1

loading...

Tuesday, October 23, 2018

MAKALAH BAHASA INDONESIA “NOTASI ILMIAH”

MAKALAH BAHASA INDONESIA  “NOTASI ILMIAH”



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebuah karya tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi yang berkaitan dengan tema atau topik karya ilmiah tersebut. Hal ini untuk menunjukkan kualitas baik atau tidaknya sebuah karya ilmiah. Semakin baik buku atau referensi yang dikutip maka semakin baik pula kualitas karya ilmiah tersebut.
Pada hakekatnya sebuah karya ilmiah disajikan bagi semua pembaca yang berkepentingan dengan karya tersebut atau bisa juga bagi pembaca yang ingin menambah wawasan keilmuannya. Seorang pembaca yang baik akan senantiasa mengkritisi apa yang ia baca, hal ini dilakukan dengan cara melihat referensi yang dimuat oleh sebuah karya ilmiah yang ia baca. Maka dari itu seorang penulis harus benar dalam menuliskan notasi ilmiah pada karya tulisnya.
Makalah ini akan mengulas sedikit mengenai pengertian notasi ilmiah, macam-macam dan cara-cara penulisan notasi ilmiah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan notasi ilmiah?
2.      Apa saja macam-macam dari notasi ilmiah?
3.      Bagaimana cara penulisan notasi ilmiah yang baik dan benar?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian notasi ilmiah.
2.      Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara penulisan notasi ilmiah.
3.      Untuk mengetahui macam-macam notasi ilmiah.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Notasi Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah sistem lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan nada-nada dan ujaran. Proses pelambangan, nada atau ujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang perlu diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu. Secara ilmu pengetahuan notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambing (tanda) yang menggambarkan bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf.

B.     Macam-Macam Notasi Ilmiah
Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan:
1.      Foot note
Foot note (catatan kaki) adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.
Catatan kaki dapat digunakan untuk:
 (1) menyusun pembuktian
 (2) menyatakan utang budi
 (3) menyampaikan keterangan tambahan
 (4) merujuk bagian lain dari teks (Keraf, 1997:195).

Berdasarkan fungsinya tersebut, catatan kaki dapat dibedakan menjadi tiga, yakni
 (1) penunjukan sumber (referensi),
 (2) catatan penjelas, dan
 (3) gabungan sumber dan penjelas.
a.       Nomor Footnote
Footnote atau catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor kutipan dengan menggunakan angka Arab kecil (1, 2, 3, dst.) yang diketik naik setengah spasi. Footnote pada tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1 sampai dengan selesai dan dimulai dengan nomor satu lagi pada bab-bab berikutnya.
b.      Bentuk Footnote
      Dalam footnote urutan penulisannya ada beberapa macam cara. Namun, di sini hanya disebutkan dua macam cara sebagaimana yang sering digunakan di mayoritas perguruan tinggi. Cara pertama urutannya adalah sebagai berikut.
1)      Nama pengarang koma
2)      Nama buku koma
3)      Nomor jilid buku (jika ada) koma
4)      Nama penerbit koma
5)      Nama kota tempat terbit buku koma
6)      Tahun penerbitan koma
7)      Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.
Selanjutnya, cara kedua urutannya adalah sebagai berikut.
1)      Nama pengarang koma
2)      Nama buku koma
3)      Nomor jilid buku (jika ada) koma
4)      Nama kota tempat terbit buku titik dua
5)      Nama penerbit koma
6)      Tahun penerbitan koma
7)      Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.
Contoh:
1Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Penerbit Nusa Indah, Flores, NTT, 2001, h. 34.
           
           

Kita juga bisa menulis footnote dengan cara kedua, yaitu sebagai berikut.
1Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Flores, NTT: Penerbit Nusa Indah, 2001), h. 34.

Pada cara kedua, antara nama kota tempat terbit buku, nama penerbit, dan tahun terbit ditempatkan di dalam kurung.
c.       Footnote yang Berkaitan dengan Jumlah dan Nama Pengarang
1)      Pengarang satu orang (lihat contoh di atas).
2)      Pengarang dua atau tiga orang: nama pengarang dicantumkan semua.
Contoh:
3Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, h. 136.
3)      Jika pengarang lebih dari tiga orang yang dicantumkan hanya nama pengarang pertama dan di belakangnya ditulis et al. atau dkk. et al. asalnya dari et alii ‘dengan orang lain’.
Contoh:
5Florence B. Stratemeyer, (et al.), Developing a Curriculum for Modern Living, Bureau of Publications Teachers College, Columbia University, New York, 1957, h. 56 - 149.
4)      Jika buku itu merupakan kumpulan karangan, yang dicantumkan hanya nama editornya, di belakangnya (Ed.) atau (Editor).
Contoh:
6John Lyons (Ed.), New Horizons in Linguistics, Cet.V, Penguin Books Ltd, Great Britain, 1975, h.108.
5)      Jika tidak ada nama pengarang, yang dicantumkan adalah nama badan, lembaga, perkumpulan, perusahaan, negara, dan sebagainya yang menerbitkannya.
Contoh:
7Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Aliyah: GBPP Bidang Studi Bahasa Arab, Dirjen Binbaga Islam, Jakarta, 1994, h.
6)      Jika buku itu merupakan terjemahan, yang dicantumkan tetap nama pengarang aslinya, dan di belakang nama buku dicantunkan nama penerjemah.
Contoh:
8Harold H. Titus, Merilyn Smith S., dan Richard T. Nolan, Persoalan-persoalan Filsafat, alih bahasa Rasjidi H.M., Bulan Bintang, Jakarta, 1984, h. 256.
2.      In note
      In note merupakan notasi ilmiah dengan cara meletakkan sumber yang dirujuk menyatu dengan teks yang dirujuk. Hal ini dimaksudkan agar pembaca langsung mengetahui sumber asal pernyataan tersebut dikutip.

Cara menulis in note kutipan langsung
            Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.
Contoh:
Azra (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan prestasi belajar”.
Atau:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan prestasi belajar” (Azra, 1990: 123).
            Cara menulis in note kutipan tidak langsung
            Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitnya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan.

 Perhatikan contoh berikut.
Saliman (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.
Atau:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat (Saliman, 1990:13).

3.End note
      End note merupakan notasi ilmiah dengan cara memberikan keterangan sumber pernyataan yang dirujuk dan keterangan-keterangan lainnya yang ditempatkan di akhir sebuah karangan ilmiah sebelum daftar pustaka. Sebagaimana dalam foot note, dalam end note penulis dapat memberikan keterangan-keterangan tambahan. Teknik penulisan end note sama dengan teknik penulisan foot note, yang membedakan hanya letaknya. Foot note di kaki halaman di mana pernyataan tersebut ditemui, sedangkan end note diletakkan di akhir suatu karangan ilmiah.
      Pada teknik end note, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut.
1)      Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan.
2)      Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung.
3)      Menulis nama akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung dan akhirnya diberi titik.
Contoh:
Ada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa pada waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun. Akan tetapi sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak mampu berkomunikasi dengan ibunya.
Demikian juga orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak seolah-olah sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970 : 130).


BAB III
PENUTUP
1.                  Kesimpulan    
      Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah karya tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi, dan semakin banyak referensi maka semakin baik pula kualitas karya tulis tersebut. Maka dari itu penulis harus benar dan teliti dalam menuliskan notasi ilmiah pada karya tulisnya.
      Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan, yaitu: foot note, in note, dan end note. Untuk penulisan notasi ilmiah di dalam karya tulis harus dipilih salah satu saja dalam setiap halaman, tidak boleh keduanya atau ketiganya. Maksudnya, jika halaman pertama ada foot note nya, maka dihalaman pertama itu tidak boleh diberi in note atau end note. Dan jika dihalaman kedua ada in note nya, maka tidak boleh diberi foot note atau end note, dan begitu juga seterusnya.
      Kalau sebuah karya tulis tersebut diberi foot note, maka foot note itu harus ditulis ulang di daftar pustaka.
2.                  Kritik dan Saran
a.       Kritik dan saran untuk dosen
Kritik: Dosen kurang jelas dalam menjelaskan materi tentang notasi ilmiah sehingga banyak mahasiswa yang kurang paham.
Saran: Hendaknya dosen lebih rinci lagi dalam menjelaskan materi.
b.      Kritik dan saran untuk mahasiswa
Kritik: Sebagian besar mahasiswa kurang memahami apa itu notasi ilmiah.
Saran: Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pelajaran tentang notasi ilmiah.
c.       Kritik dan saran untuk pembaca
Kritik: Pembaca hanya ingin membaca apa yang ingin dibacanya saja tanpa mengetahui apa isinya.
Saran: dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca lebih mengutamakan pengetahuan dari isinya.

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S.2003.Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.                                              
          Jakarta:Penerbit Buku Kompas.
Jazeri, M. 2010. Bahasa Indonesia untuk Karya Ilmiah. Munaris – Tulungagung:        
          Cahaya Abadi



No comments:

Post a Comment