1

loading...

Tuesday, October 30, 2018

MAKALAH AQIDAH AKHLAK "AKHLAK TERHADAP KELUARGA"

MAKALAH AQIDAH AKHLAK "AKHLAK TERHADAP KELUARGA"

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai  seorang  muslim yang  baik kita tentu tau bahwa ahlak terhadap orang tua merupakan sesuatu hal yang sangat penting . karena, orang tua adalah orang yang mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa. Dan setiap orang tua pun pasti mempunyai harapan terhadap anaknya agar kelak menjadi anak yang sukses, berbakti kepada kedua orang tua serta menjadi lebih baik dan sholeh. Maka dari itu jika kita mamang seorang muslim yang baik hendaknya kita selalu berbakti kepada kedua orang tua kita. Melakukan apa yang telah di perintahkan oleh orang tua dan pantang untuk membangkang kepada orang tua.
Namun di zaman dewasa ini banyak dari kita seperti lupa terhadap kewajiban kita terhadap orang  tua sebagai muslim yang baik, yaitu adalah kita harus memiliki ahlak yang sempurna Terhadap orang tua kita .Ahlak merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang kehadiranya hingga saat ini semakin di rasakan.Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW. Adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima.
Kepada umat manusia , khususnya yang beriman kepada Allah SWT diminta agar akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhammad SAW. Di jadikan sebagai contoh dalam kehidupan di berbagai bidang. Perhatian terhadap pentingnya akhlak kini muncul kembali, yaitu di saat bangsa Indonesia di hadapkan pada masalah moral dan akhlak yang cukup serius , yang kalau di biarkan akan menghancurkan masa depan bangsa Indonesia sendiri.


B. Rumusan Masalah
a.       Bagaimana pengertian akhak terhadap keluarga ?
b.      Bagaimana sikap yang harus ditunjukan orang tua terhadap anak ?
c.       Bagaimana sikap yang harus ditunjukan anak kepada orang tua ?
C Tujuan penulisan
a.       Mengetahui pengertian akhlak teradap keluarga.
b.      Mengetahui sikap yang bagaimana yang harus ditunjukan orang tua terhadap anak.
c.       Mengetahui sikap yang bagaimana yang harus ditunjukan anak kepada orang tua.
D. Manfaat Penulisan
a.       Makalah ini bermanfaat untuk dosen, terutama untuk bahan reverensi dalam pengajaran Hubungan IPS dan Ilmu Sosial.
b.      Makalah ini bermanfaat untuk pembaca sebagai bahan pembelajaran guna menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengertian IPS dan ilmu sosial, persamaan dan perbedaan IPS dengan ilmu sosial dan hubungan IPS dan ilmu sosial.
c.       Makalah ini bermanfaat untuk masyarakat umum umtuk mengetahui lebih mengenai Hubungan IPS dan Ilmu Sosial.

 BAB II
PEMBAHASAN
A. Akhlak terhadap keluarga
Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu Al-khulq, Al-khuluq yang mempunyai arti watak, tabiat. Secara Istilah Akhlak menurut Ibnu MaskawiAkhlak adalah sesuatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan. Sedangkan yang dimaksud kedua orang tua adalah Bapak Ibu baik itu dari keturunan (Nasab) atau susuan, baik keduanya orang muslim ataupun kafir, termasuk juga kedua orang tua adalah nenek dan kakek dari kedua belah pihak.
Jadi akhlak kepada Orang Tua adalah Menghormati dan menyayangi mereka berdua dengan sopan santun dan berbakti kepada keduanya dalam keadaan hidup dan dalam keadaan sudah meninggal dunia.
Seorang kepala keluarga berkewajiban mengatur dan mengelola sistem yang akan diberlakukan di dalam keluarganya tersebut. Sistem yang dibangun tersebut setidaknya mengakomodasi kepentingan-kepentingan anggota keluarganya secara keseluruhan, dan sebagai konsekwensinya seluruh anggota harus mempunyai komitmen untuk tidak keluar dari peraturan yang disepakati, sehingga dengan demikian diharapkan terjadi keharmonisan di antara anggota keluarga tersebut.
Kata keluarga secara etimologisnya terdiri dari kata “kula” dan “warga”. Kula  artinya   saya,   hamba,   seorang   ahli   yang   tugasnya   berkewajiban   mengabdikan   diri, sedangkan  warga  artinya  anggota, dengan demikian keluarga adalah kesatuan dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri untuk kepentingan dan tujuan yang sama, yaitu:
a)      Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang terkecil dari masyarakat.
b)      Keluarga  berarti  sekelompok  manusia  yang  hidup  bersama  karena  adanya  ikatan
c)      perkawinan, hubungan darah dan biasanya hidup dalam satu rumah.
d)     Keluarga  adalah  suatu  pergaulan  sosial  karenanya  menimbilkan  perasaan
e)      sosial dari anggota keluarga.
Ditinjau  dari  segi  pendidikan,  keluarga  adalah  lingkungan  pendidikan  pertama  bagi anak. Menurut  kharuddin  dalam  sosiologi  keluarga,  keluarga  adalah kelompok  primer yang  terpenting  dalam  masyarakat.  Secara  historis  keluarga  terbentuk  paling  tidak  dari satuan  yang  merupakan  organisasi  terbatas  dan  mempunyai  ukuran  yang  minimum, terutama  pada  pihak-pihak  yang  pada  awalnya  mengadakan  suatu  ikatan.  Dengan kata lain,  keluarga  tetap  merupakan bagian  dari  masyarakat  total  yang  lahir  dan  berada  di dalamnya   yang   secara   berangsur(-angsur   akan   melepaskan   ciri-ciri   tersebut   karena tumbuhya mereka kearah pendewasaan.
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga diantaranya:
1.      Tanggung jawab
Tanggung jawab harus ditunjang dengan kemampuan di berbagai bidang termasuk kemampuan leadership (kepemimpinan), dan disadari ataupun tidak, sikap bertanggung jawab ini akan menjadi contoh atau tauladan bagi anggota keluarga yang lain, karena sikap bertanggung jawab tidak hanya dibutuhkan oleh sang pemimpin tapi juga harus menjadi karakter setiap anggota keluarga, bahkan seluruh anggota masyarakat dan bangsa.
Tanggung jawab seorang ayah sebagai kepala keluarga adalah :
a)    Memberi nafkah yang halal kepada keluarganya
Memberi nafkah yang halal kepada keluarganya merupakan hal yang utama, nafkah yang diberi dapat berupa materi, sandang, pangan, dan papan, atau kebutuhan tambahan lainnya apabila diperlukan, agar anggota keluarganya dapat hidup dengan layak,
b)   Memberi, mengenalkan, mengajarkan agama
Memberi, mengenalkan, mangajarkan pengetahuan dan pendidikan agama kepada anggota keluarganya adalah suatu kewajiban agar anggota keluarganya mengenal dan takut akan Tuhan sehingga mau melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta memiliki perilaku dan akhlak yang baik agar dapat selamat di dunia maupun akhirat.
c)    Melindungi keluarganya
Selain itu tanggung jawab seorang ayah yang tak kalah pentingnya adalah melindungi kesejahteraan dan keselamatan keluarganya dari segala macam ancaman atau hal buruk lainnya
d)   Menanamkan sikap dan teladan yang baik
Menanamkan sikap disiplin, jujur, rendah hati, rela berkorban, tenggang rasa, menghormati orang yang lebih tua, tidak melawan orang tua, tidak berkata kasar, bertanggung jawab dan perilaku baik lainnya kepada keluarganya terutama pada anaknya sejak dini, serta memberi contoh atau teladan yang baik kepada keluarganya.
e)    Mengenalkan hal yang baik dengan yang buruk
Mengenalkan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat kepada anggota keluarga terutama sang anak sejak dini agar dapat membedakan yang mana perbuatan yang baik dengan yang buruk
f)    Memberikan pendidikan formal kepada anaknya
Seorang ayah bertanggung jawab untuk menyekolahkan anaknya sampai anaknya menjadi insan yang cerdas dan berhasil, serta mampu untuk terjun ke masyarakat untuk mencari nafkah kelak sehingga dapat berguna bagi nusa dan bangsa
g)   Mengawasi anak-anaknya
eharusnya senantiasa menyempatkan waktu untuk anak- anaknya dan selalu memantau dan mengawasi anak-anaknya agar anak-anaknya terhindar dari perbuatan-perbuatan menyimpang
h)   Merawat Anggota Keluarga
Orang tua memiliki kewajiban untuk merawat anggota keluarganya, baik ketika seorang anak yang masih kecil, atau seorang anggota keluarga yang sedang sakit
i)     Menjaga keutuhan keluarga
Menjaga keutuhan keluarga dapat dilakukan dengan cara membina hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, peduli dan menyayangi anggota keluarganya.
Tanggung jawab Ibu terhadap keluarga, yakni :
Pada umumnya tanggung jawab seorang ibu sama seperti dengan tanggung jawab ayah. Perbedaannya apabila dia seorang Single Parent, maka seorang Ibu wajib mencari nafkah untuk anak-anaknya. Apabila bukan single parent, maka Ia tidak memiliki kewajiban untuk mencari nafkah dan sebaiknya seorang Ibu dapat memasak dan bertanggung jawab untuk menyediakan hidangan yang baik kepada keluarganya.
Tanggung Jawab Anak Terhadap Keluarga
a)      Tidak boleh melawan perkataan orang tua
Seorang anak sudah seharusnya menuruti apa yang diperintahkan oleh orang tuanya dan tidak boleh melawan dan membangkang selama perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang baik dan benar, karena dianggap orang tua dijadikan contoh dari perilaku anak-anaknya
b)      Tidak berkata kasar dan menyakiti orang tua
Orang tua sudah melahirkan dan membesarkan anak hingga anak tersebut dapat tumbuh besar. Selain itu orang tua telah memberikan pendidikan dan pengetahuan agama sehingga anak tidak boleh berkata kasar yang dapat menyakiti orang tuanya baik dari segi fisik atau pun dari perasaan orang tua karena perbuatan tersebut merupakan dosa besar.
c)      Belajar dengan giat
Seorang anak telah diberi pendidikan formal oleh orang tuanya (disekolahkan), alangkah baiknya seorang anak menghargai apa yang telah orang tua nya berikan dengan belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh sehingga membuahkan hasil dan dapat berguna di masa depan
d)     Merawat anggota keluarga
Apabila ada anggota keluarga seperti ibu, ayah, kakak, atau adik yang sakit sehingga membutuhkan bantuan, maka seharusnya seorang membantu untuk merawat orang tua atau saudara kandungnya. Selain itu apabila Ia memiliki adik, merawat anggota keluarga juga dapat dilakukan dengan merawat adik yang masih kecil dan mengajaknya bermain permainan yang mengandung hal positif
e)      Melindungi saudara kandungnya
Seorang anak berkewajiban untuk saling melindungi sesama saudara kandung. Terutama seorang kakak seharusnya melindungi adiknya.
f)       Peduli terhadap keluarga
Peduli dengan keluarga disini maksudnya seorang anak (terutama yang sudah remaja) diharapkan tidak terlalu asik dengan dunianya sendiri sehingga lupa akan keluarganya. Karena ditakutkan akan adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi apabila anak tersebut kurang diawasi oleh orang tuanya

2.      Kerjasama
Kerjasama yang baik dalam mendidik anak itu antara lain dalam bentuk sama-sama meningkatkan keshalehan dirinya sebagai orang tua, karena mendidik anak itu harus dengan keteladanan yang baik, juga tidak ada kontradiksi antara sikap bapak dengan ibu dalam mendidik anak dan sebagainya.
Keharusan kita bekerjasama dalam hal-hal yang baik, dinyatakan Allah SWT dalam firmannya, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS Al Maidah: 2).
3.      Perhitungan dan Keseimbangan
Besar kecilnya kepemimpinanan membutuhkan perhitungan dan keseimbangan yang tepat. Apalagi di dalam sebuah keluarga, tentu harus ada yang namanya perhitungan dan keseimbangan yang baik. Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh ajaran Islam.
4.      Disiplin
Disiplin dalam Keluarga adalah kunci sukses dalam pendidikan seluruh pihak terkait dalam rumah tangga seperti suami, istri, dan anak. Disiplin adalah konsisten terhadap aturan yang dibuat serta dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus. Aturan hendaknya mempunyai visi yang berdampak jauh ke depan, bukan kebaikan jangka pendek.
Dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan begitu penting. Untuk mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu memiliki sikap disiplin dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah dan istirahat, demikian juga seorang anak, untuk menggapai cita-citanya dia harus rela mendisiplinkan diri dan waktunya untuk belajar, bermain, ibadah dan istirahat. Tanpa kedisiplinan, keteraturan hidup susah untuk tercapai.
5.      Kasih sayang
Kasih sayang adalah suatu sikap saling menghormati dan mengasihi semua ciptaan Tuhan baik mahluk hidup maupun benda mati seperti menyayangi diri sendiri sendiri yang berlandaskan hati nurani. Kasih Sayang dalam keluarga sebagai suatu kesatuan dan pergaulan yang paling awal. Sebagai satu kesatuan merupakan gabungan dari beberapa orang yang ditandai oleh hubungan genelogis dan psikologis yang saling ketergantungan dengan karakteristiknya yang berbeda.
Di antara perasaan-perasaan mulia yang ditanamkan Allah di dalam keluarga adalah perasaan kasih sayang. Seorang ayah rela bekerja keras mencari nafkah tentu karena kasih sayang terhadap anak dan istrinya, seorang ibu tanpa mengeluh dan tak kenal lelah mengandung anaknya selama sembilan bulan, inipun dilandasi cinta dan kasih sayang kepada sang jabang bayi, bahkan setelah sang anak lahir, dia pun rela mengorbankan diri dan waktunya untuk membesarkan anaknya tersebut, serta masih banyak lagi contoh keajaiban dari kekuatan besar yang dinamakan cinta yang merupakan anugrah dari Allah SWT.
Walaupun cinta dan kasih sayang ini adalah sifat dasar yang harus dimiliki oleh setiap insan, tapi ternyata tidak semua orang mudah mendapatkannya, karena untuk mendapatkannya diperlukan sebuah perjuangan. Rasulullah SAW bersabda:
“Allah menjadikan kasih sayang di dalam hati orang-orang yang dikehendaki-Nya dari para hamba-Nya. Dan sesungguhnya Allah hanya mengasihi hamba-hamba –Nya yang suka mengasihi.”
Dengan demikian, perjuangan untuk mendapatkan kasih sayang-Nya adalah dengan berusaha sekuat tenaga dan terus menerus memancarkan kasih sayang kepada-Nya dan kepada sesama, karena semakin ia menyayangi atau mengasihi-Nya maka kasih sayang-Nya akan semakin ia dapatkan.
B. Sikap yang harus ditujukaan orang tua kepada anak
Sikap menghormati tidak hanya berlaku untuk orang yang memiliki pangkat lebih tinggi atau yang usianya di atas kita. Sikap hormat juga perlu diterapkan dalam sebuah keluarga. Peran keluarga untuk mewujudkan sikap saling menghormati satu sama lain sangat dibutuhkan. Pasalnya, setiap orang tentu ingin dihormati, begitu pun diri kita sendiri. Berikut adalah sikap yang harus orangtua tunjukan terhadap anak :
a)      Menjaga Ucapan
Ucapan orang tua ini sangat berpengaruh terhadap akhlak sang anak. Jika orang tua terbiasa berbicara dengan nada tinggi, bahasa kotor dan tidak tepuji serta ucapan-ucapan yang tidak baik  dan tidak layak di didepan anak, maka anak secara tidak langsung akan terbentuk dengan akhlak yang buruk. Ia akan mengikuti bahasa orang tuanya dan menerapkannya. Oleh karena itu, jagalah lisan dari ucapan-ucapan yang tidak baik, seperti yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, banyak ibu atau ayah yang memarahi anaknya dengan sebutan yang tidak baik dan tidak seharusnya di ucapkan pada anak. Sering membicarakan keburukan orang lain di depan  anak atau menggibah dan lain sebagainya.
b)      Lemah lembut & tidak kasar pada siapapun
Biasakan untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik, terlebih jika kita telah menjadi orang tua. Apapun yang ada pada diri kita, akan terserap dan dinilai oleh anak-anak. Bersikap lembutlah pada siapapun, tidak kasar baik pada pasangan, anak maupun orang lain.
c)      Rajin membaca
Sejak kecil anak harus terbiasa melihat kebiasaan baik orang tuanya, salah satunya adalah membaca buku. Anak akan mengikuti jejak dan hobi yang baik dari orang tuanya. Ia akan mengikuti kesenangan untuk selalu membaca buku . Jika ingin anaknya menjadi seorang pecinta ilmu, tanamkanlah pada diri Anda sendiri untuk mencintai sesuatu yang baru dan pengetahuan yang luas dengan membaca buku.
d)     Rajin beribadah
Rajin dalam melakukan ibadah hendaklah diperlihatkan pada anak. Kebiasaan orang tua yang rajin dalam melakukan ibadah ini bukan termasuk dalam hal riya’, namun bagian dari cara mendidik anak agar anak taat dan terbiasa melakukan ibadah. Contohnya sholat, membaca Al-Qur’an, bersholawat, berdzikir, melakukan sholat sunnah, puasa sunnah, dan lain sebagainya.
e)      Jangan bertengkar dengan pasangan di depan anak
Menjaga keharmonisan rumah tangga tidaklah mudah. Banyak sekali masalah dan perselisihan yang terjadi silih berganti. Namun, usahakan jangan pernah bertengkar dengan pasangan di hadapan anak-anak. Karena jika anak sering melihat pertengkaran orang tuanya, maka hatinya akan sangat terluka, terpukul dan bahkan bisa trauma serta dapat mempengaruhi mentalnya. Banyak dampak buruk lainnya yang bisa terjadi pada anak jika orang tua sering bertengkar di depan mereka atau mereka mendengar pertengkaran orang tuanya.
f)       Menjaaga penampilan
Orang tua merupakan cerminan bagi anak, dalam hal apapun termasuk dalam mejaga penampilan. Orang tua yang menjaga penampilannya seperti menjaga kerapihan rambutnya (bagi seorang ayah), menjaga kebersihan badan dan pakaiannya serta menjaga keceriaan wajahnya. Secara tidak langsung telah memberikan contoh pada anak-anaknya tentang kerapihan dan kebersihan.
g)      Bersikap tegas dan penuh wibawa
Usahakan jangan terlalu memanjakan anak, boleh dan tidak dilarang memanjakan anak, namun tetap di sisi lain orang tua harus menujukkan sikap ketegasannya. Seperti contoh, saat anak menginginkan sesuatu (bermain, membeli makanan, berlibur bersama teman, dll) tidak selamanya orang tua meng”iya“kan apa yang anak inginkan. Berikan ketegasan pada anak, agar anak terbiasa dengan didikan baik tersebut sehingga ia bisa lebih mandiri, bisa menahan emosi, bisa belajar sabar dan tidak lemah. Dibalik ketegasan tersebut, orang tua juga telah menunjukkan kewibawaannya di hadapan anak. Sehingga anak akan lebih hormat dan lebih segan serta takut jika melanggar aturan dan perintahnya.
h)      Menolong dan membantu orang lain
Merupakan sikap dan perilaku terpuji yang harus dimiliki orang tua sebagai tauladan bagi anak-anaknya. Tunjukkan sikap ringan tangan pada anak-anak agar mereka terbiasa dan mengikuti akhlak baik ini.
i)        Penuh kasih sayang
Bersikaplah dengan baik dan penuh kasih sayang didepan anak-anak. Maka anak-anak akan terbentuk karakternya untuk menjadi seorang yang penyayang. Jangan lalai dalam memberikan perhatian, kepedulian dan penuh tanggung jawab. Tunjukkanlah rasa dan sikap itu di hadapannya, agar anak mengetahui betapa besarnya rasa cinta dan kasih sayang orang tuanya pada dirinya.
j)        Disiplin dalam hal apapun
Biasakanlah untuk bersikap disiplin penuh dalam hal apapun. Ajaklah anak untuk terjun di dalam kedisiplinan itu. Contohnya disiplin dalam memanage waktu, seperti bangun pagi langsung biasakan sikat gigi, berwudhu kemudian sholat berjamaah. Sehabis magrib tidak ada yang menghidupkan televisi maupun bermain gadget dan lain sebagainya, membiasakan untuk bermurojaah, mengaji, kumpul keluarga dan lain sebagainya. Disiplin dalam hal belajar, membantu pekerjaan rumah, tanggung jawab dan lain sebagainya. Disiplin ini akan membantu membentuk sikap dan karakter anak untuk menjadi orang yang lebih taat, patuh, bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
C. Sikap anak kepada orang tua
Birrul Wlidain terdiri dari kata birru dan al-walidain. Birru artinya kebajikan, Al-walidain artinya dua orang tua atau ibu dan bapak. Birrul Walidain merupakan suatu istilah yang berasal langsung dari Nabi Muhammad saw, yang berarti berbuat kebajikan kepada kedua orang tua. Semakna dengan birrul walidain, Al-Qur’an Al-Karim menggunakan istilah ihsan (wa bi al-walidaini ihsana), seperti yang terdapat dalam firman Allah SWT berikut ini:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya…”(QS. Al-Isra’ 23).
Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada kedua orang tua kita, Allah SWT berfirman:
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya…”(QS. Al-Ankabut 8)
Allah SWT juga meletakan perintah berterima kasih kepada kedua orang tua langsung sesudah perintah berterima kasih kepada Allah SWT. Allah berfirman:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”(QS. Luqman 14)
Rasulullah juga mengaitkan bahwa keridhaan dan kemarahan Allah SWT berhubungan dengan keridhaan dan kemarahan kedua orang tua. Rasulullah bersabda:
“Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua, dan kemarahan Rabb (Allah) ada pada kemarahan orang tua.”(HR. Tirmidzi)
Bentuk-bentuk Birrul Waldain
a)      Mengikuti keinginan dan saran orang tua
b)      Menghormati dan Memuliakan kedua orang tua
c)      Membantu kedua orang tua secara fisik dan materiil
d)     Mendo’akan kedua orang tua
Demikianlah Allah SWT dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada keduanya menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada salah satu atau keduanya juga menempati posisi yang sangat hina. Secara khusus Allah mengingatkan betapa besar jasa dan perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat, dan mendidik anaknya. Kemudian bapak walaupun tidak ikut mengandung, tetapi dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi, membesarkan, dan mendidik anaknya hingga mampu berdiri sendiri, bahkan sampai waktu yang tidak terbatas.
Berdasarkan hal tersebut maka sangatlah wajar apabila seorang anak menghormati dan menyanyangi kedua orang tua setelah cintanya kepada Allah SWT.
Beberapa sikap yang harus anak tujukan kepada kedua orang :
a)      Menunjukkan rasa hormat
Tidak hanya anak yang harus menghormati orang tua, orangtua juga perlu menghormati hak anak. Misalnya, seorang anak berhak memilih jurusan apa yang akan diambilnya di jenjang perguruan tinggi. Untuk mewujudukan rasa saling menghormati dalam keluarga, orang tua tentu harus menghormati hak anaknya dengan cara tidak memaksakan kehendak serta memberikan dukungan selama hal tersebut positif.
b)      Lemah lembut dalam bertutur kata kepada orang tua
Jagalah setiap tutur kata kita sebagai anak agar senantiasa lemah lembut tatkala berbicara kepada orang tua. Jauhi ucapan-ucapan bernada tinggi, apalagi kata-kata kasar. Kepada pimpinan atau bos kita saja kita bisa berusaha santun (meskipun terkadang hanya basa-basi), seharusnya kita pun bisa bertutur lemah lembut kepada orang tua. Kadang kita temui anak yang berkata kepada orang tuanya dengan cara berteriak-teriak.
c)      Membantu berbagai pekerjaan rumah
Banyak dari kita yang tidak menyadari sebenarnya ada berbagai rutinitas orang tua, terutamanya Ibu yang sebenarnya cukup melelahkan, namun atas dasar tanggung jawab sebagai orang tua, perkara-perkara rutinitas dalam keseharian itu tidak menjadikan mereka berkeluh kesah. Maka tidak ada salahnya bagi kita untuk membantu meringankan beban orang tua tersebut, seperti halnya membantu mencuci piring, menyapu halaman, mengepel lantai, membersihkan rumah dan semisalnya. Meskipun mungkin kita tidak setiap hari membantu dalam meringankan pekerjaan-pekerjaan tersebut, tapi niscaya itu akan membuat orang tua merasa bahagia.
d)     Ringan tangan menjalankan perintah orang tua
Jika orang tua memerintahkan suatu hal kepada kita, yang mana hal tersebut dapat kita jalankan, maka janganlah menolak atau menunda-nunda jika memang kita tidak memiliki udzur dalam perkara tersebut. Orang tua ‘melayani’ kita sejak kita lahir, sejak masih bayi hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Sungguh tidak pantas ketika tiba saatnya orang tua kita memerintahkan kita untuk melakukan suatu perkara yang sanggup kita kerjakan, namun kita mencari-cari alasan untuk mengelak dari perintah tersebut.
e)      Senantiasa bersikap sopan dan santun
Tidak sekedar ucapan yang lemah lembut saja yang harus kita jaga, namun juga disertai dengan sikap sopan dan santun terhadap orang tua. Semisal kita mengucapkan salam ketika pulang, tidak sekedar seperti orang masuk pasar. Terlebih lagi kita harus menjauhi sikap kurang ajar kepada orang tua.
f)       Bersikap sabar dan menahan marah
Sering kali kita mendengar ucapan dari sekian banyak orang terkait orang tua yang semakin bertambah usia mereka, maka akan semakin ‘rewel’ sikap mereka, seperti anak kecil lagi. Terkadang dipicu oleh kondisi kesehatan yang sudah tidak prima lagi, terkadang orang tua semakin usianya renta mereka jadi lebih sensitif dan mudah marah. Dalam keadaan seperti ini kita harus berusaha untuk menahan diri dengan bersabar. Bahwasanya surga itu adalah tempat yang salah satu ciri-ciri penghuninya adalah mereka yang dapat menahan marah.Bayangkan bagaimana kesabaran orang tua mengasuh kita sejak kecil hingga dewasa, sabar menghadapi kebandelan kita, sabar menasehati kita, dll.
g)      Tidak menyia-nyiakan kerja keras orang tua
Di jaman sekarang ini, banyak kita temui anak yang tidak bisa menghargai perjuangan dan kerja keras orang tuanya dalam menafkahi mereka, menyekolahkan mereka, dan hal yang semisalnya yang notabene perjuangan tersebut adalah untuk membuat kita menjadi lebih baik. Semisal bentuk tidak menghargai perjuangan dan kerja keras orang tua adalah: bolos sekolah, menghambur-hamburkan uang pemberian orang tua, malas belajar, dan sikap negatif lainnya yang dilakukan seorang anak.

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu Al-khulq, Al-khuluq yang mempunyai arti watak, tabiat. Secara Istilah Akhlak menurut Ibnu MaskawiAkhlak adalah sesuatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan.
Sedangkan yang dimaksud kedua orang tua adalah Bapak Ibu baik itu dari keturunan (Nasab) atau susuan, baik keduanya orang muslim ataupun kafir, termasuk juga kedua orang tua adalah nenek dan kakek dari kedua belah pihak.
Jadi akhlak kepada Orang Tua adalah Menghormati dan menyayangi mereka berdua dengan sopan santun dan berbakti kepada keduanya dalam keadaan hidup dan dalam keadaan sudah meninggal dunia.
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga :
a.       Tanggung jawab
b.      Kerja sama
c.       Perhitungan dan keseimbangan
d.      Disiplin
e.       Kasih sayang
Beberapa sikap yang harus orangtua tunjukan terhadap anak :
a.       Menjaga ucapan
b.      Lemah lembut dan tidak kasar pada siapapun
c.       Rajin membaca
d.      Rajin beribadah
e.       Tidak bertengkar dengan pasangan di depan anak
f.       Menjaga penampilan
g.      Tegas dan penuh wibawa
h.      Menolong dan membantu orang lain
i.        Penuh kasih sayang
j.        Disiplin dalam hal apapun

Beberapa sikap yang harus anak tunjukan terhadap orangtua :
a.       Menunjukan rasa hormat
b.      Lemah lembut dalam bertutur kata kepada orangtua
c.       Membantu berbagai pekerjaan rumah
d.      Sopan santun terhadap orangtua
e.       Sabar dan menahan amarah
f.       Tidak menyia-nyiakan kerja keras orangtua
B. Kritik dan saran
a.       Saat ini masih banyak anak muda yang ketika dengan orangtuanya tidak menunjukan rasa hormat maupun sopan santun, oleh karena itu semua generasi muda agar menghormati dan menyayangi orangtuanya kapanpun dan dimanapun kita berada serta berbaktilah dan janganlah durhaka kepada keduanya.
b.      Masih banyak anak muda ketika bertutur kata terhadap orangtanya masih kurang sopan, oleh karea itu kita sebagai anak harus bersikap lemah lembut ketika berbicara kepada mereka sebab, orangtua akan merasa bahwa anaknya menghormati mereka sebagai orangtua yang harus dihormati. 

DAFTAR PUSTAKA
Daud Ali, Muhammad. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Ilyas, Yunahar. 2011. Kuliah Akhlak. Yogyakarta :LPPI
Khalimi.2009. Pembelajaran Aqidah Akhlak. Jakarta :Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

No comments:

Post a Comment