MAKALAH GLOBALISASIDANMODERNISASI
BAB I
PENDDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Globalisasi
adalah sebuah term yang telah lama mewacana. Hingga kini, konsep globalisasi
masih terus menjadi materi perbincangan di kalangan ilmuwan dari varian
disiplin keilmuan. Ia adalah sebuah entri baru dalam leksikon. Ia merupakan
sebuah istilah teknis yang sering digunakan dalam konferensi dan perbincangan
intelektual masa kini. Kendati demikian, proses globalisasi itu sendiri telah
memosisikan diri sejak permulaan sejarah umat manusia, kendati berjalan lambat.
Satu hal yang menjadikannya terlihat baru hanyalah karena cepatnya perubahan
yang terjadi sebagai imbas dari perkembangan teknologi.
Penemuan
demi penemuan yang terjadi di bidang ipteek mengakibatkan bertumbuh kaembangnya
dibidang-bidang tertentu misalnya di bidang indutri dan ekonomi. Penemuan serta
pengembangan yang terjadi sperti yang dikemukan diatas berdampak pada perubahan
cara hidup manusia secara cepa. Dari cara hidup yang lama yang masih kuno dan
tidak maju menjadi cara hidup yang baru dan maju yang dinamakan modern. Dan
kalau dicermati dengan adanya kehidupan modern semakin menjauhkan manusia dari
nilai-nilai agama dan budaya. Maka dengan itu makalah ini megupas bagaimana
respon umat islam terhadap modernisasi dan globalisasi. Hal ini menjadi penting
karena menurut saya modernisasi dan globalisasi bukan lagi sebagai wacana
tetapi sudah dideppan mata dan bersatu dengan kehidupan kita sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk
terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian globalisasi dan modernisasi?
2. Bagaimana reaksi pemikiran islam
terhadap globalisasi ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian globalisasi dan
pembaharuan
2. Mengetahui bagaimana reaksi islam terhadap
globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
GLOBALISASI
1.
PENGERTIAN
GLOBALISASI
Dalam Kamus Ilmiah Populer Globalisasi adalah perubahan secara
menyeluruh disegala asek kehidupan. Dalam mendefinisikan globalisasi, para
teoritisi umumnya melihat globalisasi sebagai penyebaran ekonomi
pasar ke seluruh kawasan dunia yang berbeda-beda.
Kata globalisasi sendiri berasal dari kata global atau
globe.Globe berarti bumi, bumi yang menjadi tempat hunian manusia dan
kata globa ldiidentikkan dengan kata internasional, yaitu hubungan antar
bangsa atau antar negara. Kemudian ada yang mengungkapkan bahwa globalisasi
berarti arah perkembangan atau kecenderungan untuk menyatukan serta hubungan
hidup bangsa-bangsa di dunia dalam berbagai bidang kehidupan, dengan didukung
oleh sarana prasarana tertentu, terutama kemajuan teknologi informasi,
komunikasi, transportasi bahkan ideologi.
Istilah globalisasi sering diartikan berbeda dengan
yang lainnya, sehingga disini kita perlu penegasan ada perbedaan waktu dan
wilayah, persis seperti yang bisa disaksikan oleh orang-orang ditempat
kejadian. Kita dapat berbicara lewat tulisan melalui internet, yang
berarti tidak ada sensor dari tangan siapapun. Dengan alat canggih tersebut,
kegelamoran dan kebebebasan berlebihan yang terjadi di Hollywod detik ini kita
dapat saksikan di sini detik ini pula, jika kejadian tersebut disiarkan
langsung melalui satelit. Yang saya ingin kemukakan bahwa globalisasi ini
berrarti terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama di seluruh
dunia yang memanfaatkan jasa komunikasi, dan informasi hasil moderniasasi
teknologi. Pertemuan dan gesekan ini akan menghasilkan kompetisi liar
yang saling dipengaruhi dan mempengaruhi, saling bertentangan dan bertabrakan
nilai-nilai yang berbeda yang akan menghasilkan kaliah atau menang atau
kerjasama yang mengahasilkan sintera dan analisa baru. (Qodri Azizy: 2003).
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi
sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif
atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah
kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya
praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak
berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab globalisasi cenderung berpengaruh
besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang
lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah
Globalisasi pada tahun 1985. Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi:
ü Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya
hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
ü Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu
lintas devisa, maupun migrasi.
ü Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai
semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman
di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
ü Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk
dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat
sehingga mengglobal.
ü Hubungan
transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di
atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan
status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status
ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
2. GLOBALISASI SEBAGAI ANCAMAN
Kita hidup di era globalisasi ini memiliki banyak
resiko yang tidak pernah di jumpai pada masa sebelumnya. Resiko tersebut
mempengaruhi kita, dan tidak jadi soal dimana kita hidup dan tidak peduli
bagaimana kedudukan kita. Paket perubahan dengan globalsasi dan bentuk resiko
dan ketidak pastian dalam perekonomian elektonik global yang sendiri baru
berkembang akhir-akhir ini. Dalam kaitanya ilmu pemngetahuan resiko sangat
terkait denangan penemuan inovasi baru. Resiko tersebut tidak dieliminisir
tetapi bagaimana kita menghadapi dan keberanian dalam melakukan segala sesuatu.
(Anthony Giddens:2004).
Globalisasi sebagai ancaman dengan meyebarnya alat
komunikasi, kita dapat mengakses dan melihat gambar-gambar jorok. Dengan
melihat pruduk iklan menjadikan menjadikan masyarakat berbudaya konsumtif
dengan gaya hidup seperti apa yang ada pada sinetron atau bahkan senang dengan
gaya hidup global. Dengan melihat adegan kekerasan menjadikan sifat dan mental
anak kecil meniru kekerasan. Sedangkan bagi faham kebebasan menjadikan anak ABG
mendefinisikan kebebesan sama dengan kebebasan pada dunia sekuler, sehingga
disini nilai agama, norma dan budaya local terancam olehnya. Kebebasan tersebut
adalah kebebasan yang menjurus pada kepuasan lahiriah (pleasure), egoisme,
dan hedonisme. (Qodri Azizy: 2003).
3.
TANTANGAN
TERHADAP GLOBALISASI
Begitu dasyatnya arus globalisasi maka muncullah
berbagai program dalam rangka menghadapinya. Salah satu yang menarik adalah
seperti yang dicetuskan oleh kelompok sosial democrat yang telah berkonggres di
Paris 1999, yang mengeluarkan Deklarasi Paris. Program tersebut adalah:
1) Program melawan kemiskinan. Globalisasi yang
menyebabkan banyak Negara semakin miskin dan rendahnya kulitas sumber daya
manusia, serta sumber daya alam. Negara tersebut perlu dibantu dalam rangka
mengentaskan kemiskinan dan masalah kemiskinan tersebut menjadi tanggung jawab
masyarakat internasional.
2) Memperjuangkan dan melaksanakan hak asasi
manusia. Globalisasi telah menginjak hak asasi manusia dengan alasan
dalam perubahan sosial dan ekonomi semata-mata adalah profit. Oleh sebab itu
hak asasi manusia haruslah menjadi agenda internasional untuk menjadi benteng
arus globalisasi yang bersifat dehumanisasi.
3) Menciptakan dan memelihara tatana dunia yang aman dan
tenram. Kini yang menjadi kewajiban masyarakat adalah bagaimana menciptakan
agar dunia menjadi makmur dan kemakmuran tersebut dilaksanakan dengan kerjasama
internasional.
4) Perlunya tatanan perekonomian dan keuangan yang baru.
Lembaga perekonomian dunia perlu dibenahi kembali untuk menciptakan tatanan
yang sesuai dengan tuntutan hidup internasional yang baru.
5) Melindungi dan memelihara pelanet bumi sebagai tempat
satu-satunya kehidupan bersama untuk manusia. Disini menjadikan tugas dan
tanggung jawab kita bersama dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan
ekosistem.
4. RESPON ISLAM TERHADAP GLOBALISASI
Dalam menghadapi arus globalisasi ini mejadaikan kita
harus bersikap kritis dan penuh hati-hati. Menurut Qodri Azizy masyarakat Islam
dalam menilai globalisasi tersebut terbagi menjadi tiga farian besar:
1) Sikap dari golongan kaum Muslimin yang anti barat dan
anti modernisme.
2) Kelompok yang terpengaruh oleh modernisasi dan
sekulerisasi, kelompok tersebut menjadikan pemisahan antara agama dan politik
atau maslah keduniaan lainnya. Kelompok ini menjadikan barat sebagai kiblat dan
role mode masa depan atau bahkan menjadikan barat menjadi way of life.
3) Kelompok yang bersikap kritis dan dan secara otomatis
tidak bersikap anti terhadap barat dan modernisasi. Kelompok tersebut menerima
dari barat degan menggunakan penyarinan dan melakukan pembenahan apabila tidak
sesuai dengan prinsip mereka. Kelompok ketiga ini melakukan kerjasama dengan
barat dan menunjukan identitasnya. (Qodri Azizy: 2003).
Akibat yang
ditimbullkan oleh globalisasi tersebut menyebabkan kemiskinan dan bentuk
dehumaniasi yang meluas. Maka respon umat Islam terhadap kemiskinan sesuai
dengan perkembangan kapitalisme global terbagi menjadi empat paradigma umat
Islam:
1) Paradigama tradisionalisme tentang kapitalisme global.
Pemikiran tradisionaliusme ini tentang kapitalisme global yang menyebabkan
kemiskinan adalah merupakan hakekat dan rencana Tuhan. Manusia tidak mengetahui
sekenario besar dari Tuhan dari perjalanan umat manusia. Masalah kemiskinan dan
marginalisasi tidak ada kaitannya dengan globalisasi dan neolibralisme.
2) Paradigma modernis terhadap kapaitalisme libral.
Paradigma kaum modernis menilai tentang kemiskinan berakar pada persoalan
karena ada sikap mental atau budaya ataupun teologi mereka. Kemiskinan tidak
ada sangkut pautnya dengan globalisasi dan kapitalisme. Jika kita perlu maka
kita perlu menyiapkan umat Islam untuk bersaing dalam globalisasi.
3) Paradigma revivalis terhadap kapitalisme global.
Mereka melihat kenapa umat Islam mundur merupkan akibat dari banyaknya umat
Islam memakai ideology lain sebagai pijakan dasar dari pada al Quran. Sedangkan
dalam al Quran menyeduikan petunjuk yang komplet sebagai fondasi bermasyarakat
dan Negara. Globalisasi dan kapitalisme bagi mereka salah satu agenda barat dan
konsep non Islami yang di paksakan untuk masyarat muslim.
4) Paradigma Tranformatif terhadap Kapitalisme global.
Mereka percaya bahwa yang menyebabkan kemiskinan rakyat, disebabkan oleh
ketidak adilan system, ekonomi, politik, dan kultur yang tidak adil. Sedangkan
globalisasi adalah merupakan proyek kapitalisme yang lain bagi golongan ini
menjadikan sebab kemiskinan, marginalisasi, dan mengalineasi masyarakat. Bagai
mereka globalisasi dan kapitalisme merupakan ancaman bagi orang-orang
miskin. Karena globalisasi untuk kepentingan dan akumulasi berbagai capital
besar untuk menghancurkan lingkungan hidup, segenap budaya sosial yang mana
kehidupan masyarakat bergantung. (Mansuor Fakih: 2002).
Sebagaimana
dalam ajaran Islam lebih menekankan keseimbangan antara dunia dan akherat. Dari
ajaran tersebut menjadikan kita mampu mendialogkan antara kepentingan dunia dan
akherat. Nilai Islam menjadikan landasan, dasar motifasi dan inspirasi kebaikan
dan kemajuan dunia. (Qodri Azizy: 2003).
B. MODERNISASI
1. PENGERTIAN MODERNISASI
kata modern yang dikenal dalam bahasa indonesia jelas
ukan istilah yang yang sebenarnya
melainkan di ekspor atau di ambli dari bahsa asing ( modernnization) yang
berarti “terbaru” atau “mutakhir” . menunjuk pada priaku yang tertentu ( baru )
akan tetapi dalam pengertian yang luas modernisasi salalu saja dikaitkan dengan
perubahan dalam semua aspek kawasan pemikiran dan aktifitas manusia.
Dalam masyarakat barat kata modernisasi mengandung
atri fikiran, aliran, gerakan, dan usaha mengubah paham-paham, adat-istiadat,
isntitusi-institusi lama dan sebagainya agar semuanya itu dapat disesuaikan
dengan pendapat-pendapatdan keadaan-keadaan baru yang di timbulkan ilmu modern.
Dikalangan sarjana muslim sperti Prof.Dr.Harun Nasution yang berpendapat bahwa
modernisasi adalah mencakup fikiran, aliran, grakan dan usaha untuk merubah
paham-paham, adat-istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya untuk
disesuaikan dengan sasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Modernisasi sering dilawankan fundamentalis
(berarti “dasar”) yaitu gerakan dalam agama Krtisten Protestan yang menekankan
kebenaran Bible bukan hanya dalam masyarakat kepercayaan dan moral saja, tetapi
juga sebagai catatan sejarah tertulis kenabian.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern memasuki dunia islam, terutama sesudah pembukaan abad ke-19 M, yang
dalam sejarah islam dipandang sebagai permulaan periode modern. Kontak dengan
Dunia Barat selanjutnya membawa ide-ide baru ke dunia islam seperti
rasionalisme, nasionalisme, demokrasi, dsb. Semua ini menimbulkan
persoalan-persoalan baru dan pemimpin-pemimpin islam pun mulai memikirkan cara
mengatasi persoalan-persoalan baru itu.
Konsep pembaharuan ( modernisasi )telah ada
dalam al-Quran seperti dalam surat adh-Duha ayat 4: “Sesungguhnya yang
kemudian itu lebih baik bagi kamu dari yang dahulu”.
Kemudian lebih tegas Hadist Nabi Muhammad saw. yang
diriwayatkan oeh Abu Daud dan Hakim, dari Abu Hurairah sebagai berikut: “Sesungguhnya
Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijksana akan membangkitkan mujaddin-mujaddin
bagi umat (islam) pada setiap seratus tahun yang akan memperbaharui (jiwa dan
semangat) agama mereka.”
Pembaharuan ( modernisasi ) yang dianjurkan
dalam islam bukanlah westernisasi dalam arti pembaratan dalam cara pikir,
bertingkah laku yang bertentangan dengan ajaran islam, akan tetapi pemikiran
terhadap agama yang harus diperbaharui dan direformir, pemikiran modern yang
menimbulkan reformir dalam agama, dan hal ini tidaklah mungkin timbul dari pola
berpikir yang sempit. Penambahan ilmu pengetahuan, memperluas pandangan
terhadap keseluruhan soal kehidupan dapat melapangkan pikiran dan pemelihara
keortodoksian agama.
Para ahli memiliki peendapat yang beragam tentang
modernisasi namun secara garis besar modernisasi adalah perubahan dari pola
lama ke pola baru dalam tatanan hidup manusia guna mendapatkan suatu kehidupan
yang lebih baik.
2. MUNCULNYA MODERNISASI DALAM ISLAM
Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dalam islam
timbul terutama sebagai hasil kontak yang terjadi antara dunia silam dan barat.
Dengan adanya kotak itu, umat islam abad ke XIX sadar, bahwa mereka telah
mengalami kemuduran diperbandingkan dengan barat.
Sebelum periode modern, kontak antara dunia islam
dengan barat sebenarnya sudah ada terlebih pda saat kerajaan turki usmani yang
mempu yai daerah kekuasaan didaerah erpoa dengan beberapa negara barat,
kerajaan turki usmani mulai memasuki masa kemunduran . oleh karena itu usaha
pembaharuan dipusatkan dalam lapangan militer kerajaan tutki usmani. Bantuan
para ahli dari barat pun didatangkan sperti de rochfort, dari francis. Yang terakhir ini masuk islam dengan
nama humbaraci pasya
Pembaharuan yang di usahakan pemuka-pemuka turki
usmani pada abad XIX dan inilah yang embawa kepada perubahan besar di turki
seorang terpelajar islam memberkan gambaran pada abad itu dan mengatakan betapa
terbelakangnya umat islam ketika it. Terlebih ketika dinegeriislam lain yaitu
mesir kekuatannya dapat dengn cepat dipatahkann oleh napoleon bonaparte
panglima perang dari francis.
Upaya-upaya modrenisasi ( pembaharuan ) sebenarnya
terus menrus dilakukan didunia islam namun dilakukan secara individual bukan
secara institutional spert yang dilakukan oleh jamaludin al-afgon, muhammad
abduh, fajrul rahman, dan lain-lain.
3. PERUBAHAN KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM INDONESIA AKIBAT MODERNISASI
Dari masa kemasa kehidupan masyarakat pasti akan mengalami
perubahan baik itu proses perubahannya secara cepat ataupun secara lambat,
direncanakan atau tidak. Perubahan sosial pada intinya adalah faktor dinamika
manusianya yang kreatif yang anggota masyarakatnya bersikap terbuka, secara
kreatif menciptakan kondisi perubahan terutama dalam bidang ekonomi dan pol
hidup sehari-hari didalam proses perubahan terkadang diselingi konflik, konflik
yang terjadi di kehidupan masyarakat. Kemudian didalam era modern, syarat umum
modernisasi dalam kehidupan masyarakat meliputi : cara berfifkir yang
ilmiah, sistem analisa data atau fakta yang metodik, sistem administrasi yang
efisien, ada iklim yang mendukung perubahan baru, disiplin yang tinggi pada
waktu dan aturan main, inovasi dan modifikasi dalam segala bidang.
a) Perubahan masyarakat Islam Indonesia yang positif
1) Ilmu pengetahuan dalam kehidupan masyarakat semakin mendukung
perkembangan dunia Islam. Masyarakat Islam tidak hanya mengetahui ilmu agam
tetapi juga mengetahui ilmu umum
2) Dengan adanya modernisasi umat Islam mampu mengaplikasikan ajaran
Islam dala konsep ilmu umum.
3) Dengan adanya teknologi sebagai salah satu produk modernisasi,
masyarakat islam Indonesia bisa dengan mudah memperluas dakwahnya lewat media
dan juga memperluas jaringannya.
b) Perubahan masyarakat Islam Indonesia yang negatif
1) Moralitas semakin menurun
2) Ketergantungan terhadap teknologi
3) Lebih mengutamakan duniawi dari pda ukhrowi
4) Hubungan silaturrahni secar face to face manurun
C.
PERAN
AGAMA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM
Agama, terlahir awalnya adalah
berasal dari keyakinan terhadap adanya yang ghaib, yang mempunyai kekuatan
supranatural. Kata agama, berasal dari bahasa sansekerta ”a” yang berarti
”tidak” dan ”gama” yang berarti ”kacau”. Dari dua kata tersebu diartikan bahwa
agama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau.
Fungsi agama adalah sebagai landasan dimana individu itu bertindak atau
melakukan sesuatu dalam kehidupannya. Selain daripada fungsi agama sebagai
landasan dalam tindakan individu agama juga sebagai pengendali di dalam langkah
kehidupan masyarakat, selain itu agama sebagai pemersatu umat manusia karena
adanya persamaan keyakinan.
Peran agama di dalam perkembangan
masyarakat (1) agama sebagia motivtor, agama di sini adalah sebagai penyemangat
seseorang maupun kelompok dalam mencapai cita-citanya di dalam seluruh aspek
kehidupan. (2) agama sebagai creator dan inovator, mendorong semangat untuk
bekerja kreatif dan produktif untuk membangun kehidupan dunia yang lebih baik
dan kehidupan akhirat yang lebih baik pula. (3) agama sebagai integrator, di
sini agama sebagai yang mengintegrasikan dan menyerasikan segenap aktivitas
manusia, baik sebagai orang-seorang maupun sebagai anggota masyarakat. (4)
agama sebagai sublimator, masksudnya adalah agama sebagai mengadukan dan
mengkuduskan segala perbuatan manusia. (5) Agama sebagai sumber inspirasi
budaya bangsa, khususnya Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam Kamus Ilmiah Populer
Globalisasi adalah perubahan secara menyeluruh disegala asek kehidupan. Kata
globalisasi sendiri berasal dari kata global atau globe.Globe berarti
bumi, bumi yang menjadi tempat hunian manusia dan kata global diidentikkan
dengan kata internasional, yaitu hubungan antar bangsa atau antar negara.
kata modern yang dikenal dalam bahasa indonesia jelas
ukan istilah yang yang sebenarnya
melainkan di ekspor atau di ambli dari bahsa asing ( modernnization) yang
berarti “terbaru” atau “mutakhir” . menunjuk pada priaku yang tertentu ( baru )
akan tetapi dalam pengertian yang luas modernisasi salalu saja dikaitkan dengan
perubahan dalam semua aspek kawasan pemikiran dan aktifitas manusia.
B.
SARAN
Untuk menambah wawasan kami mengharapkan saran dari para pembaca maupun
dari Bapak Dosen. Oleh karena itu perlu kiranya baginya memberikan saran
tersebut demi kesempurnaan dari makalah ini.
No comments:
Post a Comment