PERAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemuda
merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita
bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu
bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan
menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan
ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta
berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Peranan pemuda saat ini
dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan
kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan
kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam
menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan,
peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain.
Seandainya saja
pemuda-pemuda zaman dahulu seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain
masih hidup pasti mereka sedih melihat pemuda-pemuda sekarang ini yang lebih
mementingkan kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi harapan mereka
melanjutkan perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme.
Masa depan bangsa ada
di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi pembangunan
dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme
tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam
mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan
segar.
Yang paling penting
nasib bangsa Indonesia baik buruknya ke depan itu akan sangat bergantung pada
generasi penerusnya yaitu generasi muda. Oleh sebab itu saya mengangkat tema
dalam makalah ini yaitu bagaimana peran pemuda-pemudi dalam pembangunan
bangsa indonesia?.
B.
Rumusan Masalah
Masalah
Yang Akan Dibahas Dalam Makalah Ini Adalah:
1. Apa Pengertian Pembangunan Bangsa
Indonesia.
2. Apa Saja Pokok-Pokok Pikiran Pembangunan
Bangsa Indonesia.
3. Apa Peran Pemuda-Pemudi Dalam
Pembangunan Bangsa Indonesia.
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pembangunan
bangsa indonesia.
2. Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran
pembangunan bangsa indonesia.
3. Untuk mengetahui peran pemuda-pemudi dalam
pembangunan bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA
Dibawah ini pengertian Pembangunan
Menurut Para ahli yaitu:
1. Siagian (1994) memberikan pengertian
tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation
building)”.
2. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita
(1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses
perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana”.
3. Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa
pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial
dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang
diinginkan.
Transformasi dalam struktur
ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi
yang cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap
pendapatan nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan
menjadi semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan
industrialisasi dan modernisasi ekonomi.
Transformasi sosial dapat dilihat
melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap
sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air
bersih,fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan
politik.
Sedangkan transformasi budaya
sering dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya semangat kebangsaan dan
nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat,
seperti perubahan dan spiritualisme ke materialisme/sekularisme. Pergeseran
dari penilaian yang tinggi kepada penguasaan materi, dari kelembagaan
tradisional menjadi organisasi modern dan rasional.
Dengan semakin meningkatnya
kompleksitas kehidupan masyarakat yang menyangkut berbagai aspek, pemikiran
tentang modernisasi pun tidak lagi hanya mencakup bidang ekonomi dan industri,
melainkan telah merambah ke seluruh aspek yang dapat mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, modernisasi diartikan sebagai proses
trasformasi dan perubahan dalam masyarakat yang meliputi segala aspeknya, baik
ekonomi, industri, sosial, budaya, dan sebagainya.
Oleh karena dalam proses
modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang mengarah pada perbaikan,
para ahli manajemen pembangunan menganggapnya sebagai suatu proses pembangunan
di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan tradisional menjadi modern,
yang pada awal mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern,
menggantikan alat-alat yang tradisional.
B.
POKOK-POKOK PIKIRAN PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA
Pencapaian pembangunan bangsa
indonesia sebagai bijakan tujuan nasional yang disepakati bersama
didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut :
1. Manusia Berbudaya
Manusia adalah mahluk Tuhan yang
pertama-tama berusaha menjaga, mempertahankan eksistensi dan kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dari
yang paling pokok sampai yang paling mutakhir baik yang
bersifat materi maupun kejiwaan.
Manusia dikatakan mahluk Tuhan yang
sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal dan berbagai
ketrampilan, senantiasa berjuang. Untuk keperluan itu maka manusia hidup
berkelompok (homo socius) dan menghuni suatu wilayah tertentu yang dibinanya
dengan kemampuan dan kekuasaannya (zoon politicon).
Oleh karena itu, manusia berbudaya
senantiasa selalu mengadakan hubungan-hubungan sebagai berikut :
a. Manusia dengan Tuhan dinamakan
Agama/Kepercayaan
b. Manusia dengan cita-cita dinamakan
Ideologi
c. Manusia dengan kekuatan/kekuasaan
dinamakan Politik
d. Manusia dengan pemenuhan kebutuhan
dinamakan Ekonomi
e. Manusia dengan penguasaan/pemanfaatan
alam dinamakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
f. Manusia dengan manusia dinamakan Sosial
g. Manusia dengan rasa Keindahan dinamakan
Seni/Budaya
h. Manusia dengan rasa aman dinamakan
Pertahanan dan Keamanan
Dari uraian tersebut di atas
diperoleh suatu kesimpulan bahwa manusia
bermasyarakat untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya yaitu
kesejahteraan, keselamatan dan keamanan. Ketiga hal itu adalah hakekat dari
ketahanan nasional yang mencakup dan meliputi kehidupan nasional yaitu aspek
alamiah dan aspek sosial/kemasyarakatan sebagai berikut :
1) Aspek alamiah adalah :
a. Posisi dan lokasi geografi negara
b. Keadaan dan kekayaan alam
c. Keadaan dan kemampuan penduduk
2) Aspek sosial/kemasyarakatan adalah :
a. Ideologi
b. Politik
c. Sosial
d. Budaya
e. Pertahanan dan Keamanan.
Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut
dengan istilah Trigatra, sedangkan aspek sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis
disebut juga dengan istilah Pancagatra. Kedua aspek itu biasanya
disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan timbal balik
antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan(korelasi)
dan ketergantungan (interdependensi)
2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai paradigma
pembangunan, artinya pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan
kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil pembangunan
nasional. Misalnya
a. Pembangunan tidak boleh
bersifat pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya mementingkan
tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis.
b. Pembangunan tidak boleh bersifat
ideologis, yaitu secara mutlak melayani Ideologi tertentu dan mengabaikan
manusia nyata.
c. Pembangunan harus menghormati HAM, yaitu
pembangunan tidak boleh mengorbankan manusia nyata melainkan menghormati harkat
dan martabat bangsa.
d. Pembangunan dilaksanakan secara
demokratis, artinya melibatkan masyarakat sebagai tujuan pembangunan dalam
pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan mereka.
e. Pembangunan diperioritaskan pada
penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu mengutamakan mereka yang paling
lemah untuk menghapuskan kemiskinan struktural. Kemiskinan struktural,
adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat malasnya individu atau warga Negara,
melainkan diakibatkan dengan adanya struktur-struktur sosial yang tidak adil.
3. Makna Pembangunan Nasional.
Adalah rangkaian upaya pembangunan
yang berkesinambungan yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya,
dan Hankam untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam aline IV
Pembukaan UUD 1945.
4. Hakekat Pembangunan Nasional
Adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia pada
umumnya. Wujud manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia Indonesia
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil, berbudi luhur,
berakhlak mulia, desiplin, sehat jasmani dan rohani, bertanggung jawab, dan
mampu membangun diri dalam rangka membangun bangsanya.
5. Tujuan Pembangunan Nasional
Untuk mencapai tujuan nasional
sebagaimana yang termaktub dalam alinea ke empat pembukaan UUD 1945 dalam
rangka mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahir dan
batin berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan RI dan
lingkup pergaulan internasional yang merdeka dan berdaulat.
Catatan
:
Tujuan
nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah :
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan, kemerdekaan
5) perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
C.
PERAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA
1. Peran Pemuda dan Urgensi Keberadaan
Pemuda
Dalam kosakata bahasa Indonesia,
pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda yang memiliki
terminologi beragam. Untuk menyebut pemuda, digunakan istilah young human
resources sebagai salah satu sumber pembangunan. Mereka adalah generasi yang
ditempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif
dengan kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat
maju dan berdiri dalam keterlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif
lainnya guna penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
Meskipun tidak pula dipungkiri
bahwa pemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih memerlukan
bantuan, dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan
efektif ke tingkat yang optimal untuk dapat bersikap mandiri dan melibatkan
secara fungsional
. Dalam
pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status yang sama
dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua
sebagai ‘generasi yang berlalu’ (passsing generation) berkewajiban membimbing
generasi muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk
memikul tanggung jawabnya yang semakin kompleks.
Di pihak lain, generasi muda yang
penuh dinamika, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin
melemah, di samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini,
generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunya penyelamat
masyarakat dan negara.
Pemuda sering tampil sebagai
kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda
jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam
pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan
logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.
Angkatan 1908 mendapat inspirasi
dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-bangsa Asia) akibat kemenangan Jepang
terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh kesadaran sebagai
bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda berikrar
untuk mengakui satu bangsa Indonesia.
Angkatan 1945 menjadi angkatan yang
mendorong lahirnya negara baru bernama Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945. Angkatan 1966 melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional
yang dipicu oleh pemberontakan PKI.
Angkatan 1966 juga dianggap sebagai
penyelamat atas keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Angkatan 1974
menjadi angkatan yang mengoreksi kebijakan pemerintah Orde Baru hingga Angkatan
1998 sebagai pendobrak otokrasi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto. Lewat
gerakan Reformasi, kembali peran pemuda diharapkan muncul sebagai ‘penyelamat
krisis negara
Melihat peran pemuda tersebut,
posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa adalah sangat urgen. Krisis
ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum berakhir. Pemuda yang
menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk tampil, meski
tantangan yang dihadapi selalu berbeda.
2. Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa
Indonesia
Pemuda merupakan
penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita
bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu
bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan
menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan
ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta
berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Pemuda tidak
selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya
yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa
dibutuhkan pola pikir terbaru, muda Dan segar. Perkembangan pemikiran pemuda
Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan
berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam)
periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928,
Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (orde baru).
Periode awal
yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi
Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode
ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikirn pemikiran Barat yang sedang
booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme,
Marxisme, Liberalisme, dll.
Pengaruh
pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi
dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta
model gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam
sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan
radikal.
Salah
satu gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun
1926. Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara
1925-1926. Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga
menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya
sebagai pegangan (ideologi).
Periode
berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan
Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu,
satu tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia.
Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada
masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang
Indonesia.
Sebagai penerus tongkat
estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita wajib
meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno
baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki
pola pikir baru, kreatif dan segar.
3. Sikap Pemuda Terhadap Persoalan Bangsa
Potensi yang dimiliki oleh generasi
muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan memberikan kontribusi dalam
mengatasi persoalan bangsa. Persoalan bangsa, bahkan menuju pada makin
memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan semangat bangsa.Berbagai gejala sosial
dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendi-sendi kehidupan
masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial,memudarnya etika,lemahnya penghargaan
nilai-nilai.
Kedudukan dan jabatan bukan lagi
sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman, mahalnya
menegakan keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita harus selesaikan.Hal
ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas, karena
bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan
harus dituntaskan secara simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu,
rekonstruksi nilai-nilai dasar bangsa ke depan perlu beberapa langkah strategis
dalam mengatasi persoalan bangsa ;
a. Komitmen untuk meningkatkan kemandirian
martabat bangsa.Kemandirian dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia adalah
terpompanya harga diri bangsa. Seluruh aktivitas pembangunan sejauh mungkin
dijalankan berdasar kemampuan sendiri, misalnya dengan menegakkan semangat
berdikari.
b. Harmonisasi kehidupan sosial dan
meningkatkan ekspektasi masyarakat sehingga berkembang mutual social trust yang
berawal dari komitmen seluruh komponen bangsa. Pelaksanaan hukum, sebagai
benteng formal untuk mengatasi korupsi, tidak boleh dipaksa tunduk pada kemauan
pribadi pucuk pimpinan negara.
c. Penyelenggara negara dan segenap elemen
bangsa harus terjalin dalam satu kesatuan jiwa Kata kucinya adalah segera
terwujudnya sistem kepemimpinan nasional yang kuat dan berwibawa di mata rakyat
yang memiliki integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil), adanya kejelasan
visi (ke depan) pemimpin yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu
memberi inspirasi (inspiring) dan mengarahkan (directing) semangat rakyat
secara kolektif, memiliki semangat jihad, komunikatif terhadap rakyat, mampu
membangkitkan semangat solidaritas (solidarity maker) atau conflict resolutor.
Dan untuk pemuda, mereka harus mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang
merepresentasikan aspirasi, sensitivitas dan integritas para generasi muda
terhadap gejala ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
4. Strategi Pemuda Untuk Memujudkan
Wawasan
Kebangsaan
Strategi yang perlu dilakukan untuk
mewujudkan pemuda Indonesia yang berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil,
kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia adalah :
1) Generasi muda yang harus
terencana,menyeluruh,terpadu,terarah bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh
kembangnya wawasan generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan
generasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan ini merupakan pemerataan
serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakan rangkaian yang berkelanjutan.
2) pemberdayaan generasi muda
merupakan program pembangunan yang bersifat lintas bidang dan lintas sektoral,
harus dikoordinasikan sedini mungkin dari perumusan kebijaksanaan,
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasanserta
melibatkan peran serta masyarakat.
3) menempatkan posisi generasi muda lebih
sebagai subjek dibanding sebagai objek dan pada tingkat tertentu
diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif, produktif
dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif.
Dalam
pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban yang
merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa.
Proses gradual ini secara sosiologis meru¬pakan proses sosialisasi (penanaman) nilai
dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat
dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun.
Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam rangka
memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang dewasa
Sehingga
ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun), diharapkan
mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu menerapkannya dalam
lingkungannya. Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak
kematangan sebuah generasi.Pemuda dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas
untuk mencapai kemandirian. Pertama, harus diciptakan iklim yang kondusif agar
para generasi muda dapat mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat
yang dimilikinya.
Dengan
pernyataan ini maka berarti kita memiliki pandangan yang positif dan optimis
tentang para generasi muda, yaitu bahwa setiap generasi muda memiliki potensi,
bakat, dan minat masing-masing.Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan
suatu strategi kebudayaan, bukan strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan
berarti kita harus menempatkan generasi muda bukan lagi sebagai obyek,
melainkan sebagai subyek. Para generasi muda harus diberikan otoritas untuk
melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih berdaya dan
diberdayakan.
Ketiga,
memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk
mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos
kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk menyeragamkan
mereka dalam suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru
menumbuhkan semangat berkompetisi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemuda
adalah agen perubahan, baik buruknya bangsa indonesia itu tergantung dengan
generasi penerusnya. Apabila generasi muda Indonesia memiliki mental, edukatif,
inovatif, dan religius seperti motto FKIP UNILA insyaallah Indonesia dipimpin
generasi yang terdidik, inovatif dan berketuhanan dan dapat tercapai keinginan
bangsa indonesia pada tahun 2020 menjadi negara maju.
B.
Saran
Jadilah pemuda yang berguna untuk diri
sendiri, orang tua, orang lain, dan negara NKRI. Dimulai dari hal kecil kita
jadikan bangsa indonesia menjadi negara maju.
DAFTAR
PUSTAKA
http://afandiandri.blogspot.co.id/2013/10/peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional.html
No comments:
Post a Comment