MAKALAH
MANAJEMEN BMT
"MANAJEMEN KEANGGOTAAN"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baitul Mal Wat Tanwil (BMT) hadir di
tengah masyarakat atas kegelisahan yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro
seringkali terhambat dengan kebutuhan modal. Suntikan dana dibutuhkan oleh UMKM
untuk berlangsungnya usahanya, yang diharap dapat diperoleh dana atau
pembiayaan dari lembaga keuangan. Gagasan adanya lembaga keuangan yang
beroperasi berdasarkan prinsip syariat Islam berkaitan erat dengan gagasan
terbentuknya sistem Ekonomi Islam, sehingga sitem operasinya mengacu pada
prinsip-prinsip Islam. Oleh karenanya tidak terjadi benturan-benturan dalam
implementasinya. Peran Bitul Mal Wat Tanwil (BMT) hadir sebagai lembaga mikro
syariah mengalami perkembangan yang pasang surut.
Pasang surut perkembangan BMT di Indonesia
tidak lepas dari kendala yang dihadapi. Diantara yang paling utama adalah
masalah landasan hukum yang belum jelas. Karena sebagian BMT memiliki badan
hukum koperasi, maka dari itu secara legal tidak dapat menghimpun dana dari
Masyarakat langsung. BMT harus mensyaratkan keanggotaan bagi nasabah yang akan
dilayani, atau menjadikan nasabah tersebut sebagai calon anggota selama waktu
tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
Pengertian Manajemen Keanggotaan?
2. Apa
Manajemen Pemasaran Internal dan Eksternal?
3. Apa
Penegertian Manajemen Keuangan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
Mengetahui Apa Pengertian Manajemen Keuangan.
2. Untuk
Mengetahui Apa Manajemen pemsaran internal dan eksternal.
3. Untuk
Mengetahui tentang Manajemen Keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Keanggotaan
MANAJEMEN KEANGGOTAAN, Dengan
menggunakan pendekatan manajemen SDM, manajemen keanggotaan koperasi dapat
dikonsepkan sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
dari pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemutusan status keanggotaan anggota koperasi agar tujuan
individu angota, koperasi dan masyarakat di sekitarnya dapat terwujud.
Pasar eksternal merupakan hubungan
(transaksi) bisnis antara perusahaan koperasi dan non anggota (Hendar, 2010;
113). Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa
yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan dengan menarik
dan mempertahankan pelanggan setia. Manajemen pasar eksternal adalah segala
upaya yang dilakukan perusahaan koperasi untuk memuaskan pelanggan eksternal
koperasi (non anggota).
B. Tugas perusahaan koperasi
dipasar internal
Tujuan
utama koperasi adalah membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Oleh
karena itu, segala aktifitas pemasaran yang bertujuan memuaskan anggota perlu
dilakukan menejmen koperasi jika perusahaan koperasi ingin membangun
loyalitas dan partisipasi aktif anggotanya, sehingga anggota mendapatkan
manfaat atas hubungan bisnisnya dengan perusahaan koperasi. Pelayanan itu
dapatberupa pemberian harga pelayanan bagi anggota maupun melalui
aktivitas-aktivitas yang memudahkan anggota dalam mengembangkan usahanya.[1]
Perilaku
perusahaan koperasi dalam berbisnis di pasar internal hendaknya berorientasi
service (pelayanan). Orientasi service yang dimaksud adalah
memberikan kemudahan kepada anggota agar mampu meningkatkan usaha individunya,
misalnya dengan memberikan harga yang lebih menuntungkan bagi anggota,
memprioritaskan kepentingan anggota dari pada nonanggota, bantuan antar jemput
bagi produk-produk anggota dan lain-lain.
C.
Tugas
perusahaan koperasi dipasar internal
Tujuan
utama koperasi adalah membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Oleh
karena itu, segala aktifitas pemasaran yang bertujuan memuaskan anggota perlu
dilakukan menejmen koperasi jika perusahaan koperasi ingin membangun
loyalitas dan partisipasi aktif anggotanya, sehingga anggota mendapatkan
manfaat atas hubungan bisnisnya dengan perusahaan koperasi. Pelayanan itu
dapatberupa pemberian harga pelayanan bagi anggota maupun melalui aktivitas-aktivitas
yang memudahkan anggota dalam mengembangkan usahanya.
Perilaku
perusahaan koperasi dalam berbisnis di pasar internal hendaknya berorientasi
service (pelayanan). Orientasi service yang dimaksud adalah
memberikan kemudahan kepada anggota agar mampu meningkatkan usaha individunya,
misalnya dengan memberikan harga yang lebih menuntungkan bagi anggota,
memprioritaskan kepentingan anggota dari pada nonanggota, bantuan antar jemput
bagi produk-produk anggota dan lain-lain.
Salah satu tujuan untama riset pasar
internal adalah mengidentifikasi pasar sasaran (Target Market) yaitu anggota
koperasi yang menjadi target produk perusahaan koperasi. Pada koperasi yang
anggotanya cukup luas dan cenderung heterogen kebutuhannya, penentuan pasar
sasaran untuk produk-produk tertentu sangat diperlukan. Anggota
adalah pelanggan yang perlu dilayani dengan baik dengan menawarkan
produk-produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Pelayanan terhadap anggotra
harus lebih diutamakan dibandingkan dengan nonanggota. Dengan cara seperti ini
koperasi dapat membangun daya saing di pasar internal. Jika koperasi tidak
memberikan pelayanan dengan baik dan anggota tidak mendapatkan manfaat atas
keanggotaanya sementara perusahaan koperasi pesaing mampu memberikan manfaat
yang lebih baik, maka koperasi akan kehilangan daya saingnya.
D. Bauran Pemasaran Koperasi
1. Produk (product)
Produk
adalah segala sesuatu yang bisa ditawarka ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan
atau kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya pada bentuk fisik produk,
melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk.
Produk
koperasi adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar baik pasar
internal maupun pasar eksternal dan dapat memenuhi kebutuhan atau kepuasan
pelanggan anggota atau bukan anggota. Produk koperasi merupakan factor penting
dalam pemasaran koperasi. Produk yang dimaksud dapat berupa barang atau jasa
yang ditawarkan baik kepada anggota maupun non anggota . sebegitu pentingnya
produk ini sampai sampai para pionir koperasi Rochdale mengajukan salah satu
prinsip koperasi “ barang-barang yang diperjual belikan haruslah barang-barang
yang asli dan tidak rusak”. Hal ini dimaklumi karena kepuasan anggota sangat
tergantung pada sejauh mana barang-barang yang dibeli dari koperasi memberikan
kepuasan kepadanya.
Pada pasar
internal, produk beserta atribut yang melekat didalamnya dibuat, ditentukan,
dan diadakan beyrdasarkan kepentingan anggota koperasi. Melalui rapat anggota
tahunan, progam-progam koperasi untuk satu periode ditentukan berdasarkan
usulan-usulan anggota. P[rogam-progam ini merupakan gambaran umum yang nantinya
harus dioperasikan oleh pihak menjemen koperasi. Pelaksanaan progam pengadaan
produk akan efektif apabila keputusan-keputusan menejemen mencerminkan permintaan
anggota, artinya ada kesesuaian antara permintaan produk anggota dengan apa
yang ditetapkan pada koperasi.
Pada
perusahaan koperasi menjual produknya untuk kepentingan anggota, seperti
koperasi konsumsi, menejemen koperasi harus slalu memerhatikan perubahan
lingkungan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan yang berubah dan laju
persaingannya. Jika
menejemen koperasi tidak mampu menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan
tersebut, lama-lama loyalitas anggota akaan luntur tergerus oleh ketidak
puasan. Oleh karena itu, perlu kiranya menejemen koperasi mengamati siklus
hidup dari masing-masing produk yang ditawarkan.
1) Tahap
perkenalan, menejemene koperasi memperkenalkan produk kepada anggota koperasi
sesuai tugas progam disepakati bersama. Pada tahap ini beragam ktanggapan akan
muncul dari anggota koperasi dan biasanya tingkat penerimaan yang tinggi jarang
terjadi karena mereka belum mengetahui tingkat manfaat produk yang ditawarkan.
Pada tahap ini anggota harus diberi informasi sebanyak-banyaknya dan meyakini
bahwa kebutuhannya akan dapat dipenuhi.
2). Tahap pertumbuhan
dan pernerimaan, Anggota mulai membandingkan produk yang ditawarkan dengan
produk yang ditawarkan pesaing atau produk yang biasa dipakai. Bila produk yang
ditawarkan sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki anggota, penjualan
koperasi internal akan naik. Namun jika anggota merakan bahwa produk yang
ditawarkan tidak memberikan manfaat, maka ia akan mengurangi penggunaan produk
itu dan mencoba beralih ke produk yang lain yang memberikan manfaat yang lebih
baik. Dengan kata lain, produk yang mencapai tahap ini tidak selalu berhasil
memikat anggota. Bila dalam tahap perkenalan dan pertumbuhan gagal karena
anggota tidak menyukai produk tersebut atau tidak sesuai dengan kebutuhan anggota,
maka produk itu tidak boleh dipaksa untuk dipasarkan di pasar internal.
3) Tahap
kematangan persaingan, penjualan di pasar internal terus meningkat dan
keuntungan mencapai maksimum, kemudian menurun jika peasing koperasi
menghasilkan produk yang sama dengan standar kualitas, harga dan pelayanan yang
lebih menarik. Banyak anggota yang mulai mencoba mengalihkan penggunaan
produknya ke produk yang tawarkan pesaing. Sehingga pihak menejemen
koperasi akan menurunkan harga jual produknya kepada anggota untuk
tetap mempertahankan loyalitas anggota.
4) Tahap
kejenuhan pasar, dari daur hidup produk. Hal ini member sinyal pada menejemen
koperasi untuk melakukan in ovasi guna menghasilakan produk baru yang
ditawarkan periode berikutnya.
5) Tahap
penurunan Produk, cara yang terlihat pada tahap ini adalah menurunnya penjualan
di pasar internal pada tahap ini produk-produk baru harus mulai
diperkenalkan kepada anggota koperasi.
Sebagaimana
konsumen pada umumnya, anggota sebagai manusia mempunyai tujuan utama dalam
mengosumsi suatu produk, yaitu memaksimalkan kepuasan total (Total
Satisfaction) bagi koperasi, upaya pemuasan ini merupakan kewajiban yang harus
dipertahankan agar anggota tetap berpartisipasi aktif dan loyal terhadap
koperasinya. (Kotler, 2001)
2. Distribusi (place)
Saluran
distribusi merupakan seperangkat organisasi saling tergantung satu sama lain,
yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa, untuk digunakan
atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis (Kotler, 2001). Pada pasar
internal koperasi, saluran distribusi terbentang di sepanjang jalur tataniaga
yang terintegrasi, mulai dari industry hulu sampai Industri hilir. Saluran
distribusi mengerahkan komoditas atau barang-barang hasil produksi anggota
hingga ke konsumen akhir, baik dipasar internal maupun dipasar eksternal.
Saluran distribusi juga mengerahkan barang-barang yang dibeli dari pasar
eksternal atau hasil produksi perusahaan koperasi ditingkat induk atau pusat
koperasi hingga ke konsumen akhir yaitu anggota koperasi primer. Masing-masing
unit usaha yang ikut dalam saluran distribusi produk koperasi akan melakukan
fungsi sebgaia berikut.
1) Mengumpulkan
dan mendistribusikan informasi tentang factor-faktor dalam lingkungan yang
mambantu terjadinya pertukaran.
2) Melakukan
promosi dengan mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasive kepada
anggota berkenaan dengan suatu penawaran barang atau jasa.
3) Menemukan
dan berkomunikasi dengan anggota koperasi.
4) Membentuk
dan menyesuaikan penawaran terhadap kebutuhan anggota koperasi.
5) Melakukan
negosiasi dengan anggota hingga kepemilikan barang atau jas adapat dipindahkan.[2]
6) Membantu
menyempurnakan transaksi, termasuk distribusi fisik, pendanaan dan pengambilan
risiko.
Saluran
distribusi pada koperasi meliputi saluran pemasaran langsung dan saluran tidak
langsung. Saluran pemasaran lansung terjadi apabila koperasi menyalurkan barang
atau jasa kepada anggota tanpa perantara. Koperasi memiliki took-toko atau
unit-unit pelayanan yang langsung melayani anggotanya. saluran pemasaran
langsung biasanya banyak dilakukan oleh koperasi-koperasi primer yang wilayah
kerjanya berada disekitar anggota. Pada koperasi primer yang wilayah kerjanya
cukup luas missal, satu kecamatan, tempat pelayanan anggota (TPA) dapat
didirikan di masing-masing desa dengan memperhitungkan efesiensi dan
efektifitas pelayanan, TPA-TPA yang ada tidak hanya mendistribusikan barang
atau jasa dari kiperasi ke anggota, tetapi juga mendistribusikan komoditas atau
hasil produksi anggota ke perusahaan koperasi.
Pada
koperasi sekunder (pusat koperasi), distribusi barang atau jasa umumnya tidak
dilakukan secara langsung. Produk-produk yang berasal dari pusat koperasi akan
disalurkan melalui koperasi-koperasi primer dan akan menjual kepada anggota
melalui TPA-TPA yang tersedia. Adakalanya juga distribusi hasil produksi
anggota disalurkan melalui koperasi-koperasi primer dan koperasi primer
menyalurkan ke koperasi sekunder (pusat koperasi).
Pada induk koperasi,
distribusi pemasaran di pasar internal akan lebih beragam. Beberapa alternative
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Induk
koperasi langsung ke anggota koperasi primer.
2) Induk
koperasi ke koperasi primer ke anggota koperasi primer.
3) Induk
koperasi ke koperasi primer lalu ke TPA dan ke anggota koperasi primer.
4) Induk
koperasi ke koperasi sekunder, lalu ke koperasi primer dan ke anggota anggota
koperasi primer.
5) Induk
koperasi ke koperasi sekunder, lalu ke koperasi primer, ke TPA dan terakhir ke
anggota koperasi primer.
3. Harga (price)
Hampir semua orang setuju bahwa harga barang atau jasa
adalah factor kunci utama dalam keputusan pembelian. Harga yang benar untuk
barang atau jasa bergantung tiga factor yaitu:
1) Struktur
biaya perusahaan koperasi
2) Perkiraan
hambatan pemasaran di pasar internal
3) Citra
perusahaan koperasi yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan internal
maupun eksternal.
Harga
adalah nilai uang (monetary Value) dari produk atau jasa dipasar. Harga
mengukur berapa banyak uang ditukarkan pelanggan untuk mendapatkna barang atau
jasa. Harga juga merupakan petunjuk tentang nilai prduk atau jasa bagi
seseorang, dan pelanggan yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda pula
untuk barang atau jasa yang sama (kotler, 2001)
Penetapan
harga dengan orientasi anggota lebih penting daripada mencoba mencari harga
ideal untuk suatu produk. Pada kenyataanya, untuk sebagian besar barang
terdapat jangkauan harga yang dapat diterima, dan bukan satu harga tunggal yang
ideal. Jangkauan harga adalah daerah diantara harga tertinggi yang ditentukan
oleh pelanggan dipasar dan harga terendah berdasarkan perhitungan struktur
biaya perusahaan. Harga akhir yang ditentukan menejemen koperasi tergantung dari
citra yang ingin diciptakan dalam pikiran pelanggan, baik murang, menengah atau
tinggi.
Faktor-Faktor yang harus dipertimbangkan menejemen
koperasi sewaktu menetapkan harga akhir dari barang atau jasa meliputi.
1) Biaya
yang dikeluarkan untuk membuat atau memperoleh barang atau jasa.
2) Factor
permintaan dan penawaran barang atau jasa di pasar eksternal.[3]
3) Jumlah
penjualan yang diharapkan dan hasil usaha yang diinginkan.
4) Harga
barang atau jasa pesaing.
5) Keunggulan
bersaing koperasi.
6) Kondisi
ekonomi, seperti krisis ekonomi, keuangan global, krisis pangan dan lain-lain.
7) Lokasi
bisnis koperasi.
8) Perusahaan
musiman, terutama bagi koperasi yang anggotanya para petani.
9) Factor
psikologis, seperti rencana kenaikan gaji pegawai negeri yang mendorong
kenaikan berbagai harga barang dipasar internal.
10) Penjualan
kredit dan potongan penjualan.
11) Kepekaan
anggota terhadap harga.
Adapun strategi penetapan
harga yang dapat dilakukan oleh perusahaan koperasi adalah :
1) Memperkenalkan
produk baru
2) Penetrasi.
3) Harga
tinggi
4) Meluncur
mengikuti kurva permintaan
5) Penetapan
harga ganjil
6) Penetapan
jenis harga
7) Penetapan
pemimpin harga
8) Penetapan
harga geografis
9) Potongan
harga
10) Penetapan
harga ganda
11) Harga eceran
yang disarankan
4. Promosi (promotion)
Promosi
menyangkut baik periklanan maupun penjualan secara pribadi. Tujuannya adalah
menginformasikan dan membujuk pelanggan. Iklan mengkomunikasikan manfaat barang
atau jasa pada calon pelanggan melalui media massa. Penjualan secara pribadi
melibatkan seni membujuk dalam penjualan dengan dasar tatap muka. Progam
promosi perusahaan dapat mempunyai peranan penting dalam menciptakan citra
dalam pikiran pelanggan.
Promosi
merupakan segala bentuk komunikasi persuasive yang dirancang untuk
menginformasikan pelanggan tentang barang dan jasa, dan untuk memengaruhi
mereka agar membeli barang.
1. Publisitas
adalah segala bentuk berita komersial yang diliput oleh media yang mendorong
penjualan tetapi tidak perlu dibayar oleh perusahaan koperasi.
Koperasi
adalah organisasi ekonomi yang mempunyai watak social, karena itu publisitas
diperlukan untuk menunjukkan sejauh mana kapasitas oerusahaan koperasi di
tengah-tengah masyarakat.
2. Penjuala
perorangan adalah kontak perorangan antara penjual dan calon pelanggan yang
diperroleh dari usaha penjualan. Penjualan perorangan yang efektif terhadap
anggota koperasi membuat koperasi ungggul bersaing terhadap perusahaan besar
dengan menciptakan perasaan adanya perhatian pribadi.
3. Periklanan
adalah semua bentuk presentasi penjualan yang tidak bersifat perorangan dan
dibayar oleh spongsor tertentu. Pada pasar internal yang wilayah geografisnya
tidak begitu luas, iklan yang dapat dibuat oleh koperasi dapat berupa spanduk,
papan nama, pamphlet, brosur-brosur, daftar harga dan lain lain yang dapat
diketahui secara langsung oleh anggota. Pilihan media periklanan yang kurang
sesuai untuk bisnis koperasi kecil (missal koperasi primer) dipasar internal
adalh televise, majalah, Koran, radio dan event-event khusus. Media periklanan
yang terakhir ini cocok apabila wilayah kerja koperasi sangat luas, misalnya
bagi pusat koperasi atau induk koperasi, atau untuk informasi persuasive bagi
anggota potensial dipasar eksternal.
Pasar eksternal merupakan hubungan
(transaksi) bisnis antara perusahaan koperasi dan non anggota (Hendar, 2010;
113). Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa
yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan dengan menarik
dan mempertahankan pelanggan setia. Manajemen pasar eksternal adalah segala
upaya yang dilakukan perusahaan koperasi untuk memuaskan pelanggan eksternal
koperasi (non anggota).
Pemasaran adalah proses penciptaan dan
penyampaian barang dan jasa yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan
yang berkaitan dengan menarik dan mempertahankan pelanggan setia (Zimerrer,
2002). Rahasia kesuksesan pemasaran koperasi di pasar eksternal pada dasarnya
adalah memahami siapa pelanggan koperasi, apa kebutuhan, permintaan, dan
keinginan mereka sebelum pesaing menawarkan produk dan jasa yang sama.
a.
riset pasar kopersi
Riset pasar (market research)
merupakan sarana untuk mengumpulkan informasi yang menjadi dasar perencanaan
pasar
Terdapat
empat langkah utama agar riset pasar berhasil, yakni :
Ø Mendefinisikan
Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara
hasil yang dicapai dengan harapan (Dunn, 1994). Oleh karena itu masalah adalah
sesuatu yang harus segera dipecahkan dan diketahui jawabannya. Guna mendapatkan
jawaban yang tepat, masalah harus terlebih dahulu didefinisikan dengan benar.
Pendefinisian masalah (problem definition) yang dimaksud disini adalah
proses mengarakteristikkan masalah-masalah substantif ke dalam istilah-istilah
yang paling dasar dan umum. Guna mencari permasalahan, perusahaan koperasi
dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan bisnis
koperasi.
Ø Mengumpulkan
Data
Perusahaan koperasi dapat mengumpulkan
pendekatan pemasaran perorangan (satu lawan satu) atau individualized (one-to-one
marketing) di pasar eksternal untuk mengumpulkan data dari setiap konsumen
kemudian mengembangkan program yang dirancang khusus untuk menarik kebutuhan,
selera, dan kesukaan mereka. Koperasi yang mengikuti pendekatan ini mengetahui
pelanggannya, mengerti cara memberikan hal yang bernilai yang diinginkan
pelanggan, mengetahui cara membuat mereka merasa khusus dan penting.
Meskipun demikian, pendekatan pasar seperti ini mensyaratkan perlunya manajemen
koperasi untuk mengumpulkan dan mengolah informasi tentang pasar sasaran. Dalam
kasus ini, manajemen koperasi dapat mengumpulkan dan menggunakan informasi
secara mudah dengan sedikit kreativitas dan bantuan basis data komputer.
Ø Menganalisis
dan Manafsirkan Data
Hasil riset yang didapatkan belum
merupakan penyelesaian terhadap masalah, manajemen koperasi masih harus memberi
arti pada hasil riset. Dari hasil riset tersebut kita harus mampu menarik
fakta-fakta yang ada dan memberikan tanggapan dari setiap temuan
tersebut. Mencari setiap peluang yang ada dan untuk membawa perubahan
koperasi menuju manajemen yang lebih baik. Seorang manajer koperasi harus
menganalisis dan menafsirkan sendiri data yang diperoleh sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Ø Menarik
Kesimpulan dan Bertindak
Proses riset pasar belum lengkap bila
manajemen koperasi belum bertindak berdasarkan informasi yang dikumpulkan.
Dalam banyak kasus, kesimpulannya menjadi jelas begitu manajemen menafsirkan
hasil riset pasar. Berdasarkan pemahaman atas arti fakta-fakta yang diperoleh,
manajemen koperasi harus memutuskan bagaimana menggunakan informasi tersebut
dalam bisnis.
D.
menyusun rencara pemasaran
Suatu
perencanaan pemasaran koperasi yang baik di pasar eksternal harus memenuhi
empat tujuan, yaitu:
1.
Menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui riset pasar.
Perubahan demografi yang sangat cepat
dewasa ini merupakan potensi kekuatan yang mengubah lingkungan bisnis koperasi.
Pergeseran pola dalam umur, pendapatan, pendidikan, dan karakteristik demografi
lainnya akan memiliki pengaruh kuat terhadap bisnis perusahaan koperasi.
Perusahaan koperasi yang mengabaikan kecenderungan demografis dan gagal
menyesuaikan strateginya, akan menanggung risiko ketinggalan sama sekali dalam
persaingan.
2.
Menentukan pasar sasaran yang tepat.
Kebanyakan ahli pemasaran berpendapat
bahwa kesalahan pemasaran eksternal yang terbesar yang dilakukan bisnis
koperasi adalah gagal menentukan dengan jelas pasar sasaran yang akan dilayaninya.
Dengan kata lain, kebanyakan perusahaan koperasi mengikuti “pendekatan asal
tembak” dalam pemasaran, menembakkan jurus-jurus pemasaran ke setiap pelanggan
yang mereka lihat, dengan harapan dapat menangkap beberapa dari mereka.
3. Menyusun
strategi pasar untuk mengembangkan daya saing.
Perusahaan koperasi memiliki daya saing
bila pelanggannya memperoleh kesan bahwa produk atau jasanya lebih baik
daripada produk atau jasa pesaing. Untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan
yang tinggi, manajemen koperasi perlu melihat enam sumber penting dan
mengembangkan daya saing, yakni fokus pada pelanggan, kesetiaan pada mutu,
perhatian terhadap kenyamanan, konsentrasi terhadap inovasi, dedikasi pada
pelayanan, dan tekanan pada kecepatan.
4.
Menyusun strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang tepat.
Unsur-unsur utama dalam strategi
marketing mix adalah empat “P” dalam pemasaran, yakni product (produk), place
(distribusi), price (harga), dan promotion (promosi). Tidak berbeda dengan
bauran pemasaran pada umumnya, unsur-unsur utama dalam strategi bauran pemasran
koperasi adalah produk, tempat, harga, dan promosi. Manajer koperasi dapat
memadukan faktor-faktor tersebut untuk memaksimumkan pengaruh produk atau
jasanya terhadap pelanggan.
F. Unsur-unsur Bauran Koperasi
1. Produk
(product)[4]
Produk koperasi adalah barang atau jasa
yang ditawarkan suatu perusahaan koperasi kepada anggota atau non anggota yang
menjadi pelanggannya. Melalui produk pulalah perusahaan koperasi akan menikmati
keuntungan atau justru mengalami kerugian. produk tersebut terdiri dari:
a.
Barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan koperasi itu sendiri untuk
ditawarkan kepada anggota atau non anggota.
· b. Barang-barang yang dibeli dari perusahaan
anggota untuk dijual kembali kepada non anggota.
c. Barang-barang
yang berasal dari non anggota dan dipasarkan kepada anggota atau non anggota.
2. Distribusi
(place)
Distribusi merupakan segala aktivitas
pemindahan barang dari produsen hingga ke konsumen. Salah satu unit yang sangat
membantu dalam jalannya proses distribusi adalah unit distributor. Distributor
sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam membantu pemasaran objek produksi.
Dalam menunjuk distributor yang tepat dan juga menetapkan kebijakan yang benar
tentang saluran distribusi dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
· Melakukan riset dan
analisis yang lebih mendalam terhadap pihak-pihak lembaga yang terkait dalam
menunjang proses pemasaran, terutama seabagai contoh adalah pihak-pihak terkait
seperti pedagang perantara antara pihak perusahaan dengan konsumen di daerah
tertentu.
· Mempertimbangkan
karakteristisk dari segmen pasar yang telah dibidik, dan secara geografis
bagaimana lokasi pembeli, apakah mudah dijangkau atau keadaan yang terjadi
adalah sebaliknya.
· Memperhitungkan
seberapa besar persediaan produk yang dipasok yang disesuaikan dengan seberapa
besar dengan kebutuhan konsumen. Hal ini bertujuan untuk menganailisis
efektifitas proses distribusi yang akan dilakukan dalam jangka panjang.
· Memikirkan dengan segala jaringan pemasaran yang
dimiliki agar dapat didaya upayakan secara maksimal sehingga hasil pemasaran
yang disokong dari proses distribusi dapat memberikan hasil yang optima
3. Harga
(price)
Harga sebuah produk atau jasa merupakan
factor kunci dalam keputusan pembelian. Harga mempengaruhi baik penjualan
maupun laba. Tanpa harga yang benar, penjualan dan laba mendapatkan kesulitan.
Harga adalah nilai uang (monetary value) dari produk atau jasa di pasar.
Harga mengukur berapa banyak uang yang harus ditukarkan pelanggan untuk
mendapatkan produk atau jasa. Harga juga merupakan petunjuk tentang nilai
produk atau jasa bagi seseorang, dan pelanggan yang berbeda akan memberikan
nilai yang berbeda untuk barang atau jasa yang sama. Harga yang benar untuk
produk atau jasa yang dipasarkan di pasar eksternal bergantung dari tiga
faktor, yaitu:
a. Struktur
biaya perusahaan koperasi, maksudnya adalah harga yang ditetapkan koperasi
hendaknya lebih besar dari biaya per satuan agar koperasi tidak mengalami
kerugian.
b. Perkiraan
hambatan pemasaran koperasi, maksudnya adalah penetapan harga harus
memperhatikan harga barang yang sama yang dihasilkan pesaing.
c. Citra
perusahaan koperasi yang diinginkan untuk memenuhi keinginan pelanggan
4.
Promosi
Promosi menyangkut baik periklanan
maupun penjualan secara pribadi. Tujuannya adalah menginformasikan dan membujuk
pelanggan. Iklan mengomunikasikan manfaat barang atau jasa ada calon pelanggan
melalui media massa. Penjualan secara pribadi melibatkan seni membujuk dalam
penjualan dengan menciptakan citra tertentu dalam pikiran pelanggan.
Promosi adalah semacam bentuk komunikasi
persuasif yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang produk atau
jasa dan untuk mempengaruhi mereka agar membeli atau mengonsumsinya. Kegiatan
promosi tersebut diarahkan pada pencapaian tujuan di antaranya:
1. Menyebarkan
informasi produk kepada target pasar potensial.
2. Mendapatkan
kenaikan penjualan dan profit.
3. Mendapatkan
pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan.
4. Menjaga
kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
5. Membedakan
serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.
6. Membentuk
citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
7.
G.
MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan adalah suatu
kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,
pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu
1.
Keputusan Pendanaan
Ini
mencakup segala kebijakan yang berkaitan dengan cara memperoleh dana seperti
kebijakan untuk menerbitkan obligasi atau kebijakan untuk mencari hutang jangka
pendek maupun jangka panjang. Dana yang dimaksud bisa bersumber dari internal
perusahaan sendiri maupun dari eksternal.
2.
Keputusan Investasi
Semua
yang berkaitan dengan pembentukan kebijakan untuk penanaman modal seperti
aktiva tetap atau fixed assets. Modal bisa berupa tanah, gedung
maupun sarana prasarana perusahaan termasuk mesin produksi. Investasi ( Pengertian Investasi)
bisa juga dalam bentuk aktiva finansial seperti surat-surat berharga, saham dan
obligasi.
3.
Keputusan Pengelolaan Aset
Kebijakan
yang berkaitan dengan pengelolaan aset secara efisien untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Tujuan
Manajemen Keuangan
1.
Memaksimalkan Keuntungan
Melalui
kebijakan yang tepat, financial management bisa memaksimalkan
keuntungan perusahaan dalam jangka panjang.
2. Menjaga Arus Kas
Manajer
keuangan berperan untuk menjaga arus kas (cash flow). Setiap hari
perusahaan sudah pasti akan mengeluarkan dana misalnya untuk pembelian bahan
baku, pembayaran gaji anggota, sewa dan pembayaran lainnya. Sehingga jika tidak
diawasi dan dikendalikan bisa menyebabkan overbudget yang
merugikan perusahaan.
3.
Mempersiapkan Struktur Modal
Menyeimbangkan
antara pembiayaan yang dimiliki dengan dana yang dipinjam. Tujuannya untuk
mempersiapkan struktur modal.
4.
Memaksimalkan Pemanfaatan Keuangan Perusahaan
Manajer
keuangan bertindak untuk mengawasi penggunaan uang perusahaan. Anggaran yang
digunakan untuk kegiatan yang tidak menguntungkan perusahaan dapat di pangkas
dan di alokasi untuk kegiatan lain.
5.
Mengoptimalkan Kekayaan Perusahaan
Manajer
keuangan berupaya untuk memberikan dividen semaksimal mungkin kepada pemegang
saham dan berusaha untuk meningkatkan pasar saham karena berkaitan dengan
kinerja perusahaan.
6.
Meningkatkan Efisiensi
Manajer
keuangan berupaya untuk meningkatkan efisiensi semua departemen dalam
organisasi. Penyaluran dana yang tepat dalam semua aspek akan berdampak dalam
peningkatan efisiensi perusahaan.
7.
Memastikan Kelangsungan Hidup Perusahaan
Perusahaan
bisa bertahan dalam persaingan bisnis yang kompetitif merupakan peranan dari
bagian keuangan. Keputusan yang berhubungan dengan keuangan harus dilakukan
secara hati-hati karena kesalahan penggunaan keuangan bisa mengakibatkan
kebangkrutan.
8.
Mengurangi Resiko Operasional
Berikut
ini beberapa fungsi manajemen keuangan:
1.
Perencanaan Keuangan dan Anggaran (Budgeting)
Segala
kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan penggunaan anggaran dana perusahaan
maka perlu di rencanakan dengan baik. Sehingga kegiatan-kegiatan yang tidak
menguntungkan, anggarannya dapat dipotong atau dipangkas. Alokasi dana perlu
dipertimbangkan untuk hal-hal yang dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.
2.
Pengendalian (Controlling)
Setiap
kegiatan yang sudah dijalankan perlu dilakukan evaluasi keuangan. Sehingga bisa
menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.
3.
Pemeriksaan (Auditing)
Audit
internal terkait keuangan perlu dilakukan agar sesuai dengan kaidah standar
akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.
4.
Pelaporan (Reporting)
Dengan
adanya manajamen keuangan, maka setiap tahunnya akan ada pelaporan keuangan
yang berguna untuk menganalisis rasio laporan laba dan rugi perusahaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
MANAJEMEN KEANGGOTAAN, Dengan
menggunakan pendekatan manajemen SDM, manajemen keanggotaan koperasi dapat
dikonsepkan sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
dari pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemutusan status keanggotaan anggota koperasi agar tujuan
individu angota, koperasi dan masyarakat di sekitarnya dapat terwujud.
Pasar eksternal merupakan hubungan
(transaksi) bisnis antara perusahaan koperasi dan non anggota (Hendar, 2010;
113). Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa
yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan dengan menarik
dan mempertahankan pelanggan setia. Manajemen pasar eksternal adalah segala
upaya yang dilakukan perusahaan koperasi untuk memuaskan pelanggan eksternal
koperasi (non anggota).
1. Tugas perusahaan koperasi
dipasar internal
Tujuan utama koperasi adalah
membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
2.
Tugas
perusahaan koperasi dipasar internal
Tujuan utama koperasi adalah
membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Manajemen Keuangan adalah suatu
kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,
pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
1.
Keputusan Pendanaan
2.
Keputusan Investasi
Tujuan
Manajemen Keuangan
1.
Memaksimalkan Keuntungan
2. Menjaga Arus Kas
Manajer
keuangan berperan untuk menjaga arus kas (cash flow). Setiap hari
perusahaan sudah pasti akan mengeluarkan dana misalnya untuk pembelian bahan
baku, pembayaran gaji anggota, sewa dan pembayaran lainnya. Sehingga jika tidak
diawasi dan dikendalikan bisa menyebabkan overbudget yang
merugikan perusahaan.
3.
Mempersiapkan Struktur Modal
Menyeimbangkan
antara pembiayaan yang dimiliki dengan dana yang dipinjam. Tujuannya untuk
mempersiapkan struktur modal.
4.
Memaksimalkan Pemanfaatan Keuangan Perusahaan
Manajer
keuangan bertindak untuk mengawasi penggunaan uang perusahaan. Anggaran yang
digunakan untuk kegiatan yang tidak menguntungkan perusahaan dapat di pangkas
dan di alokasi untuk kegiatan lain.
5.
Mengoptimalkan Kekayaan Perusahaan
Manajer
keuangan berupaya untuk memberikan dividen semaksimal mungkin kepada pemegang
saham dan berusaha untuk meningkatkan pasar saham karena berkaitan dengan
kinerja perusahaan.
6.
Meningkatkan Efisiensi
Manajer
keuangan berupaya untuk meningkatkan efisiensi semua departemen dalam
organisasi. Penyaluran dana yang tepat dalam semua aspek akan berdampak dalam
peningkatan efisiensi perusahaan.
7.
Memastikan Kelangsungan Hidup Perusahaan
Perusahaan
bisa bertahan dalam persaingan bisnis yang kompetitif merupakan peranan dari
bagian keuangan. Keputusan yang berhubungan dengan keuangan harus dilakukan
secara hati-hati karena kesalahan penggunaan keuangan bisa mengakibatkan
kebangkrutan.
8.
Mengurangi Resiko Operasional
DAFTAR
PUSTAKA
Hendar.
2010. Manajemen Pemasaran Koperasi. Semarang: Erlangga.
Kotler
& Amstrong; Domas Sihombing (Penerjemah). 2001. “Prinsip-prinsip
Pemasaran”. Jilid 2; Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Zimmerrer,
Thomas W and Scarborough, Norman M. 2002. “Pengantar Kewirausahaan dan
Manajemen Bisnis Kecil”. Jakarta: Prenhallindo.
Hendar.
2010. Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
[1]Hendar. 2010. Manajemen
Pemasaran Koperasi. Semarang: Erlangga
[2]
Kotler & Amstrong; Domas Sihombing (Penerjemah).
2001. “Prinsip-prinsip Pemasaran”. Jilid 2; Edisi Kedelapan. Jakarta:
Erlangga.
[3]
Zimmerrer, Thomas W and Scarborough, Norman M. 2002. “Pengantar
Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil”. Jakarta: Prenhallindo.
No comments:
Post a Comment