MAKALAH AKHLAK “Sendi-Sendi Pokok Akhlak Tercela"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia perlu
memperhatikan perangainya dari waktu ke waktu yang dalam perjalanan itu
kehidupan manusia mengalami banyak perubahan. Kemajuan perdaban
menimbulkan pergeseran banyak perilaku yangmempengaruhi perangai perorangan
maupun kelompok. Iman Ibnul Qayyim berkata, "Akhlak yang
tercela adalah bermula dari kesombongan dan rendah diri. Dari kesombongan
muncul sikap bangga, sok tinggi, hebat, ujub, hasad, keras kepala, zhalim, gila
pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji padahal tidak berbuat sesuatu dan
sebagainya.
Ibnul Qayyim juga
mengatakan bahwa sebagaimana akhlak terpuji, akhlak tercela juga memiliki akar
di mana satuan-satuannya dapat dikelompokkan. Jika akar perilaku
manusia ada dalam pikiran dan jiwanya, maka akar penyakit akhlak juga akan
selalu ada disana. Mengenai hal itu, Ibnul Qayyim menyebutkan dua akar penyakit
akhlak, yaitu Pertama, penyakit syubhat. Penyakit ini menimpa wilayah akal
manusia, dimana kebenaran tidak menjadi jelas (samar) dan bercampur dengan
kebatilan (talbis). Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia memahami
secara baik dan memilih secara tepat. Kedua, penyakit syahwat.
Penyakit ini menimpa wilayah hati dan insting manusia, dimana dorongan kekuatan
kejahatan dalam hatinya mengalahkan dorongan kekuatan kebaikan. Penyakit ini
menghilangkan kemampuan dasar manusia untuk mengendalikan diri dan bertekad
secara kuat.
Begitu banyaknya hal yang
dapat menyebabkan kemerosotan akhlak yang dapat menimbulkan akhlak atau
perilaku tercela.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
Pengertian Akhlaq?
2.
Apa
Pengertian Akhlaq Tercela?
3.
Bagaimana
Ruang Lingkup Aklaq Tercela?
4.
Apa
saja Macam-Macam Aklaq Tercela?
5.
Bagaimana
Penanggulangannya?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Pengertian Akhlaq
2.
Untuk
mengetahui Pengertian Akhlaq Tercela
3.
Untuk
mengetahui Ruang Lingkup Aklaq Tercela
4.
Untuk
mengetahui Macam-Macam Aklaq Tercela
5.
Untuk
mengetahui Penanggulangannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlaq
1.
Secara Etimologi
Aklaq
mulia merupakan cerminan kepribadian orang yang beriman, sebagaimana
ibadah-ibadah yang di syariatkan dalam islam akan membawa pelakunya kepada
aklaq atau budi pekerti yang luhur. Kata akhlaq diambil
dari bahasa arab “akhlaq” jamaknya adalah “khuluq” yang berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.[1]
2.
Secara terminologi
Menurut
imam Ghozali, kata aklaq sering diindentifikasikan kata kholqun (dalam
bentuk lahiriyah) dan bentuk khuluqun (dalam bentuk
batiniyah), jika dikaitkan dengan kholqun dan khuluqun, maka artinya baik
secara batiniyah maupun lahiriah. Maka dapat dipahami manusia terdapat dua
susunan yaitu jasmani dan rohani.
Akhlaq
adalah keadaan yang melekat pada didi seseorang baik secara lahiriah atau
batiniah, yang darinya lahir suatu perbuatan dengan mudah tanpa melalui psoses
pemikiran, pertimbangan, atau penelitian, tetapi lahir dari dari proses
pembiasaan diri.
B. Pengertian Akhlaq Tercela
Definisi akhlak menurut
Imam AI-Gozali adalah: Ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah dan tidak memerlukan pertimbangan atau pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak berasal dari
bahasa Arab yaitu khalaqa-yahluqu, artinya menciptakan, dari akar
kata ini pula ada kata makhluk (yang diciptakan) dan kata khalik (pencipta),
maka akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang datang dari
pencipta (Allah swt). Sedangkan moral berasal dari maros (bahasa
latin) yang berarti adat kebiasaan, disinilah terlihat berbeda antara moral
dengan akhlak, moral berbentuk adat kebiasaan ciptaan manusia, sedangkan akhlak
berbentuk aturan yang mutlak dan pasti yang datang dari Allah swt. Kenyataannya
setiap orang yang bermoral belum tentu berakhlak, akan tetapi orang yang
berakhlak sudah pasti bermoral. Dan Rasulullah saw di utus untuk menyempurnakan
akhlak manusia sebagaimana sabdanya dalam hadist dari Abu Khurairah, “Sesungguhnya
aku diutus Allah semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia.”
Dengan demikian, akhlak
(perilaku) tercela adalah semua sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah,
karena akan mendatangkan kerugian baik bagi pelakunya ataupun orang lain. [2]
C. Ruang Lingkup Aklaq Tercela
Akhlaq tercela mencakup dua
hal yang darinya suatu perilaku dapat dinilai buruk, yaitu :
1.
Hal-hal yang berhubungan
dengan ucapan atau perkataan yang buruk.
2.
Hal-hal yang behubungan
perbuatan yang buruk.
D. Macam-Macam Aklaq Tercela
1.
Sifat
Iri
a.
Pengertian Iri
Iri artinya tidak senang
orang lain memperoleh nikmat. Biasanya sifat iri ini selalu dibarengi dengan
sifat dengki. Sifat iri dalam kehidupan sehari-hari ini sangat banyak sasaranya
antara lain iri terhadap tetangga yang kaya, atau iri terhadap orang lain
sukses dalam usaha dan sebagainya. Sifat ini sangat dicela dalam ajaran islam
karena sifat iri sangat mengganggu ketentraman jiwa dan bahkan dapat
menimbulkan pertengkaran satu dengan yang lain. [3]
b.
Bahayanya
Bahaya iri hati adalah :
1)
Sifat iri jika berlebihan
akan menjadi dengki, artinya bukan saja tidak senang melihat orang lain melihat
orang lain mendapatkan kenikmatan, melainkan ia akan mengharapkan kenikmatan
itu berpindah kepadanya.
2)
Iri hati dapat menimbulkan
perbuatan jahat.
3)
Iri hati dapat menimbulakan
perasaan jengkel terhadap yang menyamai atau menandinginya.
4)
Iri hati dapat
meniimbulkan peraaan takabur.
c.
Pencegahannya
Untuk mmenghindari sifat
iri dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
1)
Menerima dan
mensyukuri bahwa hasil yang sudah diperoleh adalah nikmat dari
Allah sehingga merasa bahwa semua itu sudah berlaku dengan seadil-adilnya.
2)
Menyadari bahwa kebahagian
di dunia itu hanya sementara sedangkan kebahagian yang kekal itu ada di
akhirat.
3)
Berusaha dengan keras
sambil bertawakkal agar mendapat kebahagian sesuai dengan usahanya.
2.
Dengki
a.
Pengertian Dengki
Dengki adalah merasa tidak senang melihat orang lain
mendapatkan anugrah kenikmatan dari Allah SWT. Menginginkan agar kenikamatan
tersebut pindah padanya. Sifat ini sangat membahyakan bagi dirinya ia selalu
mencari-cari kelemahan orang lain. Jalan yang ditempuh suka menceritakanb
kejelekan orang lain pada masyarakat, dengan bermacam-macam dalih.
Rosulullah telah memberikan bimbingan kepada kita agar
umatnya tidak dengki, iri hati atau hasut sebagai berikut : Artinya : “Jauhilah
olehmu dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebajikan sebagaimana api
memakan kayu (HR. Abu dawud).
b.
Bahayanya
Bahaya yang mempunyai sifat dengki antara lain :
1)
Menimbulkan sifat dan sikap
serta tingkah laku yang hina.
2)
Dapat menimbulkan sifat
permusuhan.
3)
Tidak disenangi orang
banyak
4)
Menimbulkan perasaan dendam
c.
Pencegahannya
Menghindarinya dengan cara, antara lain sebagai berikut :
1)
Meningkatkan iman dan taqwa
kepada Allah.
2)
Menyadari dengki dapat
menghapus kebaikan.
3)
Meningkatkan syukur kepada
Allah SWT.
3.
Buruk
Sangka
a.
Pengertian Buruk Sangka
Buruk sangka adalah sikap yang bisa merugikan kepada
pihak lain, sebelum ada bukti yang kuat dan kuat dan jelas orang lain sudah
dituduh dengan dakwaan yang jelek-jelek. Pendapat pribadinya ini hanya
didasarkan pada kasak kusuk dan kabar burung yang tak jelas sumbernya. Buruk
sangka atau su’udhon bisa berakibat fatal bagi orang-orang yangg menjadi
sasarannya.[4]
Oleh karena itu, Allah menyuruh untuk menjahui sifat
buruk sangka ini Allah berfirman.
Artinya : Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian
dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain.Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S
Al Hujurat :12)
b.
Bahayanya
Bahaya buruk sangka dalam kehidupan sehari-hari antara
lain, dapat
1)
Memecah persatuan dan
persaudaraan
2)
Menjatuhkan nama baik
seseorang
3)
Merusakak iman
4)
Pencegahannya
c.
Cara menghindari buruk
sangka antara lain:
1)
Meningkatkan iman dan taqwa
kepada Allah
2)
Menyadari setiap orang
mempunyai kelebihan dan kekurangan
4.
Fitnah
dan Adu Domba
a.
Pengertian Dengki dan Adu
Domba
Fitnah adalah menyiarkan rahasia (aib)
seseorang kepada orang lain padahal orang itu tidak pernah melakukannya. Firman
allah. Artinya : fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan (Q.S
Al Baqoroh : 191)
Fitnah dan adu domba adalah sikap mental yang ingin
mencelakakan orang lain. Dengan harapan dan tujuan akan memperoleh keuntungan
di balik semua ini. Akibat fitnah yang berupa perpecahan, pertikaian, dan
permusuhan akan memperlemah masing-masing pihak yang berselisih ini. Dengan demikian
si tukanfitnah akan dapat menguasai atau mengatur mereka.
b.
Bahayanya
Bahaya fitnah merugikan orang lain juga merugikan diri
sendiri yaitu:
1)
Menyebabkan orang yang
difitnah menderitata
2)
Menyebabkan orang yang
difitnah dikucilkan masyarakat
3)
Menyebabkan orang yang
difitnah sulit mngembalikan nama baiknya
4)
Merusak iman
c.
Pencegahannya
1)
Meningkatkan iman dan taqwa
kepada Allah
2)
Menyadari fitnah itu
dilarang oleh Allah
5.
Khianat
a.
Pengertian khianat
Khianat artinya
menyia-nyiakan kepercayaan orang lain. Allah berfiman :
Artinya
: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. dan ketahuilah, bahwa hartamu
dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah
pahala yang besar.( Q.S Al Anfal : 27-28)
Betapa pentingnya
menunaikan amanah, baik amanah dari Allah maupun amanah di antara
sesamanya. Oleh karena itu sebagai orng muslim kita harus dapat
menghindari sifat khianat agar ketentraman dapat terlaksana dengan
baik.
b.
Bahayanya
Khianat dapat membahayakan
manusia anrara lain :
1)
Merugikan orang lain yang
dikhianati
2)
Penghianat tidak akan
dpercaya orang lain
3)
Khianat merugikan bangsa
dan negara apabila yang dikhianati itu bangsa dan negara
c.
Pencegahannya
Cara menghindari khianat
yaitu:
1)
Meningkatkan iman dan taqwa
kepada Allah
2)
Menyadari kehidupan didunia
merupakan ujian dari Allah.
E. Penanggulangannya
1. Pembinaan Akhlaq
Pembinaan adalah suatu usaha untuk membina. Membina
adalah memelihara dan mendidik, dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadian utama.
Maksud dan tujuan pendidikan akhlaq atau kesusilaan
adalah memimpin anak setia dalam mengerjakan segala sesuatu yang baik dan
meninggalkan yang buruk atas kemauan sendiri dalam segala hal dari setiap
waktu.[5]
2. Peningkatan Kualitas Akhlaq
a.
Menurut Ali Kholil Abu
‘Aini
1)
Pengajaran tentang cara
beramal dan pengalaman / keterampilan.
2)
Mempergunakan akal
3)
Contoh yang baik dan jujur
4)
Perintah kepada kebaikan,
larangan perbuatan munkar, saling berwasiat kebenaran, kesabaran, dan kasih
sayang
5)
Nasihat-nasihat
6)
Kisah-kisah
7)
Tamsil (perumpamaan)
8)
Menggemarkan dan menakutkan
atau dorongan dan ancaman
9)
Menanamkan kebiasaan baik
dan menghilangkan kebiasaan buruk
10) Menyalurkan
bakat
11) Peristiwa-peristiwa
yang lalu
b.
Menurut Prof. Dr. H. M
Arifin Med
1)
Perintah dan larangan
2)
Cerita-cerita orang-orang
yang taat dan orang -orang berdosa (tidak taat) serta akibatakibat dari
perbuatannya.
3)
Peragaan, misalnya manusia
disuruh melihat kejadian alam ini
4)
Instruksional (bersifat
pengajaran) misalnya menyebutkan sifat-sifat orang-orang yang beriman.
5)
Acqusition ( self education
), misalnya menyebutkan tingkah laku orang yang munafik yang merugikan diri
sendiri
6)
Mutual education (mengajar
dalam kelompok) misalnya nabi mengajar cara sholat kepada para sahabatnya
dengan contohperbuatan
7)
Exposition (dengan
penyajian) yang didahului dengan motivasi (menumbuhkan minat) yakni dengan
memberikan moqodimah (pengantar) lebih dahulu, kemudian pelajaran
8)
Function (pelajaran
dihidupkan dengan praktek) misalnya nabi mengajarkan hukum dan syarat-syarat
haji[6]
Konsep pendidikan modern saat ini sejalan dengan
pandangan Imam Al Ghozali tentang pentingnya pembiasaan melakukan suatu
perbuatan sebagai suatu metode pembentukan akhlaq yang utama, terutama
pembiasaan itu dapat berpengaruh baik terhadap jiwa manusia, yang mmemberikan
rasa nikmat jika diamalkan sesuai dengan akhlaq yang telah terbentuk dalam
dirinya, yang tentunya kesemuanya itu memerlukan sikap
disiplin dalam prosesnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlaq adalah keadaan yang melekat pada didi seseorang
baik secara lahiriah atau batiniah, yang darinya lahir suatu perbuatan dengan
mudah tanpa melalui psoses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian, tetapi
lahir dari dari proses pembiasaan diri.
Dengan demikian, akhlak (perilaku) tercela adalah semua sikap dan
perbuatan yang dilarang oleh Allah, karena akan mendatangkan kerugian baik bagi
pelakunya ataupun orang lain.
Akhlaq tercela mencakup dua hal yang darinya suatu
perilaku dapat dinilai buruk, yaitu :
1.
Hal-hal yang berhubungan
dengan ucapan atau perkataan yang buruk.
2.
Hal-hal yang behubungan
perbuatan yang buruk.
Macam-Macam
Aklaq Tercela yaitu:
1.
Sifat Iri
2.
Dengki
3.
Buruk Sangka
4.
Fitnah dan Adu Domba
5.
Khianat
Penanggulangannya
1.
Pembinaan Akhlaq
2.
Peningkatan Kualitas Akhlaq
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kami yakin dalam pemaparan materi makalah ini masih
ada banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
H. Suparmin, Buku Kerja Siswa Madrasah Aliyah, Ranma Media Pustaka.
2005
Dr.
Husni Rahim, Husni, Pendidikan Agama Islam, Departemen Agama
RI, Jakarta , 1999.
Drs.
H. Amirudin, dkk, Pendidikan Agama Islam 2, Bumi Aksara, Jakarta,
2001.
Drs.
Hadi Burhan, Nurul, dkk, Pendidikan Agama Islam, Surya
Angksa, Semarang, 1994.
Drs.
Djamhuri, dkk, Aqidah Aklaq , Aneka
Ilmu, Semarang, 1992.
No comments:
Post a Comment