1

loading...

Monday, October 29, 2018

MAKALAH AKIDAH AKHLAK "PENGERTIAN AKHLAK"

MAKALAH AKIDAH AKHLAK "PENGERTIAN AKHLAK" 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menentukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.    
B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dari akhlak ?
2.      Apa saja macam-macam akhlak ?
3.      Apa saja ruang lingkup akhlak ?
4.      Apa manfaat berakhlak ?


C.    TUJUAN

1.      Mengetahui pengertian dari akhlak
2.      Mengetahui macam-macam akhlak
3.      Mengetahui ruang lingkup akhlak
4.      Mengetahui manfaat berakhlak































BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN AKHLAK
Kata akhlak berasal dari kata khuluk yang dalam bahasa Arab berarti watak, kelakuan, tabiat, perangai, budi pekerti, tingkah laku dan kebiasaan. Diterjemah dari kitab Is’af thalibi Ridhol Khllaq bibayani Makarimil Akhlaq.Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti. [1]
           
Akhlak dalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan manusia, kata khuluk lawan dari kata kholq. Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun maupun yang tercela atau akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia disebut dengan akhlak. Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain , perilaku manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup. Segala mcam prilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul karima atau akhlakul mahmudah , acuannya adalah Al-Quran dan hadist serta berlaku universal. [2]
Pendapat parah ahli
Menurut Ibnu Maskawaih
Menurutnya akhlak ialah “hal li nnafsi daa’iyatun lahaa ila af’aaliha min ghoiri fikrin walaa ruwiyatin” yakni sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Menurut Abu Hamid Al Ghazali
Akhlak adalah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.[3]

Dalam penjelasan dari hadist di bawah ini:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص. م. كَانَ يَقُوْلُ اِنَّ  مِنْ خِيَارُكُمْ اَحْسُنكُمْ اَخْلاَقًا. رواه البخاري



Artinya :
“Dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa Rasulullah bersabda: Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang paling baik akhlaknya[4]. (HR. Bukhari)
B.     MACAM-MACAM AKHLAK

Pembagian akhlak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah menurut sudut pandang Islam, baik dari segi sifat maupun dari segi objeknya. Dari segi sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, akhlak yang baik, atau disebut juga akhlak mahmudah (terpuji) atau akhlak al- karimah; dan kedua, akhlak yang buruk atau akhlak madzmumah. [5]

a.       Akhlak Mahmudah
            Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula”. Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah, cinta kepda rasul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah,tawadhu.’ taat dan patuh kepada Rasulullah, bersyukur atas segala nikmat Allah,bersabar atas segala musibah dan cobaan, ikhlas karena Allah, jujur, menepati janji, qana’ah, khusyu dalam beribadah kepada Allah, mampu mengendalikan diri, silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati orang lain, sopan santun, suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang lemah, rajin belajar dan bekerja, hidup bersih, menyayangi binatang, dan menjaga kelestarian alam.

b.      Akhlak Madzmumah

“Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia.” Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak mahmudah, antara lain: kufur, syirik,munafik, fasik, murtad, takabbur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikil, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan, dan merusak alam. Demikianlah antara lain macam-macam akhlak mahmudahdan madzmumah. Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak madzmumah merugikan diri sendiri dan orang lain.

Allah berfirman dalam surat At-Tin ayat 4-6.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (6)

Artinya :

1.      Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
2.       Kemudian Kami kembalikan mereka ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).
3.      Kecuali yang beriman dan beramal shalih, mereka mendapat pahala yang tidak ada putusnya.”

Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. Bersabda:
“Sesungguhnya manusia yang berakhlak mulia dapat mencapai derajat yang tinggi dan kedudukan mulia di Akhirat. Sesungguhnya orang yang lemah ibadahnya akan menjadi buruk perangai dan akan mendapat derajat yang rendah di neraka Jahanam.” (HR. Thabrani)

C.    RUANG LINGKUP AJARAN AKHLAK
Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu sendiri, khususnya berkaitan dengan pola hubungan.[6]
1.Akhlak terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah yang dapat diartikan sebagi sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khaliq. Abuddin Nata menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah, yaitu:
a)      Karena Allah menciptakan manusia
b)      Allah telah memberikan perlengkapan panca indera
c)      Allah telah mnyediakan bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti udara, air dan lainnya.
d)     Allah telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berakhlak kepada Allah dan kegiatan menanamkan nilai-nilai akhlak kepada Allah yang sesungguhnya akan membentuk pendidikan keagamaan. Diantara nilai-nilai ketuhanan yang sangat mendasar adalah:[7]
a)      Iman. Yaitu, sikap batin yang penuh kepercayaan kepada tuhan. Jadi, tidak hanya cukup dengan kata percaya. Namun, harus terus meningkat menjadi sikap mempercayai tuhan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya.
b)      Ihsan. Yaitu, kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir atau bersama manusia dimanapun manusia berada. Berkaitan dengan ini dan karena menginsafi bahwa allah selalu mengawasi manusia, maka manusia harus berbuat, berlaku dan bertindak menjalankan sesuatu dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tangguh jawab, tidak hanya sekedarnya saja.
c)      Takwa. Yaitu, sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi manusia. Kemudian, manusia selalu berusaha untuk melakukan sesuatu yang diridhai Allah, dengan menjauhi atau menjaga diri dari hal-hal yang tidak diridhai Allah. Taqwa inilah yang mendasari budi pekerta luhur (akhlakul karimah).
d)     Ikhlas. Yaitu, sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi memperoleh keridahaan Allah dan bebas dari pamrih lahir dan batin.
e)      Tawakkal. Yaitu, sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan penuh harapan kepada-Nya dan  berkeyakinan bahwa Dia akan menolong manusia dalam mencari dan menemukan jalan yang terbaik.
f)       Syukur. Yaitu, sikap penuh rasa terima kasih dan pengahargaan atas semua nikmat yang tak terbilang banyaknya yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia.
g)      Sabar. Yaitu, sikap tabah menhadapi segala kepahitan hidup, besar dan kecil, lahir dan batin dan lainnya.
2. Akhlak terhadap sesama manusia
Nilai-nilai akhlak terhadap sesama manusia yang patut sekali untuk dilakukan, antara lain:



a)      Silaturrahmi
b)      Persaudaraan (ukhuwah)
c)      Persamaan(al-musawah)
d)     Adil
e)      Baik sangka
f)       Rendah hati
g)      Tepat janji
h)      Lapang dada
i)        Dapat dipercaya
j)        Perwira
k)      Hemat
l)        Dermawan


3 . Akhlak Terhadap Lingkungan
Lingkungan di sini meliputi segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.[8]
            Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi manusia dengan sesamanya dan terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan.
            Binatang, tumbuhan, benda-benda yang tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah dan menjadi milik-Nya, serta semuanya ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah umat tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
            Dari uraian di atas memperhatikan bahwa akhlak dalam islam sangat komprehensif, menyeluruh dan mencakup berbagai makhluk yang diciptakan tuhan. Hal yang demikian dilakukan secara fungsional, karena seluruh makhluk tersebut satu sama lain saling membutuhkan. Punah dan rusaknya salah satu bagian dari makhluk tuhan .
4.      Akhlak Terhadap Lingkungan
Lingkungan di sini meliputi segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.[9]
5.      Akhlak Terhadap Lingkungan
Lingkungan di sini meliputi segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.
            Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi manusia dengan sesamanya dan terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan.
            Binatang, tumbuhan, benda-benda yang tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah dan menjadi milik-Nya, serta semuanya ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah umat tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
            Dari uraian di atas memperhatikan bahwa akhlak dalam islam sangat komprehensif, menyeluruh dan mencakup berbagai makhluk yang diciptakan tuhan. Hal yang demikian dilakukan secara fungsional, karena seluruh makhluk tersebut satu sama lain saling membutuhkan. Punah dan rusaknya salah satu bagian dari makhluk tuhan.
Kemudian, dari segi objeknya, atau kepada siapa akhlak itu diwujudkan, dapat dilihat seperti berikut: [10]
1.) Akhlak kepada Allah, meliputi antara lain: ibadah kepada Allah, mencintai Allah, mencintai karena Allah, beramal karena allah, takut kepada Allah, tawadhu’, tawakkal kepada Allah, taubat, dan nadam.

2.) Akhlak kepada Rasulullah saw., meliputi antara lain: taat dan cinta kepda Rasulullah saw.

3.) Akhlak kepada keluarga, meliputi antara lain: akhlak kepada ayah, kepada ibu, kepada anak,                     kepada nenek, kepada kakek, kepada paman, kepada keponakan, dan seterusnya.

4.) Akhlak kepada orang lain, meliputi antara lain:akhlak kepada tetangga, akhlak kepada sesama muslim, kepada kaum lemah, dan sebagainya.

5.) Akhlak kepada lingkungan, meliputi antara lain:menyayangi binatang,merawat tumbuhan, dll.


D.    MANFAAT BERAKHLAK
Suatu ilmu dipelajari karena ada kegunaannya. Oleh karena itu, mempelajari ilmu akhlak akan membuahkan hikmah yang besar bagi yang mempelajarinya, antara lain:[11]
  1. Kemajuan rohani
Seseorang dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk. Sesorang akan selalu berusaha memlihara diri agar senantiasa berada si garis akhlak yang mulia, dan menjauhi segala bentuk tindakan yang tercela yang dimurkai oleh Allah.
2.      Penuntun kebaikan
Bukan hanya sekedar memberitahu mana yg baik dan buruk, melainkan juga mempengaruhi dan mendorong manusia supaya membentuk hidup yang lurus dengan melakukan kebaikan yang mendatangkan manfaat bagi sesama manusia.
  1. Kebutuhan primer dalam keluarga
Akhlak merupakan faktor mutlak dalam menegakkan kelaurga sejahtera. Keluarga yang tidak dibina dengan tonggak akhlak yang baik, tidak akan bahagia, sekalipun bergelimang kekayaan. Keharmonisan keluarga terlahir dari akhlak yang luhur.
  1. Kerukunan antar tetangga
Untuk membina kerukunan antar tetangga diperlukan pergaulan yang baik, dengan jalan mengindahkan kode etik bertetangga.





BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk , antara yang terpuji dan yang tercela , tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. Maksud dari akhlak itu sendiri adalah adanya hubungan antara khaliq dan makhluk , dan antara makhluk dengan makhluk. Kita harus membiasakan diri berakhlak terpuji dalam kehidupan sehari hari agar semuanya berjalan sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah Swt.
Landasan hukum tentang akhlak salah satunya adalah: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-nisa: 36).


DAFTAR PUSTAKA

Daud Mohammad. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005
https://apriliasetianingrum.files.wordpress.com/2016/11/makalah-akhlak-pertemuan-ke-13.pdf
https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-pengertian-akhlak-konsep
http://hayatulkhairulrahmat.blogspot.com/2017/02/hadis-tentang-akhlak.html
http://suhendraaw.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-akhlak.html

https://www.dosenpendidikan.com/akhlak-10-pengertian-menurut-para-ahli-syarat-ciri/




[1]. Daud Mohammad. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005
[2]. https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-pengertian-akhlak-konsep
[3] .https://www.dosenpendidikan.com/akhlak-10-pengertian-menurut-para-ahli-syarat-ciri/
[4]. http://hayatulkhairulrahmat.blogspot.com/2017/02/hadis-tentang-akhlak.html

[5]. https://apriliasetianingrum.files.wordpress.com/2016/11/makalah-akhlak-pertemuan-ke-13.pdf

[6]. http://suhendraaw.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-akhlak.html
[7] http://suhendraaw.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-akhlak.html
[8]. http://suhendraaw.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-akhlak.html
[9]. http://suhendraaw.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-akhlak.html

[10] https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-pengertian-akhlak-konsep
[11]. https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-pengertian-akhlak-konsep


No comments:

Post a Comment