MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“MASALAH-MASALAH BELAJAR DALAM KELAS”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa sebagai anak didik. Permasalahan belajar adalah segala masalah
yang terjadi selama proses belajar itu sendiri. Masalah-masalah belajar tetap
akan dijumpai. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang
dinamis, sehingga perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan
yang terjadi pada siswa.
Agar aktivitas – aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dapat lebih
terarah, dan guru dapat memahami persoalan- persoalan belajar yang sering kali
atau pada umumnya terjadi dikebanyakan siswa dalam berbagai bentuk aktivitas
pembelajaran, maka akan lebih baik bilamana guru memiliki bekal pemahaman
tentang masalah – masalah belajar.
Pemahaman
tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai
kemungkinan munculnya masalah yang dapat menghambat tercapainya tujuan
pembelajaran. Dengan pemahaman itu pula guru dapat menenmukan solusi tindakan
yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Kita
sebagai calon seorang guru harus mengetahui masalah-masalah yang di hadapi
siswa, terutama siswa di sekolah menengah yang rentan dengan masalah belajar.
Hal ini bertujuan agar kita memperoleh gambaran secara rinci mengenai berbagai
permasalahan belajar.
Harapan
yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran
yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini
merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu
dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya,
tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.
Apa
pengertian masalah belajar?
2.
Apa
sajakah jenis-jenis masalah belajar?
3.
Apa
faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar yang dihadapi siswa?
4.
Masalah-masalah
apa saja yang sering terjadi dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan
bagaimana solusinya?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.
Dapat
mengetahui pengertian masalah belajar
2.
Dapat
mengetahui jenis-jenis masalah belajar
3.
Dapat
mengetahui faktor-faktor penyebab masalah belajar yang dihadapi siswa
4.
Dapat
mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran di
dalam kelas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Belajar
1. Pengertian
Belajar
Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process
progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan
bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat
progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang
optimal apabila diberi penguatan (reinforcement). Ini berarti bahwa
belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan
waktu untuk mencapai suatu hasil.
Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua
rumusan. Rumusan pertama berbunyi “acquisition of any relatively permanent
change in behavior as a result of practice and experience” (Belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan
dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring responses as a
result of special practice (Belajar ialah proses memperoleh respons-respons
sebagai akibat adanya latihan khusus).
Menurut
Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
dalam suatu situasi.
Berdasarkan
pengertian di atas maka dapat dipahami secara umum bahwa belajar adalah
perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang
relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus
menerus dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.
2. Pengertian Masalah Belajar
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah
sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat
sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya
sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
Prayitno
(1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu
dihilangkan.
Sedangkan
menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan,
yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat
didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Anita E (1995) “Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau
perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui
interaksi antara individu dengan lingkungannya”.
Menurut
Garry dan Kingsley (1970) “Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti
luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.
Sedangkan menurut Gagne (1984) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Sedangkan menurut Gagne (1984) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau
didefinisikan sebagai berikut “Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu
yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan”.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas.
B. Jenis-Jenis Masalah Belajar
Dalam pengertian masalah belajar di atas, maka dapat dirincikan jenis-jenis
siswa yang mengalami permasalahan dalam belajar, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa
yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar.
Sesuai dengan tujuan belajar yang tercantum dalam Kurikulum bahwa siswa
dikatakan lulus atau tuntas dalam suatu pelajaran jika telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh tiap-tiap guru bidang
studi. KKM dibuat berdasarkan intake (pencapaian) siswa di dalam kelas. Apabila
seorang siswa tidak mencapai kriteria tersebut, maka yang bersangkutan
dikatakan bermasalah dalam pelajaran tersebut.
2. Siswa
yang mengalami keterlambatan akademik.
Yakni siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi
tidak menggunakan kemampuannya secara optimal. Belum tentu semua siswa yang
terdapat dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama, ada beberapa siswa
dengan kemampuan intelegensi diatas rata-rata bahkan super. Kondisi inilah yang
menyebabkan siswa cerdas ini harus menyesuaikan kebutuhan asupan kecerdasannya
dengan kemampuan teman-teman sekelasnya, sehingga siswa yang seharusnya sudah
berhak diatas teman-teman sebayanya dipaksa menerima kondisi sekitarnya.
3. Siswa
yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri (tingkat IQ yang
diatas rata-rata).
Maksudnya, yaitu siswa yang memiliki intelegensi diatas rata-rata normal
tetapi tidak mencapai tujuan belajar yang optimal. Misalnya KKM pada Mata
Pelajaran A sebanyak 65, kemudian nilai yang dicapainya 70. Padahal seharusnya
dengan tingkat intelegensi seperti itu, yang bersangkutan bisa mendapat nilai
minimal 80 bahkan lebih.
4. Siswa
yang sangat lambat dalam belajar.
Yaitu keadaan siswa yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan
perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
Siswa yang mengalami kondisi seperti ini yakni siswa yang memiliki tingkat
kecerdasan di bawah rata-rata dan sangat sering bermasalah dalam pembelajaran.
Seringkali Guru kehabisan ide untuk menangani siswa yang seperti ini, bimbingan
pelajaran tambahan atau ekstra menjadi salah satu alternatif penyelesaian
masalah semacam ini.
5. Siswa
yang kekurangan motivasi dalam belajar.
Yakni keadaan atau kondisi siswa yang kurang bersemangat dalam belajar
seperti jera dan bermalas-malasan. Siswa yang seperti ini biasanya didukung
oleh kondisi atau lingkungan apatis, yang tidak peduli terhadap perkembangan
belajar siswa. Lingkungan keluarga yang apatis, yang tidak berperan dalam
proses belajar anak bisa menyebabkan anak menjadi masa bodoh, sehingga belajar
menjadi kebutuhan yang sekedarnya saja. Lingkungan masyarakat yang merupakan
media sosialisasi turut berperan penting dalam proses memotivasi siswa itu
sendiri.
6. Siswa
yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar
Yaitu kondisi siswa yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari
antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur
waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan
sebagainya. Besarnya kesempatan yang diberikan oleh Guru untuk menyelesaikan
tugas menyebabkan siswa mengulur-ulur pekerjaan yang seharusnya diselesaikan
segera setelah diperintahkan, Guru yang terlalu disiplin dan berwatak tegas
juga menjadi faktor berkurangnya perhatian (attention) yang seharusnya
diberikan oleh siswa kepada Guru.
7. Siswa
yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas
Yaitu siswa-siswa yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka
waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya.
Seringkali materi pelajaran yang telah disampaikan oleh Guru pada pertemuan
jauh sebelumnya kemudian siswa dituntut untuk mengikuti dan menguasai
materi pelajaran dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan si siswa menjadi
tertekan dan terbebani oleh materi belajar yang banyak.
8. Siswa
yang mengalami penyimpangan perilaku (kurangnya tata krama) dalam hubungan
intersosial.
Pergaulan antar teman sepermainan yang tidak seumuran dan tidak mengeyam bangku
pendidikan menyebabkan si anak atau siswa terpengaruh dengan pola perilaku dan
pergaulan yang serampangan, seperti berbicara dengan nada yang tinggi dengan
orang yang lebih tua, sering membuat kegaduhan atau keributan di dalam
masyarakat. Kemudian siswa yang bersangkutan membawa perilaku buruknya tersebut
kedalam lingkungan sekolah yang lambat laun menyebabkan teman-teman lainnya
terpengaruh dengan pola perilakunya, baik dalam berbicara ataupun dalam
memperlakukan orang lain.
C. Faktor-Faktor Penyebab Masalah Belajar
1. Hal-Hal
yang Berpengaruh Terhadap Proses Belajar
Dalam menunjang berhasilnya suatu proses belajar, terdapat beberapa hal
pokok yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar itu sendiri, yaitu
sebagai berikut:
1) Faktor
Internal Belajar
Dalam belajar siswa mengalami beragam masalah, jika mereka dapat
menyelesaikannya maka mereka tidak akan mengalami masalah atau kesulitan dalam
belajar. Terdapat berbagi faktor internal dalam diri siswa, yaitu:
·
Sikap
terhadap belajar
·
Motivasi
belajar
·
Konsentrasi
belajar
·
Kemampuan
mengolah bahan ajar
·
Kemampuan
menyimpan perolehan hasil ajar
·
Menggali
hasil belajar yang tersimpan
·
Kemampuan
berprestasi
·
Rasa
percaya diri siswa
·
Intelegensi
dan keberhasilan belajar
·
Kebiasaan
belajar
·
Cita-cita
siswa
2)
Faktor
Ekstern Belajar
Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses
belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh
lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila
program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa
pendidikan guru di sekolah merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau dari
segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada
aktivitas belajar.
Faktor-faktor
eksternal tersebut adalah sebagai berikut:
·
Guru
sebagai pembina siswa dalam belajar
·
Sarana
dan prasarana pembelajarn
·
Kebijakan
penilaian
·
Lingkungan
sosial siswa di sekolah
·
Kurikulum
sekolah
2. Faktor-faktor
Penyebab Masalah Belajar
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar
juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehaviour) siswa
seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, berkelahi, sering tidak masuk
sekolah, dan minggat dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab
timbulnya masalah belajar terdiri dari dua macam, yakni:
1.
Faktor
internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri
siswa itu sendiri.
2.
Faktor
eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa
itu sendiri.
Kedua faktor ini meliputi ragam keadaan sebagai
berikut:
1)
Faktor
internal siswa
Faktor internal siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik
siswa, yaitu:
·
Yang
bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual/intelegensi siswa;
·
Yang
bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
·
Yang
berdifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat
indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
2)
Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal siswa meliputi semua kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
·
Lingkungan
keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara kedua orang tua, dan
rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
·
Lingkungan
sekitar/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan
teman sepermainan (pear group) yang nakal.
·
Lingkungan
sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat
pasar, kondisi guru dan alat-alat pendukung sarana belajar yang berkualitas
rendah.
D. Masalah-Masalah Belajar dalam Kelas dan Solusinya
1.
Melamun
saat guru mengajar
·
Penyebab:
Masalah yang sulit untuk di
utarakan dan belum terselesaikan sering membuat seseorang khususnya siswa
melamun. Hal ini sangat mengganggu siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan
guru saat proses belajar mengajar.
·
Solusi:
Disini peran guru sebagai
pembimbing dan orang tua di sekolah harus di utamakan. Karena bila sudah
melihat siswanya sering melamun perlu di tanyakan secara empat mata dan di
carikan solusi yang terbaik bagi siswa tersebut.
2.
Murid
sering terlambat masuk sekolah
·
Penyebab:
Rata-rata murid datang
terlambat dikarenakan bangun tidur terlalu siang, hal ini bisa disebabkan oleh
siswa tersebut tidur larut malam.
·
Solusi:
Memberikan teguran kepada
siswa merupakan salah satu cara yang bijak untuk masalah ini.
3.
Bermain
game saat guru menerangkan
·
Penyebab:
Bermain game sangat mengganggu konsentrasi siswa saat belajar. Mungkin dikarenakan
siswa tersebut diberikan teknologi yang seharusnya belum diberikan kepada
mereka, sehingga siswa belum memahami fungsi sesungguhnya dari teknologi
tersebut.
·
Solusi:
Untuk Orang tua, harus di
pahami bahwa memberikan teknologi yang tidak sesuai dengan anak bukam membuat
anak menjadi manusia modern. Tapi malah akan merusak anak tersebut, jadi
alangkah bijaknya jika orang tua dan sekolah memberi batasan yang jelas tentang
teknologi yang boleh dan tidak.
4.
Bermain
HP (hand phone) saat guru mengajar
·
Penyebab:
Bermain HP sangat mengganggu konsentrasi siswa saat belajar. Mungkin
dikarenakan siswa tersebut diberikan teknologi yang seharusnya belum diberikan
kepada mereka, sehingga siswa belum memahami fungsi sesungguhnya dari teknologi
tersebut dan kesalahan memberikan teknologi yang masih belum sesuai dengan
usianya.
·
Solusi:
Masalah ini bisa dengan
memberikan batasan teknologi yang di berikan. Atau juga bisa dengan larangan
membawa HP ke sekolah.
5.
Lama
dalam menyelesaikan tugas yang di berikan
·
Penyebab:
Biasanya hal ini dikarenakan
siswa lebih mengutamakan ngobrol dengan teman dari pada mengerjakan tugas.
·
Solusi:
Bila seorang guru melihat
kejadian ini, maka sang guru tersebut harus menegur siswa tersebut agar segera
menyelasaikan tugasnya.
6.
Mencontek
saat ulangan
·
Penyebab:
Mencontek sudah seperti
masalah yang klasik dan sulit untuk di selesaikan. Hal ini disebabkan karena
siswa masih berpandangan mengejar nilai bukan mengejar ilmu.
·
Solusi:
Menanamkan sifat jujur dan
memberi pemahaman tentang manfaat berbuat jujur bisa sedikit demi sedikit
mengurangi angka kecurangan di bidang akademik ini.
7.
Tidur
saat guru mengajar
·
Penyebab:
Banyak penyebab yang membuat
siswa tidur di saat guru mengajar, bisa jadi siwa tersebut mengantuk di
karenakan dia membantu orang tua sampai malam hari, mungkin juga siswa tersebut
menyaksikan acara televisi hingga larut malam.
·
Solusi:
Solusi yang mungkin di capai
antara lain, dengan memberikan batasan waktu siswa untuk istirahat agar pada
pagi harinya siswa sudah siap menerima ilmu untuk masa depannya.
8.
Mengobrol
saat guru mengajar
·
Penyebab:
Mengobrol saat guru mengajar
bukan lagi hal baru bagi siswa, dan hal ini harus di akui tidak baik bagi
proses belajar mengajar. Penyebabnya bisa jadi karena ada masalah-masalah yang
belum terselesaikan, bisa jadi pula karena siswa merasa bosan dengan metode
pengajaran guru sehingga siswa mencari pelarian pembahasan dengan cara
mengobrol.
·
Solusi:
Masalah mengobrol saat guru
mengajar dapat di selesaikan dengan cara mencari metode-metode mengajar yang
baru, sehingga murid merasa tertarik untuk mendengarkan penjelasan dari guru.
9.
Pasif
saat guru memberi pertanyaan
·
Penyebab:
Pasif saat guru memberi
pertanyaan merupakan masalah hampir di seluruh Indonesia. Hal ini mungkin di
sebabkan rasa malu, dan takut salah, atau bisa juga di karenakan siswa tersebut
takut di katakan “sok pintar”.
·
Solusi:
Masalah ini bisa di selesaikan
jika guru secara perlahan dan berkesinambungan memberi pengertian kepada siswa
bahwa jika salah saat menjawab pertanyaan guru bukan berarti siswa tersebut
bodoh, tapi siswa tersebut sudah mencoba dan harus di hargai.
10. Tidak
konsentrasi saat guru mengajar
·
Penyebab:
Tidak konsentarasi bisa disebabkan
karena faktor kelelahan, faktor eksternal (masalah pribadi).
·
Solusi:
Jika masalahnya dikarenakan
maslah kelelahan maka guru harus menegur siswa agar menjaga kesehatan dan
memperhatikan jam istirahat. Sedangkan jika masalahnya di karenakan ada masalh
pribadi, maka guru juga harus memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa
secara bijaksana.
11. Lama dalam memahami pelajaran
·
Penyebab:
Hal ini bisa disababkan karena
pengaruh IQ atau kemampuan berfikir. Atau bisa juga hal ini disebabkan karena
siswa ada masalh sehingga dia sulit untuk berkonsentrasi.
·
Solusi:
Bisa dengan cara mencarikan
metode belajar yang pas dan sesuai dengan anak. Atau bisa juga memberikan
tambahan jam pelajarn yang tentu tidak terlalu memberatkan anak.
12. Siswa tidak percaya diri untuk
maju ke depan kelas
·
Penyebab:
Penyebabnya bisa jadi karena
siswa malu dan takut di ketawai saat melakukan kesalahan didepan kelas.
·
Solusi:
Melatih peserta didik secara
terus menerus untuk memberaniakan diri maju kedepan diharapkan akan
meningkatkan kepercayaan diri siswa.
13. Menggambar
saat guru menerangkan
·
Penyebab:
Menggambar, memang tidak ada
salahnya namun jika menggambar saat guru menerangkan mata pelajaran yang lain
tentu itu tidak baik. Penyebabnya bisa jadi karena siswa merasa bosan dan bisa
pula karena siswa sangat menggemari menggambar.
·
Solusi:
Lagi-lagi peranan guru sangat
di butuhkan demi menarik simpati anak didik untuk belajar dan mendengarkan guru
mengajar. Dengan metode yang menarik tentu akan sangat membantu anak untuk
menyukai semua mata pelajaran.
14. Membaca
buku yang bukan mata pelajaran saat itu
·
Penyebab:
Bisa jadi karena murid
tersebut belum mengerjakan PR, sehingga dia ingin menyelesaikannya sebelum jam
pelajaran tersebut. Atau bisa jadi pula siswa kurang meminati pelajaran yang
sedang dipelajari, sehingga dia lebih memilih membaca buku mata pelajaran yang
lain.
·
Solusi:
Guru bisa menegur siswa
tersebut, karena suka tidak suka semua mata pelajaran harus di kuasainya. Guru
juga berkewajiban mencarikan model-model pembelajaran yang menarik bagi semua
siswa.
15.
Membolos
saat jam sekolah
·
Penyebab:
Kenakalan seperti ini masih
jarang terjadi di tingkat SD namun jika terjadi maka harus dilakukan pembinaan
agar kebiasaan tersebut tidak terjadi lagi. Penyebabnya bisa karena ajakan dari
teman yang lebih dewasa (SMP). Atau mungkin juga memang anak tersebut punya
perwatakan nakal.
·
Solusi:
Dengan pengetatan daftar hadir
pihak sekolah bisa mengecek siapa yang tidak hadir dan hadir. Dengan begitu
kita bisa menanyakan kenapa siswa tersebut tidak hadir. Bila membolos maka
diberi hukuman yang sewajarnya bisa membuat siswa tersebut menjadi jera.
16. Buku
pelajaran tertinggal dirumah
·
Penyebab:
Lalai dan lupa menjadi alasan
klasik siswa saat buku pelajaran mereka tertinggal di rumah.
·
Solusi:
Untuk siswa, menyiapkan buku
pelajaran pada malam hari atau sore hari bisa menjadi rumus jitu agar tidak
lupa membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal peljaran besok harinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan
interaksi terus menerus dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.
Masalah
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat
kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
Jenis-jenis
masalah belajar yaitu Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil
belajar, siswa yang mengalami keterlambatan akademik, siswa yang secara nyata
tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri (tingkat IQ yang diatas rata-rata),
siswa yang sangat lambat dalam belajar, siswa yang kekurangan motivasi dalam
belajar, siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, siswa
yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas, siswa yang mengalami
penyimpangan perilaku (kurangnya tata krama) dalam hubungan intersosial.
Faktor-faktor
penyebab yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal siswa,
yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa itu
sendiri. Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari
luar diri siswa itu sendiri.
Masalah-masalah
belajar dalam kelas yaitu melamun saat guru mengajar, murid sering terlambat
masuk sekolah, bermain game saat guru
menerangkan materi, bermain HP (hand
phone) saat guru mengajar, lama dalam menyelesaikan tugas yang di berikan,
mencontek saat ulangan, tidur saat guru mengajar, mengobrol saat guru mengajar,
pasif saat guru memberi pertanyaan, tidak konsentrasi saat guru mengajar, lama
dalam memahami pelajaran, siswa tidak percaya diri untuk maju ke depan kelas,
menggambar saat guru menerangkan, membaca buku yang bukan mata pelajaran saat
itu, membolos saat jam sekolah, dan buku pelajaran tertinggal dirumah.
B.
Saran
Diharapkan kepada para Guru agar lebih menyelenggarakan pembelajaran yang
optimal terhadap anak didiknya dan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang
arti belajar itu sendiri.
Diharapkan
kepada Guru selaku pendidik untuk tidak hanya memfokuskan fungsinya selaku
pengajar dan fasilitator, tetapi juga perannya selaku motivator sehingga sukses
dalam proses pembelajaran.
No comments:
Post a Comment