Makalah Bahasa Indonesia PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan
manusia dengan sesama masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Sebuah
bahasa berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud dan
tujuan secara jelas
agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat dimegerti oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat
dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara jelas. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendegar
atau pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu
tidak tercapai. misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan dan begitu juga sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak
perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur
berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,
1994:86).
Dalam karangan
ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai
bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh antara lain, mungkin
kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele.
Dengan adanya kenyataan itu,
pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat
tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
kalimat efektif?
2.
Apa saja unsur-unsur
kalimat?
3.
Apa ciri-ciri kalimat
efektif?
4. Apa contoh-contoh kaliamat
efektif?
C.
Tujuan
Pembahasan
1. Agar
tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi
baik dan benar.
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan
kalimat efektif dalam berbahasa.
D.
Manfaat Pembahasan
1. Manfaat Untuk Pemerintah
Agar
pemerintah lebih mengetahui cara penulisan kalimat efektif yang benar. sehingga dalam penulisan surat
pemerintah bisa memberikan contoh yang yang baik kepada semua orang.
2. Manfaat Untuk Dosen
Supaya
seorang dosen lebih memahami bagaimana cara penulisan kalimat efektif yang
benar, sehingga mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa nya.
3. Manfaat
Untuk Siswa
Supaya
seorang siswa dapat membedahkan bagaimana cara menulis sebuah kalimat yang
efektif dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kalimat
Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang tersusun secara
efektif artinya sebuah kalimat itu harus singkat, padat, jelas, lengkap dan
dapat dipahami oleh pembaca secara baik dan benar.
Kalimat singkat
sendiri memiliki arti yaitu penulisan nya hanya mengandung unsur-unsur yang
penting.Sedangkan padat sendiri berarti tidak banyak pengulangan gagasan dan kalimat
lengkap berarti hanya mengandung makna kelengkapan struktur kalimat dan
kelengkapaan gagasan.
Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri dari
kata-kata yang mempunyai
unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai gagasan pembicaraan
atau penulisan.
B.
Unsur-unsur
Kalimat
Efektif
Unsur kalimat
adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam
kalimat, yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan.
Kalimat bahasa
Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan
predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu
kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1.
Subjek
Subjek adalah
bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu
masalah yang menjadi pangkal atau pokok pembicaraan.
Subjek biasanya
diisi oleh jenis kata frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:
a.
Ayahku sedang melukis.
b.
Meja direktur besar.
c. Yang berbaju batik dosen saya.
d. Berjalan kaki menyehatkan badan.
e. Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah
subjek. Contoh subjek yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada
kalimat (a) dan (b), contoh subjek yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat
(c), dan contoh subjek yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d)
dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa
pembentuk subjek selalu merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh
di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi subjek pada kalimat (c), (d) dan
(e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda.
Bila kita menunjuk pelaku
pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang
(benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi subjek pada kalimat
(e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak lain adalah
benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina
yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaituorang pada awal kalimat (c)
dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara
bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang)
atau apa (yang) kepada P. Kalau
ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata
jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai
subjek. Inilah contoh kalimat yang tidak mempunyai subjek karena tidak ada
pelaku atau bendanya.
a. Bagi siswa
sekolah dilarang masuk.
b. Di sini melayani
obat generic.
c. Memandikan adik
di pagi hari.
Contoh (a) sampai
(c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S. Kalau
ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa yang melayani
resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada contoh (c), tidak ada
jawabannya. Kalaupun ada,
jawaban itu terasa tidak logis.
2.
Predikat
Predikat adalah
bagian kalimat yang memberitahu melakukan tindakan
dalam keadaan bagaimana subjek (tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek, predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri,
atau jatidiri subjek.
termasuk juga sebagai predikat dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang
dimiliki oleh subjek . predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian
besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau
frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
a. Kuda meringkik.
b. Ibu sedang tidur siang.
c. Putrinya cantik jelita.
d. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e. Kucingku belang tiga.
f. Robby mahasiswa baru.
g. Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang
dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. katameringkik pada kalimat (a)
memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata
sedang tidur siang pada
kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu,
cantik jelita pada kalimat
(c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam
keadaan aman pada kalimat
(d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada kalimat (e)
memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan
status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak
Hartawan.
Berikut ini
contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata menunjuk pada
perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.
a.
Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b.
Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c.
Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh
(a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai
P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu
(pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa
dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang
itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang tindakan,
sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak
mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh
(a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok
kata atau frasa.
3.
Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek
pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.letak objek selalu di belakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang
menuntut wajib hadirnya objek, seperti pada contoh di bawah ini.
1. Nurul menimang
2.Arsitek merancang
3. Juru masak menggoreng
Verba transitif
menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah predikat yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan
melengkapi predikat pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika
predikat diisi oleh verba intransitif, objek tidak diperlukan.Itulah sebabnya sifat objek dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir.Verba
intransitive mandi, rusak, pulang yang menjadi predikat dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
1. Nenek mandi.
2. Komputerku rusak.
3. Tamunya pulang.
Objek dalam
kalimat aktif dapat berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan.Perhatikan contoh kalimat
berikut yang letak objek nya di belakang dan diubah posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
a.
Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (Objek)
b.
Yayuk Basuki (Subjek) dikalahkan oleh Martina Hingis.
c.
Orang itu menipu adik saya (objek)
d.
Adik saya (subjek) ditipu oleh oran itu.
4.
Pelengkap
Pelengkap (P)
atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pelengkap umumnya
di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan
jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa
nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan
cnntoh di bawah ini:
1. Ketua MPR
membacakan Pancasila.
S
P O
2. Banyak
orpospol berlandaskan Pancasila.
S
P Pel
Kedua kalimat
aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan
ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O.
Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:
Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
S P O
Posisi Pancasila
sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S dalam
kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh
banyak orsospol.
Hal lain yang
membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan
frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa
preposisional.
Di samping itu,
letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya
terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian
kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam
kalimat.
1. Sutardji
membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
2. Mayang mendongengkan
Rayhan Cerita si Kancil.
3. Sekretaris
itu mengambilkan atasannya air minum.
4. Annisa
mengirimi kakeknya kopiah bludru.
5. Pamanku membelikan
anaknya rumah mungil.
5. Keterangan
Keterangan adalah
bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang
lainnya.Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.Posisinya
bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat.Pengisi Ket
adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya,
terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat.Para ahli membagi keterangan atas
Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) .
C.
Ciri-ciri
Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut
ini:
1.
Kesatuan gagasan
Artinya unsur-unsur kalimat itu harus saling
mendukung sehingga membentuk kesatuan ide atau gagasan yang padu.
Contoh:
a.
Melihat
perkembangan intelektual mahasiswa yang semakin menurun namun tidak didukung
dengan kelengkapan bahan bacaan yang cukup tanpa kita sadari bahwa peningkatan
tersebut memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. (tidak efektif)
b.
Perkembangan
intelektual mahasiswa semakin menurun, tetapi tidak didukung oleh kelengkapan
bahan bacaan dan sarana prasarana yang memadai. (efektif)
2.
Kepaduan
Kalimat efektif ditandai dengan unsur-unsur kalimat
yaang tersusun dengan baik sehingga memilikigagasan yang padu.
Contoh:
a.
Atas perhatian
nya, saya ucapkan terima kasih. (tidak efektif)
b.
Atas perhatian
saudara, saya ucapkan terima kasih. ( efektif)
3.
Kesepadaan
Kesepadaan adalah keseimbangan antara gagasan dan
struktur bahasa yang digunakan .
Kesepadaan harus memiliki ciri –ciri
yaitu sebagai berikut:
a.
Kata depan tidak berada didepan subjek
Contoh:
a.
Semua mahasiswa
konfirmasi.( tidak efektif).
b.
Semua maahasiswa baru harus segera konfirmasi.(efektif).
b.
Konjungsi antra kalimat tidak digunakan didalam kalimat tunggal.
Contoh:
a.
Saksi tidak hadir sehingga persidangan ditunda minggu
depan.
c.
Predikat tidak didahului konjungsi
Contoh:
a.
Baju merah putih
suporter timnas Indonesia.(tidak efektif).
b.
Suporter timnas Indonesia yang mengenakan baju merah putih.(efektif).
d.
Subjek tidak ganda
Contoh:
a.
Toyota avanza
banyak orang menyebutnya mobil sejuta umat karna banyak orang menjadi pilihan
masyarakat. (tidak efektif).
b.
Banyak orang
menyebutkan Toyota avanza mobil sejuta umat karena avanza banyak menjadi
pilihan masyarakat. (efektif)
4.
Keparalelan( kesejajaran)
adalah kesamaaan bentuk atau
makna
kata yang digunakan
didalam kalimat. Jika bentuk pertama menggunakan kata
benda maka bentuk kedua juga harus menggunakan kata benda.
Contoh :
a.
Tugas seorang
mahasiswa adalah mempelajari, berkarya dan berprestasi. (tidak efektif)
b.
Tugas seorang
mahasiswa adalah belajar, berkarya,dan berprestasi.(efektif)
5.
Kehematan
Kehematan adalah hemat dalam menggunakan kata,
frase, atau bentuk lain yang dianggap perlu.Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk kehematan kalimat efktif.
a.
Hindari unsur
yang sama pada kalimat majemuk
Contoh:
a.
Saya tidak suka sayur
bayam dan saya tidak suka sayur bayam. (tidak
efektif)
b.
Saya tidak suka
sayur bayam dan sawi.
(efektif)
b. Hindari sinonim dalam kalimat
Contoh
:
a.
Ibu hanya membeli
sabun saja. (tidak efektif)
b.
Ibu hanya membeli
sabun. (efektif)
c. Hindari
menjamakkan kata pada kalimat jamak
Contoh
:
a.
Para ibu-ibu
berkumpul di masjid. (tidak efektif)
b.
Para ibu
berkumpul di masjid.
(efektif)
6.
Kelogisan
Kelogisan dalam kalimat efektif adalah penyampaian
ide dalam kalimat tersebut dapat diterima akal sehat dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku..
Contoh:
a.
Waktu dan tempat
disilahkan. (tidak efektif)
b.
Kepada Bapak
Antoni disilakan. (efektif)
7.
Kecermatan
Kecermatan dalam penyusunan kalimat efektif adalah
penyusunan kalimat yang tepat tanpa menimbulkan penafsiran ganda dan tepat
dalam pemilihan kata.
Contoh:
a. Berdasarkan agenda bu Ani mengadakan rapat. (tidak efektif)
b. Berdasarkan agenda,bu Ani mengadakan rapat.(efektif)
8.
Kebervariasian
Yaitu kalimat
efektif yang menunjukkan penggunaan kalimat yang tidak monoton dan sebaiknya
bervariasi dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia
Contoh:
a.
Perhatian dan
kasih sayang orang tua sangat dibutuhkan oleh seorang anak.(tidak efektif)
b.
Anak membutukan perhatian dan kasi
sayang orang tua.
(efektif)
9.
Ketegasan
Ketegasan dalam kalimat dinyatakan dengan penonjolan
atau penekanan pada ide pokok kalimat. Ciri-ciri nya yaitu sebagai berikut:
a.
Kata kunci di letakkan di awal kalimat
Contoh
:
a.
Sudah saya baca buku
itu. (tidak efektif)
b.
Buku itu sudah saya
baca. (efektif)
b. Mengurutkan kata secara bertahap
Contoh :
a.
Pertemuan itu di
hadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden. (tidak efektif)
b.
Pertemuan itu di
hadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.(efektif).
10. Ketepatan
Diksi
Pemilihan kata dalam kalimat sangat berpengaruh
terhadap keefektifannya.
Contoh:
a. Gedung
sekolah itu sedang dibuat.(tidak efektif)
b. Gedung
sekolah itu sedang dibangun. (efektif)
11. Tidak
Didahului Kata Depan
Contoh:
a.
Dengan
pendekatan secara kekeluargaan sangat penting,karena Lopi ingin mendapat restu
orang tua Yova. (Salah)
b.
Pendekatan
secara kekeluargaan sangat penting,karena Lopi ingin mendapat restu orang tua
Yova. (Benar)
12. Tidak
Ada Subjek Ganda
Contoh:
a.
Penyusunan
laporan ini ,Sofyan dibantu mantan pacarnya,Subaidah. (Salah)
b.
Dalam penyusunan
laporan ini,sofyan dibantu mantan pacarnya,Subaidah. (Benar)
13. Kata
Sedangkan dan Sehingga Tidak Termasuk Kalimat Tunggal
Contoh:
a.
Azizah sangat
cantik,sehingga Lopi tak nyenyak tidur. (Salah)
b.
Lopi tak nyenyak
tidur,karena Azizah sangat cantik. (Benar)
14. Kata
“ Yang “ Tidak Mendahului Predikat
Contoh:
a.
Lopi yang selalu
melirik Novi karena jatuh hati dengannya. (Salah)
b.
Lopi selalu
melirik Novi karena jatuh hati dengannya. (Efektif)
15. Unsur
Perincian Harus Sejajar
Contoh:
a.
Untuk
menaklukkan hati Subaidah ,Arizon rela menjadi tukang ojek;memberi hadiah;dan perhatian. (Salah)
b.
Untuk
menaklukkan hati Subaidah,Arizon rela menjadi tukang ojek,memberi hadiah,dan
menjadi begitu perhatian . (Benar)
16. Tidak
Ada Pengulangan Subjek
Contoh:
a.
Karena cinta
Arizon ditolak,Arizon ingin bunuh diri . (Salah)
b.
Karena cinta
ditolak,Arizon ingin bunuh diri. (Benar)
17. Subjek
Yang Berbeda Dalam Anak Kalimat dan Induk Kalimat Harus Jelas
Contoh:
a.
Sejak diterima
Wawen,Lopi pun tak lagi berkeinginan bunuh diri .(Salah)
b.
Sejak cintanya
diterima Wewen,Lopi pun tak lagi berkeinginan bunuh diri.(Benar)
18. Hemat
Kata
Contoh:
a.
Perhatian Arizon
adalah merupakan bukti cintanya terhadap Yova. (Salah)
b.
Perhatian Arizon
merupakan bukti cintanya terhadap Yova .(Benar)
19. Kata
Penghubung Ditulis Secara Jelas
Contoh:
a.
Mendegar
cintanya ditolak,Arizon menangis tersedu-sedu. (Salah)
b.
Ketika mendengar
cintanya ditolak,Arizon menangis tersedu-sedu. (Benar)
20. Kata
“Tentang “ Tidak Dipakai Pada Kalimat Aktif Transtif
Contoh:
a.
Muhammad
Sopiandi membicarakan tentang penolakan cintanya terhadap Yopa. (Salah)
b.
Muhammad
Sopiandi membicarakan penolakan cintanya
terhadap Yopa.(Benar)
21. Tidak
Menggunakan Kata Hubung Yang Bertentangan
Contoh:
a.
Karena cinta
Subaidah ditolak,sehingga dukun pun bertindak. (Salah)
b.
Cinta Subaidah
ditolak,sehingga dukun pun bertindak. (Benar)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembaca secara tepat sehingga pndengar
atau pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembacanya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek ,
prediket, objek , pelengkap , dan
keterangan .
Ciri-ciri
kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, kelogisan.
B. Kritik dan Saran
a). Bagi Pemerintah
Masyarakat di pedesaan mayoritas tidak mengerti apa itu kalimat efektif. Jadi, pemerintah
seharusnya membangun perpustakaan atau menyediakan perpustakaan keliling agar
masyarakat bisa membaca dan mengerti apa itu kalimat efektif.
b). Bagi Dosen
Dalam
proses mengajar seorang dosen seringkali keliru mengenai kalimat efektif. Jadi
,seharusnya sebelum menyampaikan materi kepada siswa sebaiknya dosen mencari
tahu dulu apa itu kalimat efektif, baik dengan cara membaca buku maupun dengan
cara internet.
c). Bagi
Siswa
Banyak siswa yang tidak
mengerti apa itu kalimat efektif, sehingga sering kali mereka menganggap
kalimat efektif adalah kalimat yang sering diucapkan anak muda zaman sekarang.
Jadi seharus nya siswa itu lebih rajin membaca buku untuk menambah wawasan
mereka mengenai kalimat efektif .
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan karunia nya kami
dapat menyelsaikan penyusunan makalah
bahasa Indonesia tentang penggunaan Kalimat
Efektif dengan baik dan benar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam proses belajar mengajar, dan sebagai penambah wawasan bagi pembaca,
mengenai penggunaan kalimat efektif
sehingga, wawasan yang didapat oleh pembaca dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami susun masih
jauh dari kata sempurna,oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan, demi kesempurnaan makalah yang kami susun. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Meddyan Heriadi, M.Pd. yang telah membimbing kami
dalam belajar dan juga penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga makalah
penggunaan kalimat efektif ini dapat bermanfaat bagi orang lain. Dan semoga
Tuhan selalu meridohi segala usaha kami.
Bengkulu, 28
September 2017
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang
Masalah 1
B.
Rumusan Masalah 1
C.
Tujuan Pembahasan 2
D.
Manfaat Pembahasan 2
BAB II Pembahasan 3
A.
Pengertian Kalimat Efektif 3
B.
Unsur-unsur Kalimat Efektif 3
C.
Ciri- ciri Kalimat Efektif 8
BAB III Penutup 13
A.
Simpulan 13
B.
Kritik dan Saran 13
Daftar Pustaka
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk
Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung:
Pustaka Prima.
Finoza,
Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985.
Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
Wediasti,Welti.
2017. Bahasa Indonesia. Bekasi:
Cakrawala Cendekia.
No comments:
Post a Comment