PENULISAN
DAN PENYUSUNAN KERANGKA TEORI
Penulisan dan penyusunan karya ilmiah diawali dengan
pemilihan tema atau judul yang ingin ditulis dan diteliti. Pemilihan dan
penentuan tema termasuk bagian sangat penting dalam dunia penelitian dan
penulisan ilmiah. Ketika tema yang ingin diangkat dan diteliti sudah didapatkan
maka dari tema tersebut masuk kedalam konsep penyusunan kerangka agar
penelitian tersebut dapat sistematis. Adapun kerangka penyususnan tersebut
berdasarkan:
1. Latar
belakang penulisan.
2. Tujuan
penulisan.
3. Metode
penulisan
4. Bahan-bahan
penulisan yang telah dikumpulkan.
Berdasarkan hal tersebut ketika konsep dari kerangka
penelitian telah ditentukan maka hal selanjutnya adalah menyusun kerangka kerja
teoritis yang merupakan dasar dari keseluruhan proyek penelitian. Didalamnya
dikembangkan, diuraikan dan dielaborasi hubungan-hubungan diantara
variabel-variabel yang telah diidentifikasi melalui proses pengumpulan data
awal. Sebelum membahas penulisan dan penyusunan kerangka teori, ada beberapa
tokoh yang mendifinisikan tentang teori, berikut tokoh-tokoh yang
mendifinisikan tentang teori:
1.
Kerlinger (1973)
Teori
menurut definisi Kerlinger (1973)adalah seperangkat konstruk(konsep), definisi.
Dan proporsi yang menyajikan gejala-gejala sistematis, merinci hubungan
variable-dengan tujuan meramalkan dan menerangkan gejala tersebut.
2.
Mark (193)
Mark
(1963), (dalam Sitirahayu Haditomo, 1999) membedakan adanya tiga macam teori.
Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian
dapat dibedakan antara lain:
a) Teori
deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif
tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
b) Teori
yang induktif; cara menerangkan adalah dari data kea rah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistic ini dijumpai pada kaum behaviorist.
c) Teori
yang fungsional; disini Nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoristis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Kerangka teori adalah teori-teori yang dipakai untuk
menjuruskan atau merumuskan suatu hipotesa: kerangka teori dapat bersifat
kualitatif ataupun kuantitatif yang mengandung persamaan-persamaan matematik,
rumus-rumus, diagram, bagan-alur, dan sebaginya yang kesemuanya terhimpun dalam satu metode untuk memecahkan
masalah. Kerangka teori merupakan teori-teori yang betul-betul teori pilihan,
lengkap dan relevan. Alur penyampaiannya harus teratur , logis, sistematis dan
argumentatif.
Kerangka teori yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antar variabel independen dan dependenbila dalam penelitian
ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan kenapa
variabel tersebut juga diikut sertakan dalam penelitian. Pertautan antar
variabel tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk hubungan antar
variabel penelitian. Oleh karena itu setiap menyusun paradigma penelitian harus
didasarkan pada kerangka teori.
Ada komponen dasar yang seharusnya ditampakkan dalam
kerangka kerja teoritis, seperti:
1. Variabel-variabel
yang dianggap relevan untuk diteliti harus diidentifikasi secara jelas dan
diberi label.
2. Penjelasan
tentang bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel lainnya.
3. Penjelasan
sifat hubungan antar variabel tersebut, positif atau negatif.
4. Penyertaan
diagram sebagai visualisasi agar pembaca lebih mempunyai gamnbaran.
Kerangka teori memberikan uraian teoritis tentang
beberapa aspek dari masalah penelitian,baik yang menjadi landasan berfikir
maupun tentang konsep-konsep yang hendak di uji melalui proses penelitian,
sebagai uraian yang melandasi perumusan hipotesis materi itu pada dasarnya
merupakan penjabaran secara luas dan luar dari kerangka teori dan kerangka konsep di dalam desain
penelitian.
Dalam bab ini cukup banyak dipergunakan
kutipan-kutipan yang relavan dengan aspek-aspek yang di uaraikan. Kutipan ini
patut dimasukan bilamana benar-benar relavan, baik untuk mendukung uraian,
memperjelas, menegaskan atau bahkan untuk dianalisis. Akan tetapi harus
diusahakan agar uraian dalam bab ini tidak menjadi rangkaian kutipan atau
sekedar merangkum tulisan beberapa pengarang/penulis lain, oleh karena itu
harus jelas pula pendapat, pemikiran dan pandangan penyusun tulisan itu
sendiri.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun kerangka teori/landasan teori, antara lain:
1. Kerangka
teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti dengan acuan-acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti
dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu(bisa disajikan di bab II
atau di buat SUB-Bab tersendiri).
2. Cara
penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan
yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka.
3. Untuk
memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip
kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada apabila
menggunakan literatul dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah dengan
buku dengan edisi terbaru, jika referensi tidak terbit lagi, referensi tersebut
adalah terbitan terakhir. Dan bagi yang menggunakan jurnal sebagai referensi
pembatasan tahun terbitan tidak berlaku.
4. Semakin
banyak sumber bacaan, maka kualitas penelitian yang akan dilakukan semakin
baik, terutama sumber bacaan yang terdiri dari teks book atau sumber lainnya
misalnya jurnal, artikel dari majalah,dll.
5. Pedoman
kerangka teori diatas berlaku untuk semua jenis penelitian.
6. Teori
merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di buku)
7. Pada
akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model
konsep,(apabila diperlukan)dan model hipotesis pada subbab tersendiri sedangkan
penelitian studi kasus cukup menyusun model teori dan beri keterangan. Model
teori yang dimaksud merupakan kerangka pemikiran penulis dalam penelitian yang
sedang dilakukan. Kerangka itu dapat berupa kerangka dari ahli yang sudah ada,
maupun kerangka yang berdasarkan teori-teori pendukung yang ada. Dari kerangka
teori yang sudah disajikan dalam sebuah skema ,harus dijabarkan jika dianggap
perlu memberi batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus dicantumkan.
Sumber Referensi
Bahrudin Nur Tanjung dan Ardial.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Prenadamedia Group.2015
William Chang. Metodelogi penulisan Ilmiah. Penerbit
Erlangga. 2014
http://poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/PEDOMAN_PENULISAN_SKRIPSI-_2014-EDIT.pdf 15-10-18 00:21
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33256965/metodepenelitian-131012025140-phpapp01.docx
15-10-1801:45
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/40419204/Modul_MetodologiPenulisan_Penelitian_Ilmiah.docx
15-10-18 01:45
No comments:
Post a Comment