MAKALAH KEPELATIHAN DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pengertian
Latihan. Secara sederhana latihan dapat dirumuskan yaitu segala daya dan upaya
untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik dengan proses yang
sistematis dan berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban,
waktu atau intensitasnya.
Latihan
adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan
selalu memberikan peningkatan beban.
Berbagai macam bentuk latihan / olah
raga yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Seperti :
Senam, berenang, bersepeda, berjalan
atau lari dan lain-lain. Salah satu macam latihan yang kita gunakan adalah
latihan lari atau berjalan yang dewasa ini amat populer dengan istilah aerobic.
Aerobic artinya adalah hidup dengan udara ( oksigen) Karena latihannya mudah,
murah dan manfaatnya bagi tubuh amat besar. Tetapi seperti dijelaskan diatas
bahwa unsur kesegaran ini ada beberapa macam. Pada latihan lari unsur yang
paling menonjol dilatih adalah Enndurance pada jantung dan paru-paru. Untuk
mencapai tingkat kesegaran menyeluruh ( Totalfitness ) maka perlu juga
diberikan latihan-latihan seperti : Pull Ups, Push Ups, Sit Ups, Squat-thrush,
Vertical Jump atau bila memungkinkan latihan dengan alat dalam bentuk
Circuit-training.
1. Hakikat
Latihan Kondisi Fisik
Selain berguna untuk meningkatkan
kesegaran jasmani, latihan kondisi fisik merupakan program pokok dalam
pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu cabang olahraga. Atlet yang
memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan
cedera yang biasanya Bering terjadi jika seseorang melakukan kerja fisik yang
berat.
Kurangnya daya tahan, kelentukan
persendian, kekuatan otot, dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya
cedera olahraga. Hal ini disebabkan program latihan kondisi fisik yangdilakukan
seseorang ticlak sempurna sebelum dia terjun mengikuti pertandingan atau melaksanakan
kegiatan fisik yang lebih berat.
Dengan efisien clan efektif tanpa
mengalami kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan
kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap, pembebanan fisik
yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa
menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
Program latihan kondisi fisik perlu
direncanakan secara sistematis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesegaran
jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh. Proses latihan kondisi fisik yang
dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan kian hari meningkat beban
latihannya, akan meningkatkan kebugaran jasmani. Hal ini akan menyebabkan
seseorang kian terampil, kuat clan efisien dalam gerakannya.
Para ahli olahraga berpendapat,
bahwa seorang atlet yang mengikuti program latihan kondisi fisik secara
intensif selama 6 – 8 minggu sebelum musim pertandingan, akan memiliki
kekuatan, kelentukan, dan daya tahan yang jauh lebih baik selama musim
pertandingan. Perkembangan kondisi fisik yang terbaik juga membantu seorang
atlet untuk mampu mengikuti latihan selanjutnya dalam usaha mencapai prestasi
setinggi-tingginya.
2. Bentuk-bentuk
Latihan Kondisi Fisik Cabang Olahraga
Berkenaan dengan pembinaan kondisi
fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani, kita perlu mengenal beberapa
unsur-unsur kesegaran jasmani yang perlu dilatih. Unsur-unsur kesegaran jasmani
tersebut antara lain: kekuatan, kecepatan, daya tahan otot jantung clan
paru-paru, kelincahan, daya ledak (power) clan kelentukan.
Pada buku Pendidikan
Jasmani jilid 1 clan 2 telah dipaparkan mengenai unsur-unsur kebugaran
jasmani tersebut. Pada buku Pendidikan Jasmani jilid 3 ini
akan dipaparkan mengenai salah satu latihan kondisi fisik cabang olahraga sepak
bola. Untuk cabang-cabang olahraga yang lainnya akan dijabarkan dalam bentuk
tabel.
Sepak bola merupakan permainan yang memakan waktu selama 2 x 45 menit. Selama waktu satu setengah jam itu, pemain dituntut untuk senantiasa bergerak.
Sepak bola merupakan permainan yang memakan waktu selama 2 x 45 menit. Selama waktu satu setengah jam itu, pemain dituntut untuk senantiasa bergerak.
Bukan hanya sekedar bergerak,namun
dalam gerak tersebut masih harus melakukan berbagai gerak fisik lainnya
seperti: berlarlsambil menggiring bola, berlari kemudian harus
berhenti tiba-tiba, berlari sambil berbelok 90-. bahkan 180°, melompat,
meluncur (sliding) beradu badan (body charge), bahkan
terkadang berlanggar dengan pemain lawan dalam kecepatan tinggi. Untuk itu
diperlukan pengetahuan tentang kondisi fisik, unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya, Berta cara melatih masing-masing unsur tersebut untuk membina
kualitas fisik sesuai tuntutan permainan sepak bola.Unsur-unsur kondisi fisik
merupakan kualitas fisik yang menentukan untuk pencapaian hasil dalam olahraga.
Unsur-unsur ini tidak dapat dilihat sebagai komponen yang terpisah-pisah.
B. Tujuan
latihan kondisi fisik
Tujuan pokok dari latihan adalah
prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet.
Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan latihan sebagai berikut :
1. Pembentukan
kondisi fisik (Phesical build up).Unsur-unsur yang harus di bentuk dan
dikembangkan meliputi.
2. Kekuatan (stregth)
3. Kecepatan (speed)
4. Daya
tahan (endorance)
1.
Kelincahan (agelity)
2.
Kelentukan (flexibility)
3.
Kecepatan (accurancy)
4.
Keseimbangan dan koordinasi
1.
Pembentukan Teknik (Technical
Build Up)
2.
Pembentukan Taktik (Tactical
Builp Up)
3.
Pembentukan Mental (Mental
Build Up)
4.
Pembentukan Kematangan Juara
C. Rumusan
Masalah
Ø Bagaimana
pelatih memahami kondisi fisik dan pemberian latihan kondisi fisik atlet ?
Ø Bagaimana
pembrian gizi dan makan pada atlet yang sedang melakukan latihan pembentukan
kondisi fisik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latihan
Pembentukan Kondisi Fisik
Ada 4 bentuk latihan untuk pmbentiukan fisik atlet
yaitu :
Ø Meningkatkan
potensi atlet dan mengembangkan kemampuan biomotor ke standar paling tinggi
Ø Kemampuan
fisik sangat labil berubah menurun, dipengaruhi oleh banyak variabel lain yang
menyebabkan turunnya kemampuan fisik yang telah diperoleh dari hasil latihan
Ø Latihan
harus dilakukan dengan teratur, ajeg, terus menerus tanpa berselang dengan
beban yang tepat sesuai dengan rencana latihan
Ø Seluruh
kegiatan latihan harus direncanakan dan disusun dalam suatu program latihan,
baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
B. Urutan
Latihan Pembentukan Fisik
Urutan
latihan pembentukan fisik dibagi 3 yaitu Pembentukan fisik umum, Pembentukan
fisik khusus, dan program latihan yaitu :
1. Latihan
pembentukan fisik umum
Ø Memperhatikan
kekhususan olahraga
Ø Meningkatkan
kapasitas kerja atlet
Ø Dititik
beratkan pada potensi fisik
Ø Sasaran yang
harus dicapai dalam program latihan persiapan fisik umum ini adalah kesegaran
jasmani
2. Latihan
pembentukan fisik khusus
Ø Ditujukan
kearah otot-otot yang terlibat secara langsung aktif menyebabkan gerakan
Ø Mengembangkan
otot-otot sinergis dan otot-otot yang bekerjasama dengan penggerak utama untuk
melakukan aktivitas gerak
Ø Dipilih pola
teknik dan struktur gerak yang menyerupai gerakan yang ada dalam olahraga
Ø Latihan
khusus dengan gerakan yang menyerupai sangat menguntungkan untuk
teknik atlet dan untuk memperbaiki fisik.
3. Program
latihan
a. Program
Latihan Lari
Latihan lari
sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan kerja jantung, paruparu, dan
kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari selama 40-60 menit tanpa
berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan
daya tahan aerobik dan kebugaran umum pemain.
b. Program
Latihan Senam
Bentuk-bentuk
latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian harus
mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk
memperkuat bagian tubuh bagian atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.
c. Program
Latihan Gabungan
Model atau
sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu seperti bangku,
gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola, dan sebagainya. Tujuan latihan
ini adalah membina dan meningkatkan kamampuan dan kete-rampilan gerak pemain
sebagai upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil
menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam
permainan bulutangkis, di samping memberikan prioritas pada pembinaan
aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan
atlet.
d. Latihan
Pemanasan
Banyak
pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi latihan
pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar
akan memberikan pe-ngaruh positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme
peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung untuk
kerja berat selanjutnya. Di samping itu, sangat penting untuk menghindari
terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.
Pada umumnya latihan pemanasan
berbentuk:
a. Lari jarak
pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari mundur, lari
maju dan ke samping.
b. Melakukan
gerakan-gerakan senam yang bersifat mere-gang otot tungkai, paha belakang,
depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dll.
c. Kualitas
peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi proses peregangan
pada bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari melakukan gerakan sentak,
yang dapat menyebabkan rasa sakit pada otot atau persendian.
e. Latihan
Pendinginan
Latihan ini
dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya agar
bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan tidak kaku.
Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas latihan meregang,
khususnya untuk otot besar seperti paha belakang dan depan, ping-gang,
punggung, otot lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh, harus
dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar,
C. Latihan
Kondisi Fisik
Latihan
Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola (General Physical Conditioning)
Latihan kondisi fisik adalah latihan fisik yang belum dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan kondisi fisik tersebut masih bersifat umum dan dasar.
Latihan kondisi fisik adalah latihan fisik yang belum dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan kondisi fisik tersebut masih bersifat umum dan dasar.
Program latihan yang dilakukan untuk
melatih kondisi fisik umum pemain sepak bola antara lain sebagai berikut.
1. Latihan daya
ledak (Explosive power)
Bentuk-bentuk latihan daya ledak
adalah sebagai berikut:
a) Melompat
dengan dua kaki (double leg bound)
b) Melompat
dengan satu kaki secara bergantian
c) Lompat
Jongkok
2. Latihan
kekuatan (Strength training)
Dalam olahraga, kekuatan digunakan
dalam berbagai bentuk antara lain:
a. Bergeraknya
tubuh. olahragawan (berlari, melompat, berenang dan sebagainya),
b. Menggerakkan
benda atau alas lain: tolak peluru, bola, angkat besi, dayung dan sebagainya.
Dan
c. Melawan dan
mengatasi kekuatan otot lawan: judo, gulat dan sebagainya.
Bentuk latihan kekuatan dengan berbagai kombinasi kekuatan yang dikenal dengan circuit training, yaitu urutan latihan dengan satu macam kegiatan di setiap pos antara 4 — 12 pos. Dalam hal ini pada setiap pos dilatih otot/sekelompok otot tertentu. Selain mudah dilakukan, circuit training tidak memerlukan alas-alas yang rumit, juga menarik dan tidak membosankan karena bervariasi.
Bentuk latihan kekuatan dengan berbagai kombinasi kekuatan yang dikenal dengan circuit training, yaitu urutan latihan dengan satu macam kegiatan di setiap pos antara 4 — 12 pos. Dalam hal ini pada setiap pos dilatih otot/sekelompok otot tertentu. Selain mudah dilakukan, circuit training tidak memerlukan alas-alas yang rumit, juga menarik dan tidak membosankan karena bervariasi.
3. Latihan
kecepatan (Speed training)
Latihan
kecepatan yang masih bersifat umum ini diberikan dalam bentuk latihan lari dan
sekaligus dengan latihan reaksi. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam
latihan kecepatan antara lain sebagai berikut.
Perlu
diingat bahwa untuk lebih efektifnya latihan kecepatan tersebut, perlu
rangsanganrangsanganlstimulus luar seperti: tanda dengan tepukan Langan, bunyi
peluit, atau suara sebagai komando untuk mulai yang sekaligus juga melatih
reaksi pemain.
4. Latihan daya
tahan (Endurance training)
Daya tahan
adalah kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama tanpa
mengalami kelelahan. Banyak kegiatan dalam membina daya tahan yang dapat
dilakukan, antara lain: lari jarak jauh, latihan aerobik 12 menit, lari lintas
alam (cross country), fartlek, dan interval nterval
training.
a. Latihan
aerobik
Latihan
aerobik dengan waktu yang ditentukan selama 12 menit, berusaha untuk mencapai
jarak sejauh mungkin. Dalam proses latihan, semakin hari harus dapat menempuh
jarak yang semakin jauh untuk menemukan tingkat kebugaran jasmani dengan hasil
yang dicapai
b. Latihan cross
country
Latihan cross
country atau lari lintas alam memang umum dilakukan. Biasanya
dilakukan sebagai selingan dari latihan-latihan daya tahan lainnya. Latihan ini
terutama sekali dilakukan dalam periode persiapan.
c. Latihan
fartlek
Prinsip
latihan fartlek adalah berlari dengan berbagai variasi. Artinya dapat mengatur
kecepatan lari yang diinginkan selama melakukan latihan tersebut sesuai dengan
keinginan dan sesuai pula dengan kondisi/kemampuan atlet. Sebagai contoh dapat
dimulai latihan dengan lari lambat-lambat, kemudian dilanjutkan dengan lari
cepat pada jarak-jarak pendek secara intensif.
d. Interval
training
Interval
training adalah bentuk latihan daya tahan dengan berlari pada
jarak tertentu dengan waktu tertentu, dengan masa pemulihan (recovery) di antara
pengulangan jarak tersebut.
Ada dua bentuk dalam mengembangkan
kelentukan antara lain:
(1) Peregangan dinamis dan
(2) peregangan statis.
a. Peregangan dinamis
Peregangan dimanis dilakukan dengan
menggerakkan tubuh atau anggota tubuh secara berirama atau dengan
memantul-mantulkannya (bouncing), sehingga otot-otot teregang
dan terulur.Contohperegangandinamisadalahsebagaiberikut.
Duduk telunjur dengan kedua kaki lurus, usahakan untuk mencapai Ujung jari kaki dengan jari-jari tangan, sambil melakukan gerakan merengut pinggang.
Duduk telunjur dengan kedua kaki lurus, usahakan untuk mencapai Ujung jari kaki dengan jari-jari tangan, sambil melakukan gerakan merengut pinggang.
b. Peregangan statis
peregangan ini dilkukan dengan
menegangkan tubuh atau anggota tubuh dan mempertahankan sikap tersebut tanpa
bergerak untuk beberapa saat pada latihan fisik.
D. Ciri-ciri
Latihan
1. Intensity : merupakan
ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan yang betul pelaksanaannya.
Misalnya :
a. Jumlah bebas dalam latihan
kekuatan.
b. Kecepatan dalam hari pada jarak
yang telah ditentukan.
c. Jarak dalam latihan lempar.
d. Tinggi dalam latihan lompat dsb.
Apabila kita dapat menjalankan
secara penuh sesuai dengan kemampuan ini berarti kita menjalankan intensity 100%
(maksimal). Tingkat intensity dapat dibedakan :
100 % atas lebih (110%) – super
maximal
100% penuh – maxsimal
80% s/d 99% – sub maximal
60% s/d 79% - medium
59% s/d ke bawah – law (rendah)
2. Volume : jumlah
beban yang dinyatakan dengan satuan jarak, waktu, berat, jumlah beban latihan.
3. Duration :
lamanya waktu latihan seluruhnya (penuh) setelah dikurangi dengan waktu yang dipergunakan
untuk istirahat.
4. Frequency : beberpa
kali suatu latihan dilakukan setiap minggunya : dua kali, tiga kali atau enam
kali. Cepat dan lambatnya suatu latihan dilakukan setiap set atau setiap elemen
latihan juga merupakan frequency. Seringnya ulangan yang
dilakukan setiap set atau elemen latihan disebut : density.
5. Ritme : merupakan
irama dari latihan, misalnya : berat dan ringannya suatu latihan atau tinggi
rendahnya latihan.
E. Unsur-unsur
kesegaran jasmani
Unsur dasar dari kesegaran jasmani (
kondisi fisik ) adalah :
a. Power ( Daya
/ tenaga )
Adalah kemampuan mengeluarkan
kekuatan / tenaga maksimal dalam waktu yang tercepat. Seseorang yang mempunyai
tenaga yang besar
1) Mempunyai kekuatan otot ( Muscular Strength ) yang besar.
2) Mempunyai kecakapan untuk memadukan kekuatan dan kecepatan.
3) Mempunyai kecepatan yang tinggi.
1) Mempunyai kekuatan otot ( Muscular Strength ) yang besar.
2) Mempunyai kecakapan untuk memadukan kekuatan dan kecepatan.
3) Mempunyai kecepatan yang tinggi.
b. Strength (
Kekuatan ) Adalah suatu kemampuan dalam menggunakan daya atau kekuatan
yang eksplosifterhadap suatu obyek ( mendorong, menekan / mengangkat / menarik
).
c. Speed (
Kecepatan ) Adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan yang sama
dengan baik, dalam waktu yang tersingkat.
d. Endurance (
Daya tahan ) Kemampuan alat tubuh dalam melakukan pekerjaan yang berat dan
berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama.
e. Balance (
Keseimbangan ) Kemampuan seseorang untuk mengontrol kerjanya alat tubuh
yang bersifat neuromuscular ( meniti balok, dsb ).
f. Agility (
Kelincahan ) Adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan arah
gerakan tubuhnya.
g. Coordination
( Koordinasi ) Adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan ( membulatkan
) bermacam-macam gerakan sedemikian rupa sehingga merupakan gerakan yang
bertautan.
h. Accuracy (
Ketelitian / Ketepatan ) Adalah kemampuan seseorang untuk menguasai
gerakan yang terkontrol terhadap suatu sasaran ( menembak, menusuk ).
i. Flekxibility
( Kelentukan ) Adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
jasmaniah dengan gerakan sendi-sendi yang luas dan tidak kaku.
F. Pengaturan
Makanan Pada Atlet Dan Latihan Pembentukan Mental Atlet
a. Pengaturan
Makanan Pada Atlet
Makanan yang memenuhi gizi seimbang memegang peranan
penting untuk atlet yang ingin berprestasi maksimal dalam suatu pertandingan.
Bahkan dengan kombinasi yang baik dari bakat atlet serta teknik latihan dan
pelatih terbaik, makanan yang tidak memenuhi syarat dan gizi tidak seimbang
tidak mungkin berprestasi secara maksimal.
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang
mengandung jumlah kalori dengan proporsi sebagai berikut:
60 – 70% karbohidrat;
10 – 15% protein;
20 – 25% lemak, serta;
cukup vitamin, mineral dan air.
Dalam pembinaan prestasi dikenal periodisasi
penyelengggaraan latihan sebagai berikut:
1. Periode persiapan pertandingan;
2. Periode pertandingan;
3. Periode pemulihan/transisi.
Periode Persiapan Pertandiangan
Sebelum mulai dengan latihan, atlet harus berada dalam
kondisi fisik yang baik. Oleh karena itu atlet dikembangkan fisiknya agar siap
menghadapi latihan berat dan intensif. Pada periode persiapan, program-program
latihan disusun dalam jadwal latihan harian sesuai dengan “peak” [puncak
prestasi] yang diharapkan.
Pada periode ini penyediaan makanan harus benar-benar
dapat memenuhi kuantitas dan kualitas gizi yang baik yaitu jumlah energi dan
komposisi gizi seimbang, karena pada masa ini status gizi dan kesehatan atlet
harus berada dalam kondisi yang baik.
Atlet dikondisikan pada pola makan yang baik. Waktu
makan utama dan makan selingan dibuat jadwal yang sesuai dengan jadwal latihan
agar tidak mengganggu latihan. Jadwal waktu makan yang sudah disepakati harus
ditaati oleh semua pihak yang terlibat. Pola makan 5-6 kali sehari dengan 3
kali waktu makan utama disertai selingan bisa digunakan oleh atlet selama di
pelatnas.
Periode
Pertandingan
Memasuki tahap pertandingan baik kondisi fisik dan
mental sudah mencapai kondisi yang sebaik-baiknya. Pada masa pertandingan,
seluruh aktifitas atlet difokuskan pada kegiatan pertandingan yang tahapnya
dapat berlangsung satu hari sampai kegiatan beberapa hari berturut-turut.
Periode Pemulihan Atlet
Pada periode ini atlet harus tetap mempersiapkan
kondisi fisik secara prima dengan latihan-latihan yang sesuai. Pengaturan
makanan pada periode pemulihan ditujukan untuk mempertahanakan status gizi.
Makanan harus tetap memenuhi gizi seimbang [“well balance diet”]. Jumlah
masukan makanan harus disesuaikan dengan aktifitas sehari-hari.
Makanan yang dikonsumsi atlet harus tetap mengikuti
pola makan seperti di pemusatan latihan. Pola makan 5 – 6 kali sehari dengan
tiga kali waktu makan utama dan jadwal waktu makan yang tepat harus tetap dijalankan
oleh atlet di tempatnya masing-masing. Pemantauan status gizi secara rutin
harus tetap dilaksanakan terutama untuk mengontrol berat badan. Atlet harus
melakukan penimbangan badan setiap hari untuk mengetahui keadaan berat badan.
Periode pemulihan termasuk waktu diantara 2
pertandingan misalnya pukul 08.00 pagi atlet mengikuti renang 50 m gaya bebas,
kemudian pada pukul 10.00 mengikuti renang 100 m gaya kupu-kupu.
b. Latihan
Pembentukan Mental Atlet
Mental
seseorang tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain
falsafah agama, kehidupan keluarga dan lingkungan, pendidikan, falsafah negara
dan lainnya
Tujuan pembentukan mental secara
umum adalah membentuk watak sebagai dasar kehidupan pribadi, sebagai makluk
Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai anggota masyarakat
Secara khusus, bertujuan membentuk
olahragawan yang tidak hanya memiliki kemampuan fisik, teknik dan taktik,
tetapi juga memiliki kedewasaan dan kualitas mental yang tinggi untuk
memperoleh kemenangan dalam pertandingan dan mencapai prestasi yang
setinggi-tingginya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain berguna untuk meningkatkan
kesegaran jasmani, latihan kondisi fisik merupakan program pokok dalam
pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu cabang olahraga. Atlet yang
memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan
cedera yang biasanya Bering terjadi jika seseorang melakukan kerja fisik yang
berat.
Kurangnya daya tahan, kelentukan
persendian, kekuatan otot, dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya
cedera olahraga. Hal ini disebabkan program latihan kondisi fisik yangdilakukan
seseorang ticlak sempurna sebelum dia terjun mengikuti pertandingan atau
melaksanakan kegiatan fisik yang lebih berat.
B. Saran
Untuk setiap atlet yang berkecimpung
di bidang olahragamanapun di harap kan agar bisa meningkatkan kondisi fisiknya
masing – masing, sehingga dalam suatu pertandingan tidak mengalami kelelahan
atau pun cedera pada saat latihan, di era yang kaya akan teknologi dan
pengertian dan pemahaman dalam peningkatan fisik perlu peningkatan mutu gizi
juga.
Setiap pelatih dalam setiap bidang
olahraga haruskan mengerti dan memahami cara peningkatan kualitas fisik atlet
dan bukan hanya fisik saja yang harus dimengerti oleh seorang pelatih tetapi
juga tentang kebutuhan gizi setiap atlet harus diperhatikan oleh setiap
pelatih. Agar kedepanya para pelatih dapat menciptakan atlet yang mempunyai
kualitas fisik bagus dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Karyono, 2006. Sang Juara Harus
Dicetak. Majalah Psikologi Plus, Edisi Juli 2006.
Nasution, Y. (2007) Latihan Mental Bagi Atlet
Dangsina Moeloek., (1994). Dasar
Fisiologi Kesegaran Jasmani dan Latihan Fisik. Kumpulan
Makalah. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Djoko P.I. (2000). Panduan Latihan
Kebugaran (Yang Efektif dan Aman). Yogyakarta: Lukman Offset.
M. Sajoto. (1995). Peningkatan
dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
---------------Pate RR. Mc., Clengham B., Rotella R.,
(1993). Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatiha, (Scientific
Macmillan Company of Australia PTY
LTD, 107 Moray Street. Sadoso
Sudharno Sastropanular., (1997). Tes Sederhana
untuk Mengukur Kapasitas Aerob.
--------------Sukimah
Sri. Kebutuhan gizi atlet. Universitas Indonesia--------------------
-----------------Sukimah
Sri. Penilaian status gizi atlet. Universitas
Indonesia----------------
No comments:
Post a Comment