MAKALAH FILSAFAT UMUM
“Filsafat Barat Abad Pertengahan”
BAB I
PEDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Filsafat Yunani
mengalami kemegahan dan kejayaan dengan hasil yang sangat gemilang, yaitu
melahirkan peradaban yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat, dikemukakan
bahwa peradaban Yunani merupaka titik tolak peradaban manusia di dunia. Maka
pandangan sejarah filasafat dikemukan manusia di dunia. Maka pandangan sejarah
filsafat dikemukakan bahwa peradaban Yunai merupakan titik tolak peradaban mausia
di dunia. Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani jatuh ketangan
kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan
hingga daratan Eropa (Britania), tidak ketinggalan pula pemikiran Filsafat Yunani
juga ikut terbawa. Kaesar Augustus yang
menciptakan masa keemasan kesusastraan Latin, kesenian, dan arsitektur Romawi.
Setelah
filsafat Yunani sampai kedaratan eropa, disana medapatkan lahan baru dalam
pertumbuhannya. Karena bersama dengan
agama Kristen, Filsafat Yunani berintegrasi dengan agama Kristen sehingga
membentuk formulasibaru. Maka, muncullah filsafat eropa yang sesungguhnya sebagai
penjelmaan filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan agama kristen.
Dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan filsafat
eropa (kira-kira selama 5 abad) belum muncul ahli fikir (filosof), akan tetapi
setelah abad ke-6 M, barulah muncul para ahli fikir yang mengadakan
penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat eropa yang mengawali kelahiran filsafat
barat pada abad pertengahan.
Kekuatan
pengaruh antara filsafat Yunani dengan agama kristen dikatan seimbang pengaruhnya,
maka tidak mungkin berintegrasi membentuk sesatu formula baru keberadaannya,
tetapi pada saat itu muncul anggapan yang sama terhadap filsafat Yunani ataupun
agama kristen. Anggapan pertama, bahwa tuhan turun ke Bumi (Dunia) dengan
membawa kabar baik bagi umat manusia. Kabar baik tersebut berupa firman Tuhan
yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang sempurna dan sejati. Anggapan
kedua, bahwa walaupun orang-orang telah mengenal agama baru, tetapi juga
mengenal agama baru, tetapi juga mengenal filsafat Yunani yang dianggap sebagai
sumber kebijaksanaan yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Dengan
demikian, di benua Eropa filsafat Yunani akan tumbuh dan berkembang dalam
suasana yang lain. Filsafat Eropa merupakan suatu yang baru, suatu formulasi
baru, pohon filsafat masih yang lama ( dari Yunani ), tetapi tunas yang baru (
karena pegaruh agama Kristen ) memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan yang
rindang.
Filsafat Barat
abad pertengahan (476-1492 ) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap “.
Pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Memang pada saat itu tindakan gereja sangat
memebelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan
untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir pada sat itupun tidak memiliki
kebebasan berfikir. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan
berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama/teologi
yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan tersebut dan
mereka dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkuisisi).
Pengejaran terhadap orang-orang murtad ini mencapai puncaknya pada saat Paus
Innocentius III di akhir abad XII, dan yang paling berhasil dalam pengejaran
orang-orang murtad ini di spanyol.
Ciri-ciri pemikiran filsafat Barat abad pertengahan adalah :
·
Cara
berfilsafatnya dipimpin oleh gereja ;
·
Berfilsafat
di dalam lingkungan ajaran Aristoteles;
·
Berfilsafat
dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
Masa Abad
Pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya
menggiring manusia kedalam kehidupan. Sistem kepercayaan yang picik dan
fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara mambabi buta. Karena itu
perkembangan ilmu pengetahuan terhambat. Masa ini penuh dengan dominasi gereja,
yang tujuannya untuk membimbing umat ke arah hidup yang saleh. Masa abad
pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu : masa Patristik dan masa
Skolastik. Masa Skolastik terbagi menjadi : Skolastik Awal, Skolastik Puncak,
dan Skolastik Akhir.
B.
RUMUSAN MASALAH
A.
Masa
Patristik
B.
Masa
Skolastik
C.
Masa
Peralihan
D.
TUJUAN
Dengan
ditulisnya makalah ini semoga dapat
bermafaat untuk kita semua maka harapan penulis semoga materi makalah
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
BAB II
PEMBAHASA
A.
Masa Patristik
Istilah
Patristik berasal dari kata Latin pater atau Bapak, yang artinya para
pemimpin gereja ini dipilih dari golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir
inilah menimbulkan sikap yang beragam
pemikiranya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.
Bagi mereka
yang menolak, alasanya karena beranggapan
bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak
dibenarkan apabila mencari sumber kebenarannya yang lain seperti dari filsafat
Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun
telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya
menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berfikir).
Juga, walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga
sebagai ciptaan tuhan. Jadi, memakai/menerima filsfat Yunani diperbolehkan selama
hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.
Perbedaan
pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang menerima filsafat Yunani
menuduh bahwa mereka (orang kristen yang menolak filsafat Yunani) itu munafik.
Akibatnya,
muncul paya untuk membela agama Kristen,
yaitu para apologis pembela iman Kristen dari serapan filsafat Yunani. Para
pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes,
Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Au-relius Augustinus.
1.
Justinus
Martir
Nama aslinya Justinus, kemudian nama
Martir diambil dari istilah “ orang-orang yang rela mati hanya untuk
kepercayaannya”.
Menurut pendapatnya, agama Kristen
bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa
dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal, Musa hidup sebelum Socrates
dan Plato. Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengembil dari kitab
Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus adalah logos. Dalam
mengembangkan aspek logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang-orang Yunani dapat
dikatakan menyimpang dari ajaran murni. Jadi, agama Kristen lebih bermutu
dibantu dengan filsafat Yunani. Demikian pembelaan Justinus Martir.
2.
Klemens
( 150 – 215 )
Ia juga termasuk pembela kristen, tetapi ia tidak membenci filsafat
Yunani. Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut :
ü Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen utuk mempertahankan
diri dari otoritas filsafat Yunani
ü Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan
filsafat Yunani;
ü Bagi orang Kristen. Filsafat dapat dipakai untuk membela iman
Kristen, dan memikirkan secara mendalam.
3.
Tertullianus
(160-222)
Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah
melaksanakan pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia
menolak kehadirat filsafat Yunani karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak
perlu. Baginya berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada
hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara yerussalem
(pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara Kristen
dengan penemuan baru.
Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga
filsafat Yunani sebagai cara berfikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun
juga yang rasional diperlukan sekali. Pada saat itu, karena pemikiran filsafat
yang diharapkan tidak dibakukan, saat itu filsafat hanya megajarkan
pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani saja, sehingga, akhirnya melihat filsafat
hanya dimensi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau
metode berfikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta
sifat-sifatnya.
4.
Augustinus
( 354-430 )
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat,
antara lain Platonisme dan Skeptisisma, ia telah diakui keberhasilannya dalam
filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang
sejati.
Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia ada batasnya, tetapi
pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada
batasannya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat
berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang lebih tinggi.
Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad, dan
mempengaruhi pemikiran eropa. Perlu diperhatikan bahwa para pemikir Patristik
itu sebagai pelopor pemikiran skolastik.
B.
Masa Skolastik
Istilah
skolasti adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah.
Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Terdapat
beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut.
a.
Filsafat
skolastik adalah filsafat yang mepunyai corak semata-mata agama. Skolastik ini
sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.
b.
Filsafat
skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang
rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berfikir, sifat ada, kejasmanian,
baik buruk. Dari rumusan tersebut kemudian mucul istilah skolastik Yahudi,
skolasti Arab dan lain-lainnya.
c.
Filsafat
skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam
kodrat, akan dimasukkan kedalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara
kepercayaan dan akal.
d.
Filsafat
skolastik adalah filsafat nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran
gereja.
Filsafat
skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa faktor berikut.
Faktor religius
Faktor religius
dapat mempengaruhi corak pemikiran filsafatnya. Yang dimaksud dengan faktor
religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berkeperikehidupan religius.
Faktor Ilmu pegetahuan
Pada saat itu
telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biara-biara,
gereja. Ataupu dari keluarga istana. Kepustakaannya diambil dari para penulis
latin. Arab ( islam ). Dan Yunani.
Masa skolastik
terbagi menjadi tiga periode, yaitu :
1.
Skolastik
Awal. berlangsung dari tahun 800-1200;
2.
Skolastik
puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300;
3.
Skolastik
akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450.
1.
Skolastik Awal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik
mulai merosot. Terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel Agung (
742- 814) dapat memberikan suasana ketenangan
dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk
kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang semanya menampakkan muali adanya
kebangkitan.
Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di biara Italia
Selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberaes,
meliputi tata bahasa, retorika, dialetika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu
ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas (735-805), Johannes Scotes
Eriugena (815-870), Peter Lombard (1100-1160), John Salisbury (1115-1180),
Peter Abaelardus ( 1079-1180).
Peter
Abaelardus ( 1079 – 1180 )
Ia dilahirkan di Le Pallet, Prancis. Ia mempunyai kepribadian yang
keras dan pandagannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para
ahli pikir dan pejabat gereja. Ia termasuk orang konseptualisme dan sarjana
terkenal dalam sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artinya
peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman.
Berbeda dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berfikir harus
sejalan dengan iman, Abaelardus memberikan alasan bahwa berfikir itu berada diluar
iman (diluar kepercayaan). Hal ini sesuai dengan metode dialektika yang tanpa
ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi, yaitu bahwa teologi harus memberikan
tempat bagi semua bukti-bukti.
2.
Skolastik Puncak
Masa ini merupaka kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun
1200 – 1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga.
Berikut ini beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai pada
puncaknya.
a.
Adanya
pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12 sehingga
sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b.
Tahun
1200 didirikan universitas Almamater di Prancis. Universitas ini merupakan
gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio)
berdirinya Universitas di Paris, di Oxford, Di Mont Pellier, di Cambridge dan
lain-lainnya.
c.
Berdirinya
ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat nutuk
memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran
dibidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas,
Binaventura, J.D.Scotus, william Ocham.
Upaya
Kristenisasi Ajaran Aristoteles
Pada mulanya hanya sebagian ahli pikir yang membawa dan meneruskan
ajaran Aristoteles, akan tetapi upaya ini mendapatkan perlawanan dari
Augustinus. Hal ini disebabkan oleh adanya satu anggapan bahwa ajaran
Aristoteles yang muali dikenal pada abad ke-12 telah diolah dan tercemar oleh
ahli fikir Arab (islam). Hal ini dianggap sangat membahayakan ajaran Kristen.
Untuk menghindari adanya
pencemaran tersebut di atas (dari ahli pikir Arab atau Islam), Albertus Magnus
dan Thomas Aquinas sengaja menghilangkan unsur-unsur atau selipan dari Ibnu Rusyd,
dengan menerjemahkan langsung dari bahasa Latinnya. Juga, bagian-bagian ajaran
aristoteles yang bertentangan dengan ajaran Kristen diganti dengan teori-teori
baru yang bersumber pada ajaran Aristoteles dan diselaraskan dengan ajaran
Kristen.
Albertus
Magnus (1203 – 1280)
Disamping sebagai biarawan, Albertus Magnus juga dikenal sebagai
cendikiawan abad pertengahan. Ia lahir di Bollstadt yang juga dikenal sebagai “doktor
universitas” dan “doktor magnus”, kemudian bernama Albertus Magnus (Albert the Great).
Ia mempunyai kepandaian luar biasa. Di Universitas Padua ia belajar artes
liberales, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat Aristoteles,
belajar teologi di Bulogna, dan masuk Ordo Dominican tahun 1223, kemudian masuk
ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi.
Thomas
Aquinas (1225 – 1274)
Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, yang artinya Thomas
yang suci dari Aquinas. Disamping sebagai ahli pikir, ia juga seorang dokter
gereja bangsa Italia. Ia lahir di Rocca Secca, Napoli, Italia. Ia merupakan
tokoh terbesar Skolatisme. Salah seorang suci gereja katolik Romawi dan pendiri
aliran yang dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja Katolik. Tahun 1245
belajar pada Albertus Magnus. Pada tahun 1250 ia menjadi guru besar dalam ilmu
agama di Prancis dan tahun 1259 menjadi guru besar dan penasihat Istana Paus.
Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran diungkapkan
dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan iman berjalan diluar jangkauan
pemikiran.
Thomas telah menafsirkan pandangan bahwa Tuhan sebagai Tukang Boyong yang tidak berubah dan
yang berhubungan dengan atau tidak mempnyai pengetahuan tentang kejahatan-kejahatan
di dunia. Tuhan tidak pernah mencipta dunia, tetapi zat dan pemikirannya tetap
abadi.
3.
Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jem terhadap segala macam
pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (
kemandekan ). Diantara tokoh-tokohnya adalah William ockham ( 1285-1349 ),
Nocolas Cusasus ( 1401-1464 ).
William
Ockham ( 1285-1349 )
Ia merpakan ahli pikir Inggris yang beraliran skolastik. Menurut
pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau
kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum
tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan.
Nicolas
Cusasus ( 1401-1464 )
Ia sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik,
menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra,
akal, dan intuisi. Karena keterbatasan akal tersebut, hanya sedikit saja dapat
diketahui oleh akal. Dengan intuisi inilah diharapkan akan sampai pada
kenyataan, yaitu suatu tempat dimana segala sesuatu bentuknya menjadi larut,
yaitu Tuhan. Pemikiran Nicolas ini sebagai upaya mempersatukan seluruh
pemikiran abad pertengahan, yang dibuat kesuatu sintesis yang lebih luas.
4.
Skolastik Arab
Hasbullah Bakry menerangkan bahwa istilah skolastik Islam jarang
dipakai di kalangan umat Islam. Istilah yang biasa dipakai adalah ilmu kalam
atau filsafat Islam.
Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pkir Islam ( pemikir Arab atau
Islam pada masa skolastik ), yait Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd.
Peranan para ahli pikir tersebut besar sekali, yait sebagai berikut.
a.
Sampai
pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat
Aristoteles sehingga yang dikebnal hanya buku Logika aristoteles.
b.
Orang-orang
Barat itu mengenal Aristoteles berkat tulisan dari para ahli pikir Islam,
terutama dari Ibnu Rusyd sehingga Ibnu Rusyd dikatakan sebagai guru terbesar
para ahli pikir Skolastik Latin.
c.
Skolastik
Islamlah yang membawakan perkembangan Skolastik Latin.
Dengan demikian, dal;am pembahasan skolastik Islam terbagi menjadi
2 periode, yaitu :
a.
Periode
Mutakallimin (700-900);
b.
Periode
Filsafat Islam ( 850 – 1200 ).
C.
Masa Peralihan
Setelah abad
pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang didisi dengan gerakan
kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai dengan
munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad
ke-14 hingga ke-16.
Renaissance
Renaissance
atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan
pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian Prancis, Spanyol, dan selanjutnya
hingga menyebar ke seluruh Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah Leonardo da
Vinci, Miichelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.
Humanisme
Humanisme pada
mulanya dipakai sebagai suatu pendirian dikalangan ahli pikir Renaisanse yang
menghancurkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraa Yunani dan Romawi,
serta perikemanusiaan. Kemudian, Humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan
utuk kembali sastra Yuani da Romawi. Di antara para tokohnya adalah Boccaccio,
Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre.
Reformasi
Reformasi
merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-16. Revolusi tersebut
dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian
berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean
Calvin dan Martin Luther.
Akhir dalam
filsafat Renaissance salah satu unsur pokoknya adalah manusia. Suatu pemikiran
yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin menempatkan manusia pada
tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Didalam
pembukaan makalah ini kami menggunakan berbagai sumber. Namun didalam makalah
ini kami hanya dapat mengembangkan hanya semampu kami. Dari berbagai pemaparan
materi tersebut dapat disimpulkan bahwa Filsafat Barat abad pertengahan
(476-1492 ) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap “. Pendapat ini didasarkan
pada pendekatan sejarah gereja. Memang
pada saat itu tindakan gereja sangat memebelenggu kehidupan manusia sehingga
manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat
dalam dirinya. Para ahli pikir pada sat
itupun tidak memiliki kebebasan berfikir.
B.
Saran
Didalam
pembuatan makalah ini kami masih banyak mendapatkan kesulitan. Diantaranya
dalam pencarian sumber referensi. Dan kepada Dosen pengajar dan rekan-rekan
sekalian, kami selaku pemapar menyadari masih benyak kekurangan dan kesalahan
oleh karena itu kami masi mengharapkan saran dan arahan dari rekan-rekan
sekalian.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan berkah, rahmat, serta Karunia-Nya kepada kita semua sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, dengan pokok bahasan ”Filsafat
Barat Abad Pertengahan”. Semoga dengan ini akan menemukan
kebenaran yang sebenarnya.
Penulis juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu di mohon untuk kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir
kata kami mengucapkan terima kasih.
Bengkulu, Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .............................................................................................. i
KATA
PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
C.
Tujuan............................................................................................................ 3
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Masa Patristik ................................................................................................ 4
B.
Masa Skolastik............................................................................................... 7
C.
Masa Peralihan.............................................................................................. 12
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 14
B.
Saran.............................................................................................................. 14
DAFTAR
PUSTAKA
MAKALAH
FILSAFAT
UMUM
“Filsafat Barat Abad Pertengahan”
Disusun Oleh :
Afriana
Yulidiarti
Dosen
Pembimbing :
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PGMI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) BENGKULU
2012
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar Atjeh. 1968. Sejarah Filsafat Islam. Semarang : Ramadhani
Abu Hanipah. 1947. Rintisan Filsafat. Jakarta
: Balai Pustaka.
Ahmad Daudy. 1984. Segi-segi Pemikiran Filsafat
dalam Islam. Jakarta
No comments:
Post a Comment