PENGARUH PENDAPATAN DAN GAYA HIDUP TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM ISLAM
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Konsumsi sangat berpengaruh terhadap
stabilitas perekonomian. Semakin tinggi tingkat konsumsi, semakin tinggi pula
perubahan kegiatan ekonomi. Kebutuhan hidup manusia selalu berkembang sejalan
dengan tuntutan zaman, tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, akan
tetapi juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti kebutuhan pakaian, rumah,
pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Konsumsi merupakan salah satu
kegiatan ekonomi untuk memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa. Kebutuhan
pokok atau kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang sangat penting guna
kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi
suatu individu maupun keperluan pelayanan sosial tertentu.[1]
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya secara terus menerus, karena memang pada
dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan secara terus menerus, karena memang
pada dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan dan tidak akan pernah puas.
Kebutuhan manusia dapat terpenuhi salah satunya melalui kegiatan konsumsi,
dimana konsumen akan mengalokasikan kekayaannya untuk pemenuhan kebutuhan.
Konsumen mengkonsumsi kebutuhan tersebut juga didasari faktor-faktor pendukung,
yang mencakup pendapatan yang tinggi dan kebiasaannya atau gaya hidup setiap
konsumen. Konsumsi dalam ekonomi Islam adalah upaya memenuhi kebutuhan baik
jasmani maupun rohani sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaannya
sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan kesejahteraan atau kebahagiaan di
dunia dan akhirat (falah).[2]
Seseorang akan terus menambah proporsi
konsumsinya sebanding dengan tingkat pertambahan dari penghasilan yang diterimanya
sampai batas tertentu, penambahan pendapatan tidak lagi menyebabkan
bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi karena pada dasarnya kebutuhan
manusia akan makanan mempunyai titik jenuh. Sehingga terdapat kecendrungan
bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin berkurang persentase
pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan. Pendapatan seseorang merupakan
salah satu faktor yang sangat berpengaruh dengan kegiatan konsumsi, dikarenakan
konsumsi berbanding lurus dengan pendapatan. Semakin tinggi penghasilan yang
diterima seseorang maka akan cenderung semakin besar pengeluaran yang digunakan
untuk konsumsi.[3]
Gaya hidup masyarakat saat ini sudah
mengikuti gaya hidup negara-negara maju, gaya hidup yang hedonis menyebabkan
masyarakat berperilaku konsumtif, sebagai masyarakat yang berada di negara
dengan mayoritas penduduk islam, masyarakat Indonesia harus mampu membentengi
diri agar tidak terbawa oleh lingkungan yang mengarah pada pola perilaku yang
konsumtif.
Gaya hidup didefinisikan sebagai pola
dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Seiring dengan
perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat pun berubah. Gaya hidup masyarakat
cendrung modern, sebagian orang lebih sering membeli barang-barang di pusat
pembelanjaan modern daripada di pasar tradisional. Diketahui bahwa banyak
terdapat pusat perbelanjaan seperti mall, swalayan, minimarket,
pertokoan dan lain sebagainya sehingga konsumen akan terdorong untuk berbelanja.
Masyarakat juga mengikuti hal-hal yang trend, tidak terkecuali di
kalangan mahasiswa. Sebagian dari mahasiswa mengikuti perkembangan mode yang
sedang banyak diminati, seperti pakaian, sepatu, tas dan lain sebagainya.
Gaya hidup mahasiswa cenderung konsumtif.
Misalnya dalam hal pembelian suatu barang, sebagian mahasiswa seringkali
membeli sepatu dengan model terbaru walaupun sudah memiliki banyak sepatu.
Mereka membeli barang yang sebenarnya kurang diperlukan untuk mencapai kepuaan
maksimal. Hal itu terjadi karena adanya hasrat yang besar untuk memiliki
benda-benda tanpa memperhatikan kebutuhannya. Gaya hidup mahasiswa yang
cenderung konsumtif dapat menimbulkan masalah seperti banyaknya orang tua yang
mengeluh sebab uang yang diberikan kurang dimanfaatkan untuk hal yang berguna.[4]
Islam membolehkan seorang muslim untuk
menikmati berbagai karunia kehidupan dunia, namun tidak seperti ajaran lainnya.
Allah membatasi pembolehan konsumsi dengan tidak melampaui batas kewajaran yang
menjurus kepada pemborosan dan kemewahan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT
dalam QS Al-A’raf/7 : 31:
*
ûÓÍ_t6»t tPy#uä (#räè{ ö/ä3tGt^Î
yZÏã Èe@ä. 7Éfó¡tB
(#qè=à2ur (#qç/uõ°$#ur wur (#þqèùÎô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) w =Ïtä tûüÏùÎô£ßJø9$#
ÇÌÊÈ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Batasan konsumsi dalam Islam adalah
pelarangan israf atau berlebihan. Perilaku israf diharamkan
meskipun komoditi yang dibelajakan adalah halal.kebutuhan hidup itu harus
terpenuhi secara wajar agar kelangsungan hidup berjalan dengan baik. Namun,
bila kebutuhan hidup dipenuhi dengan cara yang berlebihan akan menimbulkan efek
buruk pada diri manusia tersebut sehingga uang yang dibelanjakan habis untuk
hal-hal yang tidak perlu atau merigikan diri.
Perilaku konsumsi yang buruk dilakukan sesorang
akan berpengaruh pada perilaku konsumsi masyarakat umum dan menjadi penyebab
buruknya perekonomian suatu negara. Fenomena diatas banyak ditemukan
ditengah-tengah masyarakat sekarang ini, diantaranya yaitu banyak masyarakat
tidak pandai mengatur pendapatan yang diperolehnya. Sebagian besar dari
pendapatan tersebut digunakan untuk mengkonsumsi barang-barang mewah yang
berada di luar kebutuhan serta tidak adanya perhatian terhadap etika konsumsi.
Kecenderungan dalam perilaku konsumsi yang tidak baik dapat ditemukan dalam
bentuk sikap boros, royal, dan suka menghambur-hamburkan uang yang cenderung
dilakukan oleh sebagian besar remaja baik di kota maupun di desa saat ini.
Bahkan di sekeliling kampus yang ada di Bengkulu, banyak dari mereka yang
menganggap bahwa uang yang mereka miliki memang sudah menjadi milik mereka yang
dapat digunakan semaunya saja. Bahkan banyak mahasiswa-mahasiswi yang tidak
amanah dalam mengatur uang yang telah ia miliki. Misalnya setelah uang diterima
maka kebanyakan mahasiswa-mahasiswi berpoyah-poyah membelanjakan uang tersebut
dengan pakaian dan lainnya sementara tidak ada bagian pendapatan yang ditabung.
Berdasarkan uraian diatas, maka dari itu penulis tertarik
untuk meneliti dan mengangkaat masalah ini sebagai topik di dalam penulisan
skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pendapatan Dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Islam (Studi Kasus
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu)”
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada variabel yang
dapat mempengaruhi perilaku konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam yaitu variabel pendapatan dan gaya hidup.
C. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengaruh pendapatan
terhadap perilaku konsumen Islam mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Bengkulu ?
2.
Bagaimana pengaruh gaya hidup
terhadap perilaku konsumen Islam mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Bengkulu ?
3.
Bagaimana pengaruh pendapatan
dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen Islam mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Bengkulu ?
D. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan
terhadap perilaku konsumen Islam mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Bengkulu.
2.
Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup
terhadap perilaku konsumen Islam mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Bengkulu.
3.
Untuk mengetahui pengaruh
pendapatan dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen Islam mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat
teoritis
Penelitian ini diharapkan
memberikan penjelasan deskriptif kepada
akademsisi, mahasiswa, dan pihak-pihak lainnya tentang pengaruh
pendapatan dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen Islam mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu.
2.
Manfaat
praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan
akan bermanfaat kepada pihak-pihak seperti:
a.
Mahasiswa
Menambah
wawasan ilmu pengetahuan yang luas dalam meningkatkan kompetensi diri,
intelektualitas serta emosional dalam bidang ekonomi Islam khusunya mengenai pengaruh
pendapatan dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen Islam mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu.
b.
Akademisi
Penelitian ini diharapkan akan menjadi
sumber referensi dan rujukan dalam menunjang penulisan-penulisan ilmiah serta
dapat menjadi perbandingan bagi penulis lain dalam karya ilmiahnya.
c.
Bagi penulis
Penelitian ini adalah untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
mengenai pengaruh pendapatan dan gaya hidup
terhadap perilaku konsumen Islam mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Bengkulu.
F. Penelitian Terdahulu
Mitriani,
yang berjudul “Perilaku Konsumsi Mahasiswa Fakultas dan Bisnis Islam Terhadap
Jilbab Ditijau dari Ekonomi Islam”, pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriftif kualitatif. Dalam penelitian ini lebih menekankan
pembahasan perilaku konsumsi jilbab yang merupakan proses pengambilan keputusan
konsumen dalam memilih, membeli dan menggunakan barang untuk memaksimalkan
kepuasannya. Yang mana hasilnya menunjukan bahwa dari segi perilaku, secara
umuym mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu 2012/2013 dalam
mengokonsumsi jilbab belum sepenuhnya sesuai dengan konsumsi dalam Islam.[5]
Persamaannya adalah sama-sama mengenai perilaku konsumsi mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam. Perbedaannya pada skripsi membahas perilaku konsumsi
terhadap jilbab yang belum sepenuhnya sesuai dengan konsumsi dalam Islam
sedangkan penelitian yang akan penulis teliti
mengenai pengaruh pendapatan dan gaya hidup terhadap perilaku konsumsi
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
M. Izdad Helmi, yang berjudul “Tinjauan
Ekonomi Islam Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat Kelurahan Muara Dua Kota
Bengkulu”, pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif. Dimana dalam penelitian ini menekankan pada perilaku masyarakat
kelurahan muara duo kota bengkulu ini dalam memenuhi kebutuhannya menurut
perilaku konsumsi dalam Islam. Yang mana hasilnya dari segi perilaku, secara
umum masyarakat Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu dalam mengkonsumsi
barang-barang odel terbaru belum sepenuhnya sesuai dengan konsumsi dalam Islam,
masih ada masyarakat yang kurang mementingkan aspek maslahah dalam mengkonsumsi
barang-barang tersebut.[6]
Persamaan yang penulis teliti adalah sama-sama meneliti mengenai perilaku
konsumen Islam. Perbedaan yang penulis teliti adalah objek yang di teliti serta
variabel yang akan di teliti, penelitian ini hanya meneliti perilaku konsumen
saja sedangkan dalam penelitian penulis variabel yang di teliti yaitu
pendapatan, gaya hidup dan perilaku konsumsi dalam Islam dengan objek
penelitiannya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Lia Indriani, yang berjudul Pengaruh Pendapatan, Gaya Hidup, dan Jenis Kelamin Terhadap Tingkat
Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, pada tahun
2015. Penelitian ini menggunakan penelitian ex-post facto dan asosiatif
kausal. Dalam penelitian ini menekankan untuk membahas pengaruh pendapatan,
gaya hidup, dan jenis kelamin baik secara simultan maupun parsial terhadap
tingkat konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY. Hasil dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa: (1) Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
konsumsi mahasiswa, ditunjukkan dengan nilai koefisien pendapatan (b1) bertanda
positif yaitu sebesar 0,677 dan p-value kurang dari tingkat signifikansi
(0,000<0,05). (2) Gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tingkat konsumsi mahasiswa, ditunjukkan dengan nilai koefisien gaya hidup (b2)
bertanda positif yaitu sebesar 2823,342 dan p-value kurang dari tingkat
signifikansi (0,0015<0,05). (3) Jenis kelamin berpengaruh signifikan
terhadap tingkat konsumsi mahasiswa, ditunjukkan dengan nilai koefisien jenis
kelamin (b3) bertanda negatif yaitu sebesar –55447,670 dan pvalue kurang
dari tingkat signifikansi (0,024<0,05). (4) Pendapatan, gaya hidup, dan
jenis kelamin secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat konsumsi
mahasiswa, ditunjukkan dengan prob F kurang dari tingkat signifikansi (0,000<0,05).
Dan diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,7899 atau 78,99%.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa 78,99% tingkat konsumsi dipengaruhi oleh
pendapatan, gaya hidup, dan jenis kelamin, sedangkan sisanya 21,01% dipengaruhi
oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti.[7]
Persamaannya dengan yang penulis akan teliti adalah sama- sama meneliti
pengaruh pendapatan, gaya hidup terhadap konsumsi. Perbedaannya penelitian ini
terdapat variabel jenis kelamin sedangkan penulis hanya meneliti pengaruh
pendapatan dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen saja.
No comments:
Post a Comment