1

loading...

Sunday, January 5, 2020

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN BELAJAR

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN 
BELAJAR


BAB I

PENDAHULUAN
           
    A.    Latar Belakang
Sebagaian terbesar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkunganya.
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya intraksi individu dengan lingkungan yang disadari. Perubahan yang terjadi dalam dari adanya gejala-gejala perubahan prilaku yang tampak pada seseorang.
            Proses pembelajaran yang berlaku pada seorang pelajar dengan pelajar lain berbeda. Ada pelajar yang lebih gemar membaca buku pada tempat yang tidak begitu formal seperti diruang tamu atau dibilik tidur, ada juga yang bisa belajar pada keadaan formal seperti disebuah ruang belajar yang di lengkapi dengan kursi dan meja.
   B.     Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian belajar?
b.      Bagaimana kondisi belajar siswa?
c.       Sebutkan ciri-ciri belajar?
d.      Apa saja unsur-unsur belajar?
e.       Apa saja jenis- jenis belajar?
    C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah :
1.      Menambah wawasan tentang belajar;
2.      Memahami ciri- ciri belajar, unsure dan jenis belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

    A.    Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Belajar adalah proses penambahan pengetahuan.
Menurut Gagne bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkahlaku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuanya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis pekerjaan.
            H.C. Witherington dalam Educational Psychology menjelaskan pengertian belajar sebagai suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, dan kebiasaan. Gage beringer mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah prilakunya sesuai akibat dari pengalaman.[1]
    B.     Ciri – Ciri Belajar
Dari beberapa pengertian diatas, belajar sesungguhnya memiliki cirri-ciri (karakteristik) tertentu:
a.       Belajar berbeda dengan kematangan
Pertumbuhan merupakan faktor utama dari pengubah tingkah laku. Bila serangkaian tingkah laku matang secara wajar tanpa adanya pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan bukan karena belajar. bila prosedur latihan tidak secara cepat mengubah tingkah laku maka prosedur itu tidak dapat dijadikan penyebab yang penting dan perubahan tidak dapat digolongkan sebagai belajar.

b.      Belajar dibedakan dari fisik dan mental
Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi karena perubahan pada fisik dan mental karena melakukan sesuatu perbuatan berulang kali yang mengakibatkan badan menjadi lelah.
a.       Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap
Hasil belajar dalam bentuk tingkah laku berlangsung dalam bentuk latihan (practice) dan pengalaman. Tingkah laku yang dihasilkaan bersifat menetap dan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. [2]

    C.    Unsur-Unsur Belajar
Cronbach (1945 h.49-50), mengemukakan adanya tujuh unsur  utama dalam proses belajar,yaitu:
1.      Tujuan.Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan. 
2.      Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar  dengan baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, dan psikis, persiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasa pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.
3.      Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Dalam situasi belajar ini terlihat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar.
4.      Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu mengadaan interpretasi, yaitu melihat hubungan antara komponen-komponen situasi belajar.
5.      Respon. Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia memberikan respon.
6.      Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan respon atau usaha belajar siswa.
Reaksi terhadap kegagalan. Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan. Peristiwa ini akan menimbulkan perasaan sedih dan kecewa.
   D.    Jenis-Jenis Belajar
Manusia mempunyai beragam potensi, karakter dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia.
1.      Belajar Menurut A.De Block
Sistematika bentuk belajar yang disusun oleh De blok adalah sabagai berikut :
    a.       Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis.
1.  Belajar dinamik
2.  Belajar afektif
3.  Belajar kognitif : mengingat, berfikir
4.  Belajar senso-motorik: mengamati, bergerak, berketrampilan.
    b.      Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari:
1.    Belajar teoritis
2.    Belajar teknis
3.    Belajar sosisal atau belajar bermasyarakat
4.    Belajar estetis
    c.       Bentuk-bentuk belajar yang tidak disadari
1.      Belajar insidental
2.      Belajar dengan mencoba-coba.
3.      Belajar tersmbunyi.
2.      Belajar menurut Benyamin S Bloom
Benyamin S Blom adalah ahli pendidikan yang terkenal seagai pencetus konsep Taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar.
Menurut Bloom ada tiga domain belajar, yaitu sebagai berikut.
1.      Cognitive Domain ( kawasan kognitif )
Prilaku yang merupakan proses berpikir atau prilaku yang temasuk hasil kerja otak.
Kemampuan kognitif antara lain :
a. Pengetahuan, tentang suatu materi yang dipelajari.
b.Pemahaman, memahami materi yang dipelajari.
c. Penerapan penggunaan materi.
d.            Analisa, proses analisis teoritis dengan mengunakan kemampuan akal.
e. Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga menemukan konsep baru.
f. Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas pengunaan mati pengetahuan.
3.      Affective domain (kawasn afektif)
Prilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderunganya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk bereaksi didalam lingkungan tertentu. Beberapa contoh kawasan afektif :
·         Menganggukkan kepala sebagai tanda setuju,
·         Meloncat dengan muka berseri-seri sebagai tanda kegirangan,
·         Pergi kemasjid sebagai prilaku orang beriman kepada Tuhan YME.
4.      Psychomotor Domain (kawasan psikomotor)
Prilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Domain ini berbentuk gerakan tubuh, antara ain seperti berlari, melompat, melempar,berputar, memukul, menendang dan lain-lain. Dave (1970), mengemukakan lima jenjang tujuan belajar pada ranah psikomotor :
a. Meniru, kemampuan mengamati suatu gerakan agar dapat merespon.
b.Menerapkan, kemampuan mengikuti pengarahan, gerakan pilihan dan pendukung dengan membayangkan gerakan orang lain.
c. Menerapkan, kemampuan memberikan respon.
d.             Merangkai, koordinasi rangkaian gerak dengan membuat aturan yang tepat.
e. Naturalisasi, gerakan yang dilakukan secara rutin dengan mengunakan energy fisik dan psikis yang minimal.


    E.     Faktor – Faktor Yang Mempengarui Belajar
Usaha dan keberhasilan belajar dipengarui oleh banyak faktor. Faktor-fakor tersebut data bersumber pada dirinya atau diluar dirinya atau lingkunganya.[3]
a.      Faktor – faktor dalam diri individu
Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau si pelajar yang mempengarui usaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu.
Aspek jasmaniah mencakut kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, ada yang tahan belajar lima atau enam jam terus meneus, tetapi ada juga yang tahan satu dua jam saja. Kondisi fisik menyangkut pula kelengkapan dan kesehatn indra penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan.
Aspek psikis atau rohaniah tidak kalah pentingnya dalam belajar dengan aspek jasmaniah. Aspek psikis mencangkup kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif dari individu.
b.      Faktor – faktor lingkungan
Keberhasian belajar juga dpengarui oleh faktor-faktor diluar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial – psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kampus, sarana dan prasarana yang ada, sumber belajar, media dan lain-lain. Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi dengan suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para siswanya.


   F.     Teori Belajar
Jadi teori belajar adalah sebuah konsep yang abstrak yang membantu peserta didik untuk belajar.
a.       Macam-macam Teori Belajar
Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka bersamaan dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan ini muncullah beberapa aliran psikologi pendidikan, diantaranya yaitu :
    1.      Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologibelajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
     2.      Teori Kognitif
Psikologi kognitif lebih menekankan pendidikan sebagai proses internal mental manusia termasuk bagaimana orang berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar. Tingkah laku manusia yang tampak tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mentalnya, seperti motivasi, keyakinan, dan sebagainya. 
3.      Teori Humanistik
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri.  Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. [4]



BAB III

PENUTUP

    A.    Kesimpulan
Dalam merumuskan pengertian belajar, para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikannya, antara lain:
·         Menurut rumusan G.A Kimble belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan dan tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan atau kerusakan pada susunan saraf.
·         Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku.
Dalam merumuskan pengertian belajar, para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikannya, antara lain:
·         Menurut rumusan G.A Kimble belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan dan tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan atau kerusakan pada susunan saraf.
·         Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku.
    B.     Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut ,maka penyusun makalah memberikan saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu pembaca, yaitu :
1.      Menurut kami , kita sebagai warga negara Indonesia, harus senantiasa ikut membangun perekonomian Indonesia.
2.      Kita sebagai masyarakat harus dapat melaksanakan ekonomi rakyat mandiri dengan tepat, agar kita tidak terlalu bergantung kepada negara lain.
3.      Kita sebagai mahasiswa harus tetap menjaga dan mengembangkan kearifan lokal yang kita miliki agar potensi bangsa tidak pudar.

DAFTAR PUSTAKA


Eveline Siregar,  Hartini Nara, Teori belajar dapembelajaran, Ciawi-Bogor. Pt
Ghaila Indonesia, Oktober 2010.
Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, Pinus Book Publisher :
Yogyakarta, 2006.
Najib Sulhan, Pembangunan karakter pada anak, Surabaya, Surabaya Intelektual
Club,2006
Oemar Hamalik, Psikologi dan belajar mngajar, Bandung, Pt.Sinar baru
algensindo, 2010.



[1] Eveline Siregar,  Hartini Nara, Teori belajar dapembelajaran, Ciawi-Bogor. Pt Ghaila Indonesia, Oktober 2010.          
[2] Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, Pinus Book Publisher : Yogyakarta, 2006.
[3] Najib Sulhan, Pembangunan karakter pada anak, Surabaya, Surabaya Intelektual Club,2006

[4] Oemar Hamalik, Psikologi dan belajar mngajar, Bandung, Pt.Sinar baru Algensindo, 2010

No comments:

Post a Comment