Makalah Keterampilan Menyimak “Suasana Menyimak”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Makalah ini berjudul “Suasana Menyimak”
diajukan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mengetahui pemahaman mata
kuliah Kemahiran Menyimak.Terima kasih kepada segala pihak yang telah
mendukung kami dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna, akibat dari keterbatasan yang
kami miliki sebagai seorang mahasiswa.
Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis
ini. Besar harapan kami , semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat.
Bengkulu, 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
D.
Manfaat
BAB
II PEMBAHASAN
A. Suasana Defensif
a.
Evaluatif
b.
Mengawasi
c.
Strategis
d.
Superior
e.
Netral
f.
Pasti dan tentu
B. Suasana suportif
a.
Deskripsi
b.
Orientasi
c.
Spontanitas
d.
Empati
e.
Ekualitas
f.
profesionalisme
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpilan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suasana dalam menyimak diartikan segala sesuatu yang menyertai peristiwa
menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan menyimak. Suasana tersebut
sangatlah berpengaruh dan menentukan kefektifan menyimak. Beberapa hal yan
pantas diperhatikan, yang termasuk kategori situasi dalam proses menyimak,
antara lain:
(1) Ruangan: Ruangan atau tempat berlangsungnya peristiwa menyimak harus menunjang. Ruangan yan menunjang adalah ruangan yang memenuhi persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, penataan tempat duduk pendengar, tempat pembicara, warna ruangan, luas ruangan dan sebagainya.
(2) Waktu: waktu berlangsungnya peristiwa menyimak harus diperhatikan dan diperhitungkan sebaiknya pada saat yang tepat misalnya pagi-pagi, saat-saat pendengar masih segar, rileks, dan sebagainya.
(3) Tenang: Suasana dan lingkungan yang tenang, jauh dari kebisingan, pemandangan yang tidak mengganggu konsentrasi, suasana yang baik antar kelompok pendengar sangat menunjang keefektifan menyimak.
(4) Peralatan: Peralatan yang digunakan dalam peristiwa menyimak haruslah yang mudah dioperasikan, baik produksi suasananya dan berguna dalam melancarkan kegiatan menyimak.
Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik, waktu yang tepat, suasana tenteram, nyaman, dan menyenangkan serta dilengkapi dengan peralatan yang fungsional dapat diharapkan hasilnya yang efektif.
(1) Ruangan: Ruangan atau tempat berlangsungnya peristiwa menyimak harus menunjang. Ruangan yan menunjang adalah ruangan yang memenuhi persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, penataan tempat duduk pendengar, tempat pembicara, warna ruangan, luas ruangan dan sebagainya.
(2) Waktu: waktu berlangsungnya peristiwa menyimak harus diperhatikan dan diperhitungkan sebaiknya pada saat yang tepat misalnya pagi-pagi, saat-saat pendengar masih segar, rileks, dan sebagainya.
(3) Tenang: Suasana dan lingkungan yang tenang, jauh dari kebisingan, pemandangan yang tidak mengganggu konsentrasi, suasana yang baik antar kelompok pendengar sangat menunjang keefektifan menyimak.
(4) Peralatan: Peralatan yang digunakan dalam peristiwa menyimak haruslah yang mudah dioperasikan, baik produksi suasananya dan berguna dalam melancarkan kegiatan menyimak.
Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik, waktu yang tepat, suasana tenteram, nyaman, dan menyenangkan serta dilengkapi dengan peralatan yang fungsional dapat diharapkan hasilnya yang efektif.
B. Rumusan masalah
1. Ada berapa macam suasana menyimak ?
2. Bagaimana cara meningkatkan suasana
menyimak dengan baik ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui berapa jenis suasana menyimak
2. Agar
kita mengetahui cara menyimak yang baik dan benar
3. Untuk memberikan pengetahuan kepada teman-teman
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Suasana Defentif (bertahan)
Suasana-suasana defentif
atau bertahan biasanya di manipulasikan dalam pesan-pesan lisan yang mengandung
maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat, antara lain pesan-pesan yang
bersifat ; evaluatif, mengawasi, strategis, netral, superior, pasti dan
tentu.
a.
evaluatif: ujaran
pembicara yang memancing penilaian dari penyimak.
contoh”saya akan menunjukan kepada anda,apakah anda orang
yang pintar atau tidak, orang yang sudah mengerti atau belum, orang yang cukup
cerdas atau tidak”
b.
mengawasi:ujaran yang
membuat si penyimak mengontrol benar/tidaknya ujaran yang disampaikan.
Contohnya, teman-teman saya
ini adalah orang yang cerdas, berpengalaman luas, baik hati,
jujur, tidak mementingkan
kepentingan pribadi, dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, sehingga sepantasnya anda memilih saya menjadi ketua BEM di universitas ini, karena saya akan berusaha dan pasti bisa memajukan universitas ini”
ini adalah orang yang cerdas, berpengalaman luas, baik hati,
jujur, tidak mementingkan
kepentingan pribadi, dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, sehingga sepantasnya anda memilih saya menjadi ketua BEM di universitas ini, karena saya akan berusaha dan pasti bisa memajukan universitas ini”
c.
strategis:ujaran
pembicara yang membuat pendengar memasang kuda-kuda/
pertahanan/siasat yg strategis.
pertahanan/siasat yg strategis.
Contoh: saudara-saudara sudah
lama saya memikirkan bagaimana caranya agar saudara-saudara semua dapat
mengatasi musibah ini dengan cara yang saya lakukan. Sudah tidak ada keraguan
lagi cara yang saya lakukan. Oleh sebab itu ikutilah cara yang saya lakukan
ini, agar saudara mendapat manfaat dan keuntungan terhindar dari musibah banjir
lagi, jangan ragu dan sangsi lagi, yakinlah untuk mengikuti cara saya.
d.
Superior:ujaran
pembicara mencerminkan rasa tinggi hati,
merasa lebih unggul dari orang lain dalam segala hal.
merasa lebih unggul dari orang lain dalam segala hal.
Contoh:
kamu harus tau, harus sadar,bahwa kamu tidak ada apa-apanya dibanding aku.
Lihat saja aku orang kaya banyak harta sedangkan kamu miskin
tidak punya apa-apa, aku selalu berpakaian mahal dan keren sedangkan baju kamu
murah dan jelek, lihat wajahmu yang jelek itu sedangkan wajah saya ganteng luar
biasa, terus aku selalu dihormati dan disegani orang sedangkan kamu hina
sekali. Apakah kamu tidak sadar akan itu semua? Kau dan aku ini bagai langit
dan bumi.
e.
Netral:ujaran pembicara mencirman
sifat netral, tidak memihak golongan/pihak tertentu.
Contoh: saudara-saudara saya tidak pernah memperhatikan
msalah mereka, karena bagi saya masalah saya sendiri saja sudah cukup jadi
tidak perlu lah mengurusi masalah orang lain.
f.
Pasti dan tentu:ujaran
pembicara membuat penyimak harus memilih salah satu alasan yang tepat/pasti.
Contoh: kamu harus berikan jawabannya sekarang dengan tegas dan jelas!
Kamu pilih aku atau dia? Cepat jawab!
B. Suasana Menyimak yang
bersifat suportif:
Kalau suasana komunikasi defensif kerap
kali di timbulkan oleh pesan-pesan yang mengimplikasikan pengawasan, siasat
atau strategi, kenetralan dan kepastian dari pihak pembicara, maka suasana
komunikasi suportif atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung.
a.
Deskripsi:ujaran pembicara mendeskripsikan lebih banyak & menginginkan pendengar
mengetahui lebih banyak.
Contoh: tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan apalagi yang sudah
dicapai sekolah ini: dalam bidang restasi ekskulnya, prestasi belajarnya,
sarana-prasarananya, dan bidang ketenagaannya. Saya yakin anda dapat memberikan
data-data tersebut, karena anda lebih tahu mengenai hal itu.
b.
Orientasi:ujaran pembicara berorientasi terhadap suatu
permasalahan & meminta
pendengar untuk mengungkapkannya.
permasalahan & meminta
pendengar untuk mengungkapkannya.
Contoh: tadi telah saya kemukakan tentang berbagai kemajuan sekolah ini. Sekarang
tolong katakan kepada saya menurut anda masalah apa saja yang ada baik dalam
bidang prestasi ekskul, prestasi belajar, sarana-prasarana, dan bidang
ketenagaan. Siapa tau masalah
itu bisa dipecahkan bersama,dan yang tidak akan saya usahakan penjelsannya.
c.
Spontanitas :ujaran pembicara bersifat spontanitas/langsung. Hal ini membuat
penyimak mudah menangkap isi pembicaraan.
Contoh :
Saudara-saudara dewan guru tadi telah saya kemukakan mengenai kesejahteraan
guru.
Sekarang apa yang dapat kita lakukan mengenai kesejahteraan itu, khususnya
mengenai kenaikan gaji, pengurangan jam mengajar sesuai kondisi dan keadaan
serta masalah pemutusan/perpanjangan kontrak! Mari kita pikirkan bersama hal
ini. Karena tanpa dewan guru yang sejahtera mustahil sekolah ini bisa maju.
d.
Empati:ujaran pembicara mencerminkan ketegasan terhadap sesuatu hal.
Contoh : kita tidak mau dihina, dicaci, serta dimaki tanpa alasan yang
benar. Kita pasti marah karena ini benar-benar penghinaan besar,dianggap rendah
tak bisa apa- apa! Sungguh keji perbuatan mereka itu bukan? Kita tidak mau
diperlakukan seperti ini,karena kita makhluk Tuhan yang punya kedudukan sama
dihadapanNya.
e.
Ekualitas:ujaran pembicara
mencerminkan persamaan hak antar sesama.
mencerminkan persamaan hak antar sesama.
Contoh : saudara-saudara mari kita pikirkan bersama, apa yang dapat kita
lakukan untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan di sekolah kita ini.
f.
Profesionalisme :ujaran pembicara mencerminkan rasa ketepatan dan kejelasan suatu
hal.
Contoh : melihat kemunduran prestasi belajarnya, maka cara yang terbaik adalah dengan memberikannya gratis bayaran sekolah! Masalah prestasinya
jangan kawatir lagi, semester
berikutnya pasti belajar dan
prestasinya akan kembali meningkat.
Contoh : melihat kemunduran prestasi belajarnya, maka cara yang terbaik adalah dengan memberikannya gratis bayaran sekolah! Masalah prestasinya
jangan kawatir lagi, semester
berikutnya pasti belajar dan
prestasinya akan kembali meningkat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan
menyimak merupakan kegiatan yang cukup
kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung yang di
maksud dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya
komunikasi dalam menyimak. Menyimak
dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian
terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Penyimak yang ideal harus
bermotifasi mempunyai tujuan yang
tertentu sehingga untuk menyimak kuat, menyimak secara menyeluruh materi secara
utuh dan padu, menghargai pembicara,penyimak yang baik harus selektif, artinya
harus memilih bagian-bagian yang inti, sunggu-sungguh, penyimak tidak mudah
terganggu, penyimak harus cepat menyesuaikan diri, penyimak harus kenal arah
pembicaraan, penyimak harus kontak dengan pembicara, kontak dengan pembicara,
merangku,menilai, merespon.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan
dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment