1

loading...

Monday, October 29, 2018

MAKALAH Keterampilan Menyimak

Makalah  Keterampilan Menyimak  “Suasana Menyimak”

KATA PENGANTAR

          Puji syukur kami  panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Makalah ini berjudul “Suasana Menyimak” diajukan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mengetahui pemahaman mata kuliah Kemahiran Menyimak.Terima kasih kepada segala pihak yang telah mendukung kami dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, akibat dari keterbatasan yang kami miliki sebagai seorang mahasiswa. 
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami  harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Besar harapan kami , semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.







                                                                                                                        Bengkulu,  2018

Penyusun





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
D.    Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A.    Suasana Defensif
a.       Evaluatif
b.      Mengawasi
c.       Strategis
d.      Superior
e.       Netral
f.       Pasti dan tentu
B.     Suasana suportif
a.       Deskripsi
b.      Orientasi
c.       Spontanitas
d.      Empati
e.       Ekualitas
f.       profesionalisme

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpilan
B.     Saran





BAB  I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Suasana dalam menyimak diartikan segala sesuatu yang menyertai peristiwa menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan menyimak. Suasana tersebut sangatlah berpengaruh dan menentukan kefektifan menyimak. Beberapa hal yan pantas diperhatikan, yang termasuk kategori situasi dalam proses menyimak, antara lain:
(1) Ruangan: Ruangan atau tempat berlangsungnya peristiwa menyimak harus menunjang. Ruangan yan menunjang adalah ruangan yang memenuhi persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, penataan tempat duduk pendengar, tempat pembicara, warna ruangan, luas ruangan dan sebagainya.
(2) Waktu: waktu berlangsungnya peristiwa menyimak harus diperhatikan dan diperhitungkan sebaiknya pada saat yang tepat misalnya pagi-pagi, saat-saat pendengar masih segar, rileks, dan sebagainya.
(3) Tenang: Suasana dan lingkungan yang tenang, jauh dari kebisingan, pemandangan yang tidak mengganggu konsentrasi, suasana yang baik antar kelompok pendengar sangat menunjang keefektifan menyimak.
(4) Peralatan: Peralatan yang digunakan dalam peristiwa menyimak haruslah yang mudah dioperasikan, baik produksi suasananya dan berguna dalam melancarkan kegiatan menyimak.
Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik, waktu yang tepat, suasana tenteram, nyaman, dan menyenangkan serta dilengkapi dengan peralatan yang fungsional dapat diharapkan hasilnya yang efektif.
B.     Rumusan masalah
1.      Ada berapa macam suasana menyimak ?
2.      Bagaimana cara meningkatkan suasana menyimak dengan baik ?
3.      Terbagi beberapa sifat Suasana Defensif dan Suasana Suportif ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui berapa jenis suasana menyimak
2.      Agar kita mengetahui cara menyimak yang baik dan benar
3.      Untuk memberikan pengetahuan kepada teman-teman

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Suasana Defentif (bertahan)
Suasana-suasana defentif atau bertahan biasanya di manipulasikan dalam pesan-pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat, antara lain pesan-pesan yang bersifat ; evaluatif,  mengawasi, strategis, netral, superior, pasti dan tentu.
a.       evaluatif: ujaran pembicara yang memancing penilaian dari penyimak.
contoh”saya akan menunjukan kepada anda,apakah anda orang yang pintar atau tidak, orang yang sudah mengerti atau belum, orang yang cukup cerdas atau tidak”
b.      mengawasi:ujaran yang membuat si penyimak mengontrol benar/tidaknya ujaran yang disampaikan.
Contohnya, teman-teman saya
ini adalah orang yang cerdas, berpengalaman luas, baik hati,
jujur, tidak mementingkan
kepentingan pribadi, dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, sehingga sepantasnya anda memilih saya menjadi ketua BEM di universitas ini, karena saya akan berusaha dan pasti bisa memajukan universitas ini”
c.       strategis:ujaran pembicara yang membuat pendengar memasang kuda-kuda/
pertahanan/siasat yg strategis.
Contoh: saudara-saudara sudah
lama saya memikirkan bagaimana caranya agar saudara-saudara semua dapat mengatasi musibah ini dengan cara yang saya lakukan. Sudah tidak ada keraguan lagi cara yang saya lakukan. Oleh sebab itu ikutilah cara yang saya lakukan ini, agar saudara mendapat manfaat dan keuntungan terhindar dari musibah banjir lagi, jangan ragu dan sangsi lagi, yakinlah untuk mengikuti cara saya.
d.      Superior:ujaran pembicara mencerminkan rasa tinggi hati,
merasa lebih unggul dari orang lain dalam segala hal.
Contoh:
kamu harus tau, harus sadar,bahwa kamu tidak ada apa-apanya dibanding aku. Lihat saja aku orang kaya banyak harta sedangkan kamu miskin
tidak punya apa-apa, aku selalu berpakaian mahal dan keren sedangkan baju kamu murah dan jelek, lihat wajahmu yang jelek itu sedangkan wajah saya ganteng luar biasa, terus aku selalu dihormati dan disegani orang sedangkan kamu hina sekali. Apakah kamu tidak sadar akan itu semua? Kau dan aku ini bagai langit dan bumi.

e.       Netral:ujaran pembicara mencirman sifat netral, tidak memihak golongan/pihak tertentu.
Contoh: saudara-saudara saya tidak pernah memperhatikan msalah mereka, karena bagi saya masalah saya sendiri saja sudah cukup jadi tidak perlu lah mengurusi masalah orang lain.

f.       Pasti dan tentu:ujaran pembicara membuat penyimak harus memilih salah satu alasan yang tepat/pasti.
Contoh: kamu harus berikan jawabannya sekarang dengan tegas dan jelas! Kamu pilih aku atau dia? Cepat jawab!

B.     Suasana Menyimak yang bersifat suportif:
Kalau suasana komunikasi defensif  kerap kali di timbulkan oleh pesan-pesan yang mengimplikasikan pengawasan, siasat atau strategi, kenetralan dan kepastian dari pihak pembicara, maka suasana komunikasi suportif atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung.
a.      Deskripsi:ujaran pembicara mendeskripsikan lebih banyak & menginginkan pendengar mengetahui lebih banyak.
Contoh: tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan apalagi yang sudah dicapai sekolah ini: dalam bidang restasi ekskulnya, prestasi belajarnya, sarana-prasarananya, dan bidang ketenagaannya. Saya yakin anda dapat memberikan data-data tersebut, karena anda lebih tahu mengenai hal itu.
b.      Orientasi:ujaran pembicara berorientasi terhadap suatu
permasalahan & meminta
pendengar untuk mengungkapkannya.

Contoh: tadi telah saya kemukakan tentang berbagai kemajuan sekolah ini. Sekarang tolong katakan kepada saya menurut anda masalah apa saja yang ada baik dalam bidang prestasi ekskul, prestasi belajar, sarana-prasarana, dan bidang ketenagaan. Siapa tau masalah
itu bisa dipecahkan bersama,dan yang tidak akan saya usahakan penjelsannya.


c.       Spontanitas :ujaran pembicara bersifat spontanitas/langsung. Hal ini membuat penyimak mudah menangkap isi pembicaraan.
Contoh :
Saudara-saudara dewan guru tadi telah saya kemukakan mengenai kesejahteraan guru.
Sekarang apa yang dapat kita lakukan mengenai kesejahteraan itu, khususnya mengenai kenaikan gaji, pengurangan jam mengajar sesuai kondisi dan keadaan serta masalah pemutusan/perpanjangan kontrak! Mari kita pikirkan bersama hal ini. Karena tanpa dewan guru yang sejahtera mustahil sekolah ini bisa maju.
d.      Empati:ujaran pembicara mencerminkan ketegasan terhadap sesuatu hal.
Contoh : kita tidak mau dihina, dicaci, serta dimaki tanpa alasan yang benar. Kita pasti marah karena ini benar-benar penghinaan besar,dianggap rendah tak bisa apa- apa! Sungguh keji perbuatan mereka itu bukan? Kita tidak mau diperlakukan seperti ini,karena kita makhluk Tuhan yang punya kedudukan sama dihadapanNya.
e.       Ekualitas:ujaran pembicara
mencerminkan persamaan hak antar sesama.
Contoh : saudara-saudara mari kita pikirkan bersama, apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan di sekolah kita ini.
f.       Profesionalisme :ujaran pembicara mencerminkan rasa ketepatan dan kejelasan suatu hal.
Contoh : melihat kemunduran prestasi belajarnya, maka cara yang terbaik adalah dengan memberikannya gratis bayaran sekolah! Masalah prestasinya
jangan kawatir lagi, semester
berikutnya pasti belajar dan
prestasinya akan kembali meningkat.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kegiatan menyimak  merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung yang di maksud dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam  menyimak. Menyimak dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Penyimak yang ideal harus bermotifasi  mempunyai tujuan yang tertentu sehingga untuk menyimak kuat, menyimak secara menyeluruh materi secara utuh dan padu, menghargai pembicara,penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti, sunggu-sungguh, penyimak tidak mudah terganggu, penyimak harus cepat menyesuaikan diri, penyimak harus kenal arah pembicaraan, penyimak harus kontak dengan pembicara, kontak dengan pembicara, merangku,menilai, merespon.
B.     Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.









DAFTAR PUSTAKA




No comments:

Post a Comment