MAKALAH PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebagaian
terbesar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar
selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar,
apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik,
direncanakan atau tidak. Hal lain yang selalu terkait dalam belajar adalah
pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau
lingkunganya.
Belajar bukanlah
sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi
dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku.
Aktivitas mental itu terjadi karena adanya intraksi individu dengan lingkungan
yang disadari. Perubahan yang terjadi dalam dari adanya gejala-gejala perubahan
prilaku yang tampak pada seseorang.
Proses pembelajaran yang berlaku pada seorang pelajar dengan pelajar lain berbeda.
Ada pelajar yang lebih gemar membaca buku pada tempat yang tidak begitu formal
seperti diruang tamu atau dibilik tidur, ada juga yang bisa belajar pada
keadaan formal seperti disebuah ruang belajar yang di lengkapi dengan kursi dan
meja.
B.
Rumusan Masalah
a. Apa pengertian belajar?
b. Bagaimana kondisi belajar siswa?
c. Sebutkan ciri-ciri belajar?
d. Apa saja unsur-unsur belajar?
e. Apa saja jenis- jenis belajar?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah :
1. Menambah wawasan
tentang belajar;
2. Memahami ciri- ciri
belajar, unsure dan jenis belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Belajar
Belajar
merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga
liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Belajar adalah proses penambahan
pengetahuan.
Menurut Gagne
bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkahlaku yang meliputi
perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan
kemampuanya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis
pekerjaan.
H.C. Witherington dalam Educational Psychology menjelaskan pengertian belajar
sebagai suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, dan kebiasaan. Gage beringer
mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah
prilakunya sesuai akibat dari pengalaman.[1]
B. Ciri
– Ciri Belajar
Dari beberapa
pengertian diatas, belajar sesungguhnya memiliki cirri-ciri (karakteristik)
tertentu:
a. Belajar berbeda dengan kematangan
Pertumbuhan merupakan faktor utama dari
pengubah tingkah laku. Bila serangkaian tingkah laku matang secara wajar tanpa
adanya pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah
berkat kematangan bukan karena belajar. bila prosedur latihan tidak secara
cepat mengubah tingkah laku maka prosedur itu tidak dapat dijadikan penyebab
yang penting dan perubahan tidak dapat digolongkan sebagai belajar.
b. Belajar dibedakan dari fisik dan mental
Perubahan tingkah laku juga dapat
terjadi karena perubahan pada fisik dan mental karena melakukan sesuatu
perbuatan berulang kali yang mengakibatkan badan menjadi lelah.
a. Ciri belajar yang hasilnya relatif
menetap
Hasil
belajar dalam bentuk tingkah laku berlangsung dalam bentuk latihan (practice)
dan pengalaman. Tingkah laku yang dihasilkaan bersifat menetap dan sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki. [2]
C. Unsur-Unsur
Belajar
Cronbach (1945
h.49-50), mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses
belajar,yaitu:
1. Tujuan.Belajar dimulai karena adanya
sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu
kebutuhan.
2. Kesiapan. Untuk dapat melakukan
perbuatan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan,
baik kesiapan fisik, dan psikis, persiapan yang berupa kematangan untuk
melakukan sesuatu, maupun penguasa pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang
mendasarinya.
3. Situasi. Kegiatan belajar berlangsung
dalam situasi belajar. Dalam situasi belajar ini terlihat tempat, lingkungan
sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut
dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar.
4. Interpretasi. Dalam menghadapi situasi,
individu mengadaan interpretasi, yaitu melihat hubungan antara
komponen-komponen situasi belajar.
5. Respon. Berpegang kepada hasil dari
interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang
diharapkan, maka ia memberikan respon.
6. Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa
hasil, akibat atau konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian
juga dengan respon atau usaha belajar siswa.
Reaksi terhadap
kegagalan. Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa dalam
belajar adalah kegagalan. Peristiwa ini akan menimbulkan perasaan sedih dan
kecewa.
D. Jenis-Jenis
Belajar
Manusia
mempunyai beragam potensi, karakter dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu
banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia.
1.
Belajar Menurut A.De Block
Sistematika
bentuk belajar yang disusun oleh De blok adalah sabagai berikut :
a. Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi
psikis.
1. Belajar dinamik
2. Belajar afektif
3. Belajar kognitif : mengingat, berfikir
4. Belajar senso-motorik: mengamati, bergerak,
berketrampilan.
b. Bentuk-bentuk belajar menurut materi
yang dipelajari:
1. Belajar teoritis
2. Belajar teknis
3. Belajar sosisal atau belajar
bermasyarakat
4. Belajar estetis
c. Bentuk-bentuk belajar yang tidak
disadari
1. Belajar insidental
2. Belajar dengan mencoba-coba.
2.
Belajar menurut Benyamin S Bloom
Benyamin S Blom adalah ahli pendidikan
yang terkenal seagai pencetus konsep Taksonomi belajar. Taksonomi belajar
adalah pengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar.
Menurut
Bloom ada tiga domain belajar, yaitu sebagai berikut.
1. Cognitive Domain ( kawasan kognitif )
Prilaku
yang merupakan proses berpikir atau prilaku yang temasuk hasil kerja otak.
Kemampuan
kognitif antara lain :
a. Pengetahuan, tentang suatu materi yang
dipelajari.
b.Pemahaman, memahami materi yang
dipelajari.
c. Penerapan penggunaan materi.
d.
Analisa,
proses analisis teoritis dengan mengunakan kemampuan akal.
e. Sintesa, kemampuan memadukan konsep,
sehingga menemukan konsep baru.
f. Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif
atas pengunaan mati pengetahuan.
3. Affective domain (kawasn afektif)
Prilaku yang dimunculkan seseorang
sebagai pertanda kecenderunganya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk
bereaksi didalam lingkungan tertentu. Beberapa contoh kawasan afektif :
·
Menganggukkan
kepala sebagai tanda setuju,
·
Meloncat
dengan muka berseri-seri sebagai tanda kegirangan,
·
Pergi
kemasjid sebagai prilaku orang beriman kepada Tuhan YME.
4. Psychomotor Domain (kawasan psikomotor)
Prilaku yang dimunculkan oleh hasil
kerja fungsi tubuh manusia. Domain ini berbentuk gerakan tubuh, antara ain
seperti berlari, melompat, melempar,berputar, memukul, menendang dan lain-lain.
Dave (1970), mengemukakan lima jenjang tujuan belajar pada ranah psikomotor :
a. Meniru, kemampuan mengamati suatu
gerakan agar dapat merespon.
b.Menerapkan, kemampuan mengikuti
pengarahan, gerakan pilihan dan pendukung dengan membayangkan gerakan orang
lain.
c. Menerapkan, kemampuan memberikan respon.
d.
Merangkai,
koordinasi rangkaian gerak dengan membuat aturan yang tepat.
e. Naturalisasi, gerakan yang dilakukan
secara rutin dengan mengunakan energy fisik dan psikis yang minimal.
E.
Faktor – Faktor Yang Mempengarui Belajar
Usaha dan
keberhasilan belajar dipengarui oleh banyak faktor. Faktor-fakor tersebut data
bersumber pada dirinya atau diluar dirinya atau lingkunganya.[3]
a.
Faktor – faktor dalam diri individu
Banyak faktor yang ada dalam diri
individu atau si pelajar yang mempengarui usaha dan keberhasilan belajarnya.
Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari
individu.
Aspek jasmaniah mencakut kondisi dan
kesehatan jasmani dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang
berbeda, ada yang tahan belajar lima atau enam jam terus meneus, tetapi ada
juga yang tahan satu dua jam saja. Kondisi fisik menyangkut pula kelengkapan
dan kesehatn indra penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan
pengecapan.
Aspek psikis atau rohaniah tidak kalah
pentingnya dalam belajar dengan aspek jasmaniah. Aspek psikis mencangkup
kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor
serta kondisi afektif dan konatif dari individu.
b.
Faktor – faktor lingkungan
Keberhasian belajar juga dpengarui oleh
faktor-faktor diluar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial – psikologis
yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Lingkungan sekolah juga memegang peranan
penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan
fisik sekolah seperti lingkungan kampus, sarana dan prasarana yang ada, sumber
belajar, media dan lain-lain. Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar,
memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi
dengan suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para
siswanya.
F.
Teori Belajar
Jadi teori
belajar adalah sebuah konsep yang abstrak yang membantu peserta didik untuk
belajar.
a. Macam-macam Teori Belajar
Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan,
maka bersamaan dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Di
dalam masa perkembangan psikologi pendidikan ini muncullah beberapa aliran
psikologi pendidikan, diantaranya yaitu :
1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah
sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologibelajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan
dan pembelajaran yang
dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
2. Teori Kognitif
Psikologi kognitif lebih menekankan pendidikan
sebagai proses internal mental manusia termasuk bagaimana orang berfikir,
merasakan, mengingat, dan belajar. Tingkah laku manusia yang tampak tidak dapat
diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mentalnya, seperti motivasi,
keyakinan, dan sebagainya.
3.
Teori
Humanistik
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus
berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini
sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini
lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya
yang paling ideal. [4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
merumuskan pengertian belajar, para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikannya,
antara lain:
·
Menurut
rumusan G.A Kimble belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam potensi
tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan dan
tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan atau kerusakan
pada susunan saraf.
·
Menurut
Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku.
Dalam merumuskan
pengertian belajar, para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikannya, antara
lain:
·
Menurut
rumusan G.A Kimble belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam potensi
tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan dan
tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan atau kerusakan
pada susunan saraf.
·
Menurut
Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku.
B.
Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut ,maka penyusun makalah
memberikan saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu pembaca, yaitu :
1. Menurut kami , kita
sebagai warga negara Indonesia, harus senantiasa ikut membangun perekonomian
Indonesia.
2. Kita sebagai masyarakat
harus dapat melaksanakan ekonomi rakyat mandiri dengan tepat, agar kita tidak
terlalu bergantung kepada negara lain.
3. Kita sebagai mahasiswa
harus tetap menjaga dan mengembangkan kearifan lokal yang kita miliki agar
potensi bangsa tidak pudar.
DAFTAR PUSTAKA
Eveline Siregar, Hartini Nara, Teori belajar
dapembelajaran, Ciawi-Bogor. Pt
Ghaila Indonesia,
Oktober 2010.
Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin
Pintar, Pinus Book Publisher :
Yogyakarta, 2006.
Najib Sulhan, Pembangunan karakter pada anak,
Surabaya, Surabaya Intelektual
Club,2006
Oemar
Hamalik, Psikologi dan belajar mngajar, Bandung, Pt.Sinar baru
algensindo,
2010.
[1] Eveline Siregar, Hartini
Nara, Teori belajar dapembelajaran, Ciawi-Bogor. Pt Ghaila Indonesia, Oktober
2010.
No comments:
Post a Comment