MAKALAH BAHASA INDONESIA “NOTASI ILMIAH”
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebuah karya
tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi yang berkaitan dengan tema atau
topik karya ilmiah tersebut. Hal ini untuk menunjukkan kualitas baik atau
tidaknya sebuah karya ilmiah. Semakin baik buku atau referensi yang dikutip
maka semakin baik pula kualitas karya ilmiah tersebut.
Pada hakekatnya
sebuah karya ilmiah disajikan bagi semua pembaca yang berkepentingan dengan
karya tersebut atau bisa juga bagi pembaca yang ingin menambah wawasan
keilmuannya. Seorang pembaca yang baik akan senantiasa mengkritisi apa yang ia
baca, hal ini dilakukan dengan cara melihat referensi yang dimuat oleh sebuah
karya ilmiah yang ia baca. Maka dari itu seorang penulis harus benar dalam
menuliskan notasi ilmiah pada karya tulisnya.
Makalah ini akan
mengulas sedikit mengenai pengertian notasi ilmiah, macam-macam dan cara-cara
penulisan notasi ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan notasi ilmiah?
2.
Apa saja macam-macam dari notasi ilmiah?
3.
Bagaimana cara penulisan notasi ilmiah yang baik dan benar?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian notasi ilmiah.
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara penulisan notasi ilmiah.
3. Untuk mengetahui macam-macam notasi ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Notasi Ilmiah
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah sistem lambang (tanda) yang
menggambarkan bilangan nada-nada dan ujaran. Proses pelambangan, nada atau
ujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang perlu diketahui atau diingat.
Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu. Secara ilmu pengetahuan notasi ilmiah
adalah ilmu tentang sistem lambing (tanda) yang menggambarkan bilangan nada
atau ujaran dengan tanda huruf.
B.
Macam-Macam
Notasi Ilmiah
Ada tiga teknik
notasi ilmiah yang digunakan:
1. Foot note
Foot
note (catatan kaki) adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.
Catatan
kaki dapat digunakan untuk:
(1) menyusun pembuktian
(2) menyatakan utang budi
(3) menyampaikan keterangan tambahan
(4)
merujuk bagian lain dari teks (Keraf, 1997:195).
Berdasarkan fungsinya tersebut,
catatan kaki dapat dibedakan menjadi tiga, yakni
(1) penunjukan sumber (referensi),
(2) catatan penjelas, dan
(3) gabungan sumber dan penjelas.
a.
Nomor Footnote
Footnote atau
catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor kutipan dengan menggunakan angka
Arab kecil (1, 2, 3, dst.) yang diketik naik setengah spasi. Footnote pada tiap bab
diberi nomor urut, mulai dari angka 1 sampai dengan selesai dan dimulai dengan
nomor satu lagi pada bab-bab berikutnya.
b.
Bentuk Footnote
Dalam footnote urutan
penulisannya ada beberapa macam cara. Namun, di sini hanya disebutkan dua macam
cara sebagaimana yang sering digunakan di mayoritas perguruan tinggi. Cara
pertama urutannya adalah sebagai berikut.
1)
Nama
pengarang koma
2)
Nama
buku koma
3)
Nomor jilid buku
(jika ada) koma
4)
Nama
penerbit koma
5)
Nama kota tempat
terbit buku koma
6)
Tahun
penerbitan koma
7)
Halaman-halaman
yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.
Selanjutnya,
cara kedua urutannya adalah sebagai berikut.
1)
Nama
pengarang koma
2)
Nama
buku koma
3)
Nomor jilid buku
(jika ada) koma
4)
Nama kota tempat
terbit buku titik dua
5)
Nama
penerbit koma
6)
Tahun
penerbitan koma
7)
Halaman-halaman
yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.
Contoh:
1Gorys
Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Penerbit Nusa Indah,
Flores, NTT, 2001, h. 34.
Kita
juga bisa menulis footnote dengan cara kedua, yaitu sebagai berikut.
1Gorys
Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Flores, NTT:
Penerbit Nusa Indah, 2001), h. 34.
Pada cara kedua, antara nama kota tempat terbit
buku, nama penerbit, dan tahun terbit ditempatkan di dalam kurung.
c.
Footnote yang
Berkaitan dengan Jumlah dan Nama Pengarang
1)
Pengarang satu
orang (lihat contoh di atas).
2)
Pengarang dua
atau tiga orang: nama pengarang dicantumkan semua.
Contoh:
3Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta,
1995, h. 136.
3)
Jika pengarang
lebih dari tiga orang yang dicantumkan hanya nama pengarang pertama dan di
belakangnya ditulis et al. atau dkk. et al. asalnya dari et
alii ‘dengan orang lain’.
Contoh:
5Florence B.
Stratemeyer, (et al.), Developing a Curriculum for Modern Living, Bureau
of Publications Teachers College, Columbia University, New York, 1957, h. 56 -
149.
4)
Jika buku itu
merupakan kumpulan karangan, yang dicantumkan hanya nama editornya, di
belakangnya (Ed.) atau (Editor).
Contoh:
6John Lyons
(Ed.), New Horizons in Linguistics, Cet.V, Penguin Books Ltd, Great
Britain, 1975, h.108.
5)
Jika tidak ada
nama pengarang, yang dicantumkan adalah nama badan, lembaga, perkumpulan,
perusahaan, negara, dan sebagainya yang menerbitkannya.
Contoh:
7Departemen Agama
RI, Kurikulum Madrasah Aliyah: GBPP Bidang Studi Bahasa Arab, Dirjen Binbaga
Islam, Jakarta, 1994, h.
6)
Jika buku itu
merupakan terjemahan, yang dicantumkan tetap nama pengarang aslinya, dan di
belakang nama buku dicantunkan nama penerjemah.
Contoh:
8Harold H. Titus,
Merilyn Smith S., dan Richard T. Nolan, Persoalan-persoalan Filsafat, alih
bahasa Rasjidi H.M., Bulan Bintang, Jakarta, 1984, h. 256.
2. In note
In note
merupakan notasi ilmiah dengan cara meletakkan sumber yang dirujuk menyatu
dengan teks yang dirujuk. Hal ini dimaksudkan agar pembaca langsung mengetahui
sumber asal pernyataan tersebut dikutip.
Cara menulis in note kutipan langsung
Kutipan
yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip (“…”) sebagai
bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor
halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu
dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.
Contoh:
Azra
(1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan prestasi belajar”.
Atau:
Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial
ekonomi dengan prestasi belajar” (Azra, 1990: 123).
Cara
menulis in note kutipan tidak langsung
Kutipan
yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis
sendiri ditulis tanpa tanda kutip terpadu dalam teks. Nama penulis bahan
kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama
tahun penerbitnya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan.
Perhatikan
contoh berikut.
Saliman
(1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada
mahasiswa tahun keempat.
Atau:
Mahasiswa
tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat (Saliman, 1990:13).
3.End
note
End note merupakan notasi ilmiah dengan cara
memberikan keterangan sumber pernyataan yang dirujuk dan keterangan-keterangan
lainnya yang ditempatkan di akhir sebuah karangan ilmiah sebelum daftar
pustaka. Sebagaimana dalam foot note, dalam end note penulis
dapat memberikan keterangan-keterangan tambahan. Teknik penulisan end note sama
dengan teknik penulisan foot note, yang membedakan hanya letaknya. Foot
note di kaki halaman di mana pernyataan tersebut ditemui, sedangkan end
note diletakkan di akhir suatu karangan ilmiah.
Pada teknik end note, nama pengarang diletakkan setelah
bunyi kutipan atau dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai
berikut.
1)
Membuat
pengantar kalimat sesuai dengan keperluan.
2)
Menampilkan
kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung.
3)
Menulis nama
akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit titik dua, dan nomor halaman di dalam
kurung dan akhirnya diberi titik.
Contoh:
Ada
aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa pada waktu ia
mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun. Akan
tetapi sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak mampu
berkomunikasi dengan ibunya.
Demikian
juga orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak seolah-olah
sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970 : 130).
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah
karya tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi, dan semakin banyak
referensi maka semakin baik pula kualitas karya tulis tersebut. Maka dari itu
penulis harus benar dan teliti dalam menuliskan notasi ilmiah pada karya
tulisnya.
Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan, yaitu: foot note,
in note, dan end note. Untuk penulisan notasi ilmiah di dalam karya tulis harus
dipilih salah satu saja dalam setiap halaman, tidak boleh keduanya atau
ketiganya. Maksudnya, jika halaman pertama ada foot note nya, maka dihalaman
pertama itu tidak boleh diberi in note atau end note. Dan jika dihalaman kedua
ada in note nya, maka tidak boleh diberi foot note atau end note, dan begitu
juga seterusnya.
Kalau sebuah karya tulis tersebut diberi foot note, maka foot
note itu harus ditulis ulang di daftar pustaka.
2.
Kritik dan Saran
a.
Kritik dan saran untuk dosen
Kritik:
Dosen kurang jelas dalam menjelaskan materi tentang notasi ilmiah sehingga
banyak mahasiswa yang kurang paham.
Saran:
Hendaknya dosen lebih rinci lagi dalam menjelaskan materi.
b.
Kritik dan saran untuk mahasiswa
Kritik:
Sebagian besar mahasiswa kurang memahami apa itu notasi ilmiah.
Saran:
Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pelajaran tentang notasi ilmiah.
c.
Kritik dan saran untuk pembaca
Kritik:
Pembaca hanya ingin membaca apa yang ingin dibacanya saja tanpa mengetahui apa
isinya.
Saran:
dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca lebih mengutamakan pengetahuan
dari isinya.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S.2003.Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta:Penerbit Buku
Kompas.
Jazeri, M. 2010. Bahasa Indonesia
untuk Karya Ilmiah. Munaris – Tulungagung:
Cahaya Abadi
No comments:
Post a Comment