayanan kesehatan.
Angka kematian
anak terkait dengan kemiskinan. Anak-anak dalam rumah tangga termiskin umumnya
memiliki angka kematian balita lebih dari dua kali lipat dari angka kematian
balita di kelompok kuintil paling sejahtera. Angka kematian anak di
daerah-daerah miskin di pinggiran perkotaan jauh lebih tinggi daripada
rata-rata angka kematian anak di perkotaan.
5)
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dapat mencegah tingginya
angka kematian. Di Indonesia, angka kematian bayi baru lahir pada anak-anak
yang ibunya mendapatkan pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh
profesional medis adalah seperlima dari angka kematian pada anak-anak yang
ibunya tidak mendapatkan pelayanan ini.
Indonesia
menunjukkan angka peningkatan proporsi persalinan yang dibantu oleh tenaga
kesehatan yang terlatih , dari 41 persen pada tahun 1992 menjadi 82 persen pada
tahun 2010. Sedangkan proporsi persalinan di fasilitas kesehatan masih rendah,
yaitu sebesar 55 persen. Lebih dari setengah perempuan di 20 provinsi
melahirkan di rumah mereka sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa Kesehatan Maternal dan
Mortalitas bayi adalah suatu hal yang sangat penting. Dimana hingga sekarang
masih terus diupayakan untuk mencegah kematian pada Ibu dan Bayi. Ibu yang baru
melahirkan sangat rentan apabila tidak diberikan pelayanan pasca melahirkan.
Begitu pula dengan Bayi yang baru lahir, sangat rentan akan lingkungan, bakteri
dan virus hingga akhirnya akan menyebabkan kematian.
Dengan banyak faktor yang telah dipaparkan, disarankan agar kita
lebih mawas diri di masa depan, terutama calon ibu yang akan melahirkan
anak-anaknya. Serta cara-cara penanggulangan yang sudah dijelaskan, bahwa kita
bisa mempersiapkan sejak dini akan hal-hal yang mungkin terjadi. Jadi, dalam
makalah ini menekan kan awareness orang tua, baik ibu maupun ayah
agar dapat segera melakukan hal-hal yang memang diperuntukkan untuk ibu yang
baru saja melahirkan serta bayi baru lahir.
B.
Saran
Untuk makalah selanjutnya, diharapkan pemakalah dapat lebih rinci
menjelaskan tentang Kesehatan Maternal dan Mortalitas Bayi dalam Perspektif
Islam dengan data dan fakta-fakta terbaru, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan kesempurnaan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
PDF Ringkasan
kajian UNICEF Indonesia Kesehatan Ibu dan Anak. Oktober 2012.
Hasan, Aliah
B.P. 2008. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta : Rajawali
Pers