1

loading...

Monday, March 19, 2012

MAKALAH Karakteristik Al-Quran


MAKALAH Karakteristik Al-Quran


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Latar belakang ilmu pendidikan Al-Quran Hadist dipelajari dan dikembangkan agar seseorang dapat mengetehui dan memahami bagai mana cara membaca Al-Quran, apa saja yang dapat ditinjau dalam isi Al-Quran dan mengungkapkan asal-usul dan pewanyuan  Al-Quran maupun dalam konteks kehidupan Nabi Muhammad SAW.

B.     Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memberi gambaran tentang ilmu secara umum, karena dengan mengetahui maka kita akan lebih mengerti dan memahami tentang Al-Quran Hadist.


BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik Al-Quran

Karakteristik Al-Quran cirri khusus
1.      Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia
2.      Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara
3.      Tidak seorangpun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Quran
4.      Tersusun secara terperinci dan rapi
5.      Mudah dipahami diambil pelajarannya dan mudah diserap dalam kandungan isu yang terdapat didalam Al-Quran
Fungsi dan kegunaan Al-Quran
1.      Al-Quran menggantikan kedudukan kitab suci yang sebelum-belumnya yang pernah diturunkan Allah SWT.
2.      Al-Quran berfunsi sebagai tuntunan serta hukum yang perlu kita dipatuhi untuk menempuh kehidupan yang lebih baik
3.      Al-Quran menjelskan masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat pada zaman dahulu
4.      Dan Al-Quran sebagai obat yang baik dan sangat diperlukan oleh umat manusia karena Al-Quran sebagai obat didunia dan diakhirat atau dunia/akhir zaman
Sifat Al-Quran
1.      An-Nur sebagai cahaya yang mnerangi kegelapan Al-Quran dan disifatkan segai Nur (Cahaya) karena ia memberikan cahaya keindahan kepada orang yang berada didalam kegelapan serta kekufuran Al-Quranjuga sebagai cahaya yang bisa menerangi orang-orang yang selalu membaca dan menghayati isi kandungan .
Allah berfirman :
Wahai sekalian umat manusia ! Sesungguhnya telah datang kepadamu : Bukti kebenaran dari Tuhan. (Muhammad dengan Mukjizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahahya yang terang benderang (Al-Quran). Yang menerangi apa (segala apa jua yang membawa kejayaan didunia ini dan kebahagiaan yang kelak di akhirat kelak) (Q.S. An-Nisaa’ 4 : 174)
2.      Al- Mubiin bermaksud menerangkan sesuatu Al-Qur’an disifatkan sebagai penerang karena ia menguraikan ajaran Islam kepada seluruh umat.
3.      Al-Hada bermaksud sebagai petunjuk. Al-Qur’an di sifatkan sebagai petunjuk karena ia menunjukkan jalan yang lurus dan benar kepada seluruh umat manusia.
Allah berfirman :



Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus 10:57)
4.      Ar-Rahman bermaksud kerahmatan Allah menyifatkan Al-Qur’an sebagai Rahmat karena ia membawa rahmat kepada orang mukmin yang senantiasa membawa, mempelajari, dan mengamalkan isi kandungannya.
Allah berfirman :



Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus 10:57).
            Diantara karakter tersebut sesungguhnya Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah hujjah yang Allah SWT turunkan kepada Makmumnya.
Ibbul Qoyyim berkata “sesungguhnya Allah SWT mengatakan hujjah atas makhluknya dengan adanya kitab dan Rasul”,
Allah berfirman :








Artinya : Maha Suci Allah yang Telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.
Pada Ayat diatas Kalimat                              menunjukkan dua hal. Bahwa Nabi Muhammad SAW. Adalah seorang makluk yang tidak memiliki sifat-sifat ketuhanan, baik Rubbiyah. uluhiyah, atau Asmawasifat. Dan karena  kalimat ini merupakan susunan mufrod mudhof yang menunjukkan hal umum. Memberi makna bahwa Nabi Muhammad SAW. Adalah seorang hamba yang sempurna yang telah mewujudkan segala bentuk penghambaan.




 

Pada ayat diatas pula, kalimat lagi-lagi menunjukkan bahwa diutusnya Nabi Muhammad adalah bersifat umum bagi seluruh makhluk. Baik Jin dan Manusia disemua tempat dan waktu. Membaca, dengan mudahnya mereka akan menghafal apa saja yang mereka dengar mengalahkan orang dewasa, terutama menghafal lagu.
Salah satu Al-Qur’an diwahyukan berharap, sedikit demi sedikit dalam tempo 23 tahun, ini tentu semakin memudahkan mereka untuk menghafalnya. Selanjutnya, Al-Qur’an adalah bacaan yang indah, memiliki citra rasa kesustraan yang tak tertandingi. Dimana keindahannya baru dapat dirasakan jika membaca dalam bahasa aslinya, arab, bukan terjemahannya. Seperti puisi, atau patuh yang tentu membuatnya semakin mudah dihafal. “dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Kamar : 17)
Karena Al-Qur’an dimaksudkan bukan sekendar sebagai kitab untuk mencari informasi belaka, tapi juga sebagai bacaan yang dihujamkan kehati untuk mendapat efek spiritual tertentu. Jadi, Qur’an bukanlah bacaan yang membosankan seperti kitab Undang-undang biasaatau Bibel misalnya Gibb yang non muslim. Dalam Mohammedasinm. Mengkuinya : “tidak seorangpun dalam 1500 tahun ini. Telah memainkan alat bernada nyaring yang demikian luas getaran jiwa yang diabaikannya, seperti apa yang dilakukan Muhammad (Melalui Al-Qur’an)”.
Selain itu, karakter indah Al-Qur’an bersuaian pula dengan karakter masyarakat arab pada waktu itu yang meski umumnya mereka Ummiy. Namun sangat menggemari ayair (sastra). Hal itu ditunjukkan dengan begitu banyaknya pembesar mereka yang memiliki kemahiran sebagai sastrawan. Al-walid bin Al-Mughira, amar bin Al-as misalnya, termasuk Umar bin Khatab r. a (lihat syirah-syirah Nabawiyah). Selanjutnya shalat berjama’ah, merupakan mekanisme pengontrolan bacaan dan hafalan Qur’an para sahabat. Dimana bacaan imam dikeraskan (jharr). Sedangkan syarat-syarat menjadi Imam adalah : “orang yang menjadi Imam dalam shalat adalah orang yang paling pandai membaca (menguasai) kitab al-Qur’an. Jika dalam bacaan mereka sama, maka yang menjadi yang menjadi imam adalah orang yang paling mengetahui As-Sunnah,…” (H.R Muslim dan Ashabussunnah). Dan semasa hidupnya Rasulullah SAW sendirilah yang menjadi Imam. Ini dapat dianalogikan begini, coba kita bayangkan jika satu persatu lagu yang indah, dalam bahasa kita, dibaca tiap harinya ketika shalat berjama’ah maupun ketika sendirian. Tentu tidak mustahil jadinya bila dalam tempo 23 Tahun kita telah menghafal 3000 atau 5000 lagu misalnya.
Sedangkan untuk memelihara hafalan Rasulullah SAW, maka secara konstan malaikat Jibril berkunjung kepada Beliau setiap tahunya. Ibn Abbas meriwayatkan bahwa nabi Muhammad SAW. Berjumpa dengan malaikat jibril setiap malam pada bulan Ramadhan hingga ahir bulan, masing-masing membaca Al-Qur’an silih berganti (H.R Bukhori). Abu hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad dan malaikat Jibril membaca Al-Qur’an bergantian tiap Tahun. Hanya pada Tahun Kematian mereka membaca bergantian 2 kali (H.R Bukhari). Rasulullah, zaid bin Thabit, dan Ubayy bin Ka’b membaca secara bergiliran setelah sesi terakhir dengan malaikat jibril (A. Jefri e.d), Muqaddimatan): juga lahir al-Jaza’iri, at-Tibyan.


BAB III
PENTUP
A.      Kesimpulan
Pendidikan AL-Qur’an hadist adalah suatu proses untuk  mengenal al-Qur’an. Dari sifat al-Qur’an. Pewahyuan al-Qur’an, nama-nama Al-Qur’an dan juga apa saja yang ada di dalam Al-Qur’an tersebut.
B.      Saran
Kami sebagai penulis mengharapkan kita semua dapat memahami dengan baik begitu pentingnya al-Qur’an di dalam kehidupan umat Islam. Dan kami juga mengharpkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini, kepada teman-teman dan dosen pembimbing agar makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.


No comments:

Post a Comment